Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allenidekania
"ABSTRAK
Fatigue atau kelelahan pada anak dengan kanker masih menjadi permasalahan utama dalam penanganan efek terapi dan efek samping terapi modalitas kanker. Peran keluarga khususnya ibu sangat penting dalam mengelola fatigue kanker secara efektif. Tujuan penelitian adalah memperoleh model yang efektif manajemen fatigue berfokus pada efikasi diri ibu yang memiliki anak dengan kanker. Penelitian menggunakan desain riset operasional dengan tiga tahap penelitian. Tahap 1 mengidentifikasi masalah dan aktifitas ibu merawat anak dengan kanker yang mengalami fatigue melalui penelitian kualitatif dengan desain deskriptif eksploratif menggunakan wawancara semi terstruktur. Tahap 2 dihasilkannya model manajemen kelelahan (fatigue) yang merupakan hasil integrasi dari studi tahap 1, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap 3 validasi model menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test dengan kontrol.
Tehnik sampling cara konsekutif digunakan untuk merekrut sampel 40 ibu di kelompok perlakuan dan 38 ibu di kelompok kontrol, dilakukan di tiga rumah sakit pemerintah di Jakarta dan Bandung. Hasil riset tahap 1, diperoleh 6 tema. Tahap 2 dihasilkan rancangan model manajemen fatigue dengan pendukung 7 buku saku manajemen kelelahan, buku saku tanya jawab, dan buku rancangan pelatihan untuk ibu.
Hasil penelitian tahap 3 didapatkan perbedaan bermakna antara stres dan efikasi diri pada ibu, fatigue multidimensi, status fungsional, kualitas hidup kanker dan kualitas hidup generik pada anak dengan kanker pada empat kali pengukuran. Kesimpulan, model manajemen fatigue berfokus efikasi diri ibu yang memiliki anak kanker efektif dalam menurunkan stres, meningkatkan efikasi diri ibu serta menurunkan fatigue multi dimensi, meningkatkan status fungsional, kualitas hidup kanker dan kualitas hidup generik pada anak dengan kanker.
Rekomendasi: replikasi model manajemen fatigue di seluruh wilayah Indonesia dengan mengintegrasikan model manajemen fatigue di ruang perawatan anak dengan kanker, penelitian lanjut mengenai pengujian model manajemen fatigue dengan desain RCT, membandingkan efikasi diri ayah dan ibu dari anak dengan kanker dan efektifitas manajemen fatigue terhadap efikasi dan kualitas hidup remaja dengan kanker."
2014
D1973
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Suprapti
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi dalam skrining dan terapi meningkatkan jumlah penyintas kanker. Kelelahan menjadi dampak akibat kanker dan terapi kanker. Hal ini dialami oleh penyintas walaupun sudah selesai terapi primer. Kelelahan yang dialami mengakibatkan ketidakberdayaan dan kualitas hidup menurun. Studi ini merupakan studi kualitatif kuantitatif yang dilakukan terhadap penyintas kanker di Jabodetabek pada tahun 2018. Tujuan studi adalah mengembangkan model manajemen diri untuk meningkatkan efikasi diri, menurunkan kelelahan dan meningkatkan kualitas hidup penyintas kanker. Studi kualitatif terhadap 15 partisipan kunci menghasilkan 5 tema yaitu ketidakberdayaan yang tidak terbayangkan yang meliputi dimensi fisik, psikis, kognitif, mental dan sosial ekonomi serta spiritual. Tema lain adalah tindakan yang pernah dilakukan; dukungan doa dan kekuatan, serta usulan terhadap sesama penyintas dan tenaga kesehatan. Model manajemen diri berdasarkan teori regulasi diri, kualitas hidup, efikasi diri dan kelelahan disintesis dan dikembangkan. Modul panduan diberikan pada penyintas kanker berupa 11 panduan mengelola kelelahan. Hasil uji coba selama 2 minggu terhadap 31 responden kelompok intervensi yaitu diperolehnya dampak model manajemen diri beserta variabel perancu terhadap peningkatan efikasi diri, penurunan kelelahan dan peningkatan kualitas hidup. Jenis kanker menentukan penurunan kelelahan, tahun diagnosa menentukan peningkatan efikasi diri serta penurunan kelelahan menentukan kualitas hidup penyintas. Disarankan mengembangkan panduan nasional asuhan bagi penyintas kanker dan penelitian lebih lanjut dan mendalam.

