Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryastianto Seno Prakoso
"Sebagai suatu elemen pemenuh kebutuhan manusia, komunikasi memiliki peran penting didalamnya. Mulai dari tahap individual, sampai pada tingkatan organisasional, komunikasi diibaratkan sebagai tanah dalam suatu ladang persawahan. Pentingnya keberadaan elemen tersebut juga dibutuhkan pada suatu proses pembelajaran (dalam organisasi), dimana hal tersebut merupakan fokus kajian dari penelitian ini. United Army, adalah organisasi yang menjadi subjek penelitian ini, dimana organisasi tersebut merupakan organisasi penggemar klub Manchester United yang resmi, karena keberadaannya diakui oleh pihak terkait (Manchester United Football Club).
Pada dasarnya, tumbuh kembangnya organisasi erat kaitannya dengan bagaimana organisasi belajar untuk mendapatkan pengetahuannya. Pembelajaran ini disebut dengan organizational learning, dimana maksud dari proses ini adalah untuk mendapatkan apa yang disebut dengan organizational knowledge. Pada proses tersebut, terdapat suatu perpindahan pengetahuan dari satu titik ke titik lain, proses ini disebut dengan knowledge transfer. Mulai dari pertemuan seorang penggemar dengan benda-benda bersejarah yang terdapat di sekretariat United Army, sampai dengan menghadiri ?prosesi nonton bareng?, proses perpindahan (knowledge) terjadi. Pada kegiatan itu, termuat suatu proses perpindahan pengetahuan dari ?source-to-recipient?. Proses pembelajaran itu sendiri dapat terjadi secara individual, ataupun secara bersama-sama (Collaborative Learning).
Menyadari pentingnya keberadaan para penggemar, pihak United Army menyediakan dua jalur sebagai saranya bagi mereka untuk bertukar pikiran. Jalur Online dan Offline adalah jalur bagi para pihak terkait untuk dapat melakukan proses Collaborative Learning. Knowledge yang didapat melalui proses ini, kemudian melahirkan suatu tahap lanjut dari pembelajaran yang terjadi didalam organisasi. Suatu tahap dimana, Collaborative Advantages hadir sebagai ganjaran bagi siapapun yang mampu melakukan komunikasi dengan baik dan benar, serta proporsional.

Communication takes a very important place in completing human?s basic needs. It starts in the individual stage, throughout the organizational stage in human?s everyday life. This thesis focuses on how communication, as an important element in human?s life, is also needed in organizational learning process. United army, as a subject of this research is an official (supporters) organization of Manchester United in Indonesia.
The development of an organization is related on how it gains their knowledge; this process is called as organizational learning. In this process, knowledge transfer starts from the very first time fans visit the secretariat of United Army. Furthermore, organizational learning occurs when the ritual (nonton bareng) is being held. In this event, there is a process when knowledge is transferred from a person to another. This learning process might occur between individuals or collaboratively. It is called by collaborative learning.
United Army provides two ways to operate their learning process. The knowledge gained from this process initiate a step further from the learning process that occurs in an organization. In that next step, collaborative advantages became the result of anyone who manage to communicate properly and proportionally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Xaverius Pradhipta Surya
"Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Praktik fan culture tentunya banyak mengalami perkembangan akibat perkembangan teknologi komunikasi. Kajian ini memberikan gambaran tentang proses konsumsi dan produksi yang dilakukan oleh fandom Sepak Bola Jakarta yang merupakan pendukung Persija Jakarta di era digital. Peneliti menemukan bahwa Soccer Jakarta memiliki beragam produk yang ditunjukkan dengan berbagai jenis saluran media yang digunakan oleh fandom Sepak Bola Jakarta. Produk-produk Soccer Jakarta diidentifikasikan menjadi dua jenis besar, yaitu digital dan fisik dan beroperasi bukan berdasarkan keinginan mencari untung dan bergerak hanya berdasarkan kecintaan mereka pada Persija Jakarta sehingga dapat dikatakan telah melakukan praktik penggemar sebagai buruh.

