Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faradina Anastasia
"Skripsi ini membahas mekanisme pendaftaran pasien dengan Jaminan Kesehatan Nasional di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan cara observasi, telaah dokumen, dan wawanncara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayananan JKN masih belum optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor input,diantaranya yaitu ketersediaan sumber daya manusia, penerapan kuota, dan pelaksanaan sistem perjanjian yang masih perlu diperbaiki serta terdapat faktor-faktor lain yang penulis temukan pada saat penelitian. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan rumah sakit untuk meningkatkan jumlah tenaga dokter dan kuota serta menyempurnakan sistem perjanjian sehingga seluruh pasien JKN dapat dilayani dengan baik.

This thesis discusses the mechanisms of patient registration with Jaminan Kesehatan Nasionnal (JKN) in the outpatient installation Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi 2014. This is a descriptive qualitative study conducted by observation, document review, and deep interview. The results showed that pelayananan JKN still not optimal due to several input factors, among which the availability of human resources, the implementation of quotas, and the implementation of the appointment system that still need to be improved and there are other factors that I have found at the time of the study. Based on these results, the researchers suggest hospitals to increase the number of doctors and quotas as well as perfecting the system so that all patients with JKN can be served well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Anggarini
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan antara biaya rawat inap berdasarkan tarif INA-CBGs dengan biaya rawat inap berdasarkan tarif rumah sakit pada pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diagnosis infeksi HIV di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan perbedaan biaya rawat inap antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit disebabkan oleh adanya perbedaan tarif dan perbedaan metode pembebanan biaya. Akibat perbedaan tersebut, rumah sakit mengalami kerugian. Rumah sakit dapat menekan kerugian dengan meningkatkan cost effectiveness proses bisnis rawat inap, menetapkan harga target, menyusun biaya standar serta melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Program JKN.

This study's objective is to analyze the difference between inpatient cost based on INA-CBGs rates with the one based on hospital rates on JKN patient with HIV infection in Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. This study uses a descriptive-qualitative methods. The study shows for overall the difference casuses loss to the hospital. It because of the rate and the charging method differences between BPJS Kesehatan and the hospital. The hospital reduces the loss by improving the cost effectiveness of business processes, planning and controlling the inpatient cost through target pricing and standard costing as well as monitoring and evaluating the programs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Dewintasari
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui daftar obat generik berdasarkan analisis ABC. Penelitian ini dilakukan di RSIJ Pondok Kopi dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis ABC pemakaian terdiri dari 57 item obat kelompok A dengan pemakaian tertinggi sebesar 1.636.016, kelompok B terdiri dari 71 item obat dengan pemakaian sedang sebesar 474.444, dan kelompok C terdiri dari 259 item obat dengan pemakaian terendah sebesar 235.745. Untuk analisis ABC investasi, kelompok A terdiri dari 39 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 3.004. 053.435, kelompok B terdiri dari 70 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 875.283.696 dan kelompok C terdiri dari 279 obat dengan nilai investasi sebesar Rp 431.405.277. Terdapat 13 obat generik yang termasuk kedalam kelompok A analisis ABC investasi ? pemakaian. Perhitungan EOQ untuk kelompok A didapatkan hasil yang bervariasi antara 80- 2018 item persediaan , sementara ROP bervariasi antara 36 - 385 item persediaan. Studi ini menyarankan agar rumah sakit menerapkan metode analisis ABC untuk pengendalian persediaan obat generik.