ABSTRACT
The advanced of technology in screening and therapy has improved the number of survivor cancer. Fatigue has become the delayed effect related to cancer and its therapy months and years after therapy ended. The fatigue caused the survivor feel powerless and decrease the quality of life. This is a qualitative-quantitative study for cancer survivor at Jabodetabek in 2018. The aim of the study is to develop a self-management model to improve self-efficacy, decrease fatigue and increase quality of life of cancer survivor. Qualitative study for15 key informants results in 5 main themes. Unimaginable powerlessness with the subtheme of physical, psychological, cognitive mental, emotional, social economics and spiritual dimension of fatigue experienced by survivor cancer. Another theme is the strength of the prayer, previous successful fatigue management and suggestion for cancer survivors and health care professionals. Self management model is developed and synthesized based on the self-fegulation theory, quality of life, self-efficacy, and fatigue theory. The guidelines module is given consisted of 11 guidelines to be chosen and implemented by cancer survivors in the intervention group for 2 weeks n=31 . The result shows that there is an effect of self-management model with the confounding variables to the improved self-efficacy, decrease of fatigue and inrease of quality of life. Cancer diagnosis determined the decrease of fagitue, diagnosis year determine the increase of self-efficacy and the decrease of fatigue determined the increased of quality of life. It is recommended to develop a national guidance of survivorship care and conducting a deeper and broader research. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2496
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermalinda
"Fatigue adalah salah satu gejela yang paling menimbulkan stres dan sering dikeluhkan oleh anak dengan kanker dan hal ini membutuhkan penanganan dari tenaga kesehatan profesional. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk melihat gambaran aplikasi model konservasi Levine pada anak dengan kanker yang mengalami fatigue. Empat prinsip konservasi digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus kelolaan yang terdiri atas kasus leukemia, osteosarkoma, kanker nasofaring, dan lymphoma hodgkin's. Intervensi keperawatan yang diberikan berdasarkan prinsip konservasi memberikan hasil yang cukup baik terhadap masalah fatigue yang dialami anak, Empat anak melaporkan peningkatan ketersediaan energi dalam melakukan aktivitas namun belum memperlihatkan penurunan tingkat fatigue. Tenaga kesehatan profesional perlu memahami dampak fatigue pada anak dengan kanker yang dapat membantu mereka dalam mengkaji fatigue dan menentukan penanganan yang tepat.

Fatigue is one of the most distressing and prevalent symptoms reported by children with cancer during and after cancer treatment and this condition require evaluation and management from health professional team. The purpose of this study was to describe the application of Levine Conservation Model in children with cancer who experienced fatigue. The four conservation principle of the model used in nursing care of children with cancer consist of children with leukemia, osteosarcoma, nasopharyngeal cancer and lymphoma Hodgkin's. The nursing intervention are used based on four conservation provide supportive outcome for the children who experienced fatigue. Four children reported an increasing of energy in their daily activities but they do not show decreased levels of fatigue. Health profesionals need to understand the effect of fatigue on children with cancer that could help them to assesing fatigue and determine effective management to alleviate it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Prihatin Era
"Kejadian kanker payudara di Indonesia tertinggi di antara kanker lainnya pada wanita, dengan prevalensi kelelahan diperkirakan antara 25-99%. Penelitian saat ini merupakan penelitian tindakan metode campuran selama 6 minggu terhadap kelelahan pada penderita kanker payudara. Tujuan penelitian ini mengembangkan program intervensi pengelolaan diri untuk mengurangi kelelahan berbasis pemberdayaan dengan strategi telenursing dan mencari bukti pengaruhnya terhadap tingkat kelelahan, harga diri, citra tubuh, dan kualitas hidup. Tahap pertama mendeskripsikan masalah dengan metode kualitatif dengan menggali masalah kelelahan dalam persepsi penyintas. Tahap kedua tahap pengembangan intervensi dan tahap ketiga menguji keefektifan intervensi, dilakukan dalam penelitian kuasi eksperimental desain kelompok kontrol pre-posttest. Tahap pertama menghasilkan 5 tema dan tahap kedua menghasilkan intervensi keperawatan berdasarkan teori keperawatan transisi dan strategi pemberdayaan dari jauh (telenursing). Penelitian tahap ketiga membuktikan terdapat efektifitas dari intervensi pengelolaan kelelahan (IPK) terhadap penurunan tingkat kelelahan, peningkatan harga diri dan citra tubuh, dan kualitas hidup pada penderita kanker payudara. Penelitian ini merekomendasikan perawat onkologi mempertimbangkan pendampingan pada penyintas menggunakan intervensi ini agar masa transisi penyintas kanker payudara mencapai kesehatan fisik dan psikologis yang sehat, mencapai kesehatan optimal setelah diagnosis kanker .

