Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billi Bastanta Bangun
"Komposit hibrida zeolit mikropori-mesopori NaY/ZSM5 disintesis pada permukaan kuarsa dengan pola sirkuit IDC (Interdigicated Capacitors). Zeolit ZSM-5 disintesis menggunakan teknik double template dan hidrotermal serta zeolit NaY dengan proses seeding. Rasio Si/Al yang diperoleh pada zeolit ZSM-5 yaitu 28 dan pada zeolit NaY 2. Zeolit tersebut dideposisi di atas permukaan kuarsa dengan teknik spin coating dimana sebelumnya terlebih dahulu dilakukan modifikasi dengan ion Co2+ pada zeolit NaY. Untuk melihat pengaruh konsentrasi amonia dan uap air terhadap sensitivitas sensor dilakukan dengan melihat perubahan sifat kelistrikan komposit pada rentang fekuensi 50 Hz - 1 MHz dengan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy).
Diperoleh sensitivitas komposit yang berbeda pada rentang deteksi amonia 0 ppm-300 ppm. Dimana untuk komposit ZSM5/IDC, NaY/IDC, NaY/ZSM5/IDC, CoNaY/ZSM5/IDC diperoleh batas rentang deteksi 0-300 ppm dengan r2=0,841, 0-200 ppm dengan r2=0,913 , 0-300 ppm dengan r2=0,968 , 0-200 ppm dengan r2=0,943 berturut-turut. Adanya uap air memberikan pengaruh yang tidak terlalu signifikan terhadap sensitivitas sensor dibandingkan dengan kehadiran gas amonia sehingga dapat disimpulkan komposit ini merupakan sensor yang sensitif terhadap gas amonia pada udara terbuka.

Microporous-mesoporous Zeolite hybride NaY-ZSM-5 composite has been successfully made on interdigated circuit modified quartz. ZSM-5 zeolite was synthesized by double template and hydrothermal technique and zeolite NaY by seeding process. The Si/Al ratio in ZSM5 and NaY is 28 and 2,4 respectively. They are deposited on quartz using spin coating technique. The influence of ammonia gas and water vapor on sensitivity and resistance of sensor was observed by change in the electric properties of composite with frequency range 50 Hz-1 MHz using EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) method.
It is found that each of composite has different sensitivity in range concentration of ammonia 0-300 ppm. At their maximum frequency it was obtained the range of ammonia detection for ZSM5/IDC, NaY/IDC, NaY/ZSM5/IDC, CoNaY/ZSM5/IDC. They are 0-300 ppm (r2=0,841), 0-200 ppm (r2=0,913), 0-300 ppm (r2=0,958), 0-200 ppm (r2=0,943) respectively. Water vapour is shown to give unsignificant effect on sensor sensitivity to ammonia gas so that it could be conclude this composite is a sensitive ammonia sensor in ambient atmosfer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paputungan, Zulkarnaen
"Hibrida zeolit NaY - ZSM-5 telah berhasil dibuat di atas permukaan pelat kuarsa. Zeolit ZSM-5 dilapisi di atas permukaan pelat kuarsa dengan menggunakan metode spin coating menggunakan bubuk zeolit ZSM-5 yang sebelumnya disintesis dari koloid gel ZSM-5 dengan menggunakan metode sintesis double template dan metode hidrotermal. Dilanjutkan dengan pelapisan zeolit NaY menggunakan metode dip coating menggunakan bubuk zeolit NaY dari hasil sintesis menggunakan proses seeding. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit ZSM-5 dan NaY. Diperkuat dengan hasil SEM dan EDS yang memperlihatkan rasio Si/Al pada ZSM-5 sebesar 41,3 dan pada NaY sebesar 2,08. Kemudian dilakukan modifikasi menggunakan ion Co2+ .Untuk melihat pengaruh gas amonia terhadap hibrida zeolit dihitung menggunakan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectrometer) yang dengan rentang frekuensi 50 Hz ? 1 MHz. Didapatkan rentang deteksi amonia 0 ppm ? 1000 ppm. Serta dihitung hubungan antara konsentrasi dengan perubahan nilai impedansi pada frekuensi 2000 Hz dan diperoleh nilai r2 sebesar 0,9531. Sedangkan nilai r2 untuk komposit tanpa Co2+ pada 7000Hz didapatkan senilai 0,9991.

