Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Studi ini memberikan pemahaman mengenai tujuan relasi antarpribadi
mahasiswa/i pengguna Tinder dalam menggunakan Tinder. Penelitian ini juga
memberikan pemahaman mengenai bagaimana mahasiswa/i pengguna Tinder
menggunakan aplikasi ini dan sejauh mana mereka mengembangkan hubungan
dengan match yang ditemukan. Penelitian dikembangkan dengan pendekatan
kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengguna Tinder yang diteliti memiliki tujuan relasi,
penggunaan dan pengembangan hubungan dengan match yang bervariasi. Temuan
penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor internal maupun
eksternal, yang mampu membentuk penggunaan Tinder dan pengembangan
hubungan pengguna Tinder dengan match yang ditemukan., This study provides an understanding of the college students’ various
interpersonal relational goals of using Tinder. This study provides insights on how
college students use Tinder and how far they develop their relationship with a
match. The study was developed with a qualitative approach with in-depth
interviews as data collection technique. The results showed that college students
that use Tinder have varied relational goals, usage and relationship development
level. The study also indicates that there are several internal and external factors,
that are able to establish the use of Tinder and the relationship development with
match amongst college students’ users.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Riski Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai dalam sebuah instansi pemerintah. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh secara tidak langsung budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja jika dikaitkan dengan faktor usia.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan bahwa secara langsung budaya komunikasi dalam sebuah instansi pemerintah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai. Sementara itu, secara tidak langsung, budaya komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning. Sama halnya dengan pengaruh budaya komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning.

This study aims to examine how much influence the communication culture on work motivation and productivity of employees working in a government agency. In addition, this study also aims to examine the effect of indirect culture communication on work motivation and productivity in relation to the age factor.
The results obtained from this study showed that direct communication culture within a government agency have a significant influence on work motivation and employee productivity. Meanwhile, indirectly, the communication culture significantly influence employee motivation with age as a variable interverning. Similarly, the influence of communication culture on employee productivity with age as a variable interverning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adenita Yusminovita
"Internet merupakan media komunikasi elektronik yang menghubungkan seseorang ke pusat informasi di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan telepon. lnternet telah berkembang di dunia dalam 25 tahun terakhir, sedangkan di Indonesia baru mengenal internet tahun 1995. Salah satu fasilitas yang tersedia dalam Internet adalah ruangan komunikasi atau chat room (IRC atau Internet Relay Chat) yang di dalamnya banyak orang di seluruh pelosok dunia dapat melakukan komunikasi interaktif jarak jauh, tanpa bertatap muka dan dalam waktu bersamaan. Dengan demikian IRC merupakan media komunikasi antara individual dengan individual atau kelompok lain tanpa ada hambatan fisik seseorang, tempat dan waktu.
Berdasarkan teori dan konsep ilmu komunikasi maka timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya wujud IRC sebagai media komunikasi? Bagaimana bentuk interaksi komunikasi yang terjadi dan apa yang dikomunikasikan? Studi ini bertujuan untuk menggambarkan IRC secara keseluruhan mulai dari teknologi, keberadaan komunitas virtual sampai pada bagaimana berlangsung interaksi antar individu dengan menggunakan simbol-simbol khusus. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan pengamatan mendalam pada beberapa responden terpilih dan peneliti turut serta berkomunikasi secara langsung dalam chat room. Pengumpulan data dilakukan dari Januari 2000 sampai Januari 2001.
Studi ini menganggap komunikasi antar pribadi dapat berperan untuk menjelaskan interaksi antar chatter sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mereka untuk berkomunikasi melalui IRC. Pengembangan interaksi antar chatter melalui beberapa tahap seperti apa yang telah dikemukakan oleh Ruben (1992) sedangkan proses sampai menjadi lebih intim dengan menggunakan tahap yang dikemukakan oleh Julia T.Wood (1982). Pendekatan Symbolic Interacsionis juga digunakan dalam studi ini untuk melihat simbol-simbol yang digunakan oleh chatter dalam berkomunikasi selama berada dalam chat room.
