Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Sebagian besar produksi nikel dunia bersumber dari bijih sulfida, sebaliknya sebagian besar sumber cadangan nikel dunia dikuasai bijih laterit. Kedepannya, produksi nikel yang bersumber dari bijih laterit sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nikel dunia karena cadangan nikel yang bersumber dari bijih sulfida sudah mulai menipis. Metode pelindian asam (acidic leaching) biasa digunakan untuk memproduksi nikel murni, dimana umumnya asam sulfat digunakan sebagai media pelindian. Akan tetapi, penggunaan asam sulfat di dalam metode acidic leaching memiliki beberapa masalah penting seperti pembentukan gypsum yang di akibatkan oleh kelarutan garam logamnya. Beberapa pengembangan terbaru menunjukkan penggunaan asam nitrat dalam acidic leaching pada bijih laterit dapat mengatasi permasalahan ini. Sehingga, pengembangan lebih lanjut mengenai sirkuit berbasis nitrat sangatlah diharapkan untuk memperbaiki proses yang ada.
Ekstraksi pelarut (Solvent extraction) merupakan bagian yang sangat penting pada proses pemurnian nikel di dalam ekstraksi hidrometalurgi. Solvent extraction juga memiliki efisiensi yang tinggi untuk memperoleh produk dengan tingkat kemurnian tinggi. Melalui metode solvent extraction, pengotor-pengotor (impurities) utama dapat dipisahkan untuk memproduksi logam nikel. Oleh karena itu, untuk memperkaya pengetahuan dan memfasilitasi proses pelindian berbasis nitrat, studi-studi mengenai solvent extraction pada medium nitrat sangatdibutuhkan.
Ada beberapa reagen ekstraksi (extracting reagent) yang umum digunakan dan telah diketahui efisiensinya dalam pemurnian nikel melalui solvent extraction, seperti Cyanex® 272, D2EHPA, and Versatic® 10. Diantara reagen-reagen tersebut, D2EHPA termasuk salah satu reagen yang tergolong murah. Sehingga, penggunaan D2EHPA sebagai reagen ekstraksi akan sangat mempengaruhi aspek ekonomi dari sebuah operasi.
Pada studi ini, telah dilakukan investigasi terhadap penggunaan D2EHPA dalam solvent extraction dari nikel dan impurities utamanya di dalam medium nitrat. Studi ini menunjukkan bahwa solvent extraction di dalam medium nitrat juga berbanding dengan solvent extraction di dalam medium sulfat. Studi ini terdiri dari eksperimen ekstraksi dan stripping pada nikel dan impurities utamanya di dalam medium nitrat.
Eksperimen ekstraksi menunjukkan urutan selektivitas dari D2EHPA pada medium nitrat ialah Ca < Mn < Mg < Ni. Pada medium nitrat, ekstraksi pada logam-logam tersebut cenderung terjadi pada pH kesetimbangan yang lebih rendah dibandingkan dengan medium sulfat. Eksperimen ini juga menunjukkan sifat dari mangan dimana keberadaan mangan tanpa adanya ion-ion logam lainnya terlihat membentuk sistem koloid setelah penambahan NaOH, tetapi hal ini tidak terjadi dengan adanya ion-ion logam lainnya dan mangan dapat di ekstraksi. Penemuan lainnya ialah bahwa satu mol D2EHPA terasosiasi dengan setiap mol spesies logam yang terekstrak, yang menunjukkan bahwa ekstraktan tersebut terlalu dimuat penuh.