This research is a research that uses a qualitative method using a case study approach. The practice of fan culture has certainly undergone many developments due to the development of communication technology. This study provides an overview of the consumption and production processes carried out by the Jakarta Football fandom who are supporters of Persija Jakarta in the digital era. Researchers found that Soccer Jakarta has a variety of products which are indicated by the various types of media channels used by the Jakarta Soccer fandom. Soccer Jakarta's products are identified into two major types, namely digital and physical and operate not based on the desire to make profit and move only based on their love for Persija Jakarta so that it can be said that they have practiced fans as laborers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pascha Pinandityo
"Masalah kerusuhan suporter sepak bola dalam tragedi Kanjuruhan melebihi dari sekedar urusan sepak bola. Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak dapat diselesaikan hanya oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyebabkan dilakukanlah suatu proses collaborative governance dalam mengatasi masalah kerusuhan suporter sepak bola di Kanjuruhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan collaborative governance dalam mengatasi masalah kerusuhan suporter sepak bola pada peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan post-positivist dan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 (sebelas) sub dimensi collaborative governance terdapat 7 (tujuh) sub dimensi collaborative governance yang sudah terpenuhi, dan terdapat 4 (empat) sub dimensi collaborative governance yang belum terpenuhi pada penerapan collaborative governance dalam mengatasi tragedi Kanjuruhan. Sub dimensi collaborative governance yang sudah terpenuhi yaitu: Multiple Actor, Common Goals, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Knowledge Management. Sedangkan, sub dimensi collaborative governance yang belum terpenuhi yaitu: Consensus Building, Preliminary Rules, Accountability, dan Discourse and Practice. Penerapan sub dimensi tersebut telah membantu mengungkapkan fakta dan memberikan solusi terhadap tragedi Kanjuruhan. Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti fakta yang telah terungkap melalui kesadaran dan komitmen seluruh pihak untuk menjunjung tinggi nilai sportivitas dan menjalankan prinsip good governance dalam transformasi sepak bola Indonesia sehingga permasalahan tragedi Kanjuruhan dapat terselesaikan.

The problem of football fans riot in the Kanjuruhan tragedy is more than just football. The Kanjuruhan tragedy is a human tragedy that cannot be resolved only by the Indonesian Football Association (PSSI) causing a collaborative governance process to be carried out in overcoming the problem of football supporter riots in Kanjuruhan. The purpose of this research is to analyze the implementation of collaborative governance in overcoming the problem of football fan riots at the Malang Kanjuruhan Stadium incident. This research was conducted using a post-positivist approach and data collection techniques used in-depth interviews and literature studies. The results showed that of the 11 (eleven) collaborative governance sub dimensions, there were 7 (seven) collaborative governance sub dimensions which had been fulfilled, and there were 4 (four) collaborative governance sub dimensions which had not been fulfilled in the application of collaborative governance in overcoming the Kanjuruhan tragedy. The sub dimensions of collaborative governance that have been fulfilled are: Multiple Actors, Common Goals, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Knowledge Management. Meanwhile, the sub dimensions of collaborative governance that have not been fulfilled are: Consensus Building, Preliminary Rules, Accountability, and Discourse and Practice. The application of these sub dimensions has helped reveal facts and provide solutions to the Kanjuruhan tragedy. The next step is to follow up on the facts that have been revealed through the awareness and commitment of all parties to uphold the value of sportsmanship and implement the principles of good governance in the transformation of Indonesian football so the problem of Kanjuruhan tragedy can be resolved."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Mutiara
"Tesis ini membahas pembentukan makna identitas dan sense of community antar suporter sepakbola Persija. Persija merupakan klub sepakbola yang termasuk klub papan atas pada Liga Indonesia dan memiliki banyak supporter di berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian ini melihat proses pembentukan identitas sosial melalui interaksi sesama anggota komunitas dan sense of community yang dapat membentuk nilai yang dipedomani bersama sebagai komunitas Jakmania wilayah Depok (Outsiders) sehingga mempertahankan minat yang kuat pada citra diri ketika bersama dengan anggota yang memiliki perspektif sama. Teori identitas sosial Tajfel dan Turner (1986) menyatakan bahwa individu menggunakan asosiasi kelompok untuk memproyeksikan citra diri yang positif. Basking in reflected glory (BIRG) dan cutting off reflected failure (CORF) adalah beberapa perilaku komunikasi yang diidentifikasi dalam literatur. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan mengumpulkan data dari narasumber yang dijadikan informan dan memakai metode studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa identitas sosial setiap anggota dapat terbentuk melalui proses Basking in reflected glory (BIRG) ketika menang dan cenderung tidak mengalami cutting off reflected failure (CORF) ketika kalah. Mereka memahami, mengidentifikasi, dan tidak merasa malu terhadap penggunaan atribut komunitas.

