Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diar Luthfi Khairina
"Condet pernah dijadikan sebagai Cagar Budaya Betawi. Akan tetapi, keputusan tersebut telah dicabut oleh pemerintah. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Betawi juga semakin terabaikan. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini akan memperlihatkan persebaran dan variasi bahasa Betawi di wilayah Condet yang terletak di kawasan Jakarta Timur. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di wilayah Condet hanya satu, yaitu bahasa Melayu dialek Jakarta subdialek Pinggiran.

Condet had been granted as a cultural heritage area. But, the status was removed by the government. As the results, Betawi language as a mother tongue in this area has been slightly forgotten. The purpose of this research is to define the spread and variants of Betawi language in this area. Collected and processed data were conducted in qualitative and quantity method. The results of this research prove that the only spoken language in this area is Malay languange of Jakarta dialect and Pingguran subdialect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprayogi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi bahasa dan sentuh bahasa di Kabupaten Pringsewu melalui pendekatan dialektologi. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan, penelitian ini menjaring data dengan daftar tanyaan kosakata Swadesh, medan makna anggota Tubuh, dan medan makna gerak dan kerja. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah geografi dialek Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, pemetaan bahasa Ayatrohaedi, 2002 dan sentuh bahasa McMahon, 1994 dan Thomason, 2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Pringsewu terdapat empat bahasa yang dominan yakni bahasa Lampung, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Semendo. Bahasa Lampung di Pringsewu memiliki tiga variasi sub wicara, yakni bahasa Lampung Pesisir, bahasa Lampung Pubian dan bahasa Lampung Komering. Selain itu, terdapat variasi leksikal sampai dengan empat belas etima dengan beberapa korespondensi bunyi dan perubahan bunyi antarbahasa di dalamnya. Perhitungan dialektometri menunjukkan bahwa terdapat banyak wilayah yang sebenarnya memiliki perbedaan bahasa hanya berstatus beda dialek. Keadaan ini terjadi karena adanya sentuh bahasa dan warisan bersama bahasa proto. Sentuh bahasa melalui peminjaman leksikal terjadi lebih banyak secara adopsi daripada adaptasi dan terjadi dalam kategori kontak biasa.

This research was aimed at investigating language variation and language contact in Pringsewu regency using dialectology approach. By applying field research, this study collected the data using the Swadesh list and lexical fields of body parts and activities. The theories used in this study were dialect geography Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, language mapping Ayatrohaedi, 2002 and language contact McMahon, 1994 dan Thomason, 2001 . This study revealed that there were for main languages in Pringsewu namely Lampungic, Javanese, Sundanese and Semendo. In this study, there are three variations of Lampung language, namely Lampung Pubian, Lampung Pesisir, and Lampung Komering. The lexical variaties can be classified in 14 groups of etyma, and sound correspondence as well as pattern of language changes were found in this study. The result of dialectometry revealed that there were alot of areas categorized as 'different in dialect', whereas they were actually 'different in language'. This was due to the existence of language contact and shared features of proto languages. Language contact in the Lampung villages was in the level of casual contact where lexical adoption borrowing occured more than lexical adaptation one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Disyacitta Nariswari
"Penelitian ini merupakan penelitian dialektologi yang bertujuan untuk memetakan distribusi variasi bahasa dan istilah pertanian di Kabupaten Karawang. Hasil penelitian ini juga dibandingkan dengan dua penelitian terdahulu di tahun 1990 dan 1996. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyusun glosarium istilah pertanian di Kabupaten Karawang. Penelitian dibatasi pada tataran leksikon. Metode yang digunakan adalah metode pupuan lapangan dengan 50 titik pengamatan, 100 informan, dan daftar tanyaan sebanyak 200 kosakata swadesh dan 125 istilah pertanian. Teknik analisis data menggunakan peta bahasa, isoglos, dan dialektometri. Hasil menunjukkan bahwa terdapat tiga daerah pakai kosakata, yaitu kosakata Betawi, kosakata Jawa, dan kosakata Sunda. Hal ini masih sesuai dengan hasil kedua penelitian terdahulu, tetapi saat ini telah mengalami perubahan daerah distribusi.

