Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isti Nurul Shofyah
"Suatu sistem tenaga listrik tidak bisa lepas dari berbagai macam gangguan listrik yang dapat mengganggu kualitas dan kontinuitas pelayanan pasokan listrik. Salah satu gangguan penyulang yang paling banyak menyebabkan terjadinya pemadaman listrik tak terencana di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota adalah gangguan layang-layang. Pada tahun 2012 sebesar 36% pemadaman yang disebabkan gangguan penyulang terjadi karena layang-layang, dan meningkat menjadi 52% pada tahun 2013. Gangguan layang-layang ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 2 fasa ke tanah, ataupun 1 fasa ke tanah. Bahkan, dapat merusak dan membuat penghantar SUTM putus.
Dampak dari gangguan penyulang oleh layang-layang ini berbahaya bagi manusia, baik pemain layang-layang itu sendiri maupun masyarakat yang berada di sekitar jaringan PLN yang mengalami gangguan karena dapat terkena sengatan listrik. Selain itu, terhentinya pasokan listrik membuat pihak PLN merasakan kerugian yang cukup besar dan membuat keandalan sistem (SAIFI dan SAIDI) menurun. Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dilakukan analisis terhadap gangguan penyulang oleh layang-layang di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota agar dapat ditentukan strategi untuk menekan frekuensi terjadinya gangguan tersebut.

An electric power system can not be separated from a variety of electric fault that can interfere the quality and continuity of electricity supply services. One of the most feeders fault that causing unplanned power outages in PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota is the kites disruption. In 2012, 36% outage caused by feeder faults occured because the kites disruption, and increased to 52% in 2013. Kite disruption can lead to 3 phase, 2-phase, 2-phase to ground, or 1 phase to ground short circuit. In fact, it can destroy and create SUTM broken conductor.
The impact of feeders faults due to kites is harmful to humans, both the kites players itself and the people who are around the grid which is harmed can get an electrical shock. In addition, the interruption of electricity supply makes PLN get some substantial losses and make the system reliability (SAIFI and SAIDI) decreases. Therefore, in this thesis will carried out an analysis of the feeders fault due to kites in PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota to determined some strategies to suppress the occurrence frequency of that fault.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Sadikin
"Proteksi adalah pengaman pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi tenaga listrik dan generator listrik dipergunakan untuk mengamankan sistem tenaga listrik dari gangguan listrik atau beban lebih dengan cara memisahkan bagian sistem tenaga listrik yang terganggu dengan sistem tenaga listrik yang tidak terganggu sehingga sistem kelistrikan yang tidak terganggu dapat terus bekerja. Kegagalan sistem proteksi pada gardu KG02 dan KG180 di PT PLN (Persero) UP3 Tanjung Priok saat terjadi arus gangguan hubung singkat phasa-phasa disisi konsumen mengakibatkan PMT (Pemutus Tenaga) Penyulang trip. Hal ini mengakibatkan pemadaman meluas yang berdampak buruknya citra PT PLN (Persero) UP3 Tanjung Priok terhadap kehandalan jaringan. Untuk mengetahui penyebab kegagalan sistem proteksi dilakukan pengecekan CT (Current Transformer) terhadap kedua gardu. Pada gardu KG02 kontrak daya 345 kVA, CT yang terpasang dengan ratio 10/5 dan class 5P10 dengan arus gangguan 2861 A. Pada gardu KG180, CT yang terpasang dengan ratio 100/5 dangan class 5P10 dengan arus gangguan 6547 A. Dari hasil data kedua gardu diatas, kegagalan sistem proteksi terjadi pada Transformator Arus yang jenuh saat dialiri arus gangguan melebihi 2861 A dan 6547 A. Untuk mengatasi kegagalan proteksi pada kedua gardu diatas dibutuhkan penambahan CT Ring 800/5 dengan class 5P20 dengan hasil pengujian tersebut dapat menjadi acuan untuk perbaikan sistem proteksi sehingga kegagalan serupa tidak terulang kembali.

