Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Fauziah
"Angka komplikasi persalinan di Indonesia sendiri mengalami kenaikan hal ini dapatdilihatdari data SDKI tahun 2002 2003 sampai SDKI 2012 Berdasarkan data SDKI 2002dan SDKI 2007 kejadian komplikasi persalinan di Indonesia naik sebesar 11 Jika dibandingkan dengan kejadian komplikasi persalinan berdasarkan data SDKI tahun 2007 dan SDKI tahun 2012 angka komplikasi persalinan naik sebesar 19 4 Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran faktor faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling Sampel dalam penelitian ini wanita yang pernah kawin usia 15 49 tahun pernah melahirkan dan yang dianalisis adalah kelahiran anak terakhir yang tercakup dalam data SDKI 2012 sebesar 14 023 ibu Hasil determinan yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas komplikasi kehamilan penolong persalinan tempatpersalinan dan pendidikan.

The complication rate of births in Indonesia increased this can be seen from the data in the 2002 2003 to IDHS 2012 Based on IDHS data is IDHS 2002 and 2007 the incidence of complications of childbirth in Indonesia increase 11 When we compared with the incidence of complications of labor based on data IDHS IDHS 2007 and 2012 the number of delivery complications increased by 19 4 This research aims to know description of the factors that influence the delivery complications in this Indonesia This research is a descriptive analytic research with cross sectional design Sample in this research is total sampling The sample in this study ever married women aged 15 49 years had given birth and the birth of the last child is analyzed is included in the data IDHS 2012 of 14 023 mothers Results determinant incidence of complications related to are parity complications of pregnancy birth attendants birth place and education levels."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratna Sari
"Penelitian ini bertujuan melihat faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan serta perbedaan risiko ibu yang mengalami komplikasi persalinan menurut karakteristik sosio demografi dan sosio ekonomi. Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif , dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi ibu yang mengalami komplikasi persalinan terdapat pada pendidikan menengah, bertempat tinggal di perkotaan, status ekonomi menengah, jarak kelahiran ≤ 24 bulan, umur ibu 20 - 34 tahun, urutan kelahiran 1 dan ≥ 4, dengan penolong persalinan medis, tempat bersalin di fasilitas kesehatan, dan memiliki riwayat komplikasi kehamilan. Berdasarkan ibu yang memiliki komplikasi kehamilan, didapatkan bahwa hanya 13,5 persen yang melakukan perawatan antenatal.
Berdasarkan analisis inferens dengan model logit biner, dapat disimpulkan bahwa dengan memperhatikan kondisi tingkat pendidikan, urutan kelahiran, komplikasi kehamilan, penolong persalinan, tempat bersalin, interval serta faktor klasifikasi seperti status ekonomi dan tempat tinggal secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan. Perbedaan risiko pada umumnya menunjukkan pola yang sama dengan hasil dari analisis deskriptif, namun pada model dengan faktor klasifikasi status ekonomi pada hasil out put menunjukkan tidak terdapat perbedaan risiko yang signifikan pada setiap status ekonomi dan ditemukan bahwa jenis komplikasi persalinan tertinggi yaitu persalinan lama banyak terdapat pada tingkatan umur 15 - 19.

The Objective of this research is to study about factors affecting the incidence of delivery complications and also risk differences on the basis of socio demographic and economic. On descriptive analysis, we found the highest percentage are women who have secondary education, who live in urban, middle-class economy, birth interval < 24 month, age of women at delivery 20 - 34 years old, birth order 1 and ≥ 4 children, medical assistance at delivery, place of birth at medical facility, and have pregnancy complications. We also found that among women who have pregnancy complication only 13,5 percent of them went for antenatal care.
Based on inferential binner logistic models, it can be concluded, that education, birth order, pregnancy complications, assistance at delivery, place of birth and birth interval and clasification factors : economic status and residence are significant in affecting the incidence of delivery complications. In generally the risk differences have similar pattern with analysis descriptif except economic status. We also found prolonged labor is the highest delivery complication in most teenege ( 15 - 19 years old)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risty Ivanti
"Keikutsertaan KB merupakan upaya pengaturan kelahiran yang diharapkan dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Angka kelahiran nasional selama 10 tahun terakhir menunjukkan angka yang stagnan 2,6 dan belum mencapai target nasional 2,1 dengan angka pemakaian kontrasepsi hanya mengalami peningkatan 1 persen di priode yang sama. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder SDKI 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor status ekonomi, pendidikan istri, paritas, sumber Informasi KB melalui diskusi, sumber Informasi KB melalui layanan KB dan tokoh masyarakat, dan sumber informasi KB melalui petugas kesehatan berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur. Adapun faktor yang dominan berhubungan adalah sumber informasi melalui diskusi dengan keluarga/teman/kerabat.
Saran dari studi ini adalah meningkatkan akses informasi KB secara luas, cara dan media yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan karakteristik masyarakat di daerah tersebut. Kemudian menumbuhkan semangat melayani peserta KB dengan komunikatif di kalangan petugas kesehatan (bidan, dokter dan perawat) agar dapat meningkatkan pelayanan KB.

