Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jovia Mariana
"Kehadiran Art Deco di Hindia Belanda merupakan sebuah periode yang sangat penting bagi perkembangan arsitektur di Hindia Belanda. Art Deco yang berasal dari Eropa secara perlahan-lahan masuk ke Indonesia dan diterima baik oleh para arsitek Indonesia maupun arsitek Belanda yang berada di Indonesia. Salah satu arsitek Belanda yang mengusung gaya ini adalah F.J.L Ghijsels. Sebagai arsitek besar, Ghijsels berusaha menuangkan ciri khasnya dalam setiap karyanya. Tulisan ini berusaha untuk menelaah karakteristik Art Deco F.J.L Ghijsels berdasarkan salah satu karyanya yaitu gedung Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang terletak di Jalan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat. Karakteristik F.J.L Ghijsels akan dibandingkan dengan ciri khas Art Deco yang ada pada umumnya sehingga akan ditemukan bahwa terdapat beberapa karakteristik Art Deco F.J.L Ghijsels yang menonjol seperti pemilihan warna dan molding.

The presence of Art Deco in Dutch East Indies was an important period to the development of architecture in Dutch East Indies. Art Deco that came from the Europe slowly got in to Indonesia and got accepted by Indonesian architects and Dutch architects who lived in Indonesia. One of Dutch architects who used this style is F.J.L Ghijsels. As a succes architect, Ghijsels tried to show his characteristics in his every works. This paper tries to analize F.J.L Ghijsels? Art Deco characteristics based on one of his works which is Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) building in Jalan Merdeka Timur No. 5 Central Jakarta. F.J.L Ghijsels? characteristics will be compared to characteristic of Art Deco in general and we will find the fact that there are a few characteristics of F.J.L Ghijsels? Art Deco that stood out which are his choices of colors and his molding technic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Nabila
"Tulisan ini membahas mengenai karakteristik Art Deco pada eksterior gedung Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH . Gedung bergaya Art Deco yang dibangun pada jaman kolonial Belanda ini sudah disesuaikan dengan keadaan iklim tropis di Indonesia. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan dan memaparkan apa saja karakteristik Art Deco yang terdapat pada eksterior gedung Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH . Penulisan ilmiah ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan bentuk bangunan setelah direnovasi. Metode yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mencari informasi mengenai gaya arsitektur Art Deco pada artikel, buku, maupun skripsi, penulis juga melakukan studi lapangan, serta menganalisis karakteristik Art Deco pada eksterior gedung tersebut.Kata kunci: Art Deco, Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH , Schoemaker.

This scientific writing discusses about characteristics of Art Deco on the exterior of Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH building. This colonial era Art Deco building has been modified to adapt with the tropical climate of Indonesia. The purpose of this scientific writing are to describe and explain the characteristics of Art Deco which is applied to the exterior of Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH building. This scientific writing is also made to examine if there are any changes on the shape of the building after being renovated. The method being used is references study to find information about Art Deco style in articles, books, or thesis, the writer also did field study and analyzing the characteristics of Art Deco on the exterior of the building.Keywords Art Deco, Onderlinge Levensverzekering Maatschappij Eigen Hulp OLVEH , Schoemaker."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Qur`Aeni
"Makalah ini berisi tinjauan arsitektur budaya pada bangunan indis melalui analisis bangunan gedung Antara, Jakarta. Penelitian ini difokuskan pada gaya art deco yang terdapat pada interior dan eksterior bangunan. Nilai sejarah yang terdapat pada gedung Antara baik bentuk fisik dan fungsinya sebagai kantor berita pada masa Hindia Belanda menjadikan bangunan ini sebagai bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan. Hal inilah yang membuat saya melakukan penelitian budaya pada gedung Antara, Jakarta. Pendekatan semiotik digunakan untuk memahami makna arsitektur yang terdapat pada bentuk dan ornamen bangunan. Pendekatan semiotik melandasi metode penelitian, analisis, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif disebabkan teknik pengumpulan dan pengolahan data yang terdapat di dalam metode kualitatif relevan terhadap objek penelitian. Makalah ini memaparkan kondisi gedung Antara sebagai bangunan cagar budaya dari masa Hindia Belanda melalui gaya art deco yang terdapat pada eksterior bangunan.