Zeolite hybrid NaY-ZSM-5 has been successfully made on quartz plate. ZSM-5 zeolite was synthesized using double template and hydrothermal technique and deposited using sipn coating method. The process was continued with depositing NaY zeolite that was synthesized with seeding technique using dip coating method. The XRD result show that the zeolite wich was synthesized was ZSM-5 and NaY zeolite. SEM and EDS characterization that have a good agree with XRD data show Si/Al ratio in ZSM-5 and NaY was 41.3 and 2.1, respectively. Modification was performed using Co2+ ion. The influence of ammonia gases on the zeolite hybrid was see using EIS (Electrochemical Impedance Spectrometer) method with frequency range 50 Hz ? 1 MHz. Correlation between concentration and impedance value was plotted at 2000Hz frequency and the obtained value was r2=0.9531. While value of r2 for composite without Co2+ at 7000Hz was 0,9991."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S61462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhussalam
"Komposit hibrida zeolit NaY/ZSM-5 telah berhasil disintesis pada permukaan kaca kuarsa. Mula-mula kaca kuarsa dimodifikasi dengan Au/Ag. Lapisan ini kemudian digunakan sebagai salah satu komponen elektroda sekaligus sebagai adhesif untuk merekatkan kaca kuarsa dengan material lain. Pembuatan komposit hibrida zeolit diatas permukaan kuarsa dilakukan dengan sintesis zeolit ZSM-5 secara hidrotermal kemudian dilakukan elektroforesis di permukaan kaca kuarsa. Lapisan zeolit kedua (NaY) dibuat dengan teknik redispersi bubuk zeolit NaY hasil sintesis dengan metode seeding, pada lapisan ZSM-5. Kemudian modifikasi kation logam Cu2+ dilakukan dengan teknik dip-coating selama 24 jam pada suhu ruang. Pengujian sebagai sensor gas amonia dilakukan dengan teknik impedance pada rentang frekuensi 20kHz - 20 Hz untuk konsentrasi amonia dari 0 - 250 ppm. Pengukuran dilakukan terhadap variasi dari modifikasi lapisan IDC. Cu2+/NaY/ZSM-5/IDC memberikan performa sensor terbaik pada frekuensi 20 kHz, yang dalam hal linieritas dapat dicapai pada rentang konsentrasi 10 - 250 ppm R2 = 0,978.

A hybrid of NaY/ZSM-5 zeolite has been successfully synthesized on the surface of quartz. The quartz was initially modified by Au/Ag layer, which then acted as a component of electrode as well as an adhesive layer provided the modification with other materials. Preparation of the composite on the quartz surface was performed by hydrothermal synthesis of ZSM-5 followed by electrophoresis technique at the quartz surface. The second layer of zeolite NaY has been prepared by redispersion of zeolite powder, which is synthesized using seeding method, on to ZSM-5/Au/Ag surface. Then, modification of Cu2+ ions was performed by dip- coating method for 24 hours at room temperature. The examination for ammonia sensor was conducted using impedance analyzer in the frequency range of 20 kHz - 20 Hz for ammonia concentration range of 0 - 250 ppm. The measurements were conducted on various types of IDC layers modification. Cu2+/ NaY/ZSM-5/IDC showed the best performance at the frequency of 20 kHz, in which Linearity in the concentration range of 10 ppm - 250 ppm (R2= 0.978) can be achieved."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Limbah industri yang mengandung logam berat tidak dapat dibuang langsung ke perairan, karena berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, untuk memisahkan logam dari limbah cair digunakan metode flotasi dengan dibantu bahan pengikat zeolit alam Lampung. Diffuser yang biasa digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Dalam penelitian ini, ozon dipilih sebagai diffuser, karena sifat oksidasi dan kelarutannya dalam air lebih besar dari udara. Keuntungan lain adalah ozon merupakan coagulant aid dan berfungsi sebagai disinfektan. Dengan ozon sebagai diffuser diharapkan pemisahannya berlangsung lebih cepat dengan lebih efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser, membandingkan ozon dengan diffuser yang lain, serta menentukan efektivitas dan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam flotasi logam besi, tembaga dan nikel. Dari penelitian diperoleh pemisahan besi dengan diffuser udara sebesar 90,8%, diffuser udara-oksigen 95,7%, diffuser udara-ozon dari udara 99,7%, serta diffuser udara-ozon dari oksigen adalah 99,7%. Sedangkan zeolit efektif digunakan sebagai bonding agent pada proses flotasi, dengan konsetrasi optimum sebesar 2 gr/L, menghasilkan persentase pemisahan untuk logam besi sebesar 99,70%, logam tembaga sebesar 88,98% dan logam nikel sebesar 98,46%.

