Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riessa Nanda Mertamani
"Penggunaan unsur logam tanah jarang LTJ banyak dimanfaatkan untuk bahan baku sumber energi nuklir kimia katalis elektronik dan optik Unsur LTJ yang terkandung dalam bijih monasit hasil produk sampingan pengolahan bijih timah ditingkatkan kadarnya dengan proses mekanokimia untuk mendekomposisi unsur logam tanah jarangnya dengan menambahkan larutan NaOH sebagai pelarut NaOH berkadar 50 b v ditambahkan pada proses mekanokimia dengan presentase penambahan yaitu sebesar 76 80 83 87 dan 90 dari jumlah total berat NaOH dan umpan Proses mekanokimia dilakukan selama 120 menit dengan kecepatan putar 660 rpm Hasil dekomposisi bijih monasit dikarakterisasi bentuk morfologinya komposisi kimia perubahan fasa reaksinya terhadap pengaruh termal dan juga recovery nya Hasil penelitian didapatkan pada kondisi penambahan larutan NaOH sebesar 76 80 83 87 dan 90 diperoleh hasil rekoveri masing masing sebesar 80 8 83 9 78 2 68 dan 56 3 Bijih monasit mengalami transformasi fasa dari monasit fosfat menjadi LTJ hidroksida yang dapat dipengaruhi oleh penambahan larutan NaOH sebesar 80 pada proses dekomposisi mekanokimia.

The use of rare earth metal elements REE is widely used as raw material for nuclear energy sources chemicals catalysts electronics and optics Rare earth elements contained in monazite ore can be beneficiated by mechanochemical process to decompose the rare earth metal elements by adding NaOH solution as a solvent NaOH 50 w v was added to the mechanochemical process with the percentage increase in the amount of 76 to 80 83 87 and 90 of the total weight of NaOH and feed Monazite ore decomposition is characterized by the form of the morphology chemical composition phase change reaction to thermal influence and also the percentage of its recovery The results showed the addition of NaOH solution conditions by 76 to 80 83 87 and 90 recovery results obtained respectively by 80 8 83 9 78 2 68 and 56 3 Monazite ores undergo a phase transformation from monazite phosphate into LTJ hydroxide which can be influenced by the addition of NaOH solution in the amount of 80 at mechanochemical decomposition process
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Logam tanah jarang merupakan suatu elemen yang sedang dibutuhkan oleh dunia untuk pengembangan teknologi tinggi. LTJ ini dapat dihasilkan dari ekstraksi mineral monasit. Proses dekomposisi diperlukan agar memudahkan ektraksi bijih monasit ini . Pada penelitian ini dilakukan proses dekomposisi bijih monasit PT Timah menggunakan NaOH dengan cara mekanokimia. Padatan NaOH dicampurkan dengan bijih monasit menggunakan rasio penambahan padatan NaOH yang berbeda-beda. Proses milling dilakukan menggunakan plenatary ball mill selama 120 menit dengan kecepatan rotasi 660 putaran per menit. Bijih monasit yang telah digiling kemudian dicuci dan dikeringkan. Karakterisasi mineral akan dilakukan menggunakan XRF untuk menghitung grade dan recovery, XRD untuk mengetahui perubahan fasa yang terjadi, SEM untuk melihat perubahan bentuk setelah proses milling dilakukan, FTIR untuk melihat pemutusan gugus fosfat, dan DSC untuk mengetahui reaksi yang terjadi. Dari semua karakterisasi ini didapatkan hasil proses mekanokimia dengan penambahan NaOH yang optimal ada pada penambahan NaOH 66.7%., Rare earth element is element that have high demand in the world because of their properties for development of advanced technology. REE can be produced from monazite mineral extraction. The decomposition process is necessary in order to facilitate the extraction of these monazite ore. In this study the decomposition was conducted with mechanochemical process using NaOH solid as reagen. NaOH solid mixed with monazite ore using different ratio of NaOH solid. Milling process was performed using plenatary ball mill for 120 minutes at 660 rpm. The monazite that milled then washed and dried. The characterization of this mineral was conducted using XRF, XRD, FTIR, SEM, and DSC. From all of the characterization that performed, showed that the process can be effective with the addition of NaOH solid 66.7%.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghni Ulma Saudi
"Unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) ditemukan pada bijih monasit yang merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih timah di Pulau Bangka, yang kadarnya dapat ditingkatkan melalui proses mekanokimia dan pemanggangan. Proses mekanokimia dilakukan dengan menambahkan NaOH padat dengan variasi penambahan 0%, 33% dan 50% pada umpan bijih monasit. Bijih kemudian dipanggang pada temperatur 400, 500, 600 dan 1000o C. Hasil kemudian dicuci, dikeringkan, lalu diamati morfologi dan nilai grade serta recovery-nya.
Hasil akhir menunjukkan morfologi bijih setelah diberikan perlakuan menjadi lebih halus dalam hal struktur permukaan maupun ukuran butir. Sedangkan nilai recovery paling baik didapatkan pada variasi penambahan NaOH 33% dan temperatur pemanggangan 400o C, yaitu mencapai 91,3%. Proses mekanokimia dan pemanggangan dinilai efektif dalam meningkatkan kadar LTJ pada bijih monasit.