This research uses dialectology to mapping distribution of language variation and agricultural terms in Karawang regency. The results of this research are compared to two former research in 1990 and 1996. Besides, this research is also to compose a glossary of agricultural terms in Karawang regency. The conduct of this research is limited to the lexicon level. Method that being used was field research method with 50 observatory points, 100 informants, and list of questions which consist of 200 swadesh vocabulary and 125 agricultural terms. Data analytical technique used language map, isogloss, and dialectrometric. Result shown that there are three vocabulary using areas, which are Betawi vocabulary, Java vocabulary, and Sunda vocabulary. This is still suitable with two former research result. However, the areas have been changed nowadays."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri
"Kecamatan Buleleng merupakan salah satu akses para pedagang dari luar Bali pada masa lampau1. Hal tersebut memicu adanya kontak bahasa oleh masyarakat lokal dengan para pedagang luar sehingga memengaruhi situasi kebahasaan di sana. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi bahasa di Kecamatan Buleleng. Kajian dari rumusan masalah dilakukan menggunakan penelitian dialektologi. Penelitian ini menggunakan metode pupuan lapangan dengan dibantu beberapa daftar tanyaan, yaitu 200 kosakata dasar Swadesh, 29 kosakata ganti, sapaan, dan acuan, 25 kosakata sistem kekerabatan, dan 28 kosakata pakaian dan perhiasan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam peta bahasa, yang kemudian dihitung menggunakan dialektometri dan jaring laba-laba. Hasil tersebut menggambarkan situasi kebahasaan di Kecamatan Buleleng dan memperlihatkan variasi bahasa di sana.

Buleleng Sub-District is one of the access of traders from outside Bali in the past1. It triggers the existence of language contacts by the local community with outside merchants influencing the linguistic situation there. The formulation of the problem in this research is how the varieties of the language in Buleleng Sub-District. The study of the problem formulation was carried out using dialectological research. This study uses field-based methods with the help of several questionnaires, namely 200 Swadesh's basic vocabularies, 29 change vocabulary, greetings, and references, 25 vocabularies kinship systems, and 28 vocabularies of clothing and jewelry. The data obtained is inserted into language map, which is then calculated using dialectometry and spider webs. These results illustrate the linguistic situation in Buleleng District and show the varieties of the language there."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Kiranaputri
"Penelitian ini membahas bahasa SMS yang digunakan oleh mahasiswa di Jakarta ketika berkomunikasi dengan tiga mitra tutur yang berbeda, yaitu kepada dosen, orangtua, dan teman. Bahasa SMS yang digunakan dengan ketiga mitra tutur tersebut mempunyai variasi. Hal ini disebabkan hubungan kedekatan pengirim SMS, dalam hal ini mahasiswa, dengan ketiga mitra tutur tersebut juga berbeda, selain status yang juga berbeda. Selain melalui SMS, seiring perkembangan zaman, media yang digunakan sebagai sumber data juga dapat berupa BBM, line, dan whatsapp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan variasi bahasa SMS yang digunakan mahasiswa di Jakarta. Secara umum, ada dugaan apakah bahasa SMS merupakan bahasa lisan yang dituliskan ataukah memang bahasa tulisan. Variasi bahasa tersebut terlihat pada bagaimana mahasiswa memberikan salam sebagai pembuka dan penutup SMS, serta bagaimana variasi pilihan kata, struktur kalimat, dan penyingkatan digunakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ragam bahasa SMS dapat berupa bahasa tulisan maupun bahasa lisan yang dituliskan. Hal tersebut bergantung pada salah satu faktor yang memengaruhi penggunaan bahasa SMS tersebut, yaitu mitra tutur.
his research is analyzed SMS language that used by college students in Jakarta when they communicate with three different hearers, those are to their lecturer, parents, and friend. SMS language that used to communicate to those three hearers has the variation. It?s caused the relationship between SMS sender, in this case is college students, with three hearers that also different, besides the differents status. Besides through SMS, due to the technology development, the data in this research also from BBM, line, and whatsapp. The research purposes is to explain the variety of SMS language that performed by college students in Jakarta. In general, there is a suspicion whether the SMS language is a spoken language that is written or is written language. Those language variation is seen in how students give greeting as opening and closing in SMS, as well as how variation in diction, sentence structure, and shortened words.
The result showed that SMS language can be the written language nor the spoken language that is written. It relies on one of the factors that affect in usage of the SMS language, that is the hearers.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Mutiara Qulby
"Bahasa Prancis memiliki beberapa jenis ragam bahasa yang digunakan tergantung pada konteks komunikasi (tertulis atau lisan), lawan bicara, dan situasi komunikasi. Ragam bahasa Prancis yang dikenal dengan istilah Registres de langue ini terbagi atas 3 jenis, yaitu soutenu, courant, dan familier. Menurut David (2008), ragam bahasa Prancis terbagi atas 4 jenis dengan tambahan populaire yang banyak digunakan dalam kalangan masyarakat bahasa tertentu saja. Karena perbedaan setiap jenis ragam bahasa itu, maka penggunaan bahasa Prancis harus sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menemukan jenis ragam bahasa yang digunakan pada majalah digital Bumbu. Tiga artikel dari 3 edisi pertama majalah digital Bumbu berbahasa Prancis dianalisis dengan merujuk pada teori analisis fungsi kalimat Le Querler (1994) dan registre de langue David (2008) serta tabel gabungan perincian deskripsi ragam bahasa. Kajian ini menemukan bahwa penggunaan ragam bahasa courant mendominasi keseluruhan ketiga artikel sehingga target pembaca majalah digital Bumbu lebih luas karena siapa pun akan mudah memahami isi artikel majalah Bumbu. Peningkatan jumlah kalimat dan jenis kalimat dalam ketiga artikel menunjukkan peningkatan kemampuan penyusunan artikel dalam bahasa Prancis serta adaptasi dan pengembangan dalam penyajian informasi. Penggunaan kosakata dan fungsi kalimat dalam majalah Bumbu yang menggunakan ragam courant merupakan pilihan penerjemah mengingat majalah ini dibuat pada awalnya berbahasa Indonesia. Temuan ini mendukung kajian Bentounsi (2021) yang menggarisbawahi bahwa dalam konteks berita penggunaan bahasa seringkali melibatkan unsur subjektivitas yang mencerminkan pandangan dan penilaian pribadi jurnalis.

