Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Zulkarnaen
"Pipa sebagai sistem penyaluran atau distribusi menjadi kebutuhan utama di industri minyak dan gas bumi saat ini. Namun penggunaan jalur pipa ini tersimpan bahaya sehingga menjadi salah satu sumber bahaya utama instalasi minyak dan gas bumi di dunia. Penilaian risiko fasiltas operasi di industri minyak dan gas bumi mutlak diperlukan untuk melihat tingkat kegagalan dan kehandalan sistem operasi fasilitas tersebut. Fasilitas CGP SKW PTJM akan dilakukan perubahan fasilitas, salah satunya adalah pipa penyalur LPG existing 8 inchi sepanjang 110 km yang akan menjadi pipa penyalur pipa kondensat dari CGP SKW ke ORF J. Keadaan tersebut menyebabkan diperlukannya penilaian risiko kembali fasilitas pipa existing 8 inchi sepanjang 110 km.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran risiko relatif keberadaan jalur pipa kondensat ukuran 8 inchi dari CGP SKW ke ORF J sepanjang 110 km. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode semi kuantitatif model W. Kent Muhlbauer tahun 2004. Pembagian seksi pipa dilakukan berdasarkan kepemilikan lahan, tipe penggunaan lahan, kedalaman pipa, buoyancy control, teknik konstruksi, tipe proteksi katodik dan tipe vegetasi sehingga menghasilkan 12 seksi jaringan pipa.
Dari hasil penelitian diperoleh indek risiko yang paling rendah adalah indek indek kesalahan pihak ketiga dengan nilai (69,50), setelah itu indek desain dengan nilai (70,50), urutan berikutnya adalah indeks korosi dengan nilai sebesar (71,33), dan indeks yang tertinggi adalah indek kesalahan operasi dengan nilai sebesar 85. Faktor dampak kebocoran tertinggi terdapat pada seksi 1, 9, 11 dan 12 dengan nilai 5,25. Faktor dampak kebocoran terendah terdapat pada seksi 2,4,6,7 dan 10 dengan nilai 1,75.
Seksi pipa yang paling berisiko untuk mengalami kegagalan paling tinggi adalah seksi 1, 11 dan 12 dengan nilai 56,95. Sedangkan seksi pipa yang paling tidak berisiko untuk mengalami kegagalan adalah seksi 6 dengan nilai 174,29. PTJM berdasarkan standar AS/ANZ 4360 harus melakukan pengelolaan risiko dengan prioritas puncak pada seksi pipa 1,3,5,8,9, 11 dan 12. Variabel risiko yang dapat dilakukan peningkatan oleh PTJM antara lain indek kerusakan pihak ketiga (line locating, public education, ROW condition dan patrol frequency), indeks korosi (proteksi internal, tes timbal, close interval survey condition dan internal inspection), indeks desain (corrective action) dan indeks kesalahan operasi (safety system, SCADA, training dan mechanical error preventer).

Pipeline as transmission and distribution system becoming major demands for oil and gas industry today. However these pipeline applying contain hazard that become the one of the major instalation hazard source in world of oil and gas installation. Operating facilitiy risk assessment is essential for oil and gas industry operation to overview facility operation system failure and reliability level. In the other hand, CGP SKW PTJM will change their facility structure, one of the changes is 8 inch LPG existing pipeline along 110 km that will becoming condensate pipeline from CGP SKW to ORF J. These condition to cause the need to reassess of 8 inch existing pipeline risk along 110 km.
This study was conducted to have risk relative overview of 8 inch condensate pipeliene from CGP SKW to ORF J along 110 km. The study use 2004 W. Kent Muhlbauer semi quantitative method. Pipe sectioning of this study was conducted based on land ownership, land use, pipe depth, buoyancy control, construction type, cathodic protection type and vegetation tipe that resulted 12 section of pipeline.
From these study generate risk relative score, the lowest risk relative score is coming from third party index with score of 69.53, then the second one is design index with score of 70.50, the third one is corrosion index with score of 71.33, and the highest one is incorrect operatios index with score of 85. The highest score for leak impact factors is coming from section 1, 9, 11 and 12 with score of 5.25. The lowest leak impact factors is coming from section 2,4,6,7 and 10 with score of 1.75.