Rare earth elements (REE) is found in monazite ore that is the by-product from tin ore extraction in Bangka Island, which the grade can be upgraded through mechanochemical and roasting process. Solid NaOH was added to monazite ore in mechanochemical process with addition that variates from 0%, 33% and 50%. The ore was roasted in 400, 500, 600 and 1000o C afterwards, to examine the most optimal temperature for roasting. And the results were washed, dried and then characterized by its morphology, grade and recovery value.
The final results showed that the ore morphology became finer by its surface structure as well as the grain size that reduced. The best recovery value is obtained by the sample with 33% NaOH addition and 400o C roasting temperature which was 91,3%. Mechanocehemical dan roasting process was successfully upgrading REE content in monazite ore."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S61913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Azzah Kharisma
"Terak timah merupakan residu peleburan timah yang memiliki potensi sebagai sumber sekunder untuk mendapatkan critical metals, seperti niobium, tantalum dan logam tanah jarang LTJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan NaOH, yaitu 6 M dan 8 M, pada proses pelindian NaOH selama 1 jam diikuti pelindian HClO4 dengan konsentrasi 0.8 M selama 2 jam, terhadap peningkatan kadar niobium, tantalum dan LTJ dalam terak timah. Pada penelitian ini digunakan terak timah yang melalui pemanggangan pada temperatur 900? diikuti pendinginan cepat. Hasil pemanggangan dikarakterisasi dengan menggunakan SEM Scanning Electron Microscope dan sebagian lainnya dilakukan proses pelindian. Residu setiap pelindian dikarakterisasi menggunakan XRF X-Ray Fluorescence , sedangkan filtrat setiap pelindian dikarakterisasi dengan menggunakan ICP-OES Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry dan AAS Atomic Absorption Spectroscopy . Dari hasil pelindian NaOH, pada konsentrasi 8 M NaOH terjadi penurunan kadar niobium di dalam terak timah sebesar 6.25 . Namun, perolehan kadar tantalum dan cerium tertinggi terdapat pada konsentrasi 8 M yaitu sebesar 0.21 dan 4.01 , secara berurutan. Dari hasil pelindian HClO4, larutan HClO4 diketahui dapat meningkatkan kadar niobium dan tantalum. Sedangkan LTJ mengalami penurunan kadar di dalam residu setelah pelindian HClO4. Pelindian HClO4 mampu menurunkan kadar unsur ikutan seperti aluminium dan kalsium.

Tin slag, the residue from tin smelting process, has big potential as alternative sources to obtain critical metals, such as niobium, tantalum and rare earth elements REEs . The aims of this study is to discover the effect of NaOH leaching, in various leaching concentations of 6 M and 8 M for 1 hour, followed by HClO4 0.8 M leaching for 2 hours on the enhancement grades of niobium, tantalum and REEs. In this process, tin slag was roasted at 900 in 2 hours, followed by water quenching, then sieved. One part of roasted tin slag was characterized by SEM Scanning Electron Microscope , and the other part was used for leaching process. Each residues characterized with XRF X Ray Fluorescence , while each filtrates characterized with ICP OES Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry and AAS Atomic Absorption Spectroscopy . From NaOH leaching process, at concentration of 8 M NaOH there was a decrease of niobium grades in tin slag residue of 6.25 . However, the highest tantalum and cerium grades was found at 8 M concentrations of 0.21 and 4.01 , respectively. From HClO4 leaching process, it is known that HClO4 can increase niobium and tantalum grades in leaching residue. While REEs tend to decrease in leaching residue and it is known to decrease the grades of aluminium and calcium in leaching residue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vithiya Sri Yulina
"Unsur transisi merupakan unsur yang terdapat pada golongan 3-12. Unsur transisi ini memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi. Dengan adanya hal tersebut menyebabkan unsur transisi memiliki kemampuan sebagai katalis yang baik dan memiliki kemampuan penyerapan zat pada permukaan yang baik. Selain unsur transisi juga terdapat Logam Tanah Jarang LTJ . Unsur LTJ terdapat pada deret lanthanida dan juga Yttrium Y dan Scandium Sc .Terak timah merupakan limbah slag dari proses peleburan timah. Terak timah yang digunakan yaitu terak timah I. Terak timah dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan mineral berharga seperti Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Pentaoksida Nb2O5 dan LTJ. Proses diawali dengan pemanggangan, pencelupan pada larutan NaOH 0.5M. Kadar Ta2O5 dan Nb2O5 mengalami penurunan setelah proses pemanggangan. Setelah itu dilakukann proses pelindian menggunakan larutan pelindi HCl dengan konsentrasi 4M, 6M dan 8M. Kadar dari mineral pengikut mengalami penurunan tetapi kadar dari Ta2O5, Nb2O5, Ce2O3 serta La2O3 juga mengalami penurunan.