The incidence of breast cancer in Indonesia is the highest among other cancers in women, with an estimated prevalence of fatigue between 25-99%. The current study is a 6-week mixed methods action study on fatigue in breast cancer patients. The purpose of this study was to develop a self-management intervention program to reduce empowerment-based fatigue with telenursing strategies and to seek evidence of its effect on fatigue levels, self-esteem, body image, and quality of life. The first stage describes the problem with a qualitative method by exploring the problem of fatigue in the survivor's perception. The second stage is the intervention development stage and the third stage is testing the effectiveness of the intervention, carried out in a quasi-experimental study with a pre-posttest control group design. The first stage produces 5 themes and the second stage produces nursing interventions based on transitional nursing theory and telenursing strategies. The third stage of the study proved that there was an effectiveness of the fatigue management intervention (GPA) in reducing fatigue levels, increasing self-esteem and body image, and quality of life in breast cancer patients. This study recommends oncology nurses consider mentoring survivors using this intervention so that the transition period for breast cancer survivors achieves healthy physical and psychological health, achieving optimal health after cancer diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Destya Shanty
"Peran orang tua sangat penting dalam merawat anak kanker. Kepercayaan diri dan kemampuan orang tua dalam merawat anak kanker dilihat dari efikasi diri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri pada orang tua dengan anak kanker. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel 66 orang tua dari anak kanker usia 0-14 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 47 (71%) orang tua memiliki tingkat efikasi diri yang sedang. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,003), status ekonomi (p=0,003), pengalaman diri (p=0,002), pengamatan model (p=0,002), persuasi verbal (p=0,008), dan dukungan keluarga (p=0,003) dengan efikasi diri orang tua. Perawat disarankan dapat memahami efikasi diri pada orang tua dan hubungannya dengan pengobatan dan perawatan anak dengan kanker.

The role of parents is very important in treating children with cancer. Confidence and ability of parents in caring for children is seen from self-efficacy. This study was conducted to determine the factors associated with self-efficacy in parents with children with cancer. The design of this study was cross sectional with a sample size of 66 parents of cancer children aged 0-14 years. The results showed that 47 (71%) parents had a moderate level of self-efficacy. There was a significant relationship between education level (p=0.003), economic status (p=0.003), self-experience (p=0.002), model observation (p=0.002), verbal persuasion (p=0.008), and family support (p=0.008). =0.003) with parental self-efficacy. Nurses can understand self-efficacy in parents and their relationship with treatment and child care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Venbora Br.
"Orang tua yang merawat anak dengan kanker mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, stres, dan tantangan spiritual karena menurunnya kemandirian dan meningkatnya ketergantungan pada keluarga selama terapi. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara spiritualitas dan efekasi diri pada orang tua yang merawat anak dengan kanker. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 153 orang tua yang merawat anak dengan kanker. Spiritualitas diukur dengan menggunakan Spiritual Well Being Scale (SWBS), dan efikasi diri diukur dengan menggunakan Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Temuan: Mayoritas (54,2%) responden memiliki spiritualitas rendah. Demikian pula, 51% responden melaporkan efikasi diri yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas dan efikasi diri orang tua yang merawat anak dengan kanker (p-value = 0,001 pada CI 95% OR 5,115 (2,565;10,201). Ini berarti bahwa orang tua dengan spiritualitas rendah memiliki kemungkinan 5,11 kali lebih besar untuk memiliki efikasi diri yang rendah dibandingkan dengan orang tua yang memiliki spiritualitas tinggi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa spiritualitas memainkan peran penting bagi orang tua dalam menghadapi tantangan dalam merawat anak.