This study aimed to find generic drug list based on ABC analysis. This research was conducted in RSIJ Pondok Kopi with quantitative methods. The result indicate generic drugs group A of ABC analysis quantity consist of 57 drugs with 1.636.016 quantity value, group B consist of 71 drugs with 474.444 quantity value, and group C consist of 259 drugs with 235.745 quantity value. Generic drugs group A of ABC analysis investment consists of 39 drugs with investment value Rp.3.004.053.435, group B consists of 70 drugs with investment value Rp. 875.83.696 and group C consists of 279 drugs with investment value Rp.431.405.277. There are 13 generic drugs which include into group A of ABC analysis quantity ? invesment. EOQ calculations for group A showed that variety of the result around 80-2018 inventory item, while ROP around 36 to 385 inventory item. This study suggests the hospital for using ABC analysis to inventory control of generic drug.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Arianti
"ABSTRAK
Interaksi sosial pada lanjut usia dengan penyakit kronis terganggu akibat berbagai
keterbatasan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi interaksi sosial pada
lanjut usia dengan penyakit kronis di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan total sampel sebanyak 53
orang. Hasil penelitian menunjukan 52,8% lanjut usia dengan penyakit kronis
pada umumnya memiliki interaksi sosial yang baik. Interaksi sosial pada lanjut
usia dengan stroke memiliki interaksi sosial yang kurang sekitar 48%. Perawat
sebaiknya tidak hanya memperhatikan kondisi fisik namun sosial terutama
interaksi sosial pada pasien lansia dengan penyakit kronis.

Abstract
Social interaction in elderly with chronic diseases become decrease because of
many limitations. The purpose of this research is to identify social interaction in
elderly with chronic diseases in Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. This
research using descriptive design with total samples around 53 people. The result
from this research indicated that 52.8% social interaction in elderly with chronic
diseases generally is good. Elderly with stroke have less social interaction around
48%. Nurse should not only care about physical condition but also social
especially social interaction in elderly with chronic diseases.;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Erawan, translator
"1 Januari 2014 Pemerintah mulai menerapkan program JKN bagi seluruh rakyat. Skripsi ini bertujuan mengetahui proporsi peserta, kunjungan, pengguna, Contact Rate dan Visite Rate peserta JKN berdasarkan jenis kelamin, umur, dan jenis peserta, serta hubungan antara variabel jenis kelamin, umur, dan jenis peserta dengan variabel utilisasi rawat jalan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, mengolah data sekunder register kunjungan pasien JKN dan peserta JKN. Hasil penelitian yang diperoleh, peserta JKN di Puskesmas Cipageran pada April 2014 adalah 12.728 orang, peserta yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan (5,7%), Contact Rate berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih besar (6,9%) daripada laki-laki (4,6%), berdasarkan kelompok umur tertinggi kelompok umur ≥ 60 tahun (12,2%), berdasarkan jenis peserta JKN, BPBI lebih besar (6,5%) daripada PBI (5,4%). Visite Rate berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih besar (10,4%) daripada laki-laki (4,4%), berdasarkan kelompok umur tertinggi kelompok umur ≥ 60 tahun (15,0%), berdasarkan jenis peserta JKN, PBI lebih besar (7,8%) daripada BPBI (7,0%). Hasil uji hubungan variabel jenis kelamin, umur dan jenis peserta JKN dengan utilisasi rawat jalan, diperoleh nilai p untuk setiap variabel bebas ≤ α (0,05). Dengan demikian hasil bermakna, artinya ada hubungan antara jenis kelamin, umur dan jenis peserta JKN dengan utilisasi pelayanan rawat jalan.

1 January 2014 the Government began to implement National Health Insurance program for all people. The thesis aims to find out the proportion of participants, visit, Contact Rate, users, and Visite Rate based on gender, age, and type of participants NHI, and the relationship between the variables of gender, age, and type of participants with outpatient utilization variable. Research using quantitative approach design with cross sectional, secondary data processing register visit NHI patients and participants NHI. The results are obtained, participants NHI in April 2014 is 12.728 people, utilization rate (5.7%). Contact Rate by sex, more women (6.9%) than men (4.6%), based on the highest age group ≥ 60 years age group (12.2%), based on the type of participant , more BPBI (6.5%) than the PBI (5.4%). Visite Rate based on gender, women's greater (10.4%) than men (4.4%), based on the highest age group ≥ 60 years age group (15.0%), based on the type of participant, PBI greater (7.8%) than BPBI (7.0%). Test results variable relationship sex, age and type of participants with outpatient utilization, p values obtained for each independent variable is ≤ α (0.05). Thus significant results, the meaning there is a relationship between gender, age and type of participants NHI with outpatient care utilization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Wirawan
"Bagi pasien rumah sakit, pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak hanya dirasakan
dengan sembuhnya dari penyakit secara fisik namun juga menyangkut kepuasan pasien
terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Pasien akan puas
apabila layanan yang diterimanya setidaknya sama atau melampaui harapan pasien.