Transition elements or transition metal is an element contained in group 3 to 12 on the table periodic. The transition elements have two or more oxidation numbers. Given this causes the transition elements have the ability as a good catalyst, and has the ability absorption on the surface of the well. On the otherhand there is also a Rare Earth Elements REE . Rare Earth Elements are in series lanthanida and Yttrium Y and Scandium Sc . Tin slag is a waste from the lead smelting process. Tin slag has a valuable mineral that can be used as Tantalum Pentoxide Ta2O5 , Niobium Pentoxide Nb2O5 and Rare Earth Element REE . In this research, leaching is a process used to increase grade of Ta2O, Nb2O5 and REE Cerium Ce and Lanthanum La in tin slag. This research to found effect of roasting on 900 C, effect of using sodium hydroxide NaOH as a quenching agent and effect of variation chloride acid HCl concentration as leaching agent. The roasting result was obtained highest mass distribution on 100 and use to leaching process. But grade of Ta2O5, Nb2O5 and REE after roasting process was decreased. The result of leaching in variation concentration 4M, 6M, and 8M grade of gangue minerals was decreased but Ta2O5, Nb2O5 and REE also decreased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chanto Joshua
"Besi tuang nodular memiliki pengaruh besar pada komponen mesin seperti poros engkol (crankshaft) karena sifat-sifat yang dimilikinya yaitu tahan gesekan, tahan temperatur tinggi, dan juga memiliki elongasi yang tinggi. Pada umumnya, pembuatan besi tuang nodular menggunakan metode sandwich seperti yang digunakan pada penelitian ini. Grafit yang dimiliki oleh besi tuang nodular berbentuk bulat karena adanya penambahan unsur Magnesium dengan jumlah yang telah ditentukan. Sama seperti Magnesium, unsur Lantanum dan Yttrium juga dapat berperan sebagai noduliser. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan menggunakan unsur Lantanum dan Yttrium sebagai noduliser dan pengecoran akan dilakukan dengan metode sandwich. Hasil penelitian akan diamati menggunakan mikroskop optik (Zeiss Primotech) untuk melihat morfologi grafit yang terbentuk. Setelah diperoleh sampel dari hasil pengecoran, dilakukan analisa menggunakan software ImageJ. Didapatkan hasil morfologi grafit dengan pengaruh yang signifikan pada penambahan Yttrium (Y) dengan nilai noduaritas sebesar 46,23% dengan jumlah Yttrium (Y) yang diberikan yaitu 0,2%, sedangkan pada penambahan Lantanum (La) pengaruh yang diberikan sangat kecil dengan nilai nodularitas tertingginya sebesar 23,16%. Dilakukan juga pengukuran rata-rata luas area dan diameter grafit untuk mengetahui adanya pengaruh pada penambahan Lantanum dan Yttrium.