Parents caring for children with cancer experience psycological disturbance such as anxiety, depression, stress, and spiritual challenges due to decreased independence and increased reliance on family during therapy. Study Objective: The study aims to explore the relationship between spirituality and self-efficacy among parents of children with cancer. Methodology: The study utilized a cross-sectional approach involving 153 patients. Spirituality was measured using the Spiritual Well Being Scale (SWBS), and self-efficacy was measured using the Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Findings: A majority (54.2%) of respondents had low spirituality. Similary, 51% of respondents reported low self-efficacy. There was a significant relationship between spirituality and self-efficacy among these parents (p-value = 0.001 at 95% CI OR 5.11 (2.565;10.201)). This means that parents with low spirituality were 5.11 times more likely to have low self-efficacy compared to those with high spirituality. Conclusion: The study concludes that spirituality plays a crucial role for parents in coping with the challenges of caring for children with cancer. It suggests that healthcare professionals should support and enhance parental spiritualty to help them maintain their spiritual activities and cope better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Pelangi
"ABSTRAK
Pengobatan dengan kemoterapi sering kali menyebabkan efek samping pada pasien kanker yaitu kelelahan. Pengobatan dan diagnosa kanker dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi. Depresi dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada tubuh yang terlibat dan ada bukti yang mengatakan inflamasi terlibat dalam patofisiologi kelelahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu hubungan antara depresi dengan kelelahan. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan metode consequtive sampling dengan besar sampel 30 anak kanker usia 8-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah anak kanker mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan skor kelelahan yang dirasakan oleh anak kanker rata-rata 9,4 (SD= 5,642). Hasil uji statistik menemukan ada hubungan yang bermakna antara depresi dengan kelelahan (p=0,003) dan antara jenis kanker dengan kelelahan (p=0,018). Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak kanker yang depresi merasakan skor kelelahan yang lebih tinggi. Perawat perlu melakukan pengkajian terhadap kelelahan dan depresi yang dirasakan anak sehingga dapat melakukan intervensi keperawatan yang tepat dalam mengurangi kelelahan pada anak.

ABSTRACT
Treatment with chemotherapy often causes side effects in cancer patients, such as fatigue. Treatment and diagnosis of cancer cause psychological problems such as depression. Depression have also been found to create inflammatory changes in the body and there was emerging evidence that inflammation was involved in cancer related fatigue. The aims of this study were to find the relationship between depression and fatigue in children with cancer during chemotherapy. This research used cross-sectional study and a total of 30 children with cancer age 8-12 years old was selected by consequtive sampling. More than half of the children with cancer showed depression and the mean score of FOA-A at 9,4 (SD=5,642). A statistically significant relationship was found between depression and fatigue (p=0,003). There was also a relationship between type of cancer and fatigue (p=0,018). These findings indicate that the children with depression and different type of cancer cause more fatigue. Nurse should incorporate fatigue and depression into the routine nursing assessments of children who suffers cancer and determine the right intervention to reduce fatigue in children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Suci Wardani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan parental coping pada ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya. Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan adaptasi alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000) dan pengukuran parental coping menggunakan alat ukur Coping Health Inventories for Parents (McCubbin, 1983). Partisipan pada penelitian ini adalah 31 orang ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan parental coping pada ibu yang memiliki anak penderita kanker usia kanak-kanak madya (r = 0.482, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy yang dimiliki oleh ibu maka usaha parental coping yang dilakukan juga akan semakin tinggi. Selain itu, hasil tambahan penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parenting self-efficacy dan parental coping ibu yang memiliki anak penderita kanker yang menjalani rawat inap dan rawat jalan.