This thesis discusses the formation of the meaning of identity and sense of community among Persija football supporters. Persija is a football club that is one of the top clubs in the Indonesian League and has many supporters in various regions in Indonesia. This study looks at the process of forming social identity through the interaction of fellow community members and a sense of community that can form shared values as the Jakmania community in the Depok area (Outsiders) so that they can maintain a strong interest in self-image when surrounded by colleagues with the same perspective. Tajfel and Turner's (1986) social identity theory states that individuals use group associations to project a positive self-image. Basking in reflected glory (BIRG) and cutting off reflected failure (CORF) are some of the communication behaviors identified in the literature. This research is descriptive in nature by collecting data from sources who are used as informants and using case study methods. Data collection techniques using interviews and observation. The results of this study found that the social identity of each member can be formed through the Basking in reflected glory (BIRG) process when they win and tend not to experience cutting off reflected failure (CORF) when they lose. They understand, identify, and take pride in using community attributes"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emiral Ghifari Risnadi
"Artikel ini membahas terkait pembinaan pemain muda sepak bola nasional dalam program binatama pada tahun 1979-1981. Terdapat permasalahan dalam sepak bola Indonesia tahun 1970-an, seperti pemain tim nasional yang sudah memasuki era pensiun dan kebutuhan pelatih yang berkualitas. DR. B. Edward Rahantoknam menyampaikan bahwa kualitas, kuantitas dan akreditasi pelatih nasional belum memadai sedangkan kebutuhan pemain berkualitas terus dibutuhkan. Permasalahan tersebut mengakibatkan prestasi sepak bola nasional terus menurun. Maka dari itu, PSSI melakukan terobosan dalam program pembinaan binatama dengan mengirimkan 24 pemain ke Brazil untuk mengadaptasi sistem sepak bola modern ala Amerika Latin. Melalui binatama, diharapkan kebutuhan pemain dan pelatih berkualitas yang diiringi dengan konsep pelatihan modern dapat terpenuhi dan diimplementasikan dalam pembinaan sepak bola Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi dengan pendekatan deskriptif analitis. Binatama berdampak pada pengembangan individu pemain meskipun dalam pelaksanaannya diwarnai dengan serangkaian permasalahan internal dan eksternal.

This article discuss about developing young players of national football team in Binatama program in 1979-1981. There were in Indonesian football in the 1970s, such as national team players entered in retirement times and needed for quality coaches. DR. B. Edward Rahantokam said that quality, quantity, and accreditation of national football team coach is insufficient, however needs of quality player keeps required. These problems have impact on declined in Indonesian football performance. So therefore, PSSI is doing breakthrough by sending 24 players to Brazil for adapting Latin American modern football. Through Binatama, It is hoped that the needs of quality players and coaches accompanied by modern training concepts can be fulfilled and implemented in the development of Indonesian football. The method used in this research is historical method which is Heuristik, critics, interpretation, and historiography with analytics descriptive approach. Binatama development is impacting individual development despite being filled with many internal and external problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiila Aliifah Ihsan
"Di Indonesia, citra pendukung sepak bola dianggap menjadi permasalahan bangsa dikarenakan perilaku mereka yang seringkali melakukan tindak kekerasan, kerusuhan hingga jatuhnya korban jiwa. Perilaku kerumunan pendukung sepak bola tersebut dapat diteliti secara spasial dengan mengetahui latar belakang identitas, bagaimana kerumunan memaknai ruang mereka di dalam stadion sehingga pemaknaan ruang itu dapat mempengaruhi kerumunan dalam melakukan aktivitas dan atribut yang mereka tunjukan. Pergerakan mereka saat memasuki stadion hingga selesai keluar dari area stadion juga dipengaruhi bagaimana tahapan kerumunan berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam dengan para pelaku kerumunan pendukung