Nodular cast iron has a major influence on engine components such as the crankshaft because of its characteristics, which is friction resistance, high temperature resistance, and high elongation. In general, the manufacture of nodular cast iron uses the sandwich method. The graphite of nodular cast iron is spheroidal due to the addition of the element Magnesium in a predetermined amount. Just like Magnesium, Lanthanum and Yttrium elements can also act as nodulisers. Therefore, this research will use Lanthanum and Yttrium elements as nodulisers and the casting will be using the sandwich method. The results of the research will be observed using an optical microscope (Zeiss Primotech) to see the morphology of the graphite form. After obtaining the sample from the casting, it was analyzed using ImageJ software. Graphite morphology results were obtained with a significant effect on the addition of Yttrium (Y) with a nodularity value of 46.23% with the amount of Yttrium (Y) given was 0.2%, while the addition of Lanthanum (La) has very small effect with highest nodularity was 23.16%. Measurements of the average area and diameter of graphite were also carried out to determine the effect on the addition of Lanthanum and Yttrium."
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Habib Iqbal
"Pengaruh unsur logam tanah jarang neodimium terhadap paduan Al-5Zn-0,5Cu diteliti dengan pengamatan mikrostruktur menggunakan mikroskop optik, pengujian Differential Scanning Calorimetry DSC, dan polarisasi siklik. Kadar samarium yang digunakan sebagai variabel adalah 0,1wt, 0,3wt, dan 0,5wt. Pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk melihat perubahan ukuran SDAS dan pembentukan presipitat. DSC dilakukan untuk mengidentifikasi transformasi fasa dan proses solidifikasi fasa intermetalik.
Polarisasi siklik dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi anoda korban Al-5Zn-0,5Cu-xNd. Kehadiran unsur neodimium dapat memodifikasi bentuk presipitat pada batas butir dan memperpendek panjang SDAS. Penambahan unsur neodimium ke dalam anoda korban Al-5Zn-0,5Cu dapat menurunkan ketahanan korosi sumuran. Selain itu, penambahan neodimium sebanyak 0,1 wt, 0,3 wt, dan 0,5 wt menurunkan potensial coupling baja dari -0,661 V vs SSC menjadi masing-masing -0,884 V vs SSC, -0,754 vs SSC, dan -0,771 V vs SSC.

The effect of addition of neodymium rare earth on Al 5Zn 0.5Cu alloy was investigated with Optical Microscope OM, Differential Scanning Calorimetry DSC, and Cyclic Polarization. The content variable of neodymium tested was 0.1wt, 0.3wt, dan 0.5wt. Observation with OM was conducted to see the changes of the SDAS and the precipitate formation. DSC was used to identify the phase transformation and solidification process of intermetallic phase.
Cyclic Polarization was used to know the corrosion characteristics of Al 5Zn 0.5Cu xNd. The presence of neodymium formed precipitates on the grain boundary which made shorter SDAS. Addition of neodymium as alloying element of Al 5Zn 0.5Cu sacrificial anode may decrease pitting corrosion resistance. In addition, 0.1wt , 0.3wt , dan 0.5wt of neodymium in Al 5Zn 0.5Cu decrease the coupling potential of steel from 0,661 V vs SSC to 0,884 V vs SSC, 0,754 V vs SSC, and 0,771 V vs SSC, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Yusya Ramadhan
"Pengaruh unsur logam tanah jarang samarium terhadap paduan Al-5Zn-0.5Cu diteliti dengan pengamatan Optical Microscope OM dan Scanning Electron Microscope/Energy Dispersive Spectroscopy SEM/EDS serta pengujian Differential Scanning Calorimetry DSC dan Polarisasi Siklik. Kadar samarium yang diteliti adalah 0wt , 0.1wt , 0.3wt dan 0.5wt. Pengamatan OM dilakukan untuk melihat perubahan ukuran butir dan letak presipitat terbentuk. SEM/EDS dilakukan untuk mengetahui morfologi dari presipitat yang terbentuk dan identifikasi unsur-unsur yang ada pada permukaan.
DSC dilakukan untuk mengetahui proses transformasi fasa dan proses solidifikasi fasa intermetalik. Polarisasi siklik dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi anoda korban Al-5Zn-0.5Cu-xSm. Kehadiran unsur samarium membentuk presipitat pada batas butir yang membuat butir-butir pada mikrostruktur menjadi lebih halus. Presipitat yang terbentuk merusak lapisan pasif aluminium pada permukaan paduan dan mempercepat laju korosi dengan membuat paduan menjadi lebih anodik.

The effect of addition of samarium rare earth on Al 5Zn 0.5Cu alloy was investigated with Differential Scanning Calorimetry DSC and Cyclic Polarization, complemented with Optical Microscope OM and Scanning Electron Microscope Energy Dispersive Spectroscopy SEM EDS observation. The content of samarium tested was 0wt, 0.1wt , 0.3wt and 0.5wt. Observation with OM was done to see the change of the grain size and the location of formed precipitates. SEM EDS was used to see the morphology of the formed precipitates and to identify elements present on the specimen surface.
DSC was used to know the phase transformation and solidification process of intermetallic phase. Cyclic polarization was used to know the corrosion characteristics of Al 5Zn 0.5Cu xSm. The presence of samarium formed precipitates on the grain boundary which made the grains on the microstructure finer. The formed precipitates impair the aluminium oxide film on the alloy surface and accelerate corrosion rate by making the alloy more anodic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Andika
"Pengaruh logam tanah jarang erbium sebagai unsur paduan Al-5Zn-0,5Cu dengan kadar 0wt, 0,1wt, 0,3wt dan 0,5wt diteliti dengan menggunakan OES, DSC, OM, dan polarisasi siklik. OES dilakukan untuk melihat komposisi kimia dari paduan. Pengujian DSC dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan fasa dan proses solidifikasi fasa intermetalik.Pengamatan OM dilakukan untuk melihat ukuran butir dan presipitat yang terbentuk. Polarisasi siklik dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi dari paduan. Unsur Erbium pada paduan Al-5Zn-0,5Cu-xEr membentuk presipitat yang dapat menghaluskan butir meingkatkan perilaku korosi dari material.
Potensial breakdown atau Eb pada paduan cenderung menurun seiring penambahan unsur erbium, potensial breakdown terendah adalah sampel Al-5Zn-0,5Cu-0,3Er sebesar -0.89 V vs Ag/AgCl. Penambahan unsur erbium dengan kadar yang semakin besar semakin menurunkan potensial paduan menjadi semakin anodik sampai dengan -0,78 V vs SCE sehingga masih dalam batas aman untuk memproteksi baja berkekuatan tinggi.