Industrial wastewater which contains heavy metal cannot be disposed to the environment directly, due to its toxicity. In this research, separation of metal from wastewater was conducted by sorptive flotation method, using Lampung natural zeolite as bonding agent. The most common diffuser used in the flotation process is air or oxygen. In this research, ozone is used as diffuser because it is a stronger oxidant and more dissolvable in water than oxygen. Besides, ozone is a coagulant aid and disinfectant. With ozone as diffuser, it is expected that the process become faster with higher efficiency.
This research was conducted to determine ozone effectiveness as diffuser, compared with other diffuser, and also to determine optimum concentration and effectiveness of zeolite in flotation of iron, nickel and copper. The research result shows that separation of iron with air diffuser is 90.8%, air-oxygen diffuser is 95.7%, air-ozone (from air) diffuser is 99.7%, and air-ozone (from oxygen) diffuser is 99.7%. Natural zeolite is effective as bonding agent with optimum concentration equal to 2 gram/liter, producing separation percentage for iron equal to 99.70%, copper equal to 88.98% and Nickel equal to 98.46%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elsita Lisnawati
"Hibrida zeolit NaY/ ZSM-5 telah berhasil dibuat di atas permukaan pelat kuarsa. Zeolit ZSM-5 disintesis dengan metode hidrotermal dan zeolit NaY disintesis dengan metode sol-gel. Hasil XRD menunjukkan bahwa phase zeolit ZSM-5 dan NaY terbentuk, hal ini diperkuat dengan hasil SEM dan EDS yang memperlihatkan morfologi ZSM-5 dalam bentuk heksagonal dengan rasio massa Si/Al pada ZSM-5 sebesar 24,21 dan morfologi zeolit NaY bertumpang tindih intergrowth dengan rasio massa Si/Al sebesar 2,14. Analisis dengan menggunakan metode BET mendapatkan luas permukaan ZSM-5 472,27 m2/g dengan ukuran pori 2,32 nm dan luas permukaan zeolit NaY 392,81 m2/g dengan ukuran pori 1,6 nm. ZSM-5 dan Zeolit NaY diimobilisasi di atas permukaan Ag/Au Interdigitated Capacitor dengan metode spin coating sehingga didapatkan NaY/IDC dan ZSM-5/IDC. Sedangkan untuk mendapatkan NaY/ZSM-5/IDC, zeolit NaY diimobilisasi diatas permukaan ZSM-5/IDC. Lalu dilakukan modifikasi dengan Cu2 pada permukaan NaY/ZSM-5/IDC dengan metode tukar kation. Komposit IDC, NaY/IDC, ZSM-5/IDC, NaY/ZSM-5/IDC dan Cu/NaY/ZSM-5/IDC masing-masing dilakukan uji aplikasi sensor gas amoniak dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy. Masing-masing komposit memiliki perbedaan sensitivitas pada rentang konsentrasi amoniak 0-300 ppm. Serta dihitung hubungan konsentrasi da hambatan total pada masing-masing komposit, pada komposit Cu/NaY/ZSM-5/IDC didapatkan R2=0,9876. Modifikasi hibrida zeolit NaY/ZSM-5/IDC dan Cu/NaY/ZSM-5/IDC memiliki rentang deteksi amoniak yang lebar sehingga dapat diaplikasikan di lingkungan.