The Participation of family planning is an effort of birth control that is expected to reduce population growth rate and increase family welfare. The number of nationality fertility rate for the last 10 years shows is stagnant in 2,6 and not yet achieve national target 2,1 with the contraceptive prevalence rate just increased 1 percent in the same period. This study is a secondary data analysis of Demographic and Health Survey 2012 a quantitative study using cross sectional design. This research to analyze factors related to the family planning participation of reproductive age couple.
The analysis resulted that the factors of economic status, education wife, parity, source of family planning information through discussions, information resource planning services and family planning through community leaders, and family planning resources through health workers associated with family planning participation of reproductive age couple. The dominant factor is associated resources through discussions with family/friends/relatives.
Suggestions of this study is to improve access to family planning information widely, and the way the media is used according to the characteristics of the region and the characteristics of people in the area. Then grow the spirit of serving participant family of planing with good communicative among health care workers (midwives, doctors and nurses) in order to improve family planning services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Komplikasi persalinan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu, kejadiannya meningkat dari 46% pada tahun 2012 menjadi 71,1% pada tahun 2017. Penelitian analisis lanjut menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2012-2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang melahirkan dalam dalam periode 2012-2017 yaitu sebanyak 14.996 orang.
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubugan yang signifikan antara status ekonomi, umur, paritas, komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan, penolong persalinan dan tempat persalinan dengan komplikasi persalinan. Hasil analisis regresi logistik ganda didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah riwayat persalinan. Responden yang pernah mengalami komplikasi persalinan berisiko hampir 4 kali (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) mengalami komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh faktor umur, paritas, komplikasi hamil, penolong persalinan, dan tempat persalinan.
Komplikasi kehamilan, dan tempat persalinan berinteraksi dengan riwayat komplikasi persalinan terhadap komplikasi persalinan. Disarankan Kementerian Kesehatan dan BKKBN dapat memberikan pelatihan ANC, INC, dan metode kontrasepsi kepada petugas yang memiliki wewenang untuk memberikan perawatan antenatal, intranatal dan pascanatal. Serta memberikan KIE khususnya pada ibu yang mempunyai riwayat komplikasi persalinan.

Labor complications caused maternal morbidity and mortality, the incidence increased from 46% in 2012 to 71.1% in 2017. Further analysis of the study used the 2017 IDHS data with a cross sectional design, aimed to finding out the factors associated with labor complications at 34 Provinces in Indonesia in 2012-2017. The sample in this study were women of childbearing age (WUS) who gave birth within the period 2012-2017 which were 14,996 people. The results of this study showed significant correlation between economic status, age, parity, pregnancy complications, history of labor complications, birth attendants and place of delivery with labor complications.
The results of multiple logistic regression analysis found that the most dominant factor associated with labor complications was labor history. Respondents who had experienced labor complications had a risk of almost 4 times (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) experiencing labor complications after being controlled by factors such as age, parity, pregnancy complications, birth attendants, and place of delivery.
Complications of pregnancy, and the place of delivery factors interact with a history of labor complications in labor complications. It is recommended that the Indonesia Ministry of Health and BKKBN to provide ANC, INC and contraceptive training for health practitioner who have the authority to provide antenatal, intranatal and postnatal care. As well as providing IEC especially for mothers who have a history of labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"ABSTRAK
Derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari beberapa indikator kesehatan salah
satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Sebagian besar penyebab utama
kematian ibu di Indonesia (60-80%) adalah akibat komplikasi persalinan
(perdarahan, diikuti oleh eklampsia, infeksi, komplikasi aborsi dan persalinan
lama). Salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu yaitu dengan mengurangi angka kematian ibu sampai
tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015 Sekitar 80% penduduk
Indonesia tinggal di daerah perdesaan yang pelayanan kebidanan masih banyak
bersifat tradisional dan lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun
bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal
dengan komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Responden merupakan ibu yang pernah
hamil dan melahirkan bayi berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007. Prevalensi kejadian komplikasi persalinan wilayah
perdesaan di Indonesia adalah sebesar 43,5% dan prevalensi kualitas antenatal
yang tidak sesuai kriteria adalah 67,5%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada
hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan dengan
PR=0,991 (pvalue<0,05). Analisis multivariat yang digunakan adalah cox
regression. Hasil akhir hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi
persalinan setelah dikontrol variabel paritas, komplikasi kehamilan dan penolong
persalinan didapat prevalence ratio (PR) sebesar 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003).
Kondisi akses, infrastruktur jalan dan transportasi yang tidak memadai serta biaya
yang tidak murah menyebabkan perlunya penempatan tenaga kesehatan di desa
khususnya bidan di setiap desa dalam upaya mencegah komplikasi persalinan di
perdesaan dengan memberikan asuhan antenatal seoptimal mungkin.