This paper provides an overview of architecture culture in Indies building through an analysis of Antara building, Jakarta. This research focused on the art deco style which is contained in the exterior of the building. The historical value which is contained in Antara building that founded in physical form and function are making this building as a cultural heritage that should be preserved. This is the reason to me to do the culture research in the Antara building, Jakarta. Semiotic approach is used to understand the meaning of architecture which is founded in the form and ornamentation of the building. Semiotic approach is underlying the research methods, analysis, and conclusion. This research used qualitative methods due to the techniques of collecting and processing the data which contained in qualitative method is relevant for the research object. This paper describes the condition of Antara building as culture heritage from the Dutch East Indies Indies period through art deco style which is contained in the exterior building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
"KPH (Koninklijke Paketvaart-Maatschappij) adalah perusahaan pelayaran Belanda yang memegang hak monopoli atas pelayaran antarpulau di Indonesia sejak 1890. Dalam mempertahankan monopolinya KPM mempergunakan berbagai cara yang sifatnya menghambat, seperti tidak memberikan fasilitas baik itu pelabuhan maupun pinjaman bank terhadap para pesaingnya. Akibatnya perusahaan-perusahaan pelayaran yang dikelola oleh pribumi sulit berkembang. Tahun 1942-1945, KPM menghentikan sementara usaha pelayarannya karena pendudukan Jepang terhadap Indonesia. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, bersamaan dengan datangnya kembali Belanda di Indonesia, KPM kembali menjalankan usaha pelayarannya di Indonesia. Sementara itu Pemerintah Indonesia yang telah merdeka menganggap bahwa kembalinya KPM di Indonesia menimbulkan kecurigaan terhadap kembalinya dominasi modal asing di Indonesia. Untuk itulah Pemerintah berkeinginan untuk menggantikan peranan KPM di Indonesia, maka baru pada tahun 1952 Pemerintah Indonesia membentuk PELNI (Perlayaran Nasional Indonesia). Dalam perkembangannya sejak berdirinya PELNI mengalami berbagai hambatan dalam usaha perkembangannya salah satunya adalah masih beroperasinya KPM di Indonesia. Sejak tahun 1957, ketika KPM dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia, maka PELNI sebagai perusahaan dalam negeri yang paling dominan menggantikan peranan KPM. PELNI mengalami berbagai kemajuan yang menyolok baik itu jumlah armada, pangsa muatan barang dan penumpang, serta luasnya pengoperasian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peristiwa nasionalisasi KPM tahun 1957 merupakan titik tolak berkembangnya pelayaran nasional Indonesia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Sri Retno Gayatri Soetarto
"Penelitian ini membahas bagaimana karakteristik Art Deco yang diterapkan pada eksterior Gedung Bank Indonesia di Cirebon. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan karakteristik gaya Art Deco pada eksterior bangunan itu dan melihat penerapan gaya Art Deco di iklim tropis. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggabungkan studi pustaka dan mendatangi langsung lokasi Gedung Bank Indonesia Cirebon. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa karakteristik Art Deco yang diterapkan pada eksterior bangunan Bank Indonesia Cirebon adalah sebuah unsur ornamen dekoratif serta terdapat beberapa penyesuaian pada penggunaan warna fasade dan bentuk bangunan bergaya Art Deco ini dengan iklim tropis kota Cirebon.