A Modified NaY ZSM 5 zeolite has been succsessfully prepared on the surface of Interdigitated Capacitor IDC quartz based. The ZSM 5 was synthesized using hydrothermal method and NaY zeolite was synthesized using sol gel method. XRD patterns confirmed ZSM 5 and NaY zeolites phase were obtained. SEM EDX showed that ZSM 5 has hexagonal shape and uneven morphology with Si Al molar of ratio 24,21 while NaY crystals were intergrown in cuboid shapes with Si Al molar of ratio 2,14. Surface area analysis using BET method are 472,27 m2 g with pore size of 2,32 nm for mesoporous ZSM 5 and 392,81 m2 g with pore size of 1,6 nm for microporous NaY zeolite. ZSM 5 and NaY zeolites were deposited on Au Ag layer IDC using spin coating technique to give NaY IDC and ZSM 5 IDC. Then was modified by Cu 2 on the surface of NaY ZSM 5 IDC by ion exchange method. IDC, NaY IDC ZSM 5 IDC, NaY ZSM 5 IDC and Cu NaY ZSM 5 IDC composite prior ammonia gas sensor testing using Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS method. The composite has different sensitivity in range concentration of amoniak 0 300 ppm. Correlation between concentration and total resistance of each composite, Cu NaY ZSM 5 IDC composite obtained R2 0.9876. The hybrid zeolite modified IDC has shown to have wide range of ammonia detection. So that it can be applied in the environment. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balgis
"Perkembangan industri tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya limbah industri, seperti 4-nitroanilin (4-NA). Limbah 4-NA dapat ditangani dengan cara mereduksinya menjadi p-phenylenediamine (PPD). Reaksi reduksi tersebut berjalan sangat lambat, sehingga memerlukan katalis. Modifikasi material menggunakan nanopartikel logam saat ini banyak dikembangkan, terutama sebagai katalis. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan modifikasi zeolit alam dengan nanopartikel Au untuk mereduksi 4-NA. Nanopartikel Au memiliki sisi katalitik, sedangkan zeolit alam berfungsi sebagai template pada nanopartikel sehingga dihasilkan katalis heterogen untuk proses reduksi 4-NA. Modifikasi nanopartikel Au pada zeolit telah berhasil disintesis, dibuktikan dengan karakterisasi FTIR. Hasil karakterisasi dengan spektrofotometer Uv-Vis menunjukkan proses reduksi ditandai dengan bergesernya panjang gelombang maksimum dari 4-NA pada 380 nm menjadi 238 nm dan 305 nm, yang merupakan panjang gelombang maksimum dari PPD. Didapatkan aktivitas katalitik terbaik pada massa katalis 100 mg dan waktu reaksi selama 5 menit dengan nilai % reduksi 97%. Tetapan laju reaksi yang diperoleh sebesar 5,840x10-3 menit-1.

Nowadays, industrial development not only gives positive impact, but also negative impact. One of the negative impacts, which is commonly found, is the increasing number of industrial waste such as 4-nitroaniline (4-NA). The reduction of 4-nitroaniline to paraphenylendiamine (PPD) was studied to overcome that problem. The reduction process of 4-NA to PPD occurs slowly, so a catalyst is needed. Modification of materials by metal nanoparticles is widely developed, and the nanoparticle-modified materials are most commonly used as catalysts. Thus, the reduction of 4-NA to PPD with the presence of gold nanoparticle-modified zeolite as a catalyst was investigated in this study. Gold nanoparticles provided the catalytic site, and zeolite was used as a template for the nanoparticle. The catalyst was characterized by Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. The reduction of 4-NA to PPD was succesfully done, and observed by Uv-Vis absorption spectroscopy. The maximum wavelength of 4-NA at 380 nm changed to the maximum wavelength of PPD at 238 nm and 305 nm after the reduction. The catalyst showed high efficiency for the catalytic reduction of 4-nitroaniline to p-phenylenediamine with the reduction percentage was found to be 97% within 5 minutes using 100 mg catalyst. The rate constant of 4-NA reduction was found to be 5,840x10-3 minute-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Yamani
"Zeolit merupakan salah satu mineral yang banyak terdapat di Indonesia dan mempunyai banyak fungsi seperti untuk penyerapan, katalis, penyaring molekul, dsb. Pada penelitian ini dikhususkan kepada fungsi zeolit sebagai desiccant yang mampu menyerap kelembaban. Zeolit serbuk dibentuk menjadi pellet melalui tahap pengayakan, aktivasi, pencampuran, kompaksi, dan kalsinasi. Tekanan kompaksi dan waktu kalsinasi menjadi dua parameter dalam penelitian ini. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu XRD, SEM dan sorptionisotherm. Zeolit yang memiliki kapasitas penyerapan air paling besar yaitu pada kondisi serbuk. Sedangkan dalam bentuk pellet, zeolit yang memiliki kapasitas penyerapan air paling besar yaitu pellet pada kondisi tekanan kompaksi 20 bar dan waktu kalsinasi 1 jam.