The effect of addition of 0wt , 0.1wt, 0.3wt and 0.5wt erbium rare earth on Al 5Zn 0,5Cu alloy was investigated with Optical emission Specstroscopy, Differential Scanning Calorimetry DSC and Cyclic Polarization, complemented with Optical Microscope OM. Observation with OM was coundcuted to see the changes of the grain size and the precipitate formation. DSC was used to identify the phase transformation and solidification process of intermetallic phase. Cyclic polarization was used to know the corrosion characteristics of Al 5Zn 0,5Cu xSm. The presence of erbium formed precipitates on the grain boundary which made finer grain microstructure and enhance activation of corrosion.
Breakdown potential tend to decrease as the increase of erbium content the lowest breakdown potential on this study is Al 5Zn 0,5Cu 0,3Er 0.89 V vs Ag AgCl. Addition of erbium accelerate corrosion rate by making the alloy more anodic. Potential coupling with steel structure is 0,78 V vs SCE, still safe to protect High Strength Steel material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Zharfan Athallah Mz
"Umumnya kabel tembaga yang biasa dijumpai pada kehidupan sehari-hari, namun ada jenis kabel yang lain biasa digunakan yaitu berbahan dasar Al 6061. Pada kali ini digunakannya penambahan logam tanah jarang berupa Lanthanum dan Samarium. Kemudian akan dibandingkan keefektifannya menggunakan pengujian LPR, Konduktivitas Listrik, dan SEM berikut EDX. Ditujukan dengan hasil uji yang memiliki sifat korosi yang lebih baik dan konduktivitas yang tinggi Pada penelitian ini menggunakan logam tanah jarang sebagai grain refinement yaitu berupa Lanthanum dan Samarium. Menggunakan sebanyak 5 sampel yaitu, 0.5% La; 0,5% Sm ; 0,25% La + 0,25% Sm, Paduan Al 6061 tanpa tambahan La & Sm tanpa dicor ulang, dan paduan Al 6061 yang dilakukan cor ulang. Didapat hasil dari penelitian kali ini, pada paduan Al-0,5 La paling tinggi konduktivitasnya sebesar 2.084.866,323 S/m dibandingkan dengan paduan lain termasuk pada paduan Al 6061 murni yang tidak ditambahkan logam tanah jarang. Pada laju korosi yang terendah pada paduan Al- 0,5 Sm, dimana diperoleh nilai laju korosinya adalah sebesar 0,0013 mm/tahun dibandingkan dengan paduan lain termasuk pada paduan Al 6061 murni yang tidak ditambahkan logam tanah jarang.

Generally, copper cables are commonly found in everyday life, but there is another type of cable that is commonly used, namely made from Al 6061. At this time, the addition of rare earth metals in the form of Lanthanum and Samarium was used. Then it will be compared its effectiveness using LPR, Electrical Conductivity, and SEM tests following EDX. Aimed at the test results that have better corrosion properties and high concentration In this study using rare earth metals as grain refiners, namely in the form of Lanthanum and Samarium. Using as many as 5 samples, namely 0.5% La; 0.5% Sm ; 0.25% La + 0.25% Sm, Al 6061 alloy without additional La & Sm without being recorched, and Al 6061 alloy re-cast. The results obtained from this research, in Al-0.5 La alloys, the highest conductivity was 2.084.866,323 S/m compared to other alloys including pure Al 6061 alloys which were not added rare earth element. At the lowest corrosion rate in Al-0.5 Sm alloy, where the corrosion rate value is obtained is 0.0013mm/year compared to other alloys including pure Al 6061 alloys which were not added rare earth metals.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>