Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Suswandi
"Skripsi ini membahas mengenai analisis kosakata emosi sedih dalam bahasa Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah majalah Panjebar Semangat terbitan tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang mengandung emosi sedih dalam bahasa Jawa, disertai dengan komponen makna dan relasi maknanya. Penelitian ini menggunakan tiga teori, yaitu teori emosi dan keadaan pikiran, teori komponen makna, dan teori relasi makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 15 kosakata dalam data majalah Panjebar Semangat yang mengandung emosi sedih. Dari kelima belas kosakata tersebut menunjukkan adanya hubungan sinonimi.

This thesis describes about analysis of sad emotion vocabularies in Javanese language. The data of this research is Panjebar Semangat magazine in year 2013. The purpose of this thesis is to find out the vocabularies in Javanese language which is has sad emotion. To find out the vocabularies, researcher using 3 theories, there are theory of emotion and state of mind, theory of meaning component, and theory of meaning relation. The method of this research is descriptive-analysis. The result of this research there are 15 vocabularies in Panjebar Semangat magazine in year 2013 that has sad emotion. From those five-teen vocabularies indicate the synonymy relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri, auhtor
"Skripsi ini membahas komponen makna kembang dan bunga dalam bahasa Indonesia. Kamus BesarBahasa Indonesia digunakan sebagai korpus utama, sedangkan Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, dan Majalah Trubus digunakan sebagai korpus tambahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna kembang dan bunga, menguraikan bentuk turunan bunga dan kembang dari penggunaannya dalam konteks, dan menemukan etimologi kata bunga dan kembang. Teori makna yang berdekatan dari satuan leksikal yang berbeda, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ditentukan bahwa bunga memiliki lima komponen makna, sedangkan kembang memiliki dua komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh hubungan taksonomi, bunga sebagai superordinat dan kembang sebagai subordinat. Bentuk turunan yang muncul dalam konteks dipengaruhi oleh etimologi kembang dan bunga.

This thesis discusses component meaning of kembang and bunga in Indonesian literature. The writer used Kamus Besar Bahasa Indonesia as the main reference, and Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, and Majalah Trubus as the additional references. The objectives of this study are to determine component meaning of kembang and bunga, outline the derivative forms of kembang and bunga from their usages in context, and find the etymology of kembang and bunga. Theory of simillar meaning from different lexical units, theory of component meaning, and theory of relative meaning were used to fulfill the objectives. The result of this study shows that ?bunga? has five component meanings while ?kembang? has two. Taxonomic relation is obtained from the component meaning, bunga as the superordinate and kembang as the subordinate. The derivative forms in context are affected by the etymology of kembang and bunga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cokorda Gde Angga Indra Pratama
"Penelitian ini membahas komponen makna cerdas dan pintar dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI digunakan sebagai korpus data dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna cerdas dan pintar, dan relasi makna dari cerdas dan pintar. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain teori makna yang berdekatan, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa cerdas memiliki 25 komponen makna, sedangkan pintar memiliki 39 komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh relasi makna antara cerdas dan pintar, yaitu relasi makna sinonim dekat.

This research analyze component meaning of cerdas and pintar in Indonesian language. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI is used as corpus data in this research. The aim of this research is to determine component meaning of cerdas and pintar, and to determine semantic relation between cerdas and pintar. To reach the objectives of the research, the researcher used component meaning theory, and semantic relation theory. The result of this research showed that cerdas has 25 component meaning while pintar has 39 component meaning. The result also showed that semantic relation between cerdas and pintar is a close synonym relation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nickyta Cahaya Putri
"Penelitian ini mengkaji komponen makna verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan makna enam verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’, yakni verba sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, dan sinta berdasarkan komponen maknanya. Penelitian ini dirancang untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana makna konseptual keenam verba tersebut dan bagaimana perbedaan makna keenam verba yang menjadi objek penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Analisis komponen makna digunakan untuk mencari tahu perbedaan keenam objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, keenam verba memiliki makna konseptual yang sama dari tiga kamus yang digunakan sebagai data primer. Kedua, perbedaan keenam verba ini dibagi ke dalam 4 kategori komponen maknanya, yakni objek yang diikuti oleh verba, tujuan pemakaian, posisi objek, dan asal kata. Terdapat 1 komponen umum dan 13 komponen pembeda dari keenam verba yang dianalisis.