Zeoliteis available in abundant amount in Indonesia. It can be used for many functions such as adsorbent, catalyst, molecular sieve, etc. This research specifically tries to optimize the use of zeolite as a desiccant to adsorb moistures. Zeolite powders are formed into pellets by sieveing, activation, mixing, compaction and calcination with variations in compaction pressure and calcination time. The characterization are done using XRD, SEM and sorption-isotherm. Zeolite powder shows the best water adsorption capacity. As for pellet shape, the best water adsorption capacity is achieved by compaction pressure 20 bar and calcination time 1 hour."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suryawan
"Zeolit adalah salah satu material yg memiliki property seperti LiCI dan silica gel dlm kemampuannya menyerap kandungan air dari udara. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh zeolit alam lampung yg diaktivasi dengan dealuminasi 3% Hf dan NH CI serta kalsinasi pada 120 %c. Untuk menunjukkan kurva karakteristik equilibrium Moisture content (EMC) temperatur kamar dijaga pada 25°C. Dengan laju aliran udara 1,2 m/s, dengan variasi relative hamidity (RH) aliran udara. Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan zeolit alam lampung refernsi yg diaktivasi hanyadengan pencucian dan pemanasan pada temperatur 180 oC tanpa dealuminasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dealuminasi HF tidak memberikan pengaruh yg bermakna dalam kemampuan adsorbsi zeolit ini. Hal ini dapat terlihat pada nilai EMC yang terendah zeolit ini bila dibandingkan dengan zeolit referensi sampai 0,0124 grup air/g zeolit kering pada RH 56,9 %. Selanjutnya laju adsorbsi zeolit dengan dealuminasi ternyata lebih rendah dari pada zeolit referensi untuk setiap RH dengan perbedaan nilai sampai 4,75 jam pada RH 47,5 %. Sehingga dapat disimpilkan secara umum bahwa proses perlakuan panas terhadap zeolit sampai temperatur 180°C akan meningkatkan kapasitas adsorbsinya bila dibandingkan dengan zeolit dengan dealuminasi HF dan kalsinasi pada temperatur 120°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
JUTE-XVI-1-Mar2002-9
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yeshinta Risky Priasmara Putri
"Limbah zat warna memberikan dampak negatif dengan semakin bertambahnya industri tekstil. Congo red adalah zat warna sintetis yang beracun dan stabil di lingkungan. Salah satu solusi untuk mengurangi limbah zat warna adalah adsorpsi. Penelitian ini menggunakan zeolit alam Bayah yang berpotensi sebagai adsorben zat warna. Dilakukan pula modifikasi menggunakan kitosan nanopartikel untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi, kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR. Diantara Nazeolit@chit (Na-zeolit modifikasi nanokitosan), ZeolitA@chit (zeolit aktif modifikasi nanokitosan) dan ZeolitA (zeolit aktif), Nazeolit@chit memiliki daya adsorpsi tertinggi. Modifikasi dengan performa terbaik ditunjukkan pada pelapisan nanokitosan sebanyak 3 kali dari percobaan sampai 7 kali pelapisan. Kemampuan NaZeolit@chit untuk mengadsorpsi zat warna congo red pada larutan cair telah dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak (5-60 menit), pH (3,5-6,5), dan konsentrasi (200- 1200 ppm). Kondisi optimum adsorpsi congo red pada konsentrasi 800 ppm, waktu 5 menit dan pH 5 sebagai waktu kontak dan pH optimum dengan kapasitas adsorpsi sebesar 3,98 mg/g. Konsentrasi congo red ditentukan dengan UV-Vis. Hasil pengujian isotherm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi congo red pada Nazeolit@chit mengikuti isotherm adsorpsi Freundlich. Studi kinetika adsorpsi mengikuti persamaan orde dua semu.