Sedangkan pasien merasa tidak puas apabila layanan yang diterimanya tidak sesuai
dengan harapan pasien. Berdasarkan data capaian indikator mutu di Rumah Sakit Bakti
Timah (RSBT) Mentok Tahun 2022, terdapat beberapa indikator mutu yang belum
mencapai target. Selain itu angka kunjungan pasien JKN di instalasi rawat jalan RSBT
Mentok Tahun 2020-2022 juga mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kepuasan pasien dan gambaran minat kunjungan ulang pada pasien
JKN di instalasi rawat jalan RSBT Mentok Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah
Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Analisis statistik
menggunakan uji Chi Square atau uji Fisher Exact. Berdasarkan uji statistik untuk
melihat hubungan karakteristik responden dengan minat kunjungan ulang didapat hasil
seluruh karakteristik responden memiliki p value > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara karakteristik responden dengan minat kunjungan ulang. Sedangkan
hasil uji statistik antara kepuasan responden pada dimensi Tangibles dengan minat
kunjungan ulang diketahui p value > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara kepuasan responden pada dimensi Tangibless dengan minat kunjungan
ulang. Dan hasil uji statistik antara kepuasan responden pada dimensi Reliability,
Responsiveness, Assurance dan Emphaty dengan minat kunjungan ulang diketahui p
value ≤ 0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kepuasan responden pada
dimensi Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty dengan minat kunjungan
ulang. Hubungan kepuasan pasien secara keseluruhan didapat hasil p value ≤ 0,05 yang
artinya ada hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan
ulang. Hasil pemetaan unsur pelayanan pada diagram Kartesius didapat hasil 5 (lima)
unsur pelayanan berada pada kuadran A yang artinya menjadi prioritas utama untuk
dilakukan upaya perbaikan. Kelima unsur pelayanan tersebut yaitu kondisi ruang tunggu
pasien, ketersediaan alat kesehatan, ketersediaan jenis pemeriksaan di laboratorium,
ketersediaan obat di instalasi farmasi rumah sakit dan kehadiran dokter sesuai jadwal
pelayanan. Oleh karena itu pihak RSBT Mentok harus lebih memperhatikan unsur-unsur
pelayanan yang belum memberikan kepuasan maksimal kepada pasien

For hospital patients, quality health services are not only felt by recovering from physical
illness but also regarding patient satisfaction with the attitudes, knowledge and skills of
health workers in providing services and the availability of adequate facilities and
infrastructure. Patients will be satisfied if the service they receive at least equals or
exceeds patient expectations. Meanwhile, the patient feels dissatisfied if the service he
receives does not match the patient's expectations. Based on the achievement data of
quality indicators at Bakti Timah Mentok Hospital in 2022, there are several quality
indicators that have not reached the target. In addition, the number of JKN patient visits
at the outpatient installation at Bakti Timah Mentok Hospital in 2020-2022 has also
decreased. The purpose of this study was to describe patient satisfaction and interest in
revisiting JKN patients at the outpatient installation at Bakti Timah Mentok Hospital in
2023. The study design was cross sectional with a sample size of 120 people. Statistical
analysis using Chi Square test or Fisher Exact test. Based on statistical tests to see the
relationship between the characteristics of the respondents and the interest in repeat
visits, it was found that all of the characteristics of the respondents had p value > 0.05,
which means that there was no significant relationship between the characteristics of the
respondents and the interest in repeat visits. While the results of statistical tests between
respondents' satisfaction on the Tangibles dimension and intention to revisit, it is known
that p value > 0.05, which means that there is no significant relationship between
respondent's satisfaction on the Tangibles dimension and intention to revisit. And the
results of statistical tests between respondents' satisfaction on the dimensions of
Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy with interest in repeat visits are
known to be p value ≤ 0.05, which means that there is a significant relationship between
respondents' satisfaction in the dimensions of Reliability, Responsiveness, Assurance and