This research discussed the Art Deco characteristic that was applied in the exterior of the Cirebon branch of Bank Indonesia building. The purpose of this research is to describe Art Deco style on that building and to observe the application of Art Deco style in the tropical climate. The method used in this research is by combining these literature reviews and doing a site visit to the Cirebon branch of Bank Indonesia building. The result of this research shows that the Art Deco characteristic that was applied in the exterior of Cirebon branch of Bank Indonesia building is an instance of a decorative ornament with some adaptation in the use of facade color and building shape to match the tropical climate of Cirebon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tyara Adelia Putri
"Tulisan ini membahas arsitektur Art Deco pada Gedung De Majestic rancangan arsitek C.P. Wolff Schoemaker. De Majestic merupakan salah satu bangunan di kawasan Braga, Bandung yang telah mendapatkan pengaruh budaya lokal. Art Deco adaptasi tropis dengan ornamen nusantara yang begitu kental menunjukkan adanya akulturasi arsitektur pada gedung ini. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap sejauh mana akulturasi arsitektur terjadi. Schoemaker berhasil menyesuaikan arsitektur Art Deco dengan kondisi iklim dan geografis di Indonesia, serta budaya khas Jawa Barat. Penelitian menggunakan pendekatan semiotik pada arsitektur juga hendak melihat bangunan rancangan arsitek Schoemaker mengatasi iklim dan memanfaatkan kearifan lokal dalam rancangannya.

This journal is a research about Art Deco architectural in De Majestic building designed by C.P. Wolff Schoemaker. De Majestic is one of the buildings in Braga, Bandung which has gained local cultural influences. Adaptaion of tropical Art Deco with the local ornament are shown as the acculturation of architectural in this building. The purpose of this research is to reveal the extent of architectural acculturation occurs. Schoemaker managed to customize the Art Deco architectural with the climatic and geographical conditions in Indonesia, also with West Java rsquo;s culture. This research uses semiotic approach in architecture to see how this building overcome the climate and utilize local wisdom in the design. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dresthi Raras Weningtyas
"ABSTRAK
Art Deco sebagai bagian dari seni dekoratif telah berkembang dalam masa modernisme. Hal ini dapat dilihat melalui penekanan bentuk maupun gaya arsitektur, desain interior, desain industri, fashion, lukisan, seni grafis, dan film. Art Deco tumbuh di antara penentangan dan penggabungan seni terdahulunya sehingga sumber inovasinya berasal dari berbagai macam aliran. Bangunan Theater Tuschinski dan Radio Kootwijk di Belanda adalah contoh bangunan bergaya arsitektur Art Deco yang mendapat pengaruh dari seni ukir dan seni bangunan dari Aztec dan Mesir Kuno. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan penjelasan tentang masalah yang diajukan.

ABSTRACT
Art Deco as part of decorative art has evolved in a period of modernism. It can be seen through the suppression of form and style of architecture, interior design, industrial design, fashion, painting, graphic arts, and film. Art Deco growing between the opposition and the merger of the previous art so that the source of innovation derived from various streams. Tuschinski Theater Building and Radio Kootwijk in the Netherlands are examples of the Art Deco architectural style buildings that have the effect of sculpture and art of building of Aztec and Ancient Egypt. This study used qualitative methods, the method of research that aims to describe or provide an explanation of the problem posed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maysita Utami Chaya
"Penelitian ini membahas mengenai analisis bentuk adaptasi Art Deco pada eksterior Gedung Filateli Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan secara rinci elemen-elemen pendukung teori Art Deco serta memaparkan bentuk-bentuk adaptasi arsitektur Art Deco dalam eksterior bangunan Gedung Filateli Jakarta. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan studi pustaka dan studi lapangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Art Deco pada eksterior Gedung Filateli terletak hampir pada seluruh bagian eksterior dan ditemukan juga keberadaan unsur adaptasi yang dilakukan dengan arsitektur lokal pada beberapa bagian eksterior gedung.