Protection is a safeguard in the electric power system installed in the electric power distribution system, power transformers, electric power transmission, and electric generators used to protect the electric power system from electrical disturbances or overloads by separating the disturbed part of the electric power system from the existing electric power system. Not disturbed so that the uninterruptedelectrical system can continue to work. Failure of the protection system at the KG02 and KG180 substations at PT PLN (Persero) UP3 Tanjung Priok when short circuit currents occurred on the phases on the consumer side resulted in the PMT (Power Breaker) of the feeder tripping. This resulted in widespread outages which had a negative impact on the image of PT PLN (Persero) UP3 Tanjung Priok regarding network reliability. To find out the cause of the protection system failure, CT (Current Transformer) checks were carried out on the two substations. At the KG02 substation, the 345 kVA, CT power contract is installed with a ratio of 10/5 and class 5P10 with a fault current of 2861 A. At the KG180 substation, the CT is installed with a ratio of 100/5 with class 5P10 with a fault current of 6547 A. From the results of the data from the two substations above, the protection system failure occurred in the current transformer which was saturated when a fault current exceeded 2861 A and 6547 A. To overcome protection failures at the two substations above, it is necessary to add a CT Ring 800/5 with class 5P20, with the test results being a reference for improving the protection system so that similar failures do not happen again."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yohan Binsar Hasoloan
"Skripsi ini membahas tentang UnderVoltage Load shedding pada subsistem Balaraja jaringan PT. PLN APB Jakarta & Banten. Pelepasan beban dilakukan dengan 3 metode dengan mempertimbangkan daya reaktif terbesar dan mempertimbangkan fluktuasi beban terkecil dan fluktuasi beban terbesar. Pelepasan beban dilakukan dengan tujuan menaikkan tegangan sistem sampai batas toleransi nilai yang diizinkan yaitu +5 % dan -10 % (Aturan Jaringan, 2007) dari nilai tegangan nominalnya yaitu 150 kV. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgsilent 14.1.3. Dengan mempertimbangkan daya reaktif beban yang dilepaskan 23.56%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terkeciil beban yang dilepaskan 26.81%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terbesar beban yang dilepaskan 30.68%. Dengan ini dapat dilhat bahwa Pelepasan beban dengan mempertimbangkan daya reaktif paling optimal.

This thesis examine about Under Voltage Load Shedding in Balaraja Sub-system on PT. PLN APB Jakarta & Banten grid. Load shedding is done by 3 methods by considering the greatest reactive power , greatest load fluctuations and consider the smallest load fluctuations. Load shedding is done with the aim of raising the voltage of the system to the extent the value of the permitted tolerance +5% and -10% (Network Rules, 2007) of the value of its nominal voltage of 150 kV. Simulations done using software DIgsilent 14.1.3. In considering the reactive power load is released 23:56% of full load. By considering the load smallest fluctuation, load is released 26.81%of full load. Taking into account By considering biggest fluctuations load, load is released 30.68% of full load. It can be seen that consider reactive power in load shedding is the most optimal method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Asriani
"Keandalan sistem pembanglcit tenaga listrik merupakan faktor yang culcup penting untuk mengetahui lcondisi suatu sistem pembangkit listrik_ Keandalan ini bergantung pada setiap fimgsi dari masing-masing peralatan di dalam sistem. Peralatan-peralatan ini dapat berfimgsi dengan baik atau meugalami kegagalan untuk beroperasi. Jika kegagalan yang terjadi mempengaruhi fungsi dari peralatan sistem yang lain, maka keandalan sistem pembangkit listrik akan lebih rendalm Setain itu, pertumbuhan beban juga merupakau faktor yang berpengaruh pads. keandalan sistem. Pertumbuhan beban yang tinggi dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan konsumen akan tenaga listrik.
Keandalan suatu sistem pembangkit dapat digamharkan melalui indeks keandalan sistem pembangkit tersebut Untuk mengetahui besarnya indeks keandalan sistem pcmbangkit, diperlukau metode untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem.
Skripsi ini akan menyajikan perbandingan metode perhitungan indeks keandalan sistem pembangidt tenaga lisnik, yaiiu metode recursive konvensional dau metode cmrlulant. Masing-masing metode akan menganalisa indeks keandalan LOLP (Loss of Load Probability) dan EENS (Expecled Energy Not Served), dengan mengaplikasikan data dari PT. PLN WILAYAH IV. Perbandingan kedua metode ditinjau dari ketelitian dan kecepatan perhitungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Massus Subekti
"PLN Region 3 (Jawa Tengah & DIY) merupakan bagian dari sistem interkoneksi Jawa Madura Bali (JAMALI) dimana sistem ini disuplai dari beberapa pembangkit dan IBT (Inter Bus Transformer) 150/500 kV. Selain terhubung melalui sistem 500 kV, region-3 juga terhubung ke region lain melalui sistem 150 kV, hal tersebut memungkinkan terjadinya tranfer daya listrik antar region. Region 3 dapat menerima atau menyalurkan daya ke atau dari region 2 melalui transmisi Sunyaragi - Brebes dan Banjar - Majenang, dan region 4 melalui transmisi Cepu - Bojonegoro dan Sragen - Ngawi. Kondisi-kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keandalan dari sistem pembangkit region 3.