ABSTRACT
One of several health indicator in every country is Maternal Mortality Rate
(MMR). The most several factors of maternal mortality in Indonesia about 60-
80% because of delivery complications (excesive vaginal bleeding followed by
eclampsia, infection, abortus complication and prolonged labour). One of
Millennium Development Goals (MDGs) target is increase the mother?s health
with decrease maternal mortality rate for almost three quarters from years 1990
until 2015. About 80% Indonesia citizen live in rural area with traditional
maternal care and almost 75% delivery still help with traditional attendance. The
purpose of this study to know the relationship between quality of antenatal care
with delivery complication in rural area of Indonesia using Indonesia
Demographic and Health Survey year 2007 data. Design study is cross sectional.
Respondents of this study are mothers that have been pregnant and delivery.
Prevalence of delivery complication in this study are 43,5% and bad quality of
antenatal care prevalence are 67,5%. Bivariate analysis proven there is no
relationship between quality of antenatal care and delivery complications with
Prevalence Ratio (PR) = 0,991 (pvalue<0,05). Multivariate analysis using cox
regression model analysis. The final result relationship between between quality
of antenatal care and delivery complications after controlled by parity, pregnancy
complications and delivery attendance show that prevalence ratio (PR) is 0,933
(CI 95% : 0,868-1,003). It is need policy to located minimal one midwife for one
village to decrease the incidence of delivery complications with utilization of
optimal antenatal care because of the poor access, infrastructure, transportation
and expensive payment to reach health facility in rural area."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniena Diva
"Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan yang dilakukan selama kehamilan yang dimana tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, dan mampu mendeteksi dini komplikasi dan penyakit yang dialami ibu hamil. Namun, kunjungan ANC di 5 provinsi di Indonesia masih belum sesuai dengan rekomendasi WHO (minimal 4 kali dengan pola ideal 1-1-2).
Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan analisis data sekunder SDKI 2012. Sampel penelitian adalah wanita yang pernah melahirkan 5 tahun terakhir yang menjadi responden dalam SDKI 2012 di 5 Provinsi di Indonesia. Analisis bivariat digunakan regresi logistik sederhana dan analisis multivariabel digunakan regresi logistik berganda.
Hasil bivariat memperlihatkan bahwa ada tren peningkatan kunjungan ANC tidak sesuai dengan rekomendasi WHO pada pendidikan ibu (pvalue=0.0001), status ekonomi (pvalue=0.0001), dan pendidikan suami (pvalue= 0.0001). Hasil multivariabel memperlihatkan prediktor kunjungan ANC tidak sesuai dengan rekomendasi WHO adalah usia ibu saat hamil > 35 tahun, pendidikan ibu rendah, status ekonomi rendah, dan dukungan suami. Oleh karena itu, disarankan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan pentingnya kunjungan ANC sesuai dengan rekomendasi WHO terutama pada ibu hamil usia > 35 tahun, pendidikan rendah, dan status ekomomi rendah, serta pemberdayaan suami.

Antenatal care is a service that given during pregnancy in which health workers must be able to ensure that the pregnancy is normal, and is able to detect early problems and illnesses experienced. However, ANC in 5 provinces in Indonesia does not comply with WHO recommendations (at least 4 times with the ideal pattern 1-1-2).
This study used cross sectional design by using Indonesia Health Demographic and Health Survey 2012. The sample was women who had delivered last 5 years in 5 provinces in Indonesia. Bivariate analysis used simple logistic regression and multivariable analysis used multiple logistic regression. Bivariate results show that there is an increasing trend ANC visit does not comply with WHO recommendations on the education of the mother (pvalue = 0.0001), economic status (pvalue = 0.0001), and husband education (pvalue = 0.0001).
Results showed predictors of ANC visit does not comply with WHO recommendations is the age of the mother during pregnancy > 35 years old, low maternal education, low economic status, and lack of husband support. Health worker sholud focus on increasing knowleadge, especially on age of the mother during pregnancy > 35 years old, low maternal education, and low economic status, and husband.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivo S. Pandensolang
"Pendahuluan : Komplikasi kehamilan dan atau adanya penyulit persalinan umumnya merupakan indikasi dilakukannya seksio sesarea (SS). Namun dari 15,3% angka SS hasil Riskesdas 2010, 13% diantaranya terjadi pada ibu melahirkan yang tidak mengalami komplikasi kehamilan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan SS pada ibu tanpa komplikasi kehamilan dan atau penyulit persalinan di Indonesia.
Metode : Menggunakan disain cross sectional dengan menganalisis jawaban dari 9.485 responden, menggunakan program SPSS versi 18, melalui uji regresi logistik.
Hasil dan Kesimpulan: Proporsi SS pada ibu tanpa riwayat komplikasi kehamilan dan atau penyulit persalinan di Indonesia adalah 12,3%. Faktor yang berhubungan adalah : umur saat melahirkan, pendidikan, pengeluaran bulanan RT, wilayah tempat tinggal, umur kehamilan, jumlah ANC, paritas dan ukuran lahir anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah : pekerjaan dan jarak persalinan. Adapun faktor yang paling besar pengaruhnya adalah pengeluaran bulanan RT kuintil 5 dibanding kuintil 2 & 1 (OR=2,32 {95%CI : 1,89?2,83}).