sepak bola Persija yang sebelumnya mewancarai gate keeper untuk kemudian dapat menetapkan kriteria informan yang ingin diwawancarai. Triangulasi data dengan menvalidasi informasi melakui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informasi lain mengenai topik yang serupa. Hasil pada perilaku spasial yang terjadi pada kerumunan massa sepak bola Persija atau The Jakmania terlihat dari perbedaan karakteristik pada kelompok-kelompok kerumunan yang terbentuk di dalam stadion yang terbagi atas paham Ultras yang berada di utara yaitu Curva Nord, selatan yaitu Outsider atau The Jakmania yang berasal dari luar Jakarta. Paham lokal, Hooligan dan kelompok kerumunan yang memilih menonton pada tribun VIP atau VVIP. Tribun utara dan timur yang terdapat kerumunan paham Ultras dan lokal memiliki kecenderungan mendominasi di dalam stadion disebabkan identitas kedaerahan Jakarta memiliki peran yang penting dalam kepemilikan ruang. Pergerakan pendukung dari luar stadion gelora bung karno kedalam atau sebaliknya dipengaruhi bagaimana jenis kerumunan saat itu menurut teori Gustav Le Bon. Sehingga akhirnya dapat dihasilkan penelitian berupa gambaran deskiptif bagaimana kerumunan massa The Jakmania berperilaku secara spasial.

In Indonesia, the image of football support is considered a nations problem because of their behavior that often commit acts of violence, riots to the fall of casualties. The behavior of the crowd supporters of the football can be researched spatially by knowing the background of the identity, how the crowd will interpret their space in the stadium so that the use of the space can affect the crowd in doing The activities and attributes they demonstrate. Their movement when entering the stadium to finish out of the stadium area was also influenced by how the crowd took place. This research uses qualitative methods. Data collection techniques conducted in this study using the method of field observation, in-depth interview with the perpetrators of the crowd supporter football Persija who previously led the gate keeper to then be able to set the criteria The informant you want to interview. Triangulating data by validating information in the study of libraries, field observations, and other information on similar topics. The result of the spatial behavior that occurred in the mass crowd football of Persija or The Jakmania is seen from the difference of characteristic in the crowd groups that are formed in the stadium that is divided into the northern understanding of Ultras, namely Curva Nord, south of Outsider or The Jakmania originating from outside Jakarta. Local understanding, Hooligan and the crowd who chose to watch on a VIP stand or VVIP. The north and eastern stands that have a crowd of Ultras and local understanding have a dominant tendency in the stadium due to the regional identity of Jakarta has an important role in space ownership. The movement of supporters from outside the Stadium Gelora Bung Karno or otherwise influenced how the type of crowd then according to the theory of Gustav Le Bon. So that The research can finally be produced in The form of a picture of how mass crowd Jakmania behaves spatially.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Kusumah Sastranegara
"ABSTRAK
Berbagai permasalahan match fixing pada kompetisi sepakbola Indonesia yang tidak bisa diselesaikan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyebabkan dilakukanlah suatu proses collaborative governance dalam menangani permasalahan match fixing pada kompetisi sepakbola Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan collaborative governance dalam menangani permasalahan match fixing pada kompetisi sepakbola Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan post positivist dan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebelas sub dimensi pada collaborative governance dalam menangani match fixing di kompetisi sepakbola Indonesia, yaitu: Multiple Actor, Common Goals, Preliminary Rules, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Consensus Building, Knowledge Management, Accountability, dan Discourse and Practice. Penerapan sub dimensi tersebut telah memberikan manfaat yang baik bagi sepakbola Indonesia diantaranya yaitu, kompetisi sepakbola yang lebih bersih dari praktik match fixing, pemain dan wasit lebih nyaman untuk melakukan sebuah pertandingan, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap PSSI.