Pada tesis ini akan dianalisis tingkat keandalan sistem region 3 sampai dengan tahun 2017 dengan jalan mengevaluasi nilai LOLP dan ENS berdasarkan data perkiraan beban harian dan rencana pembangunan pembangkit baru PLN. Analisis terbagi dalam 2 skenario, skenario pertama adalah tambahan daya 3 x 100 MW dan skenario kedua adalah peningkatan kebutuhan daya 4 x 100 MW dari region 2 dan atau region 4. Dari kedua skenario, skenario peningkatan kebutuhan daya 4 x 100 MW menghasilkan keandalan sistem yang terburuk, hal ini ditunjukkan dengan nilainilai LOLP yang melewati 1 hari/tahun.
Guna mendapatkan nilai LOLP lebih kecil dari 1 hari/tahun selama 10 tahun ke depan maka harus dilakukan penambahan unit pembangkit baru sebelum tahun 2015. Penambahan PLTU Batubara 2 x 300 MW pada tahun 2014 dan 2016 pada kedua skenario dan rencana PLN, menghasilkan nilai LOLP lebih kecil dari 1 hari/tahun. Guna mengantisipasi tingginya nilai LOLP pada tahun 2008 skenario 2, dilakukan pembatasan peningkatan kebutuhan daya maksimum sebesar 200 MW ke region 2 dan atau region 4.

The PLN's region-3 (middle Java and Yogyakarta Special Region) as part of Java Madura and Bali (JAMALI) interconnection system, is supplied from its generating plants and 150/500 kV IBTs (Inter Bus Transformers). Other than connected by the 500 kV transmission system, Region-3 is also connected to other regions by a 150 kV transmission system, enabling inter regional power transfer. The region-3 can send or receive power to or from region-2 through Sunyaragi-Brebes and Banjar-Majenang transmission lines, and to or from region-4 through Cepu-Bojonegoro and Sragen-Ngawi transmission lines, thereby influencing the region-3 generating systems reliability.
In this thesis, the reliability level of region 3 system until the year 2017 will be analyzed by evaluating Loss of Load Probability (LOLP) and Energy Not Served (ENS) values based on daily estimated capacity data and PLN's new powerplant development plan. The analysis will be in 2 scenarios, the first scenario is by an additional power of 3 x 100 MW and the second one is by increasing a power transfer of 4 x 100 MW from region 2 and/or region 4. From the two scenarios, the increase of a 4 x 100 MW power transfer produces a bad system reliability. This is shown by LOLP values passing 1 day/year.
In order to obtain LOLP values lower than 1 day/year for the coming 10 years, additional powerplants must be realized before the year 2015. With the addition of 2 x 300 MW CFSPP in the year 2014 and 2016 for the two scenarios and based on PLN's planning to obtain LOLP values lower than 1 day/year can be obtained. Anticipating LOLP high values in the year 2008, scenario 2 can be conducted by limiting the increase of power transfer to a maximum of 200 MW to region 2 and/or region 4.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40799
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S37959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasam Syamsudin
"Gangguan pada sistem tenaga listrik umumnya berawal dari gangguan satu fasa ke tanah yang berkembang menjadi gangguan tiga fasa. Besar arus gangguan tanah sangat tergantung pada metoda pentanahan yang diterapkan seperti : pentanahan bertahanan tinggi, pentanahan bertahanan rendah, pentanahan langsung atau tidak ditanahkan.
Skema pengaman gangguan tanah yang baik dipilih berdasarkan metoda pentanahan dan jenis gangguan yang mungkin terjadi. Skema pengaman gangguan tanah yang umum dipakai adalah skema diferensial, arus sisa, keseimbangan inti dan arus balik. Pembahasan di tesis ini lebih ditekankan pada penerapan skema pengaman gangguan tanah diferensial. Pemilihan skema pengaman gangguan tanah perlu mempertimbangkan arus gangguan tanah minimum dan maksimum yang diperoleh dari perhitungan arus hubung singkat.
Meskipun skema pengaman gangguan tanah yang baik telah dipilih, kinerja peralatan pengaman akan tergantung pada instalasi di lapangan dan nilai tetapan rele. Pemahaman mengenai arah aliran arus sesaat, polaritas trafo arus dan rele, jenis penyambungan trafo daya dan instrumen, arus gangguan tanah minimum dan maksimum. dan penentuan tetapan rele sangat membantu pada pemilihan skema pengaman gangguan tanah yang baik.