Pipe section that have the highest risk for chance of failure is section 1,11 and 12 with score of 56,95. While the lowest one is section 6 with score of 169,71. According to AS/ANZ 4360 standard, PTJM have to conduct pipeline risk management with top priority on section 1,3,5,8,9, 11 and 12. Risk variables that can be improved by PTJM are third party index (line locating, public education, ROW condition and patrol frequency), corrosion index (internal protection, lead test, close interval survey condition and internal inspection), design index (corrective action) and incorrect operations index (safety system, SCADA, training and mechanical error preventer).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent-Genod, Jacques
Houston: Gulf, c1984
665.744 VIN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Afdila
"Penelitian ini memfokuskan pada penilaian resiko pada pipa gas alam dengan teknik Risk Based Assessment. Beberapa survey dilakukan pada pipa untuk mengetahui keadaan aktual pipa diantaranya pengujian resistivitas tanah, pengukuran pH, pengujian sistem proteksi katodik, pengukuran ketebalan pipa dan coating dan pengumpulan data pipa. Pipa diidentifikasi untuk mengetahui potensial bahaya. Data digunakan untuk analisis probability dan consequence dari resiko.
Dari hasil penelitian didapatkan rating dari probability dan consequence. Kedua nilai tersebut diplot pada matriks resiko. Pipa gas dikategorikan medium risk. Nilai resiko tersebut dikarenakan tingginya nilai consequence yang disebabkan oleh korosi internal dari pipa. Tingkatan resiko tersebut berlaku untuk area yang masuk ke dalam radius potential impact area. Nilai potensial impact area yaitu 35,6 meter dari pipa. Beberapa insepksi harus dilakukan untuk mengurangi nilai dari resiko tersebut.

The research focused on assessing risk of gas pipeline using Risk Based Assessment technique. Several surveys were done to pipeline to understand actual condition of pipeline like soil resistivity, cathodic protection system, wall and coating thickness survey. Pipe is identified to understand potential hazard. Data are used to analysis risk probability and consequence.
The research obtained showed probability and consequence factor. Both of factor are plotted to risk matrix. Gas pipeline categorized to medium risk. Rating of risk is caused by consequence factor from internal corrosion of pipeline. Risk level is obtained for radius of potential impact area. Value of potenstial impact area is 35,6 meter from pipeline. Some inspection must be done to reduce level of risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Saladin Harun
"Sistem pipa bawah laut merupakan sarana transportasi yang sangat penting terutama untuk menyalurkan minyak dan gas bumi dari sumbernya ke tempat pengolahan. Akibat dari kondisi topografi dasar laut yang tidak teratur, suatu offshore pipeline bisa saja terbentang bebas atau mengalami free span. Salah satu aspek penting dalam perancangan offshore pipeline adalah analisa rentangan bebas (free span analysis).
Pada pengerjaan skripsi kali ini perhitungan free span dinamik pada pipa bawah laut yang dilakukan dengan menggunakan perhitungan berdasarkan Boyun Guo dan panjang span statik berdasarkan ASME B31.8 untuk pipa gas 14 inchi pada Oyong Project milik Santos Pty Ltd dan juga menggunakan program CFD yaitu program EFD Lab. Program tersebut akan digunakan untuk mensimulasikan kondisi aliran disekitar pipa bawah laut tersebut dan fenomena vortex shedding yang terjadi dan nantinya hasil dari program tersebut akan digunakan untuk dijadikan perbandingan perhitungan dari literatur yang telah dilakukan.

Subsea pipeline system is a means of transportation which is very important especially for delivering oil and gas from the source to the processing. As a result of the condition of the seabed topography is not smooth, an offshore pipeline could go free or have free span. One important aspect in the design of offshore pipeline analysis is free span analysis.
At the time this final project is processing calculations on the dynamic free span pipeline under the sea by using a calculation based on offshore pipeline Boyun Guo and static based on the length of span ASME B31.8 for 14 inches gas pipeline on the property of Santos Oyong Project Pty Ltd and also using the CFD program (EFD Lab). The program will be used to simulate flow conditions around the pipe under the sea and the vortex shedding phenomenon which occurs later and the results of the program will be used for the calculation of comparative literature that has been done.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51007
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhlbauer, W. Kent.