Empathy with interest in repeat visits. The relationship between patient satisfaction as a
whole resulted in p value ≤ 0.05, which means that there is a significant relationship
between patient satisfaction and interest in repeat visits. The results of the mapping of
service elements in the Cartesian diagram show that 5 (five) service elements are in
quadrant A, which means they are a top priority for improvement efforts. The five
elements of service are the condition of the patient's waiting room, the availability of
medical devices, the availability of types of laboratory examinations, the availability of
drugs in the hospital pharmacy installation and the presence of doctors according to the
service schedule. Therefore, the Bakti Timah Mentok Hospital must pay more attention
to service elements that have not provided maximum satisfaction to patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khatibur Rasyadi
"Pembangunan sosial adalah upaya membangun masyarakat agar secara social atau kolektif mampu-berdaya baik secara sosial, ekonomi maupun dari aspek kesehatannya. Dalam kerangka itu, Muhammadiyah sebagai bagian dari masyarakat madani (civil society), telah lama menegaskan dirinya untuk terlibat aktif dalam rangka pembangunan sosial. Salah satunya pembangunan sosial dalam aspek kesehatan, dimana pembangunan kesehatan yang dilakukan Muhammadiyah telah didikasikan sejak awal berdirinya organisasi ini, tahun 1912 M. kebijakan dan sikap ini diwujudkan dengan membangun amal-usaha di bidang kesehatan, seperti Rumah Sakit-Rumah Sakit di bawah kepemilikan Muhammadiyah. Rumah Sakit-Rumah Sakit milik Muhammadiyah, termasuk Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJ-PK), selalu ada pada dua sisi yang seimbang antara kepentingan profit untuk kesinambungan institusi dan dengan kepentingan sosial yang menjadi misi bagi Muhammadiyah untuk selalu peduli kepada sosial, terutama pada kaum dhuafah. Kebijakan dan misi ini merupakan falsafah awal berdirinya amal-usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan. Kebijakan yang seimbang ini ditunjukkan dengan memberikan pelayanan yang gratis pada keluarga/orang miskin yang berobat dan dirawat di Rumah Sakit. Dalam kaitan pembangunan sosial-kesehatan, pada saat yang sama telah berlangsung sebuah kebijakan program dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin (JPK-Gakin) di Jakarta. Program ini di dasarkan pada amanah UUD 1945 pasal 34, tentang jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia; Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang No.34 tentang Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta; Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.Berangkat dari uraian dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pelaksanaannya di RSIJ pondok Kopi. Terkait dengan pelaksanaanya di RSIJ PK, juga ingin melihat gambaran kebijakan Muhammadiyah terkait dengan program JPK-Gakin di RSIJ-PK serta kebijakan Dinkes DKI Jakarta terkait dengan program di RSIJ-PK. Di dalam gambaran pelaksanaannya, ingin dilihat bagaimana perencanaannya, pengoraginisasiannya, prosedur, dan hasil pelayanannya terhadap peserta JPK-Gakin dan pola koordinasinya dengan Dinkes sebagai pemberi kebijakan dan pemegang dana untuk mencairkan dana hasil pelayanan JPK-Gakin. Yang selanjutnya dianalisa tentang kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan program JPK-Gakin selama ini di internal RSIJ-PK, dari situ kemudian diharapakan menghasilkan langkah-langkah perbaikan dalam pelaksanaan di masa yang akan datang. Dalam rangka menjawab pertanyaan dan tujuan penelitian ini, agar menghasilkan jawaban dan gambaran yang utuh, valid dan realibelity, maka untuk menjawab hal-hal tersebut, digunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan mencoba melakukan wawancara mendalam kepada semua informan yang relevan terhadap penelitian ini, diantaranya, Pengurus PP. Muhammadiyah, pejabat dan petugas Dinkes DKI Jakarta, dan Pihak RSIJ Pondok Kopi; studi dukumen/literarur sekunder; dan observasi lapangan. Selanjutnya akan diverifikasi dan di koding akan relevansi data dan sumber data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sehingga mengahsilkan penyajian laporan penelitian yang valid dan realibel. Selanjutnya, PP.Muhammadiyah sebagai induk dari RSIJ Pondok Kopi, dalam kaitannya dengan program JPK-Gakin di RSIJ Pondok Kopi, memberikan support