The most common electrical fault in an electrical power system is initiated by a single phase ground fault which can develop into a three phase fault. The ground fault current magnitude depend on the grounding method being applied such as : high impedance, low impedance, solidly grounded or ungrounded.
Selection of good ground fault scheme depends upon the grounding method used and the possible fault type. Common ground fault schemes are differential, residual current, core balance and ground return. Discussions in this Tesis was emphasized on differential schemes. The ground fault protection scheme selected should consider the minimum and maximum ground fault currents obtained by calculations.
Although a good ground fault protection scheme has been selected, the protection performances will depend on site installations and relay settings. Therefore, understanding of momentary current flow directions, minimum and maximum ground fault current occurences, and relay settings are important to identify any deviation due to miswiring and improper relay settings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan
"
ABSTRAK
Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu dalam menganalisis kendala-kendala pada operasi Sistem Tenaga Listrik (STL). Pengetahuan dan teknologi STL yang berkembang ini sangat bervariasi sehingga menghasilkan berbagai model analisis pendekatan. Model-model ini berkembang mengikuti kecenderungan kemajuan-kemajuan di bidang tenaga Listrik.
Pada skripsi ini akan diterapkan dan dianalisis metode Extended Equal-Area Criterion (EEAC) yang digunakan untuk penanganan stabilitas peralihan (transient stability). Waktu pemutusan kritis yang teliti dapat ditentukan bersama-sama dengan Equal-Area Criterion (EAC), One Machine Infinite Bus (OMIB) dan Deret Taylor. Perhitungan-perhitungan menggunakan contoh STL yang terdiri dari 9 simpul dan 3 generator.
"
1997
S39424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agam Y. Mufty
"Masalah kualitas tegangan akhir-akhir ini mendapat perhatian serius para ahli kelistrikan karena energi listrik yang berkualitas baik salah satunya ditentukan oleh kualitas tegangan. Kedip tegangan merupakan salah satu masalah yang menyebabkan tegangan memiliki kualitas yang kurang baik.
Gangguan hubung singkat, yang terjadi baik di tegangan tinggi, tegangan menengah, maupun tegangan rendah, tidak hanya menyebabkan timbulnya arus gangguan yang besar pada fasa-fasa yang mengalami gangguan. akan tetapi juga menyebabkan kedip tegangan di lokasi terjadinya gangguan secara langsung. Oleh karena itu, dengan mencegah terjadinya gangguan hubung singkat akan meminimalisasikan terjadinya kedip tegangan pada sistem tenaga listrik.
Karakteristik kedip tegangan yang timbul pada lokasi-lokasi gangguan menjadi sesuatu yang penting untuk diselidiki karena dengan mengetahui besar dan bentuk karakteristik kedip tegangan, akan bisa dilakukan pencegahan atau antisipasi melalui pemasangan alat-alat proteksi dan penstabil tegangan pada fasa-fasa yang mengalami kedip tegangan. Untuk itu, perlu diketahui dahulu pengaruh jenis gangguan hubungan singkat terhadap kedip tegangan yang ditimbulkannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Faizal Harits
"Suatu sistem tenaga listrik tidak akan terlepas dari adanya gangguan baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Gangguan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kualitas daya sistem. Permasalahan utama dalam kualitas daya listrik pada sistem distribusi, khususnya perindustrian ialah terjadinya lendutan tegangan. Lendutan Tegangan juga dapat disebabkan adanya pengasutan motor yang berkapasitas besar dalam suatu sistem menyebabkan terjadinya masalah-masalah tertentu pada sistem distribusi tersebut. Kegagalan atau kinerja peralatan yang tidak seharusnya hingga terhentinya kegiatan produksi merupakan beberapa akibat dari Lendutan Tegangan. Sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar dari sisi ekomomi. Dengan menggunakan PWM-Switched Autotransformator hal tersebut dapat ditanggulangi dengan rentang kompensasi 1.02 -1.03 pu.

An electric power system can?t be separated from the disturbances both internal and external. The disturbances will certainly affect the quality of the power system. The main problem in the power quality in distribution systems , particularly industrial systems is the voltage sag . Voltage Sag also can caused by large motor starting on the distribution power system. Voltage Sag can cause certain problems in the distribution system. Failure or performance of equipment, up to the cessation of production activities are some of the consequences of the Voltage Sag that can resulting in huge losses. By using the PWM - Switched autotransformer, it can be overcome with range of compensation 1.02 ? 1.03 pu."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>