Houston: Gulf Publishing Company, 1992
R 621.8 MUH p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Meitri Restiadi
"Korosi merupakan suatu proses degradasi material yang menyebabkan material tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Upaya-upaya pencegahan dari serangan korosi yang menyerang logam antara laln sistem proteksi kafodlk dengan fnenggunakan arus tanding. Arus yang dibutuhkan untuk proteksi sfstern ini berasal dari sumber arus searah yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Sumber arus searah pada sistem proteksi katodik dengan arus tanding merupakan komponen utama yang menjamin tersedianya arus proteksi yang dialirkan melalui anoda menuju katoda. Oleh karena itu maka dilakukan perancangan sumber arus searah dimana saat ini sumber arus searah unmk proteksi katodik tidak diproduksi di dalam negeri. Perancangan didasarkan atas sumber arus searah yang diproduksi di luar negeri afirnana pada sumber ams searah terdapat rangkaian serta rnodul-modal yang berbeda jhngslnya seperti power supply, driven controller; limiter dan utama.
Kemudian sumber arus search tersebut afiuji pada sisrernproteksf pipa baga yang dtredam di air laut dengan anoda scrap baja selama 120 jam. Dan selarna pengujfan dtlalmkan pengukuran beda potensial antara katoda dan elekrroda/anoda standar Ch/C$uS0_¢ serta didqpatkan hasil besarnya beda potensiaf tersebur berkisar antara -Q86 hingga -Q9 V dimana perbedaan porensla! ini memenuhi kriteria proreksl yang ditetapkan dalarn MCE srandar. Selafn lm difakukan pula perhitungan konsums! anoda scrap baja per tahun dengan dfdqoatkan hasil sebesar Q9 kg/54. year dan basil fn! memenuhi krlteria yang ditetqplran. Sehingga unfair kondlsf selama pengujian, sumber arus search yang dibuar dapar dqnakai dan sesuai dengan sumber arus searah unrukprotelrsl katodflr slstem arus randing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wahid Al Adami S.
"Eksplorasi minyak lepas pantai (off shore) membutuhkan jaringan instalasi pipa bawah laut yang disebut Pipe Line System. Kontur permukaan dasar laut yang tidak teratur menyebabkan pipa terbentang bebas (tanpa mengalami kontak antara pipa dan dasar laut) atau mengalami free span. Salah satu aspek penting dalam perancangan offshore pipeline adalah analisa rentangan bebas (free span analysis) dan analisis VIV (Vortex Induced Vibration) akibat pelepasan vortek shedding pada aliran fluida yang melewati pipa.
Studi ini fokus pada interaksi frekuensi alami akibat free spanning dan kaitannya dengan VIV yang jika tidak disesuaikan akan mengakibatkan resonansi dan menyebabkan kegagalan struktur. Tugas ini mengambil studi kasus pada konstruksi - Oyong Project - milik Santos Pty Ltd.
Analisis dan kalkulasi yang digunakan untuk menghitung free spanning adalah menggunakan rule DNV RP F105 dan simulasi vortex shedding pada system instalasi menggunakan program CFD yaitu program EFDLab yang pada akhirnya dapat dianalisis panjang free span yang aman dan optimum dalam project ini.

Oil and gas exploration needs installation of piping system that so called pipeline system. Seabed contour that randomly not such a plane makes piping system to be freely hanged on several parts, this case called free spanning. One of the most important aspect in piping design is determine and analyse the free spanning on the pipeline and the relation with vortex shedding (VIV: Vortex Induced Vibration) caused by the fluids flow around the pipeline.
This Study focused on the interaction and relation between free spanning with VIV that if not well analyzed causes fail in construction and structure. This Final Project takes study case in 'Oyong Project' by Santos Pty Ltd as data source.