dalam rangka keikutsertaanya sebagai penyelenggara JPK-Gakin di internal RS. Meskipun tidak ada instruksi secara khusus yang mewajibkan seluruh RS-RS milik Muhammadiyah yang di DKI Jakarta untuk ikut menyelenggarkan program tersebut. Paling tidak yang menjadi poin penting adalah bersinerginya antara program pemberian pelayanan gratis pada kaum dhuafah yang selama ini dilakukan oleh semua RS-RS milik Muhammadiyah, termasuk RSIJ pondok Kopi, dengan program JPK-Gakin yang datangnya dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Pada tingkat Pemda DKI Jakarta (dalam hal ini Dinas Kesehatan), dalam rangka mensukseskan program ini di tingkat lapangan, mengajak seluruh RS-RS swasta untuk menjadi penyelenggara, termasuk RSIJ Pondok Kopi, yang diawali dengan membuat nota kontrak kerja sama antara pihak Dinkes dengan pihak RSIJ Pondok Kopi.Pelaksanaan Program JPK-Gakin di RSIJ pondok Kopi, sebagai berikut: Pertama, pada level pernecanaan, dimana antara perencanan menyediaan fasilitas bagi pasien peserta JPK-Gakin dengan realisasi datangnya pasien masih jauh dari maksimal, yakni dengan menyediaan fasilitas 32% atau 62 dari 192 kamar/tempat tidur yang disediakan, akan tetapi yang datang perbulannya rata-rata 14 orang. Atau hanya 0,0079 dari total peserta JPK-gakin yang tersebar di Jakarta Timur,yaitu 175.454 Jiwa. Kedua, pengorganisasian program, unit sosial Medis yang diberikan tanggung jawab melaksanakan dilapangan program ini, hanya bertugas dan bertanggung jawab terhadap paserta JPK-Gakin yang rawat inap, sedangkan bagi peserta yang rawat jalan diberikan tanggung jawab langsung pada bagaian adminstrasi pasien secar umum. Hal ini membuat tidak integratifnya pengelolaan program. Ketiga, prosedur yang dijalankan di RS, dalam rangka pelayanan pasien, sangat fleksibel, msekipun tetap mengacu pada petunjuk pelaksanaan program Keempat, hasil pelayanan, dimana selama bulan Mei-Agustus tahun 2006, jumlah pasien di RS dengan kategori antara lain; (1) pasien menggunakan SKTM 50 orang atau 75% dari total pasien JPK-gakin (2) Pasien mengunakan kartu gakin, 14 orang atau 21% dari total pasien JPK-Gakin (3) terlantar, 2 orang atau 3% dari total pasien JPK-Gakin. Kelima, jumlah biaya pelayanan atas pengobatan dan perawatan per pasien peserta JPK-Gakin, tidak diketahui satu persatu, karena susah di kases, sehingga tidak bisa menganalisa tentang ifisiensi pembiayaan tarhadap pelayanan pasien. Keenam, potensi untuk melayani pasien peserta JPK-Gakin di jakarta Timur masih tinggi, karena jummlah penyebaran peserta JPK-Gakin di Jakarta Timur, terbesar, yakni 31 % dari total JPK-Gakin yang terdaftar di Dinkes tahun 2006. Ketujuh, opini peserta JPK-Gakin, rawat inap, Gakin merasa senang berobat dan dirawat di RS ini, dikarenakan untuk mengurus sebagai peserta JPK-Gakin tidak susah dan diperlakuakn ramah serta merasa tidak dibeda-bedakan dengen pasien pribadi. Kedelapan, perlu pola koordiansi yang fleksibel antara pihak RS dengan pihak Dinkes, terkait dengan kasus pasien yang membutuhkan perwatan lebih lama, yang selama ini harus datang dulu ke kantor Dinkes, hal ini menyebabkan pelayanan yang kurang lancar di RS. Ke depan, bagi Muhammadiyah, pentingnya mendorong seluruh unit kesehatan yang ada di bawah naungan Muhammadiyah untuk diinstruksikan untuk menjadi penyelenggara JPK-gakin di DKI, yang sementara ini diserahkan ke internal masing-masing RS milik Muhammadiyah, karena program ini sejalan dengan misi kemanusiaan Muhammmadiyah dan pembangunan Sosial. Bagi Dinkes, perlunya menginisiasi perubahan kontark kerja sama terkait dengan perkembangan kebijakan diinternal Dinkes sendiri, sehingga kerja sama bisa saling menguntungkan. Bagi RSIJ Pondok Kopi, untuk mengefektifkan pelayanan program JPK-Gakin di RSIJ Pondok Kopi, sebagai berikut: Pertama, perlu pengeloaan dengan membentuk unit khusus JPK-Gakin, dan tanggung jawabnya menyeluruh antara pasien Gakin yang rawat inap dan rawat jalan tingkat lanjut, yang dikiuti dengan penambahan SDM yang memadai dan fasilitas yang menunjang, sehingga secara administrasi bisa lebih profesional. Kedua, perlunya transparansi pembiayaan dana terhadap pelayanan setiap pasien JPK-Gakin, sehingga bisa dilihat tentang ifisiensi dan tidaknya pembiayaan hasil pelayanan. Apalagi pelayanan JPK-gakin adalah pelayanan terhadap publik sehingga transparansi menjadi penting untuk akuntabilitas pelayanan di RSIJ pondok Kopi.