This journal discussed the analysis of the Art Deco adaptation form on the Gedung Filateli Jakarta exteriors. The purpose of this research is to describe in detail the supporting elements of the Art Deco theory and the form compositions of Art Deco architecture adaptation on the building exterior. Descriptive analysis with literature research and observational study is used to analyze this study. The results showed that the characteristic of Art Deco is adapted on almost exterior parts, and also there are several elements of adaptation with local architecture existed on some exteriors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewik Untarawati
"Tesis ini membahas dinamika penerbangan sipil di Hindia Belanda yang dimulai sejak 1November 1928-1942 oleh maskapai Koninklijke Nederlandsch Indische LuchtvaartMaatschappij KNILM. KNILM merupakan anak perusahaan KLM yang diberikan hakmonopoli oleh Pemerintah Belanda untuk mengoperasikan penerbangan sipil di Hindia Belanda.KNILM dibentuk berdasarkan persetujuan dari beberapa perusahaan besar seperti DeliMaatschappij, BPM, KPM, NHM, HVA, dengan Pemerintah Hindia Belanda. Keterlibatan Pemerintah Hindia Belanda juga besar dalam pembentukan KNILM karena pemerintah berperanaktif dalam memberikan subsidi setiap tahun. Penelitian ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa KNILM telah berperan dalam memperkenalkan dan mengembangkan penerbangan sipil di Hindia Belanda melalui upayanya dalam melakukan ekspansi rute penerbangan baik di kepulauan Hindia Belanda dan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Australia, dan Indo-China. KNILM juga melakukan ekspansi sarana dan prasarana yangmeliputi, pembelian pesawat-pesawat baru, penyedian pilot dan tenaga ahli lain nya melalui pelatihan dan pendirian sekolah penerbangan, pemenuhan bahan bakar, hingga pembangunan bandara lengkap dengan fasilitas akomodasi untuk menunjang penerbangan sipil. KNILM berperan dalam mendorong perkembangan ekonomi melalui penyediaan layanan pengangkutan penumpang, barang, dan khusus. Rute-rute udara KNILM telah membentuk sebiah jaringan udara yang mampu menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya di Hindia Belanda. Jaringan udara tersebut pada akhirnya menciptakan integrasi wilayah, sosial, dan budaya diHindia Belanda.

This study focuses on the dinamycs of civil aviation in the Netherlands East Indies from 1928 to1942. Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij KNILM . The airline was a subsidiary of KLM, centered in Amsterdam. The Royal Dutch Government gave a monopoly right to the airline to run civil aviation in the Netherlands East Indies. KNILM was established by several big companies such as, Deli Maatschappij, BPM, KPM, NHM, HVA, and the Government of the Netherlands East Indies. The government played an important role to actively support by giving a subsidy annually. This research based on a historical method including, heuristic, critic, interpretation, and historiography.
The purpose of the study is to describe how the KNILM roles both, in introduction and development of civil aviation by a series of efforts toexpand air routes in the Netherlands East Indies and in the its neighborhood countries whichcovered Singapore, Australia, and Indo China as well. KNILM also expanded facilities to support civil aviation including, purchase several new type of aircrafts, arrangement of pilots by some training programs and establishment of flying school, supply of sufficient petrol, and the establishment some new airports that equipped with accommodation facilities. KNILM also hadboosted economies by providing services of people, freight, and special carriage. Air routes ofKNILM had created air networks that enabled to connect one island to other islands in theNetherlands East Indies. Those air networks eventually integrated the Netherlands East Indiesnot only in regional, but also in social and cultural integration."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari Pratiwi
"Seni, sebagai bagian dari budaya manusia sejak awal keberadaanya di muka bumi, senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebul pada akhimya merangsang perkembangan arsitektur sebagai bidang yang melekat erat dengan seni. Art Deco sebagai bagian dari seni dekoratif dan desain telah mengalami perkembangan di berbagai bidang. Namun yang paling terlihat adalah perkcmbangan pada bidang arsitektur.
Corak desain Art Deco yang semula lahir dan tumbuh di Eropa akibat pengaruh dari berbagai aliran yang sedang berkembang pada saat awal abad ke-20 mulai berkembang jauh dari ncgeri asalnya. Hal ini membawa perubahan yang cukup signifikan pada ciri dan karakteristik awal dari desain Art Deco. Pengaruh budaya, sejarah, lokasi serta iklim telah menimbulkan ciri dekoratif baru yang berbeda dari asalnya.
Art Deco Tropis merupakan bagian gaya dari Art Deco yang merupakan perwujudan corak dekoratif yang berkembang di negara beriklim tropis. Corak desain yang djhasilkannya membuka wawasan kita akan pemaharnan Art Deco dalam hal pengadaptasian bangunan terhadap iklim tropis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>