The analysis of Free Spanning uses DNV RP F105 Rule, and the Simulation Uses CFD program, EFD Lab to simulate Vortex Shedding around the pipe line which finally could get the final result in safe and optimum installation of the pipeline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mangasi Broman Febrianus
"Keseimbangan antara pasokan dengan kebutuhan gas bumi saat ini menunjukkan kondisi yang timpang. Sistem jaringan distribusi yang belum merata dan kondisi infrastruktur yang kurang memadai, menyebabkan masih terdapat kelebihan kapasitas gas yang belum teralirkan. Oleh karena itu pada keseempatan ini penulis menetapkan Kabupaten Purwakarta sebagai daerah yang akan dikaji dalam rencana pengembangan jaringan pipa gas bumi pada daerah tersebut. Proyeksi permintaan gas bumi untuk elektrifikasi bagi sektor industri dan gas rumah tangga masing-masing sebesar 30,5 MMSCF/D dan 1,3 MMSCF/D, sehingga total gas flow untuk keduanya adalah sebesar 31,8 MMSCF/D. Volume suplai gas flow sebesar 31,8 MSCFD dengan average temperature 519,7 R dan inlet pressure operasi 142 psig. Ukuran diameter dan spesifikasi pipa yang akan digunakan yaitu pipa carbon steel API-5L X52 berdiameter 14 inch, dengan tebal dinding pipa 0,2 inch sesuai dengan pedoman ASME B36.10 serta ketersediaan spesifikasi pipa dan nominal pipe size (NPS) yang terdapat di pasaran. Nilai investasi proyek sebesar USD 12.919.000 untuk SKENARIO 1 sedangkan untuk SKENARIO 2 dan 2A adalah sebesar USD 11.787.630 dengan umur proyek 20 tahun. SKENARIO 2A merupakan skenario yang paling menarik dan layak untuk dijalankan karena dengan penetapan tarif toll fee yang wajar berdasarkan kondisi pasar yaitu sebesar 0,55 USD/MSCF, menghasilkan nilai NPV sebesar 4.177.854 USD, target nilai IRR 13,75%, PBP selama 12,9 tahun, dengan angka B/C Ratio 1,71. Skema pendanaan adalah full equity dengan rencana penyerapan investasi sebesar 50% pada tahun pertama dan 50% pada tahun kedua.

The equilibrium between the supply of natural gas and demand is currently showing an unbalanced condition. Uneven network distribution system and infrastructure conditions are inadequate, there is still excess capacity causing gas that has not been undrained. Therefore, at this pleased moment authors set Purwakarta District as an area that will be studied in the development plans of natural gas pipelines in the area. Projected demand for natural gas for the electrification of the industrial sector and household gas respectively by 30.5 MMSCFD and 1.3 MMSCFD, so that the total gas flow for both is of 31.8 MMSCFD. Gas flow supply volume of 31.8 MSCFD with average temperatures at 519.7 R and with inlet operating pressure at 142 psig. Size of diameters and pipe specification to be used is carbon steel pipe API-5L X52 with 14 inch diameter, pipe thickness 0.2 inch in accordance with the guidelines of ASME B36.10 and the availability of pipeline specification and nominal pipe size (NPS) which easy to find on the market , The investment value of the project amounted to 12.919.000 USD for SKENARIO 1, while for SKENARIO 2 and 2A amounted to 11.787.630 USD for the project lifetimes of 20 years. SKENARIO 2A has been chosen to be the most attractive scenario and seens feasible for the determination of reasonable toll fee rates based on market conditions in the amount of 0,55 USD/MSCF, resulting NPV of 4.177.854 USD, the target IRR of 13,75%, PBP during 12,9 years, with B/C Ratio of 1,71. The applied scheme of funding is with full equity plan investment, and absorption planned by 50% on the first year and another 50% on the second year"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Mangatur Victor
"Dalam operasi industri migas lepas pantai instalasi pipa bawah laut digunakan sebagai moda transportasi untuk memindahkan produk migas dari satu tempat ke tempat lainnya, operasi pipa bawah laut tersebut tidak lepas dari bahaya dan resiko yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Mayoritas kegagalan pipa bawah laut terjadi disebabkan karena kegagalan dalam mengenali bahaya dan tidak adanya mitigasi bahaya yang tepat.