Hasil studi memperlihatkan bahwa IRC merupakan sebuah komunitas virtual yang anggotanya adalah semua chatter yang berada dalam sebuah room. Interaksi yang terjadi antar chatter menggunakan simbol-simbol berupa singkatan, emoticons dan bahasa teknis IRC yang hanya dimengerti oleh chatter atau orang yang sedang mempelajarinya. Dalam interaksi tersebut juga terbentuk suatu hubungan pribadi antar chatter berupa hubungan persahabatan atau kekasih. Hubungan ini akan mengalami kemunduran atau kemajuan tergantung dari keputusan dan perjanjian yang diambil masing-masing chatter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Primalisanti Devi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pembentukan pemahaman bersama dalam proses komunikasi
interpersonal bemedia Smartphone dengan keterlibatan emoticon di dalam
pertukaran pesannya. Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan stiker
yang terdapat pada Instant Messenger Application, Line. Penelitian ini adalah
studi Kualitatif dengan paradigma Konstruktivionisme dan menggunakan in-depth
interview sebagai metode pengambilan datanya. Penggunaan Teori Coordinated
Management of Meaning dalam penelitian ini menunjukan hasil bahwa memaknai
suatu simbol emosi tidak dapat dimaknai secara berdiri sendiri, konteks
pemakaian simbol emosi yang melingkupinya memiliki kontribusi dalam proses
pemaknaan pesan secara keseluruhan.

ABSTRAK
This thesis discuss about building common understanding in interpersonal
communication using Smartphone media with emoticon involvement on its
message exchange. This study is focusing on sticker usage in Line, a Smartphonebased
Instant Messenger Application. This is a qualitative study with based on
constructivism paradigm and using in-depth interview as a method of data
collection. Using The Coordinated Management of Meaning Theory, the results in
this research shows that interpreting emoticon symbol can not be interpreted as a
stand-alone context, the context of emoticon symbol usage that surrounds it also
has a contribution in interpreting the whole message."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Zukifli Indra Atmaja
"Tesis ini meneliti pengaruh kualitas layanan yang diberikan oleh lembaga birokrasi/organisasi pemerintah terhadap kepuasan yang didapat pengguna jasa layanannya. Di dalam tesis ini dibahas mengenai bagaimana komunikasi organisasi dan komunikasi interpersonal yang tercakup dalam kelima variabel kualitas layanan, yaitu Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Tangibles (bukti langsung) dan Empathy (perhatian), mempengaruhi kepuasan pengguna jasa layanan.
Objek penelitian ini adalah Direktorat Belmawa yang merupakan salah satu unit Direktorat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang salah satu tugasnya adalah untuk menyetarakan ijazah lulusan perguruan tinggi luar negeri. Responden penelitian adalah 340 orang yang diambil sebagai sampel dari 15.000 lebih lulusan perguruan tinggi luar negeri yang telah menyelesaikan masa studinya dan menyetarakan ijazahnya di Direktorat Belmawa saat ini.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian eksplanatori korelasional yang dilakukan dengan dukungan penelitian survai. Proses perhitungan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPPS versi 20.0.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, dari kelima variabel kualitas layanan, responden memberikan kepercayaan paling besar kepada dimensi Reliability/Kehandalan. Sementara itu, responden memberikan tingkat kepuasan paling tinggi akan layanan yang diberikan oleh Direktorat Belmawa dari sisi variabel waktu. Hubungan antara masing-masing variabel dimensi kualitas layanan dengan kepuasan berada pada tingkat cukup kuat, dan berlangsung secara searah/positif.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel kualitas layanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan pengguna jasa layanan organisasi pemerintah berada pada tingkat cukup kuat. Sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kualitas layanan yang diberikan.

This thesis examines the effect of the quality of services provided by the bureaucratic institution/governmental organizations to the satisfaction of the user acquired its services. In this thesis discussed how organizational communication and interpersonal communication are included in the five variables of service quality, namely Reliability, Responsiveness, Assurance, Tangibles, and Empathy, affect satisfaction service users.
Object of this study is Belmawa Directorate, which is one unit of the Directorate of the Directorate General of Higher Education where one of its jobs is to equalize higher education certificate graduates from abroad. The respondents were 340 people which is taken from more than 15.000 graduates of foreign universities who have completed their study and equalizes the number of certificate in Directorate Belmawa.
Research method used explanatory correlational research conducted with the support of survey research. Calculation process using multiple regression analysis with the help of software SPPS version 20.0.