Secara umum, stripping logam-logam tersebut dari D2EHPA menggunakan asam nitrat tidak membuahkan hasil yang memuaskan, diamana logam-logam tersebut tidak dapat di-stripping bahkan saat menggunakan asam nitrat pekat. Stripping selektif memungkinkan untuk dilakukan pada asam nitrat encer, dimana impurities dapat secara selektif di-stripping dan meninggalkan nikel pada larutan organik termuat., Most of the world’s nickel production comes from sulphide ore, while the world’s nickel deposit is mainly consist of the laterite ores. In the future, production of nickel metals from the laterite ore is needed to overcome the demand of the nickel metal, since the sulphide ore is depleting. Production of pure nickel metal from laterite ores involves acidic leaching, largely in sulphuric acid. Problems are also associated with the use of sulphuric acid in acidic leaching, such as formation of gypsum due to the low solubility of its metal salts. Recent development shows the use of nitric acid in the acidic leaching of the laterite ore may solve this problem. Therefore, further development in the nitrate based circuit is desired to improve the processing of the laterite ores
Purification steps in the hydrometallurgical extraction of nickel involve solvent extraction. Solvent extraction is found to be efficient in order to achieve high purity product of metals. It is found to be able remove the major impurities in order to produce the nickel metal. In providing a downstream process for nitrate based leaching, studies on solvent extraction of nickel from nitrate media is required.
Several extracting reagent was found to be efficient to purify nickel using solvent extraction. Extracting reagents such as Cyanex® 272, D2EHPA, and Versatic® 10 were the most common extracting reagents used in the application of solvent extraction. Among them, D2EHPA is considered as cheap extracting reagent. Therefore, the use of D2EHPA as extracting reagent will helps the economical aspect of an operation.
The present work investigates the solvent extraction of nickel and its major impurities using D2EHPA from nitrate media. It was found that the solvent extraction of nickel and its major impurities from nitrate media is comparable with the solvent extraction of nickel from sulphate media. The study involves extraction and stripping tests of nickel and its major impurities in nitrate media.
The extraction test shows that the order of selectivity of D2EHPA from nitrate media is Ca < Mn < Mg < Ni. In nitrate media, the extraction of these metals tends to occur at lower equilibrium pH in nitrate media compared to in sulphate media. Manganese forms an apparent colloidal system after the addition of sodium hydroxide to adjust the equilibrium pH, but in the presence of other metal ions manganese was able to be extracted. Manganese may be able to be separated from the feed solution using solvent extraction. It was also found that one moles of D2EHPA is associated with each mole of the extracted metal species, which indicates that the extractant is heavily loaded.
In general, stripping of these metals from D2EHPA using nitric acid did not give a satisfactory result, since at high concentration of nitric acid, the metals are not able to be completely stripped. Selective stripping is possible to be performed at low concentration of nitric acid, where the impurities are selectively stripped, leaving most of the nickel in the loaded organic.]"
[Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2014
S57398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horstemeyer, Mark F.
"State-of-the-technology tools for designing, optimizing, and manufacturing new materials Integrated computational materials engineering (ICME) uses computational materials science tools within a holistic system in order to accelerate materials development, improve design optimization, and unify design and manufacturing."
Hoboken, N.J.: TMS-Wiley, 2012
620.160 HOR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meidy Hidayanto
"Fatik las logam atau kelelahan logam las adalah pcnyebab kegagalan atau kerusakan sebuah kontruksi las yang mengalami beban berulang Untuk memahami hal tersebut penulis mengadakan analisa fatik las dengan menggunakan baja ASTM A 516 grade 70 yang akan mendapat perlakuan berbeda.
Baja ASTM A516 grade 70 dilas menggunakan elektroda E 7018 dengan menggunakan arus 80 Ampere dan 120 Ampere, dan baja ASTM A5 I6 grade 70 yang tidak mendapat perlakuan pengelasan (original). Setelah baja tersebut dilas, kemudian dibuat benda uji fatik, dengan menggunakan pemesinan. Dalam proses pemesinan ini panas baja tersebut dijaga dari panas yang akan teljadi, dengan menggunakan cainm pendingin. Pelaksanaan uji fatik dilakukan dengan menggunakan metode plane bending dan torsion fatigue machines, sekaligus dengan analisa makroskopi dan analisa mikroskopi. -
Hasil pengujian fatik dan analisa metalograii dapat disimpulkan bahwa :
- Endurance limit (batas lelah) material yang ticlak dilas lebih tinggi dibandingkan dengan material yang dilas.
- Penjalaran retak lelah terjadi secara transgranular.
- Mekanisme patah fatik pada material yang dilas maupun yang tidak dilas, bidang patahannya ic (Tensile Sfress).