This research examines componential meaning of Korean verb which have the semantic relation of ‘to use’. The purpose of this research is to describe the difference in meaning of the six Korean verbs that have semantic relation of ‘to use’ based on the componential meaning, namely sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, and sinta. This research aims to answer two questions, which are how is the conceptual meaning of the six verbs and how is the meaning differences between the six verbs which are the object of this research. This research is a qualitative research which uses a descriptive analysis method. Componential analysis of meaning is used to find out the difference between those six research objects. This research concludes that the six verbs have the same conceptual meaning with three different dictionaries used as a primary data. Furthermore, the differences between those six verbs differ based on the categories, which are the object that followed by the verb, the purpose of the usage, the position of the object, and the origin of the word. In this research, there is 1 common component and 11 diagnostic components from the analyzed six verbs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muzainah Nurazijah
"Emosi sebagai pengungkap perasaan dalam bahasa dapat dideksripsikan dengan lebih terukur. Pengekspresian emosi ke dalam sebuah kata di dalam Bahasa Sunda belum banyak diteliti, terutama pada ranah emosi senang. Emosi senang sebagai emosi positif di dalam Bahasa Sunda diungkapkan melalui pelbagai kata. Penelitian dalam tesis ini bertujuan menyusun alat ukur penentu kosakata emosi senang sehingga dapat diketahui perbedaan makna dari kata-kata emosi senang tersebut. Tujuan berikutnya adalah mengetahui perbedaan penggunaan kosakata ranah emosi senang oleh pria dan wanita. Data penelitian dikumpulkan melalui pencarian kata emosi senang di dalam Kamus Basa Sunda karya Danadibrata 2006 . Kata tersebut diverifikasi penggunaannya melalui kalimat yang mengandung kata emosi senang di dalam rubrik cerpen majalah Mangl Online 2013-2017 . Setelah itu dilakukan analisis terhadap kata emosi senang dan konteks yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitian disajikan secara deskriptif. Seperti yang telah dikatakan di atas, tahapan analisis pertama dilakukan dengan mengeluarkan kata emosi dari Kamus Basa Sunda tahun 2006 berdasarkan pada Teori Emosi Santangelo 2001 . Tahapan berikutnya adalah mencari komponen makna pembentuk kata emosi senang dalam Bahasa Sunda dengan melalui kalimat-kalimat pada Rubrik Carpon Mangl Online. Pencarian tersebut didasarkan pada Teori Komponen Makna Nida 1979 . Untuk memudahkan pencarian kalimat yang terdapat kata emosi senang, peneliti menggunakan aplikasi AntCon 3.4.4w 2014 sebagai alat bantu pencarian. Oleh karena itu, setiap cerpen yang ada pada Majalah Mangl Online 2013-2017 disalin dan disimpan dalam bentuk txt. Dengan tersusunnya alat ukur penentu kata emosi senang, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis komponen makna terhadap data. Penelitian ini juga mengkaji penggunaan kosakata emosi senang pada pria dan wanita. Hasil penelitian menunjukkan adanya 1 ragam kosakata ranah emosi senang dalam Bahasa Sunda 2 susunan komponen makna pembentuk kata emosi senang 3 ragam pengungkapan penggunaan kata emosi senang oleh pria dan wanita.

