Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Ephraim Deviaro
"ABSTRAK
Perwujudan desentralisasi ditingkat daerah menghasilkan otonomi daerah, dimana dalam proses tersebut selalu dimulai dengan pembentukan daerah. Skripsi ini membahas tentang pembentukan daerah otonom baru Kota Tangerang Selatan. Pembentukan Kota Tangerang Selatan dikarenakan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja dan pelayanan dari pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Hal tersebut mendorong sebagian masyarakat untuk membentuk daerah otonom baru yaitu Kota Tangerang selatan. Persyaratan dan prosedur pembentukan daerah diatur dalam Pasal 5 Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 dimana terdapat syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Dalam penelitian ini digunakan metode hukum normatif, dengan titik berat kepada materi peraturan perundang – undangan yang mengatur pembentukan daerah. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk persyaratan administratif sudah dipenuhi oleh Kabupaten Tangerang, kemudian persyaratan teknis dinyatakan lulus, dan untuk persyaratan fisik calon Kota tangerang Selatan telah memenuhi persyaratannya.

ABSTRACT
Embodiment decentralized regional level generating regional autonomy, which in the process always begins with the formation of the area. This thesis discusses the creation of a new autonomous region of South Tangerang. Formation of South Tangerang City due to community dissatisfaction with the performance and services of the local government of Kabupaten Tangerang. It encourages some people to form new autonomous regions, namely South Tangerang City. The requirements and procedure about the local creation was arrange in Article 5 Code of Law No. 32 Year 2004, wheras administrative, technical, and physical territorial requirements. In doing this research, the method used is normative law method, with emphasis on the rule of code law material which is regulate the creation of new local government. The results of this study concluded that for the administrative requirements are fulfill by Kabupaten Tangerang, then Kota Tangerang Selatan passed the technical requirements and for physical territory requirement, Kota Tangerang Selatan has fulfill all the requirement.
"
2015
S58629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gasa Bahar Putra
"ABSTRAK
Kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bidang transportasi merupakan
salah satu urusan pemerintahan konkuren yang didapatkan secara atribusi dengan
bersumber pada UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Atas dasar hal
tersebut, Kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bidang Transportasi
pada pelaksanaannya dapat dibagi dalam kewenangan perencanaan; kewenangan
penyelenggaraan dan kewenangan evaluasi. Dalam perkembangannya, permasalahan
transportasi Jakarta yang kompleks dan terhubung dengan daerah sekitarnya
membutuhkan penanganan yang terpadu dan komprehensif, sehingga pemerintah
pusat membentuk Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melalui Perpres
No. 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. BPTJ
melaksanakan tugas dengan mengacu pada Rencana Induk Transportasi Jabodetabek
(RITJ). Oleh karena kewenangan BPTJ yang lintas daerah dalam wilayah
Jabodetabek, maka kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bidang
transportasi tidak mengalami perubahan secara substansial, melainkan hanya terdapat
perubahan terkait koordinasi pelaksanaan kewenangan. Dalam hal ini, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta tetap berwenang dalam pengelolaan transportasi di lingkup
wilayahnya yang didasarkan atas kewenangan atributif dari pembagian urusan
pemerintahan di bidang perhubungan dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif dengan jenis eksplanatoris, sehingga akan menghasilkan suatu penelitian
yang menggambarkan atau menjelaskan secara mendalam terkait suatu gejala atau
permasalahan dengan menggunakan data sekunder berupa norma hukum tertulis.
Dalam praktik pelaksanaannya masih terdapat potensi tumpang tindih kewenangan
antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan BPTJ, sehingga diperlukan peraturan
perundang-undangan yang mengatur secara jelas mengenai hubungan kerja dan
pembagian urusan di bidang transportasi antara pemerintah daerah di wilayah
Jabodetabek dengan BPTJ yang mengacu pada RITJ.

ABSTRACT
Jakarta Provincial Government Authority in the field of transportation is one of the
concurrent authority obtained by attribution, referring to The Law of The Republic of
Indonesia Number 23 of 2014 concerning Local Government. On that basis, Jakarta
Provincial Government Authority in the field of Transport on its implementation can
be divided into the planning authority; organizing authority and the authority of the
evaluation. In its development, the transportation problems in Jakarta was complex
and connected with the surrounding area in need of an integrated and comprehensive
treatment, so that the central government established the Transportation Management
Agency of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (BPTJ) through Presidential
Regulation Number 103 of 2015 concerning Transportation Management Agency of
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (BPTJ). BPTJ duties referred to the
Transportation Master Plan for Jabodetabek (RITJ). Therefore BPTJ authority which
cross the area in Greater Jakarta, the Jakarta Provincial Government authorities in the
field of transport did not change substantially, but there are only related to changes in
coordinating the implementation of the authority. In this case, Jakarta Provincial
Government retains authority in the management of transport in the scope of its area
are based on the attributive authority of the division of government affairs in the
sector of transportation in The Law of The Republic of Indonesia Number 23 of 2014
concerning Local Government. The method used in this research is normative
juridical with the kind of explanatory, so it will produce a study that depicts or
describes in depth related to a problem with using secondary data in the form of a
written legal norms. In practical implementation, there is still potential overlapping
authority between the Government of Jakarta with BPTJ, so that the necessary
legislation clearly regulating the relationship and the division of affairs in the field of
transport between local authorities in the Greater Jakarta area with BPTJ which refers
to RITJ.
"
2016
S63075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Jaya Surya Putra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang politik hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia khususnya dalam pembentukan peraturan daerah sejak era orde baru sampai dengan era reformasi serta analisis pengaturan terkait dengan pelaksanaan pembentukan peraturan daerah di Indonesia. Pelaksanaan pembentukan peraturan daerah saat ini seringkali ditemukan berbagai macam permasalahan selain banyaknya peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, peraturan perundang-undangan yang ada belum mendukung mekanisme pembentukan peraturan daerah yang baik serta lemahnya hubungan koordinasi antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal Kementerian Hukum dan HAM dalam pembentukan peraturan daerah. Tujuan penelitian ini adalah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut kesatuan sistem hukum maka dalam pembentukan peraturan daerah harus sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan melakukan studi kepustakaan dalam pengumpulan data, kemudian data-data yang diperoleh dianalisis melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menyarankan agar dalam pembentukan peraturan daerah harus mengedepankan prinsip Negara Kesatuan yang berdasarkan pada asas-asas yang berlaku dan peraturan perundang-undangan diatasnya serta berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Simpulan dari penelitian ini adalah memperbaiki peraturan perundang-undangan yang ada khususnya terkait dengan pengaturan pembentukan peraturan daerah dan membangun hubungan koordinasi antara instansi vertikal Kementerian Hukum dan HAM dengan pemerintah daerah dalam pembentukan peraturan daerah.Kata kunci :Pembentukan, Peraturan Daerah, Negara Kesatuan Republik Indonesia