French has several types of language varieties that are used depending on the context of communication (written or spoken), the interlocutor, and the communication situation. The varieties of French known as Registres de langue are divided into 3 types, namely soutenu, courant, and familier. According to David (2008), French varieties are divided into 4 types with the addition of populaire which is widely used in certain language communities only. Because of the differences in each type of language variety, the use of French must be in accordance with the context and purpose of communication. This qualitative research aims to find the types of language varieties used in Bumbu digital magazine. Three articles from the first 3 editions of the French-language Bumbu digital magazine were analyzed by referring to Le Querler's theory of sentence function analysis (1994) and David's registre de langue (2008) as well as a combined table detailing the description of language varieties. This study found that the use of courant language variety dominates the whole three articles so that the target audience of Bumbu digital magazine is wider because anyone will easily understand the content of Bumbu magazine articles. The increase in the number of sentences and sentence types in the three articles shows the improvement of the ability to compose articles in French as well as the adaptation and development in the presentation of information. The use of vocabulary and sentence function in Bumbu magazine that uses courant variety is the translator's choice considering that the magazine was originally made in Indonesian. This finding supports Bentounsi's (2021) study which underlines that in the news context, the use of language often involves an element of subjectivity that reflects the journalist's personal views and judgment. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Risdayani
"Makalah ini membahas tinjauan sosiolinguistik terhadap sebuah iklan yaitu iklan Rosѐe Hoegaarden (bir pink). Bir adalah salah satu minuman yang terkenal di dunia yang disukai dan dikonsumsi oleh banyak orang setiap hari, terlebih di belahan dunia yang memiliki 4 musim. Saat ini terdapat variasi yang baru dari bir, yaitu bir yang berwarna pink. Bir pink adalah salah satu produk yang cukup menarik perhatian masyarakat. Bir ini berbeda dengan bir pada umumnya, karena warnanya merah muda dan terlihat identik dengan perempuan karenanya rasanya lebih manis daripada bir pada umumnya. Pada iklan bir pink juga terlihat perbedaan dengan bir pada umumnya, karena biasanya dalam sebuah iklan bir, laki-laki selalu mendominasi dan menjadi pemeran utama yang disorot. Dalam makalah ini, penulis menganalisis iklan Rosѐe Hoegaarden (bir pink) berdasarkan S-P-E-A-K-I-N-G yang merupakan singkatan dari Setting and Scene, Participants, Ends, Act Sequences, Key, Instrumentalities, Norms, Genres yang dikemukakan oleh Dell Hymes. Dari model tersebut, iklan dapat dipaparkan secara terperinci. Penilitian ini menggunakan metode kepustakaan karena dengan metode tersebut, peneliti dapat menggambarkan dan memaparkan bagaimana iklan tersebut ditinjau dari segi S-P-E-A-K-I-N-G. Data yang dianalisis sebanyak 4 buah iklan bir Hoegaarden dengan berbagai versi. Setelah dianalisis dari keseluruhan aspek yang diteliti, ada beberapa aspek yang paling menonjol yaitu Setting (Latar dan Tempat), Participants (Pelaku), Ends (Tujuan), dan Norms (Norma). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebuah iklan dapat diteliti dan dipaparkan berdasarkan S-P-E-A-K-I-N-G.