Emotions as the expression of feelings in language can be more easily quantified. The expression of emotion into a word in Sundanese has not been much studied, especially in joy emotional domains. Joy emotions as positive emotion in Sundanese through various words. The research in this thesis is intended to measure vocabulary easily. The next goal is to know the use of words of joy emotion words by men and women. Research data collected through joy emotion words in Danadibrata 39 s Basa Sunda Dictionary 2006 . Those words use the use of words that are suitable for in the short story of Mangl Online Magazine 2013 2017 . Afterwards an analysis of the joy emotion words and context that accompanied them. This research uses qualitative methods and the results of the research are presented descriptively. As mentioned above, performing the first analysis is done by removing words from the Sundanese Dictionary of 2006 based on Santangelo 39 s Emotional Theory 2001 . The next step is to find the component of meaning forming words in Sundanese by using sentences in short story Mangl Online Rubric. Things found in Theory of Meaning Component Nida 1979 . To find comfortable words, researchers use the AntCon 3.4.4w 2014 , this application as a words searching tool. Therefore, every short story contained in Mangl Online Magazine 2013 2017 is copied and stored in txt form. With the compilation of the measurement tool of the word with pleasure, then the next component analysis of the meaning of the data. This study also examines the use of joy emotional vocabulary in men and women. The result of the research shows the existence of 1 the vocabulary of joy words domain in Sundanese language 2 the core composition of the word forming meaning of joy by man and woman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Skripsi ini membahas kosakata kosmetik dalam bahasa Arab, ditinjau dari kajian morfologi dan semantik. Analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kosakata kosmetik dalam bahasa Arab beserta dengan maknanya kepada pembaca. Data-data dalam skripsi ini didapatkan dari artikel kecantikan situs resmi majalah Al Jamila, yaitu aljamila.com dan kamus istilah kosmetika dengan menggunakan teori pembentukan kosakata Bakalla (1984) dan Versteegh (1997). Hasil analisis dari kajian morfologi menyatakan bahwa kosakata kosmetik dalam bahasa Arab dibentuk melalui proses derivasi, arabisasi, dan hibrida. Dari kajian semantik, kosakata kosmetik dalam bahasa Arab dibentuk melalui proses pungut terjemah, baik disertai dengan perluasan makna, penerjemahan harfiah per kata, maupun berupa parafrase., This thesis discusses about the analysis of the cosmetic vocabularies from morphology and semantic perspective, by using qualitative method with a descriptive analysis. This research’s purpose is to explain about cosmetic vocabularies in the terms of morphology and semantic processes. The data in this thesis was obtained from aljamila.com, the site of Al Jamila magazine and cosmetic terminology dictionary using calque theories of Bakalla (1984) and Versteegh (1997). From the morphology point of view the research shows Arabic cosmetics vocabularies are formed through derivation, arabization, and hybrid. In the terms of semantics, Arabic cosmetic vocabularies are formed through translation, namely calque extension, partial calque, and pharaphrase.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Miftahul Jannah
"Tulisan ini membahas analisis komponen makna pada kata demam yang terdapat dalam naskah Kitab Tib. Ada 25 jenis demam yang disebutkan dalam naskah. Setiap kata demam berbeda satu sama lain berdasarkan penyebab, waktu terjadinya demam, gejala yang dialami oleh fisik manusia, dan obat yang digunakan. Pembeda seperti itu merupakan komponen makna demam dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan komponen makna yang terdapat dalam kata tersebut sehingga dapat terlihat perbedaan antara demam yang satu dengan yang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis komponen makna dengan menggunakan teori Nida 1975 . Hasil yang didapatkan, kata demam dalam naskah sangat bervariasi dan berbeda-beda berdasarkan komponen makna penyebab, waktu, dan gejala terjadinya demam. Akan tetapi, tidak semua kata demam dalam naskah memiliki ketiga komponen makna tersebut. Ada yang hanya memiliki komponen makna gejala atau hanya memiliki komponen penyebab dan waktu. Meskipun demikian, setiap kata demam dalam naskah memiliki komponen yang dekat dengan komponen lainnya. Selain itu, dapat diketahui pula sebuah pola yang dibentuk dari komponen waktu dan penyebab.

This paper discusses the analysis of meaning components in the word demam fever contained in the text of Kitab Tib. There are 25 types of fever mentioned in the manuscript. Every fever word is different from each other based on the cause, the time of fever, the physical symptoms experienced by humans, and the medication. Those distinctions are the meaning components of the word demam in this study. The objective of this study is to explain the meaning components contained in the word demam, so it can be seen the difference of the meaning components of the word demam from one another. To achieve the objective, an analysis of components of meaning was conducted by using the theory of Nida 1975 . The result of the analyses shows that the word demam in the text of study is greatly varied based on the meaning components of cause, time, and symptom of the fever. However, not all words of demam in the text have those three meaning components. There were cases when the word demam merely having the meaning component of symptoms or the cause and time. Nonetheless, every word of demam in the text has the component which is close to other components. In addition, it is also known the pattern which is formed from the components of time and cause."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kusumaningrum
"ABSTRAK
Penelitian berjudul ?Komponen Makna ?Panas‟ dalam Bahasa Jawa? ini bertujuan
untuk menemukan komponen makna umum, komponen makna pembeda, dan
hubungan komponen makna dengan kehidupan masyarakat Jawa. Data yang
digunakan diperoleh dari Majalah Panjebar Semangat tahun 2011-2015.
Penelitian ini menerapkan teori analisis komponen makna yang diutarakan oleh
Eugene A. Nida dalam Componential Analysis of Meaning (1975) dan teori fungsi
bahasa oleh Gobard (1976). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan 20 kata bermakna ?panas‟
dalam bahasa Jawa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan 1 komponen
makna umum dan 50 komponen makna pembeda. Selain itu dalam hubungannya
dengan kehidupan masyarakat Jawa, kata bermakna ?panas‟ memiliki fungsi
vernakular (bahasa komunikasi sehari-hari) dan referensial kultural (acuan
budaya). Komponen makna dan fungsi kata bermakna ?panas‟ menunjukkan
bahwa orang Jawa: 1) Mendetil, 2) Kehidupannya dekat dengan alam, 3)
Mengutamakan hidup selaras dengan sesamanya.