Social development is efforts contract society by social or collective in order that can good useful in social economy and health. Muhammadiyah is part of civil society, a long time ago explain active involved on social development. The one is health which do Muhammadiyah is dedication since begin establish this organization, 1912 M. This policy and attitude is creations with construct on health, like building hospital by owner of Muhammadiyah, example Islam hospital, Pondok Kopi Jakarta (RSIJ-PK). It's balance for profit to institution and social as mission of Muhamamdiyah for care especially dhuafah. This policy like given free treatment to poor family. On same time a program policy from government of DKI Jakarta, about guarantee maintenance health poor family at Jakarta, go on too. It's base on UUD'45 section 34 about guarantee maintenance health to all Indonesia; UU No.32, 2004 about territory government of DKI; UU No. 32, 1992 about health. So from above the problem, this research aim to get realization illustration at RSIJ-PK and illustration the policy of Muhammadiyah which connected with JPK-Gakin program at RSIJ-PK and Dinkes DKI Jakarta. From this illustration, we can see how to plan, organizing, procedure and the cape result to member JPK-Gakin and pattern of coordination, which Dinkes as policy given and donator. Then analysis about strength and weakness of JPK-Gakin program at RSIJ-PK, hoping produce step of repair on the future. To answer this question and research which valid and reliability, so that using research method by kualitatif-descriptif, with interview to all relevant informant like centre management. Muhammadiyah functionary and official of Dinkes DKI Jakarta and RSIJ-PK, literature study and observation. Then verification and coding data which appropriate with this research. Muhammadiyah centre given support as operate JPK-Gakin at islam hospital Pondok Kopi even no especially instruction which compulsory hospital is Muhammadiyah at DKI Jakarta to do it. The point is the balance of that's program. The government of DKI Jakarta (Health official), to success this program, all non-government hospital invited to be operator which beginning made cooperation contract between Dinkes (Health Official) with RSIJ-PK. Realization of program JPK-Gakin at RSIJ Pondok Kopi: First, planning level to plan facilities to member JPK-Gakin like 32% or 62 from 192bedroom but which coming/month 14 people only. On 0, 0075 from total of member JPK-Gakin at east Jakarta only, it's about 175. 454 people. Second, The program organizing, unit of medic social which responsibility do this program, working and responsibility to member JPK-Gakin at hospital only, but the out patient treatment by administration this is doesn't program integrative. Third, the hospital to treatment very flexible, even follow on the guide of program realization. Fourth, the name result on May-August 2006, the patent total with category: (1) SKTM 50 people or 75% from patent total JPK-Gakin (2) Gakin card, 14 people or 21% from patent total JPK-Gakin. (3) Neglected, 2 people or 3% from patent total JPK-Gakin. Five, the total of treatment cost doesn't know because different. , in order that can not analysis about the cost efficient. Sixth, Potency to treatment members of JPK-Gakin at east Jakarta still high, because the distributing is 31% from member total JPK-Gakin which list at Dinkes 2006. Seventh, The opinion of members JPK-Gakin is feeling happy by the treatment this hospital, because friendly and justice. Eight, necessary a flexible coordination pattern between hospital and Dinkes patient which needed treatment more time, which during have to come Dinkes and the finally making serves hospital swift less To the future, important to push all health unit by Muhammadiyah for instruction to be operate JPK-Gakin at DKI Jakarta, which temporary do it by hospital internal Muhammadiyah, because this program parallel with humanity-Muhammadiyah mission and social development for Dinkes, needed change initiation of cooperation contract about the growth of internal policy Dinkes. For RSIJ-PK to effective of program treatment JPK-Gakin. First, A needed management with compose especially unit of JPK-Gaskin, and the all responsibility between members of Gakin which take care at hospital and advance outpatient treatment, following by add resources of people and facilities, so that can be professional administration. Second, transparency of using treatment cost can visible. Above all JPK-Gakin is public serving up to transparency being important to serving accountability at RSIJ Pondok Kopi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa De Apna