This article discusses about a sociolinguistic review to an ad for Rosѐe Hoegaarden (the pink beer). Beer is one of the world most famous beverages which is liked and consumed by many people everyday, especially in parts of the world that has four seasons. Currently there are a whole lot of new variations of beer in the market, i.e. the pink beer. The pink beer is one of the products that caught people’s attention. This beer is different with other beers in general because of the unusual pink colour and often associated with women because the taste is sweeter than any other beers in general. In the pink beer commercial we can also see the distinction with the other brands because usually the ads are men orientated and they are the main focus of the ads. In this article, the author analyzed the Rosѐe Hoegaarden ad based upon S-P-E-A-K-I-N-G which is an abbreviation for Setting and Scene, Participants, Ends, Act Sequences, Key, Instrumentalities, Norms, Genres proposed by Dell Hymes. From these models, advertising can be described in details. This research uses literature methods because with this method researchers are able to describe and explain how the ads are reviewed by the S-P-E-A-K-I-N-G terms. Data were analyzed by analyzing 4 Hoegaarden beer commercials with various versions. After all aspects that are being studied are analyzed, there are certain prominents aspects which really stands out that is the Setting and Scene, Participants, Ends and Norms. It shows that an advertisement can be studied and presented based on the S-P-E-A-K-I-N-G model.
"
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, ], 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fellicia Monica
"ABSTRAK
Aksara Han mempunyai sejarah yang panjang dan terus menerus mengalami perubahan. Sejak pertama kali terbentuk, satu karakter sudah mempunyai sejumlah bentuk lainnya. Bentuk karakter Han yang diketahui masyarakat pada umumnya adalah karakter Han pada media massa. Skripsi ini memfokuskan pada variasi satu karakter tersebut. Sumber primer berasal dari Kamus Bahasa Mandarin (现代汉语词典 Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn). Berdasarkan karakter yang mempunyai bentuk yitizi (异体字 yìtǐzì), dipilihlah sejumlah karakter untuk dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menguraikan komponen karakter, setiap yitizi (异体字yìtǐzì) dapat dikelompokkan ke dalam enam jenis. Walaupun bentuk yitizi (异体字 yìtǐzì) berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada makna dan bunyi yang sama.

ABSTRACT
Han script has a long history and going through changes. Since first time it?s created, one characters already had another shapes. The shape of Han characters that are being commonly known are Chinese characters in mass media. This thesis focused on variations of one character. Primary source is taken from Modern Chinese Language Dictionary (现代汉语词典 Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn). A few characters which have yitizi (异体字 yìtǐzì) are chosen for analysis. The result shows, by describing characters? component, each of yitizi (异体字 yìtǐzì) can be classified into six types. Although yitizi (异体字 yìtǐzì) may vary in shapes, but it refers to the same meaning and sound. "
2016
S65323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Sari Wulandari
"Penelitian ini merupakan upaya memverifikasi wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah karena penelitian kebahasaan di Kabupaten Cilacap sudah pernah dilakukan pada tahun 1993 sehingga adanya perbedaan situasi kebahasaan di Kabupaten Cilacap setelah lebih dari 20 tahun dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa dan mengetahui faktor-faktor penyebab adanya perbedaan wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan analisis kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Wilayah pakai bahasa Sunda ada di bagian utara, barat, dan selatan Kabupaten Cilacap, sedangkan wilayah pakai bahasa Jawa ada di bagian tengah hingga timur Kabupaten Cilacap. Faktor penyebab perbedaan batas wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa, yaitu 1 jumlah titik pengamatan yang berbeda dengan penelitian tahun 1993, yaitu 67 titik pengamatan dalam penelitian ini dan 42 titik pengamatan dalam penelitian tahun 1993 dan 2 migrasi penduduk dari arah barat Kabupaten Cilacap, yaitu dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.

This study verified the language territory of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency Central Java Province. The study of language mapping in Cilacap regency has ever been conducted in 1993 therefore, this study investigated the difference of language situation after more than 20 years of the latest research in this area. This study was aimed at determining the border of language region of Javanese and Sundanese and revealing the underlying factors causing the difference of language territory. This study employed qualitative method and quantitative analysis.
The result of this study revealed that there was the difference of language territory border of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency. The language territory of Sundanese concentrated in the north, west, and south of the regency, meanwhile the language territory of Javanese concentrated in the centre until the east of the regency. There were two underlying factors that caused the difference of language territory border. Firstly, there was a difference in the number of the points of obervation between this study, which was 67 points and the study in 1993, which was 42 points. Secondly, there was human migration from the west part of Cilacap Regency. They were from Ciamis Regency, Banjar City, Pangandaran Regency, Tasimalaya Regency, and Garut Regency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T47526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baka, Farida
London : Janus Publishing , 1988
420.141 BAK d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>