ABSTRACT
The research aims to find common components, diagnostic components, and
shows relationship of components of meaning to the life of Javanese people. This
research used data from Panjebar Semangat Magazine in 2011-2015. The theory
that is used was written by Eugene A. Nida in Componential Analysis of Meaning
(1975) and by Gobard in L?alliénation Linguistique (1976). The method that is
used in this research is descriptive method. This research found 20 Javanese
words that have ?hot‟ meaning. Based on the analysis, there are one common
component which is ?hot‟ and 50 diagnostic components. Moreover, those 20
?hot‟ words have vernacular (daily communication) and cultural reference
functions. The components and their functions show that the Javanese people are:
1) detailed, 2) closed to nature, 3) prioritized their life in harmony with each
other."
2016
S65179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya.

In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sa`idatun Nishfullayli
"Penelitian ini adalah penelitian Semantik Leksikal dengan topik "Analisis Kontrastif Makna Kosakata Emosi Malu pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang". Penelitian ini mengkolaborasikan teori semantik leksikal dan teori perbandingan komponen emosi dalam ilmu Psikologi. Penelitian ini bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, baik dalam tataran konsep maupun praktik berbahasa. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan adalah menjaring kosakata emosi malu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, mengidentifikasi komponen makna, menentukan relasi makna, menyusun konfigurasi leksikal, serta mengkontraskan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Dari delapan (8) kata emosi malu bahasa Indonesia dan sembilan (9) kata emosi malu bahasa Jepang yang dianalisis, dihasilkan relasi hiponimi, sinonimi, dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Indonesia; serta relasi hiponimi dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Jepang. Kontras makna menghasilkan persamaan dan perbedaan makna di antara kosakata malu kedua bahasa tersebut. Secara umum makna kata malu dan hazukashii adalah sama, yaitu perasaan tidak enak hati, rikuh, rendah, yang disebabkan anteseden, seperti: berbuat salah, mememiliki kekurangan, menerima perhatian positif maupun negatif. Perbedaanya terlihat dalam hal konsep "malu" yang dimiliki oleh masing-masing bahasa itu sendiri. Kata malu dalam bahasa Indonesia dapat dipicu oleh situasi yang menyebabkan subyek (pelaku) merasa tidak enak (sungkan) karena berinteraksi dengan orang lain yang berbeda strata sosialnya, sedangkan hazukashii (malu) dalam bahasa Jepang dipicu juga oleh perasaan berdosa sebab melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani, atau melanggar nilai dan norma yang berlaku. Perbedaan konsep tersebut terbukti disebabkan oleh perbedaan latar belakang budaya penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

The topic of this Lexical Semantic research is "Contrastive Analysis of Shame Emotion Words Meaning in Indonesian and Japanese Language". This research collaborates lexical semantic theory and Psychology's comparison of emotion component theory. This reasearch aims to find similarities and differences between shame emotion word meaning in Indonesian and Japanese language, both in concept and practice of language level. Therefore, the activities undertaken are, captures shame emotion words in Indonesian and Japanese, identifies semantic components, determines sense relations, compiles lexical configuration, as well as contrasts the meaning of the shame emotion words of Indonesian and Japanese. Among eight (8) shame emotion words in Indonesian and nine (9) Japanese embarrassed emotion words that were analyzed, resulting hyponymy, synonymy, and incompatibility, and sense relations of hyponymy and incompatibility in Japanese. Meaning contrast shows similarities and differences of meaning between Indonesian's and Japanese's emotion words of shame. In general, the meaning of malu and hazukashii is the same, i.e. feeling uncomfortable, awkward, feel inferior, caused antecedents, such as: doing wrong/bad, having weaknesses, receiving positive or negative exposure. The difference appears in concept of 'shame' which is owned by each of the language itself. The word malu can be triggered by a situation that causes subject feels uncomfortable when interacting with other people from different social strata, while hazukashii (shame) is triggered by guilty feeling for acting or doing something which is contrary to conscience, or violating the values and norms. That differences caused by the differences of cultural background of Indonesian and Japanese speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>