- Peningkatan arus dari 80 A lce 120 A pada pembebanan 214 (N/mm2) menyebabkan terjadinya penurunan jumlah siklus. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Risma Iwana
"

Industri pupuk dapat menjadi salah satu sektor strategis yang dapat memacu perekonomian Indonesia dikarenakan industri pupuk memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan produksi pada sektor pertanian yang meningkat seiring dengan bertambahnya populasi di Indonesia. Oleh karena itu untuk memenuhi kapasitas produksi yang terus meningkat, PT. Pupuk Kujang menggunakan katalis nikel oksida dengan alumina yang berfungsi sebagai penyangga pada proses steam reforming. Namun dengan harga logam berharga yang terus meningkat, perlu adanya proses perolehan kembali logam berharga,  yaitu nikel, yang efektif sebagai upaya menurunkan biaya produksi dan mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah spent catalyst. Dalam penelitian ini, dilakukan upaya perolehan logam nikel pada limbah spent catalyst NiO/Al2O3 menggunakan asam asetat sebagai 3 M + 1% H2O2, rasio S/L 20 g/L, dengan temperatur 80 oC dalam waktu 120 menit, dan kecepatan agitasi sebesar 500 rpm berhasil mendapatkan efisiensi recovery logam nikel sebesar 74,63%. Studi kinetika yang dilakukan menggunakan Shrinking Core Model (SCM) menunjukan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia permukaan dengan energi aktivasi sebesar 23,28 kcal/mol. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi pada Pregnant Leached Solution (PLS) menggunakan LIX 84-ICNS dengan konsentrasi 40% v/v selama 120 menit pada pH fase akutik 6 dengan kecepatan 500 rpm diperoleh efisiensi ekstraksi nikel sebesar 99,56%.


The fertilizer industry can be one of the strategic sectors that can spur the Indonesian economy because the fertilizer industry plays an important role in encouraging increased production in the agricultural sector which increases along with the increasing population in Indonesia. Therefore, to meet the ever-increasing production capacity, PT. Pupuk Kujang uses a nickel oxide catalyst with alumina which functions as a buffer in the steam reforming process. However, with the price of precious metals continuing to increase, it is necessary to have an effective process for recovering precious metals, namely nickel, as an effort to reduce production costs and prevent environmental pollution caused by spent catalyst waste. In this research, efforts were made to recover nickel metal from spent catalyst NiO/Al2O3 waste using acetic acid as 3 M + 1% H2O2, S/L ratio of 20 g/L, with a temperature of 80 oC in 120 minutes, and an agitation speed of 500 rpm managed to get a nickel metal recovery efficiency of 74.63%. Kinetic studies conducted using the Shrinking Core Model (SCM) showed that the process was controlled by a surface chemical reaction mechanism with an activation energy of 23.28 kcal/mol. Then proceed with extraction in Pregnant Leached Solution (PLS) using LIX 84-ICNS with a concentration of 40% v/v for 120 minutes at pH aqueous phase 6 at a speed of 500 rpm to obtain a nickel extraction efficiency of 99.56%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariz Ramdani
"Nikel adalah salah satu logam terpenting pada kehidupan sehari-hari. Nikel digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti plating dan katoda baterai. Stok nikel sulfida, yang memiliki kadar nikel lebih tinggi, menipis menyebabkan ekstraksi dari nikel laterit yang memiliki kadar nikel lebih rendah untuk dikembangkan. Asam sitrat dapat digunakan sebagai reagen leaching dengan suatu mekanisme reaksi. Metode Permukaan Respon dilakukan untuk mendapatkan titik optimum. Rancangan CCD menentukan besar faktor berupa suhu dan rasio solid-liquid yang akan diaplikasikan pada eksperimen leaching. Kadar nikel didapat melalui AAS dan XRF untuk menghitung besar respon yaitu leaching efficiency. Data dari faktor dan respon diolah dengan Design-Expert 13 untuk mendapatkan model optimisasi. Model optimisasi digunakan untuk mendapatkan titik optimum suhu dan rasio solid-liquid. Pada penelitian ini, didapatkan kenaikan antara suhu dan leaching efficiency dari 11,75% pada suhu 35,86°C dan 17,57% pada 64,14°C dan terdapat penurunan antara rasio solid-liquid dan leaching efficiency dari 21,38% pada rasio 5,86 g/L dan 21,38% pada 34,14 g/L. Selain itu, tidak didapatkan titik optimum suhu dan rasio solid-liquid karena model yang didapat adalah model linear dan rentang data yang belum cukup.