"Pengelolan klaim pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) harus dilakukan dengan optimal agar keberlangsungan bisnis rumah sakit berjalan lancar. Besarnya klaim yang tertahan karena alasan satu dan lain hal akan berpengaruh pada arus kas bisnis rumah sakit. RSU Kota Tangerang Selatan mengalami klaim pending rata-rata 27,96% per bulan selama tahun 2022. Tujuan penelitian adalah identifikasi penyebab terjadinya klaim pending di RSU Kota Tangerang Selatan sehingga dapat memberikan rekomendasi perbaikan dalam pengelolaan klaim JKN. Penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam pada 10 informan terpilih. Telaah dokumen dan observasi juga dilakukan untuk mendukung analisis. Hasil penelitian menunjukkan penyebab klaim pending disebabkan oleh ketidaksesuaian pengisian resume medis (33,97%), konfirmasi koding diagnosa dan prosedur (30,01%), ketidaksesuaian administrasi klaim sebanyak 24,90%, konfirmasi karena ketidaklengkapan berkas penunjang klaim (9,83%) dan konfirmasi grouping (1,02%). Komponen sumber daya, komunikasi antar unit, karakteristik organisasi dalam fungsi pengawasan, sikap pelaksana dan faktor eksternal (sosial, ekonomi dan politik) mempengaruhi kejadian klaim pending RS. Rekomendasi dari penelitian ini adalah merevisi dan melakukan sosialisasi atas SOP dalam proses pengajuan klaim dan SOP penyelesaian klaim pending. Catatan penting lain adalah memberikan umpan balik kepada DPJP dan dokter di unit rawat inap tentang penyebab klaim pending. Pertemuan rutin antara tim casemix rumah sakit dengan BPJS Kesehatan juga menjadi pertimbangan dalam rekomendasi sebagai upaya mengaktifkan Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (TKMKB) dan Tim Fraud.

Effective management of Jaminan Kesehatan National (JKN) patient claims is crucial to ensure efficient operations of the hospital's business operations, a backlog of pending claims can significantly impact hospital’s cash flow. RSU Kota Tangerang Selatan experienced an average pending claims rate of 27.96% per month throughout 2022. The studi aims to identify the causes of these pending claims at RSU Kota Tangerang Selatan and subsequently offer recommendations to enhance JKN claim management. Employing a qualitative method, utilizing a case study approach through in-depth interviews with ten informants, document review and observational data. The finding highlighted several root causes of pending claims, including inconsistencies in completing medical records (33.97%), inaccurate coding of diagnoses and procedures (30.01%), incompatibility of claim administration (24.90%), incomplete supporting claim documents (9.83%) and confirmation issues tied to grouping (1.02%). A combination of factors including resource allocation, inter-departmental communication, organizational dynamics in oversight functions, staff attitudes, and external influences (social, economic, and political) collectively contribute to the occurrence of pending claims. One of the crucial recommendations that emerge from this study is the need to review and disseminate Standard Operating Procedures (SOPs) related to claims submission and the resolution of pending claims. Establishing a feedback loop with attending physicians and inpatient doctors to address the causes of pending claims is also of paramount importance. Furthermore, routine meetings between the hospital's casemix team and BPJS Health is necessary as a strategic measure to activate both the Quality Control Cost Control Team (TKMKB) and the Fraud Team, aiming to mitigate future claim discrepancies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hany Dwi Putri Handayani