This research was conducted to find the correlation between parenting self-efficacy and parental coping among mothers of middle childhood with cancer. Parenting self-efficacy was measured using an adaptation instrument named Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000) and parental coping was measured using an adaptation instrument named Coping Health Inventories for Parents (McCubbin, 1983). The participants of this research are 31 mothers who have middle childhood with cancer. The main results of this research show that parenting self-efficacy has a significant positively correlation with parental coping (r = 0.482, p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher mothers parenting self-efficacy, the higher parental coping effort. Furthermore, the additional results of this research have also found that there is a significant difference in parenting self-efficacy and parental coping among mothers of children with cancer who is hospitalized and as an outpatient."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulhaeriah
"Fatigue adalah salah satu masalah yang paling sering terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Berbagai terapi nonfarnakologi disarankan untuk mengurangi fatigue salah satunya adalah Relaxation Breathing Exercise (RBE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas RBE pada fatigue penderita kanker ginekologi yang menjalani kemoterapi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment with pre-post test control group. Sebanyak 42 pasien yang diperoleh secara consecutive berpartisipasi dalam penelitian ini, 21 dimasukkan dalam kelompok RBE 4 kali dan 21 dalam kelompok 2 kali. Skor fatigue pasien akan diukur dengan menggunakan kuesioner Piper Fatigue Scale. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Repeated-ANOVA dan Independent t-test dengan tingkat kemaknaan  < 0,01. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan (p < 0,01) pada skor fatigue rata-rata di kedua kelompok (kelompok RBE 4 kali 3,29 ± 0,59 dan kelompok RBE 2 kali 4,19 ± 0,61) pada hari terakhir intervensi. Namun kelompok 4 kali RBE menunjukkan penurunan yang lebih besar dibandingkan kelompok 2 kali RBE (Selisih mean = 0,91; 99%CI = 0,41 - 1,41; p = 0,001). RBE yang dilakukan 4 kali sehari lebih efektif mengurangi fatigue pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Peran perawat diperlukan untuk membantu pasien meminimalkan fatigue yang dialami salah satunya dengan mengajarkan terapi nonfarmakologi yang efektif seperti RBE.

Fatigue is one of the most common problem experienced by patients undergoing chemotherapy. Some non-pharmacological therapies have been suggested to alleviate the problem such as Relaxation Breathing Exercise (RBE). This research aimed to determine the effectiveness of the RBE on the fatigue suffered by gynecological cancer patients undergoing chemotherapy. This study used a quasy randomized-controlled trial with pre- and post-test design. Forty two patients were consecutively sampled, 21 were assigned to RBE four times a day group and 21 to RBE two times a day group. Fatigue score were measured every day for seven days from both groups using Piper Fatigue Scale. The data obtained were analyzed using repeated-ANOVA and independent t-test with significant level α<0.01. This study found significant decreases (p < 0.01) of mean fatigue scores on both groups (RBE four times in a day group = 3.29 ± 0.59 and RBE two times in a day group = 4.19 ± 0.61) after the completion of the intervention. However, the RBE four times a day group shown a larger decrease on fatigue score compared to the RBE two times a day group (Mean Difference = 0.91; 99%CI = 0.41 - 1.41; p=0.001). Four times RBE in a day is more effective in relieving fatigue on cancer patients undergoing chemotherapy. Nurses' role is necessary to help patients in minimizing their fatigue by guiding the patient to perform an effective non-pharmacological therapy such as the RBE."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Oktaviani
"Kanker pada anak memengaruhi kualitas hidup anak, dan keluarganya. Orang tua anak dengan kanker harus mampu beradaptasi dengan kondisi penyakit dan efek samping pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak kanker usia 8-12 tahun. Penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional dilakukan pada 39 orang tua dan 39 anak kanker yang dipilih dengan metode consequtive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) diisi oleh orang tua, dan The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). Alat ukur PedsQLTM yang digunakan terdiri dari dua, yaitu: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale dan secara khusus dengan menggunakan PedsQLTM 3.0 Cancer Module versi Indonesia diisi oleh anak kanker. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson.
Hasil menunjukkan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak generik berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,680), selanjutnya efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak modul kanker juga berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,715). Hasil penelitian ini merekomendasikan supaya orang tua dan anak kanker mendapat intervensi manajemen efek samping pengobatan kanker yang adekuat untuk meningkatkan efikasi diri dan kualitas hidup anak dengan kanker.

Cancer in children affects the children quality of life, and their families. Parents of children with cancer must be able to adapt the disease conditions and treatment side effects. This study aims to determine the relationship between parental self-efficacy and the quality of life children with cancer aged 8-12 years. The quantitative study using a cross sectional design was carried out on 39 parents and 39 cancer children who were selected by consequtive sampling method. The measuring instrument used are the Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) filled by parents, and The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). The PedsQLTM measuring instrument used consists of two, namely: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale and specifically using PedsQLTM 3.0 Cancer Module Indonesian version, filled by children with cancer. Data analysis using Pearson correlation test.
The results showed that parents self-efficacy with the children quality of life generic core scale correlated strongly and have positive correlation (r=0.680), then the parents self-efficacy with the children quality of life cancer module also correlated strongly and have positive correlation (r=0.715). The results of this study recommends that parents and children with cancer have adequate management of cancer treatment and side effects to improve self-efficacy and quality of life for children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>