ABSTRACT
Various match fixing problems in Indonesian football competitions that cannot be resolved by the Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) lead to a collaborative governance process in dealing with match fixing problems in Indonesian football competitions. The purpose of this study was to analyze the application of collaborative governance in dealing with match fixing problems in Indonesian football competitions. This research was conducted with a post positivist approach and the data collection techniques used in-depth interviews and literature study. The results show that there are eleven sub-dimensions of collaborative governance in handling match fixing in Indonesian football competitions, namely: Multiple Actor, Common Goals, Preliminary Rules, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Consensus Building, Knowledge Management, Accountability, and Discourse and Practice. The application of these sub-dimensions has provided kind of benefits for Indonesian football, namely, football competition that is cleaner than match fixing practices, players and referees are more comfortable to do a match and increase public trust in PSSI."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Armani
"Penelitian ini tentang hubungan dibalik makna dan loyalitas yang terbina dalam fandom Carat sebagai seorang penggemar grup K-Pop Seventeen. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam, observasi partisipan yang dilakukan kepada Carat yang sudah tergabung minimal tiga tahun serta didukung oleh metode otoetnografi untuk membantu menyelaraskan interpretasi dari hasil temuan dengan pengalaman pribadi. Hasil penelitian pada lima Carat ini menunjukan bahwa mereka yang menjadi seorang penggemar adalah mereka yang memiliki obsesi, memiliki keterikatan secara emosional sehingga gabungan keduanya dapat menghasilkan hubungan yang kompleks antara Carat dengan Seventeen. Lebih lanjut lagi, hubungan kompleks ini merujuk kepada bagaimana makna dan loyalitas dapat dilihat sebagai fondasi dari kontinuitas fandom Carat. Keberadaan Seventeen bagi para Carat sendiri tercermin melalui empat fungsi makna yaitu, (1) Seventeen menjadi representasi atas momen dalam hidup Carat, (2) Seventeen dapat membimbing Carat, (3) Seventeen menjadi role model Carat,(4)Seventeen dapat menggugah perasaan. Loyalitas di sisi lain, sangat bergantung pada keterlibatan emosional yang berperan penting dalam memicu rasa peduli, afiliasi dan dedikasi para Carat. Loyalitas mampu mendobrak para Carat untuk melakukan sesuatu di luar yang biasa dilakukan dan dinilai sebagai wujud dedikasi mereka kepada Seventeen. Hal unik lainnya yang ditemukan adalah betapa besar dampak personal yang dirasakan oleh masing-masing informan selama menyukai Seventeen.

This study will explore the relationships behind the meanings and loyalties built into Carat's fandom as a fan of the K-Pop group Seventeen. The research employs three methods: in-depth interviews, participant observation conducted with Carat, and otoethnography. The latter method is used to harmonise the interpretation of the findings with personal experience. The research findings on five Carats clearly show that those who become fans are those who have an obsession and an emotional attachment. This combination produces a complex relationship between Carat and Seventeen. Furthermore, this complex relationship demonstrates how meaning and loyalty are the foundation of Carat's fandom continuity. Seventeen plays a significant role in Carat's life. It represents moments in Carat's life, guides Carat, acts as a role model, and evokes feelings. Loyalty, on the other hand, relies heavily on emotional engagement, which is the key to triggering Carat's sense of care, affiliation, and dedication. Loyalty motivates Carat to go above and beyond, demonstrating a dedication to Seventeen that is unparalleled. Another striking finding was the personal impact each informant felt when liking Seventeen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Adipradana
"Tindakan anarki sering terjadi pada suporter sepakbola, termasuk di sepakbola Indonesia. Tindakan Anarki dianggap tidak baik dan merugikan berbagai pihak dan bahkan memakan korban. Tindakan anarki sering terjadi pada berbagai kelompok suporter di Indonesia. Melalui ini penelitian, akan terlihat bagaimana perbedaan tingkat suporter anarkis di Klub sepak bola Arema, Persib, Persija dan Persebaya. Pendidikan harus bisa dicapai seseorang berperilaku baik dan tidak bertindak anarki. Dalam penelitian ini, juga akan terlihat apakah pendidikan dapat mempengaruhi level suporter sepakbola anarkis di Indonesia. Untuk mengukur tingkat anarkis, alat pengukur yang telah dimodifikasi ke model Rasch instrumen kuesioner dengan format Likert digunakan. Dengan nonparametrik Kruskal-Wallis Metode, ditemukan bahwa ada perbedaan di tingkat anarki antara suporter klub sepakbola Arema, Persib, Persija, dan Persebaya. Bisa juga dilihat itu tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat anarki suporter. Jadi, solusi terbaik untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan tindakan anarki di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia

Acts of anarchy often occur in football supporters, including in Indonesian football. Anarchy's actions are considered bad and detrimental to various parties and even take casualties. Acts of anarchy often occur in various groups of supporters in Indonesia. Through this research, it will be seen how the different levels of anarchist supporters in Arema, Persib, Persija and Persebaya soccer clubs. Education must be attainable for someone to behave well and not act anarchy. In this study, it will also be seen whether education can influence the level of anarchist football supporters in Indonesia. To measure anarchist levels, gauges that have been modified to the Rasch model of a questionnaire instrument with a Likert format are used. With the nonparametric Kruskal-Wallis Method, it was found that there are differences at the level of anarchy between football club supporters Arema, Persib, Persija and Persebaya. It can also be seen that the level of education influences the level of anarchy of supporters. So, the best solution to reduce or possibly eliminate anarchy in Indonesia is to improve education in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Fajrian
"Skripsi ini merupakan hasil karya etnografi yang memberi pemahaman akan kedalaman makna tentang kebudayaan dalam rangka pemosisian diri sebuah komuniti di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kedalaman makna yang dimaksud pun tidak hanya berbicara tentang bagaimana mengupas bentukan dari komuniti tersebut, melainkan juga pada pemahaman akan corak dari sebuah kebudayaan yang sedang bekerja di dalamnya. Singkatnya, skripsi ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara kerja sebuah bentuk kebudayaan dalam keterkaitannya dengan eksistensi sebuah komuniti. Adapun komuniti yang dimaksud bernama Endiru Team, yang merupakan salah satu dari bentuk komuniti cosplay yang ada di Jakarta.
Terlahir dari sebuah kegemaran akan produk anime, manga, dan video game asal Jepang, komuniti Endiru Team melakukan sebuah pergerakan dalam upaya pemosisian diri di tengah-tengah kehidupan masyakarat Jakarta. Berkenaan dengan hal ini, Endiru Team melakukan usaha pemosisian diri tersebut melalui kegiatan pameran dan peragaan kostum bernama cosplay yang telah berlangsung hampir selama delapan tahun lamanya. Dengan menampilkan kegiatan pameran dan peragaan kostum cosplay yang berkaitan erat dengan dunia hiperrealitas dan abstraksi pembayangan, tibalah saat bagi Endiru Team untuk menyongsong era dunia baru berupa simulakra.
Sebagai bahan acuan, peragaan kostum cosplay dari Endiru Team sarat akan pada bentukan sebuah corak kebudayaan penggemar seperti yang diargumentasikan oleh Jin-Shiow Chen. Akan tetapi, apabila lebih dipahami dan dikupas dengan lebih mendalam, sebuah ranah budaya cosplay tidak berhenti saja sampai di titik argumentasi Chen tersebut. Ada faktor penting lain yang mengisyaratkan bahwa Endiru Team sangat terkait erat dengan masyarakat yang tidak hanya menjadi penggemar melainkan malah menarik para audiens untuk menjadi penggemarnya.

This thesis is an ethnographic work that gives a depth an understanding of cultural meanings in the context of positioning themselves in the center of society life. The depth of the intended meanings were not just talking about how to peel the formation of the community, but also on understanding the pattern of a culture that was working on it. In summary, this thesis will explain about how the workings of cultural form in association with the existence of a community. The community is called Endiru Team, which is one of the forms of cosplay community in Jakarta.
Born from the passion of Japanese anime, manga, and video games products, Endiru Team in an effort to make a movement of positioning themselves in the middle of Jakarta society. In this regard, Endiru Team positioning themselves through exhibitions and demonstrations called cosplay costume that has lasted for almost eight years old. With exhibitions and demonstrations featuring cosplay costumes are closely related to the world of hyperreality and abstract imagery, it is the time for Endiru Team to face the new world era of simulacra.
As a reference material, the demonstrations of Endiru Team cosplay costumes is full of cultural patterns in the formation of a fan culture as argued by Jin-Shiow Chen. However, if better understood and more in depth-peel, a realm cosplay culture did not just stop until Jin-Shiow Chen?s point of view. There are other trivial factor which is suggest that Endiru Team is closely related to people who not only became a fan, but instead draw the audiences to become their fans."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>