Nickel is one of the most important metals in our daily lives. Nickel is used for many applications such as plating and cathode for batteries. The decreasing reserve of nickel sulphide ore, which has high-grade nickel, causing extraction of nickel laterite ore, low-grade nickel, to be developed. Citric acid can be used as a leaching reagent with a reaction mechanism. CCD Design can be used to determine the value of factor which is temperature and solid-liquid ratio which will be applied onto the leaching experiment. Nickel content is obtained using AAS and XRF to calculate the value of response which is leaching efficiency. Data gathered from factor and response is processed using Design-Expert 13 to determine its optimization model. Optimization model is used to calculate the optimum point for temperature and solid-liquid ratio. On this research, it is obtained that increasing temperature also increases leaching efficiency from 11,75% at 35,86°C into 17,57% at 64,14°C and increasing solid-liquid ratio decreases leaching efficiency from 21,38% at 5,86 g/L to 21,38% at 34,14 g/L. The optimum point for temperature and solid-liquid ratio can’t be calculated due to the determined model is linear model and data range which isn’t sufficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wagoner, Robert H.
New York: John Wiley & Sons, 1996
671 WAG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanti
"Pada industri pembentukan logam konvensional, metode uji-coba sering digunakan untuk menentukan parameter proses yang optimum. Cara ini kurang efektif karena lama dan mahal. Pemodelan proses terasa semakin penting, terutama dikaitkan dengan perkembangan desain produk sangat cepat. Dengan pemodelan, parameter proses dapat ditentukan lebih cepat dan tepat.
Perkembangan teknologi komputer dan Metode Elemen Hingga telah memungkinkan untuk membuat model proses pembentukan logam yang mana mulai dan desain cetakan, proses sampai dengan perilaku aliran material dapat diamati dan dianalisis secara cermat.
Penelitian ini membahas pembuatan model elemen hingga untuk proses Pembentukan Superplastis (SPF) pada material paduan titanium Ti-6A1-4V, dengan menggunakan model konstitutif elasto-plastis Krieg. Model elemen hingga yang dibuat kemudian divalidasi dengan membandingkan antara hasil pengukuran eksperimental dengan hasil analisis model elemen hingga. Selain itu, penelitian ini juga memvalidasi model Krieg dengan cara membandingkan dengan kurva tegangan-regangan hasil uji tank. SPF diangkat dalam permasalahan ini karena proses SPF merupakan teknologi manufaktur yang relatif baru dan masih terus dikembangkan.
Dari hasil perbandingan distribusi ketebalan diperoleh bahwa model FEM yang dibuat cukup valid (persentase kesalahan ± 7 %). Dan persentase kesalahan model Krieg adalah 7,75 %. Disamping distribusi ketebalan, model FEM juga dapat menunjukkan gerak material disetiap tahapan waktu dan dapat memperkirakan daerah-daerah yang kritis.

In a conventional metal forming industry, trial and error method used to be utilize to determine optimum points of process parameters. It is ineffective because it needs a lot of time and expensive too . While product development cycle runs faster, process modeling has become more important because by using model process parameters could be determine more efficiently and effectively.
The combination of the development of computer technology and Finite Element Analysis has enabled us to build a model of metal forming process in which, dies design, process and material behavior could be observed and analyze accurately.
In this thesis, a finite element model for SPF process has been built by using the Krieg's constitutive material formula. The super plastic material which used is titanium alloy Ti-6A1-4V. Then, the finite element model is validated by comparing thickness distribution between finite element analysis result and the experimental study result. Krieg's constitutive model has also validated by comparing with the stress-strain curve which was drawn from uniaxial tensile test. SPF has been chosen as the subject of this thesis because SPF is a relatively new manufacturing technology and has been being improving.