ABSTRACT
This thesis discusses the legal politics of local governance in Indonesia, especially in the formation of regional regulations since the new order era until the era of reform and regulatory analysis related to the implementation of the formation of local regulations in Indonesia. Implementation of the current formulation of local regulations often found a variety of problems in addition to the many local regulations that contradict the higher legislation, the existing legislation has not supported the mechanism of the establishment of good local regulations and weak coordination between local government relations with vertical agencies Ministry of Justice and Human Rights in the formation of local regulations. The purpose of this study is in the Unitary State of the Republic of Indonesia which adheres to the unity of the legal system so in the formation of local regulations must be in accordance with Pancasila and the 1945 Constitution. This research is normative law research by conducting library study in data collection, then the data obtained is analyzed through qualitative approach. The results of this study suggest that in the formation of local regulations should prioritize the principle of the Unitary State based on the prevailing principles and the above legislation and guided by Pancasila and the 1945 Constitution. The conclusion of this research is to improve the existing legislation especially related to the regulation of the formation of local regulation and to build coordination relationship between vertical institutions of the Ministry of Law and Human Rights with local government in the formation of local regulations.Keywords Establishment, local regulations, the unitary State of the republic of Indonesia"
2018
T50443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Rajawali Pers, 2018
342.09 HUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Widiyanti
Jakarta: Bina Aksara, 1987
342 NIN k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Iqbal Cakrabuana
"ABSTRACT
Negara Indonesia adalah  Negara yang menganut bentuk Negara Kesatuan (Unitary) berdasarkan UUD 1945. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan keweenangan pemerintah pusat mengawasi Peraturan Daerah secara Executive Review melalui pembatalan Peraturan Daerah tersebut. Seteleah terbitnya putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015 dan  Putusan MK No. 56/PUU-XIV/2016, kewenangan tersebut dianggap Inkonstitusional. Bentuk dari penelitian ini adalah yuridis-normatif, penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti asas-asas, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Peneltian ini membahas kedudukan peraturan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, bentuk pengawasan pemerintah pusat  terhadap proses pembentukan dan jalanya peraturan daerah serta kewenangan pemerintah pusat terhadap pengawasan peraturan daerah  setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 56/PUU-XIV/2016. Kedudukan Peraturan Daerah terhadap pengaturannya di daerah yaitu peraturan yang dapat dibentuk oleh daerah yang mengatur urusan pemerintahan konkuren sebagaimana ditentukan undang-undang yang mencakup terhadap wilayah daerahnya tersebut. Kewenangan Pemerintah Pusat Untuk Mengawasi Proses Pembentukan dan Jalanya Peraturan Daerah adalah secara pengawasan preventif dan pengawasan represif. Kewenangan Pemerintah Pusat Terhadap Peraturan Daerah Setelah Adanya Putusan MK No. 137/PUU-XIII/2015 dan Putusan MK No.56/PUU-XIV/2016 dibatasi menjadi hanya kewenangan Executive Preview dimana pemerintah hanya memiliki kewenangan pengawasan secara preventif.

ABSTRACT
The State of Indonesia is a State that adheres to the form of a Unitary State based on the 1945 Constitution. Law Number 23 Year 2014 concerning Regional Government gives the central government the responsibility to oversee Local Regulations in an Executive Review through the cancellation of the Local Regulation. After the issuance of the decision of the Constitutional Court No. 137 / PUU-XIII / 2015 and Court Decision No. 56 / PUU-XIV / 2016, the afore-mentioned authority is considered unconstitutional. The form of this research is juridical-normative, this research is carried out by examining the principles, both written and unwritten. This research discusses the position of local regulations in the implementation of regional government, forms of central government oversight of the process of forming and implementation of local regulations and central government authority on supervision of local regulations after the decision of the Constitutional Court No. 137 / PUU-XIII / 2015 and Constitutional Court No 56 / PUU-XIV / 2016. The position of the Local Regulation on its regulation in that specific region is a regulation that can be established by the region that regulates concurrent government affairs as stipulated by the law which covers the area of the region. The authority of the Central Government to Supervise the Process of Establishing and Spending Regional Regulations is in the form of preventive and repressive supervision. The authority of the Central Government against Regional Regulations after the decision of the Constitutional Court No. 137 / PUU-XIII / 2015 and the Decision of the Constitutional Court No.56 / PUU-XIV / 2016 was became limited to only the authority of Executive Preview where the government only has the authority to preventive supervision."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.A.W. Widjaja,1940-
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
352.14 WID o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bachrul Elmi
Jakarta: UI-Press, 2002
352.4 BAC k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>