Kegagalan tersebut dapat dicegah melalui suatu metode manajemen risiko keselamatan dan salah satu tahapan dari manajemen risiko tersebut adalah penilaian risiko. Pipa memiliki kerentanan dalam mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan berbagai insiden keselamatan yang berdampak pada keselamatan manusia, pencemaran lingkungan, serta bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian risiko pipa bawah laut 20 inchi yang berlokasi di perairan Kalimantan Timur milik PT.X
pada fase operasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dokumen PT. X. Metodologi penilaian risiko pipeline (DNV-RP-F107) digunakan untuk mengidentifikasi risiko. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penilaian Risiko pada Pipa utama 20” penyalur MIGAS PT X telah dilakukan pada skenario kejatuhan dan terseret jangkar, kebocoran pipa, dan kapal tenggelam dengan hasil penelitian menunjukan risiko yang masih bisa diterima (acceptable/minor risk). Mitigasi yang telah dilakukan oleh PT X
dalam mengoperasikan pipa 20” untuk terus dipertahankan agar risiko pada ketiga skenario yang diteliti dapat terus terkontrol dan berada pada tingkat risiko yangrendah/dapat diterima.

In offshore oil and gas industry operations, underwater pipeline installations are used as
transportation to move oil and gas products from one place to another, the underwater
pipeline operation cannot be separated from the dangers and risks that can be caused by
various factors. Most subsea pipeline failures occur due to failure to recognize hazards
and the absence of proper hazard mitigation. These failures can be prevented through a
safety risk management method and one of the stages of risk management is risk
assessment. Pipes have a vulnerability to damage that can result in various safety
incidents that have an impact on human safety, environmental pollution, as well as the
company's business. This study aims to conduct a risk assessment of the 20-inch
submarine pipeline located in the waters of East Kalimantan belonging to PT.X in the
operation phase. This research is a quantitative research using secondary data obtained
from PT. X. A pipeline risk assessment methodology (DNV-RP-F107) will be used to
identify risks. From the results of the analysis carried out in this study, it was found that
the Risk assessment of the 20” main pipeline for oil and gas distributor PT X had been
carried out in the scenarios of falling and being dragged by anchors, pipe leaks, and
sinking ships with the results of the study showing acceptable risks. The mitigation that
has been carried out by PT X in operating the 20” pipe is to be maintained so that the
risks in the three scenarios studied can be controlled and are at a low/acceptable level of
risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulul Azmi
"Pipa penyalur panas bumi mengalami korosi yang disebabkan oleh ion atau senyawa yang terlarut dalam uap dan kondensat yang menjadi servisnya. Ion atau senyawa tersebut antara lain adalah karbondioksida, oksigen, amoniak, pH, dan khlorida. Prediksi pertumbuhan laju korosi pada pipa penyalur panas bumi perlu dilakukan untuk memberikan reliabilitas dan keamanan yang lebih baik. Untuk memperoleh prediksinya, dalam tesis ini dilakukan analisa multivariate menggunakan teknik regresi Nonlinier. Pengurangangan ketebalan pipa diambil sebagai variabel tak bebas dan konsentrasi ion atau senyawa penyebab korosi sebagai variabel bebas. Model yang dipakai untuk analisanya adalah Δy = κtv dimana Δy adalah kehilangan ketebalan, "t" waktu paparan, dan κ, v berturut-turut merupkan parameter korosi yang berkontribusi secara linier dan parameter korosi yang berkontribusi secara ekponensial. Data case study didapatkan dari rekaman operasi dan maintenance pipa penyalur panas bumi. Hasil analisa menunjukkan pipa penyalur mengalami pengurangan ketebalan yang signifikan yang disebabkan oleh khlorida dan pH. Khlorida dan pH merupakan parameter-parameter korosi yang berkontribusi linier.

Geothermal pipeline undergoes corrosion caused by ions or compounds dissolved in its service, steam and condensate. Ion or compound dissolved in the steam meanwhile carbon dioxide, oxygen, ammonia, pH, and chloride. Corrosion rate analysis is necessary to be conducted to provide corrosion rate prediction for reliabe and safe operation reference. To obtain the predictions, in this thesis, multivariate analysis was conducted using nonlinear regression techniques. Loss of thickness was taken as the dependent variable and the concentration of ions or compounds cause corrosion was taken as independent variables. The model used for analysis is Δy = κtv where Δy is the loss of thickness, "t" time exposure, κ and v are the corrosion proportionanilty and exponent parameters respectively. Case study was conducted on geothermal plant and the data was obtained from its operation and maintenance records. Results of analysis show that the pipeline have a positive impact in thickness loss caused by the chloride and pH. Chloride and pH are parameters that contribute linearly dan exponentially."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>