The result showed that, from the five variables of service quality, most of the respondents gave credence to the variable of Reliability. Meanwhile, respondents gave the highest satisfaction level of service offered by the Directorate Belmawa to the variable of time. The correlation between each variables of service quality with satisfaction show at the level strong enough, and takes place in the same direction/positive.
Conclusion of the study indicates that service quality variables jointly influence the satisfaction of governmental organization service users are at the level strong enough. While the remaining are influenced by other factors outsides the quality of services provided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self). Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chicester: John Wiley & Sons, 2000
153.6 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Setyorini
"Komunikasi yang terjadi pada pertemuan fisik, sangat menentukan makna dalam Komunikasi Interpersonal. Namun pertemuan fisik yang diharapkan dapat meningkatkan intensitas komunikasi untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh keunikan masing-masing pasangan, sering terabaikan karena kurangnya waktu yang ada akibat kesibukan bekerja masing-masing individu. Pada pasangan muda, hal ini bukan merupakan hambatan yang benar-benar tidak dapat dicari solusinya. Dengan menggunakan layanan SMS, mereka dapat melakukan komunikasi tanpa batas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penarikan sampel menggunakan teknik Snowball dengan menentukan tiga responden utama. Teknik ini memanfaatkan informasi responden yang sebelumnya peneliti temukan. Dengan informasi dari merekalah peneliti dapat menemukan responder-responden baru yang memenuhi karakteristik responden yang sesuai dengan penelitian ini. Pencarian responden akan dihentikan apabila terjadi pengulangan informasi sehingga tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring dan tidak menghasilkan nama responden yang sesuai.
Penggunaan saluran dan peralatan komunikasi yang menggunakan gelombang udara dan cahaya dapat dikategorikan saluran komunikasi yang bersifat personal. Sehingga telepon, fax dan telex dapat dikategorikan sebagai saluran komunikasi interpersonal.
Walaupun SMS dapat digunakan untuk mengurangi pengeluaran pas biaya komunikasi, fasilitas ini bukan merupakan saluran komunikasi yang sering digunakan oleh pasangan suami istri. Pesan yang disampaikan dalam layanan ini hanya berupa informasi yang tidak membutuhkan jawaban, pesan yang berhubungan dengan angka, dan pesan singakt yang bertujuan memelihara hubungan yang terjadi. Begitu juga jika dikaitkan dengan keterbukaan yang terjadi. Pasangan suami istri lebih menyukai komunikasi secara tatap muka maupun menggunakan komunikasi langsung, bukan menggunakan SMS untuk mengungkapkan sesuatu yang dimaksud walaupun hal tersebut berpotensi untuk terjadi konflik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizanna Rosemary
"Studi mengenai reduksi ketidakpastian dengan subjek pasangan warga Aceh dan non-Aceh ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mencoba menganalisa bagaimana suatu interaksi awal terjadi dalam konteks komunikasi antarpribadi. Sampel penelitian ini terdiri atas tujuh (7) pasang informan yang berada dan menetap di Jakarta, yang terbagi atas tiga (3) pasangan sahabat, dua (2) pasangan kekasih dan dua (2) pasangan suami-isteri yang masing-masing berlatar belakang kultur Aceh dan non-Aceh (Betawi, Sunda dan Jawa). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observasi) serta wawancara mendalam (depth interview) terhadap masing-masing informan dengan tempat dan waktu lokasi wawancara yang berbeda-beda.
Melalui Teori Reduksi Ketidakpastian dari Charles R. Berger, telihat bahwa, interaksi awal yang terjadi antar individu yang berbeda latarbelakang kultural berlangsung tanpa adanya rintangan yang berarti bahkan secara mulus meningkat kepada hubungan yang lebih akrab, baik itu dalam bentuk hubungan suami-isteri, kekasih maupun hubungan persahabatan. Rintangan akan muncul, manakala individu yang bersangkutan berhadapan dengan kelompok yang diwarnai dengan berbagai stereotip sosial oleh kelompok yang satu terhadap yang lain secara timbal balik. Dalam kasus penelitian ini, penolakan secara kultural dialami oleh warga Aceh dari pihak lain, dan bukan oleh pasangannya.