Waste dyes adversely impact with the growing textile industry. Congo red is a synthetic dyes are toxic and stable in the environment. One solution to reducing waste is dye adsorption. This study uses the Bayah natural zeolite as adsorbent dyes. Also conducted using a modification of chitosan nanoparticles to enhance the adsorption capacity, and characterization by FTIR. Among Nazeolit @ chit (Na-zeolite modification nanokitosan), ZeolitA @ chit (activated zeolite modification nanokitosan) and ZeolitA (active zeolite), Nazeolit @ chit has the highest adsorption capacity. Modifications to the best performance shown in coating nanokitosan 3 times of trial to 7 times coating. Ability NaZeolit @ chit to adsorb dye congo red in aqueous solution has been carried out by varying the contact time (5-60 minutes), pH (3.5 to 6.5), and concentration (200-1200 ppm). Optimum conditions congo red adsorption at a concentration 800 ppm, 5 minutes and pH 5 as contact time and pH optimum adsorption capacity of 3.98 mg / g. Congo red concentration was determined by UV-Vis. The test results showed that the adsorption isotherm adsorption congo red on Nazeolit @ chit Freundlich adsorption isotherm follows. Study of adsorption kinetics followed the pseudo- second-order equation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulus Ridho Pangudi
"Adsorpsi menggunakan unggun tetap zeolit dapat menjadi salah satu metode purifikasi bioetanol yang cukup menjanjikan dikarenakan biayanya yang relatif murah dengan efisiensi tinggi. Dalam penelitian ini, operasi adsorpsi etanol-air menggunakan unggun tetap zeolit diinvestigasi dengan membuat model matematika untuk memperoleh kurva terobosan menggunakan metode perhitungan Finite Difference. Model adsorpsi didapatkan dengan menyelesaikan persamaan neraca massa fasa cair, difusi fasa film, difusi intrapartikel menggunakan model Linear Driving Force (LDF), serta kesetimbangan adsorpsi desorpsi yang menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir. Model disimulasikan untuk mengetahui pengaruh variasi parameter proses yaitu variasi nilai laju alir (8, 10, 12 ml/menit), konsentrasi awal larutan etanol-air (10%, 50%,  90% v/vair), porositas unggun (0,56; 0,7), dan tinggi unggun (0,6; 0,8; 1,0 meter). Peningkatan laju alir umpan menyebabkan terjadinya percepatan waktu breakpoint dan peningkatan keterjalan kurva terobosan secara signifikan. Peningkatan konsentrasi air sebagai adsorbat pada umpan menyebabkan terjadinya peningkatan keterjalan kurva terobosan secara signifikan dan percepatan waktu breakpoint meskipun tidak signifikan. Peningkatan porositas unggun menyebabkan terjadinya penundaan waktu breakpoint tanpa adanya perubahan signifikan pada keterjalan kurva terobosan. Peningkatan ketinggian unggun zeolit menyebabkan terjadinya penundaan waktu breakpoint tanpa adanya perubahan signifikan pada keterjalan kurva terobosan.

Utilization of adsorption in a fixed bed column with zeolite as the adsorbent can be a promising solution to purify the ethanol until it reaches the fuel-grade criteria, due to its relatively lower cost and higher efficiency. In this study, ethanol-water adsorption in the zeolite fixed-bed column was investigated by creating a mathematical model to obtain a breakthrough curve using the Finite-Difference calculation method with the aid of computational software (Microsoft ExcelTM add-in), OpenSolverTM. The fixed bed adsorption process is modelled by the liquid phase mass balance equations complemented by an approach to the adsorption and diffusion processes in the adsorbent particles using the Linear Driving Force (LDF) model and Langmuir extended mixture adsorption isotherm equation. The variations of several operation parameters (flow rate, initial concentration of water, porosity, and column length of adsorption) significantly affect the breakthrough curve. Breakthrough points occur faster with a higher flow rate, and higher initial concentration. While the effect of porosity and column length is similar, breakthrough and exhaustion times are slower with increasing porosity and column length."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>