Introduction : Pregnancy and labor of complications is generally an indication of doing caesarean section (CS). But the figure of 15,3% CS outcome Riskesdas 2010, 13% of them occurred in mothers without experience of pregnancy and labor complications. Therefore, the study was conducted to determine the factors associated with childbirth by CS in mothers without experience of pregnancy and labor complications in Indonesia.
Methods : Using a cross sectional design to analyze the respons of the 9.485 respondents, using SPSS version 18, through logistic regression test.
Results and Conclusions : The proportion of CS in mothers without experience of pregnancy and labor complications in Indonesia is 12,3%. Related factors were : age at delivery, educations, monthly household expenses, area of residence, gestational age, number of ANC, parity and size of the child was born. Unrelated factors are : occupational and distance delivery. The factors that most impact is the monthly household expenditure quintile 5 compared with quintile 2 & 1 (OR=2,32 {95%CI : 1,89 to 2,83}).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Faiqoh Zain
"Latar belakang: Pelayanan Kesehatan Ibu merupakan kesempatan yang besar untuk memberikan informasi tentang keluarga berencana. Pemberian informasi ini diharapkan akan mempengaruhi ibu dalam memilih metode kontrasepsi yang tepat dan dapat memulai kontrasepsi pada awal periode postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemodelan kecenderungan penggunaan kontrasepsi pada wanita pascapersalinan menurut pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di sepuluh provinsi penyangga utama.
Metode: Analisis data sekunder dari SDKI tahun 2012. Sampel sebanyak 3.739 responden yang memenuhi kriteria inklusi wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan sejak satu hingga lima tahun sebelum survei dan kriteria eklusi wanita dengan data lengkap . Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik multinomial.
Hasil: Ibu yang memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu mulai dari pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama kehamilan, melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan melakukan pemeriksaan nifas berpeluang 17,7 kali untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal pascapersalinan dibandingkan ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan asumsi ibu telah melahirkan lebih dari tiga anak dan mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang alat kontrasepsi non hormonal.
Kesimpulan: Pemanfaatkan pelayanan kesehatan ibu mulai dari pemeriksaan kehamilan, melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan melakukan pemeriksaan nifas berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi pascapersalinan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksi Wijayanti
"Menopause merupakan suatu Menopause merupakan suatu kondisi fisiologis normal yang umumnya terjadi pada usia 44,6 sampai dengan 52 tahun. Adanya pengaruh genetik, autoimun, iatrogenic dan idiopatik diduga dapat menyebabkan menopause terjadi lebih cepat. Kondisi ini berkaitan dengan infertilitas dan peningkatan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status merokok dengan kejadian menopause dini di Indonesia tahun 2012. Penelitian dilakukan menggunakan disain cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 melibatkan 4.973 perempuan usia 45-49 tahun. Untuk menguji hubungan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan regresi cox.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perempuan perokok berisisko 1,5 kali untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok setelah dikontrol dengan penggunaan kontrasepsi hormonal (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, nilai p = 0,052).

Menopause is physiological condition which usually occurs at 44,6 to 52 years. The influence of genetic, autoimmune, infection, and idiopathic thought to cause early menopause. This condition is associated with fertility and increased risk of non communicable disease and mortality.
The objectives of present study is to investigate the association between smoking status and early menopause in Indonesia year 2012. A cross-sectional study of IDHS data analysis was conducted on 4973 Indonesian women, ranging in age between 45-49 years. We applied cox regression analyses (crude and adjusted prevalence ratio (PR)) to examine the association between smoking status and early menopause.
This study shows that women smokers 1,5 times the risk for early menopause compared with non smokers after controlled use of hormonal contraceptives (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, p value = 0,052).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>