Motivasi dan tujuan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak serta pengalaman dan perasaan yang sama sebagai 'pendatang' di Ibukota Jakarta, menjadikan masing-masing pasangan informan yang berbeda latar belakang kultur dengan tingkat pendidikan dan status sosial-ekonomi yang relatif sama, mampu beradaptasi secara cepat dengan kultur yang berbeda. Sehingga hubungan mereka yang pada saat interaksi awal sama sekali belum saling mengenal, dapat berlanjut menjadi hubungan yang lebih akrab. Dengan kata lain telah tercipta ekskalasi hubungan yang relatif lebih tinggi (dekat / intim). Hal ini sesuai dengan Teori Reduksi Ketidakpastian yang telah mengalami perluasan atau revisi, yaitu dimana teori ini tidak hanya mencakup hubungan pada interaksi awal saja, namun juga hubungan pada tingkat yang lebih lanjut (Berger, 1975; Berger & Bradac, 1982; Gudykunst, Yang & Nishida, 1985, Parks & Adelman, 1983).
Berbagai strategi dilakukan oleh masing-masing individu dalam rangka mencari informasi mengenai pasangannya, seperti strategi pasif, aktif dan interaktif. Strategi interaktif dengan teknik self disclosure (pengungkapan diri) lebih banyak diterapkan dalam pencarian informasi mengenai pasangannya, dibandingkan dengan strategi aktif dengan melibatkan pihak ketiga. Strategi aktif ternyata tidak digunakan, mengingat masing-masing pihak lebih memprioritaskan faktor 'kepercayaan' terhadap pasangannya masing-masing dibanding 'kepercayaan' terhadap pihak ketiga sebagai sumber informasi.
Terkait dengan kondisi konflik di Aceh terutama semenjak diberlakukannya Darurat Militer di Aceh Juni 2003 lalu, ternyata sama sekali tidak mempengaruhi hubungan yang telah terjalin antara masing-masing pasangan selama ini. Toleransi dan kepercayaan yang besar terhadap pasangannya, menjadi alasan utama untuk menghindari 'isu politik' dalam komunikasi antarpribadi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wiradharma
"Proses belajar mengajar di kelas internasional dilaksanakan melalui komunikasi dan dituntut pula memiliki keterampilan berbahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional di SMA negeri eks-RSBI Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berangkat dari paradigma positivistik berciri hypotetico deductive dengan pendekatan kuantitatif yang ini termasuk dalam penelitian eksplanatif.
Berdasarkan manfaat, penelitian ini merupakan penelitian terapan secara cross sectional dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa survei dengan tipe mail and self-administered questionnaries. Populasi penelitian adalah siswa kelas internasional SMA negeri eks-RSBI di Provinsi DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain sampel probabilita dengan metode multistage sampling. Sementara itu, metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor dengan pengukuran validitas melalui nilai MSA dan pengukuran reliabilitas melalui nilai Alpha Cronbach, sedangkan metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kompetensi berbahasa inggris, terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja siswa, terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi berbahasa Inggris dengan kinerja siswa, dan terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional. Dengan demikian, beberapa faktor yang memengaruhi kinerja siswa kelas internasional adalah komunikasi interpersonal (antarteman) dan penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas internasional.

Learning and teaching activity in international program is conducted through communication and therefore it is required to have foreign language competence, mainly English. The research aims at discovering how is the relation between interpersonal communication and English Language Proficiency toward the student's performance in international program in ex-RSBI-Senior High School. This research is conducted based on the positivistic paradigm with hypotetico deductive, employs quantitative approach which belongs to the explanative research.
Regarding the purpose of the research, this research can be categorized as cross sectional applied research by employing survey with mail and self administered questionnaries as the collecting data method. The research population is the student of international program in ex-RSBI-Senior High School in Jakarta Province. To generate the sample, the research employs probalility sample design with multistage sampling method. In addition, the research employs the factor analysis as the measurement method with MSA value to ensure the validity and Alpha Cronbach value to ensure the reliability. Lastly, the regresion analysis is used as the analysis method.
In accordance with the purpose of the research, this research discovers the significant relation between interpersonal communication and english language proficiency, significant relation between interpersonal communication and student's performance, significant relation between english language proficiency and the student's performance, and significant relation between interpersonal commuication and english language proficiency toward the student's performance. In conclusion, several factors which influence the student's performance in international program are interpersonal communication and english as the introduction language in international program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>