Conclusions from the comparison that has been done are : the model for SPF is valid enough (percent of error ± 7 %). And the Krieg's model is also valid with per-cent of error 7,75 %. Beside of thickness distribution, the model has ability to show the motion of material and to predict critical area.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T2940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmawati
"Perkembangan teknologi telah mendorong adanya kebutuhan material dengan sifat unggul. Untuk itulah dilakukan rekayasa material komposit laminat hibrid Al/SiC-l/Al2O3 dengan proses metalurgi serbuk. Komposit laminat hibrid ini merupakan komposit berbasis aluminium dengan penguat SiC pada lamina pertama, dan Al2O3 pada lamina kedua. Untuk meningkatkan kemampubasahan, maka dilakukan electroless plating pada partikel penguat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu tahan sinter (6, 8, dan 10 jam) dan fraksi volume penguat Al2O3 (10%, 20%, 30%, dan 40%) pada temperatur 600°C. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan waktu tahan sinter dan fraksi volume penguat Al2O3 meningkatkan densitas dan modulus elastisitas serta menurunkan porositas pada komposit laminat hibrid Al/SiC-Al/Al2O3.

The growth of technology has stimulate the needs of materials with superior properties. Therefore, people redesign Al/SiC-Al/Al2O3 hybrid laminate composite with powder metallurgy process. This hybrid laminate composite is an aluminium-based composite with SiC reinforcement on the first lamina, and Al2O3 on the second lamina. To improve the wettability, electroless plating is done to the reinforcements.
This study is aimed to understand the sintering time effect (6, 8, and 10 hours) and volume fraction effect of Al2O3 reinforcement (10 %, 20 %, 30 %, and 40 %) at 600°C. The result shows that the increase of sintering time and Al2O3 reinforcement volume fraction increases the density and the modulus elasticity and decreases the porosity of the Al/Sic-Al/Al2O3 hybrid laminate composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Franciska Pramuji Lestari
"Kebutuhan material yang semakin tinggi mendorong manusia untuk menciptakan sebuah rekayasa material, maka dikembangngkanlah komposit laminat hibrid dengan Al sebagai matriks dan SiC serta Al2O3 sebagai penguatnya. Pembuatan komposit laminat hibrid Al/SiC-Al/Al2O3 ini menggunakan proses metalurgi serbuk dengan proses pelapisan electroless plating logam Mg untuk meningkatkan keterbasahan.
Pada penelitian ini dilakukan variasi temperatur sinter 600°C, 650°C dan 700°C serta variasi fraksi volume penguat Al2O3 10%, 20%, 30%, dan 40% untuk mengetahui karakteristik material komposit laminat hibrid Al/SiC-Al/Al2O3.
Hasil menunjukkan bahwa peningkatan temperatur sinter dan fraksi volume penguat Al2O3 akan meningkatkan densitas dan modulus elastisitas serta menurunkan porositas pada komposit laminat hibrid Al/SiC-Al/Al2O3.

The increasing demand of material has motivated human being to create a material design. This stimulates the developing of hybrid laminate composite by the use of Al as the matrix and SiC and Al2O3 as the reinforcements. The Al/SiC-Al/Al2O3 hybrid laminate composite is done by using powder metallurgy process by means of Mg metal electroless plating process in order to increase wettability.
In this research, the variations of 600°C, 650°C and 700°C sintering temperature and the variations of 10%, 20%, 30% and 40% Al2O3 reinforcement volume fraction were done to find out the characteristic of Al/SiC-Al/Al2O3 hybrid laminate composite material.
The result showed that the raising of the sintering temperature and the Al2O3 reinforcement volume fraction increases the density and the modulus elasticity and decreases the porosity of the Al/SiC-Al/Al2O3 hybrid laminate composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Betterley, Melvin L.
New York: McGraw-Hill, 1978
604.267 1 BET s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>