"Penelitian ini membahas tentang kegiatan rekrutmen dan seleksi pegawai di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga di Rumah Sakit tersebut. Desain penelitian dimulai dengan kuantitatif berupa kuesioner kepada pegawai SDI dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam kepada pimpinan. Temuannya adalah: pelaksanaan rekrutmen dan seleksi sudah sesuai dengan kebijakan RS Nomor: 037/KEP/1.6.AU/D/2014 mengenai penerimaan dan pengangkatan pegawai. Sumber rekrutmen adalah internal dan eksternal. Pengumuman rekrutmen dilakukan secara terbuka dengan menginformasikan lowongan pekerjaan melalui web, koran dan memasang di papan pengumuman Rumah Sakit. Proses seleksi yang dilakukan yaitu seleksi administrasi, tes Al Islam, tes profesi, psikotes dan tes kesehatan. Sumber Daya Insani RS Jakarta Pondok Kopi sejauh ini belum dapat mencukupi semua kebutuhan tenaga melalui rekrutmen dan seleksi disebabkan karena kendala data pelamar yang tidak lengkap, sedikitnya pelamar, tidak adanya tempat yang cukup besar dan waktu yang terlalu pendek dari pengumuman tes ke tes berikutnya. Sarannya adalah pelamar mempelajari persyaratan, memberikan pengumuman lowongan melalui media social dan memperpanjang waktu pengumuman.

This study analyzed the implementation of the recruitment and selection of employees in Jakarta Islamic Hospital Pondok Kopi to fulfill the employees needs at the hospital. The quantitative design study began with a questionnaire to employees in Human Resources unit and followed by in-depth interviews to the management. The findings were: The implementation of the recruitment and selection has been based on policy No. 037/KEP/1.6.AU/D/2014 on the acceptance and appointment of employees. The sources used for recruitment are internal and external sources. Announcement of recruitment is carried out openly by informing jobs via the web, newspapers and on the hospital bulletin board. The process of selection is by administration selection, Al Islam test, proper test, psycho test and health test. Human Resources unit in Jakarta Islamic Pondok Kopi Hospital so far not been able to meet all the workers needs through recruitment and selection due to incomplete data of the applicants, less applicants than expected, the place is not enough and time too short from the announcement of the test to the next test. Applicants should study the requirements thoroughly and vacancy announcement through social media and lastly to extend the time of announcemen.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sucihati Syamarta
"Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa pengajuan klaim pada bulan Januari-April 2014 masih mengalami keterlambatan dalam pengajuan berkas klaim. Keterlambatan ini diakibatkan karena masih kurangnya ketelitian dari petugas dalam proses pengajuan klaim. Keterlambatan tersebut dapat mempengaruhi kegiatan operasional yang ada di RS karena berhubungan dengan arus kas RS. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengelolaan klaim rawat jalan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD Dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh.
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2014 menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab dari keterlambatan pengajuan klaim diantaranya adalah penggunaan software yang masih baru, kurang telitinya petugas dalam melakukan verifikasi berkas klaim, dan belum tersedianya petunjuk teknis yang digunakan pihak RS dalam proses verifikasi klaim. Sehingga peneliti memberikan saran perlu adanya ketelitian lebih dari petugas terkait verifikasi berkas klaim, pembuatan SOP / juknis terkait verifikasi klaim.

Based on the results of interviews conducted found that the filing of a claim in January and April 2014 are still experiencing delays in the filing of the claim file. This delay is caused by the lack of precision of the officers in the process of filing a claim. The delay may affect the existing operations at the hospital because the cash flows associated with the hospital. Therefore, this study was conducted to reveal the patient's outpatient claims management of the National Health Insurance (JKN) in Hospital Dr. Adnaan WD Payakumbuh.
This study was conducted in May-June 2014 using qualitative methods by means of in-depth interviews, document review and observation. The results showed that the cause of the delay in filing the claims of which is the use of software that is still new, less telitinya officers in verifying the claim file, and the unavailability of technical guidelines used in the RS-party verification process claims. So the researchers advise the need for accuracy over claims related personnel file verification, creation of SOPs / guidelines related to verification of the claim.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>