Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The purpose of this study is to clarify the ecosystem quality of Bayur Bay based on heavy metallic elements in surface sediment. Samples were collected using grab sampler from four stations in Bayur Bay. Concentration of heavy metallic elements were determined using ASS. Results of linier regression analysis show negative correlation between Cd concentration and mean size diameter. COntrastingly, Pb has correlation with size diameter. Cd and Pb concentrations in surface sediment of Bauyr Bay are lower than the ERL and ERM indicating it is not yet polluted."
LIN 3:5 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study is to clarify the ecosystem quality of Bayur Bay based on heavy metalic elements (CD and Pb) behaviour in surface sediment. Sediment samples were collected using grap sampler from 4 stations in Bayur Bay. West Sumatera Province, Indonesia in March to April 2009. Surface sediment samples were used for the mechanical analysis by the settlingtube method, and mean size diameter was calculated based on the proportion of grain - size distribution. Concentration of CD and of Pb in the samples were determined using Automic Absorption Spectrofotimetry (ASS). One way Analysis variance (ANOVA) was carried to clarify the relation between the concentration of Cd, and mean size diameter of sediment. General trend of Cd and Pb distribution strongly indicate that the ecosystem quality of Bayur Bay is in same level for all stations as shown by result of one way anova (Tcalculate < Ttable). The study area is under influence of human activities supplied Cd and Pb to the surface sediment . Result of linier regression analysis show is under influence of human activities supplied Cd and Pb to the surface sediment. results of linier regression analysis show negative correlation between Cd concentration and mean size diameter shows positive value (Y = -0.031x + 1.262). Constrastingly, correlation between Pb concentration and mean size diameter show positive value (Y = 0,098x - 0,10). Cd and Pb concentrations in surface sediment of Bayur Bay are lower than the ERL (Effect Range Low : Cd = 1,2 ppm; Pb = 46,7 ppm) and ERM (Effect Range Median : Cd = 9,6 ppm; Pb = 218 ppm) indicating the Bayur Bay ecosystem is not yet polluted by the concentrations."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukiswo Setiadi
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Susanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Saepudin
"Tumpahan minyak di perairan telah menimbulkan pencemaran di lingkungan laut maupun di daerah pesisir pantai, sehingga perlu dilakukan penelusuran kejadian tumpahan minyak dapat digunakan untuk mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan pergerakan tumpahan minyak di perairan Cilacap, Jawa Tengah tahun 2008, serta hubungannya dengan angin, arus, dan pasang surut. Identifikasi tumpahan minyak dilakukan dengan interpretasi citra Modis surface reflectance dengan melihat penurunan nilai spektral dan diikuti oleh peningkatan nilai fluorescence index. Tumpahan minyak menyebar di sekitar pesisir pantai Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan, Kecamatan Cilacap Utara, Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Adipala, dengan luas total area yang tercemar sebesar 1.378 ha. Angin merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap pergerakan minyak dibandingkan dengan arus dan pasang surut. Pergerakan tumpahan minyak menyebar menjauhi lokasi sumber tumpahan dan bergerak searah dengan arah angin menuju ke arah timur. Dari kondisi oseanografis menunjukan bahwa jenis penyebarannya termasuk kedalam jenis difusi gabungan ekspansi dan relokasi.
The oil spill in the waters has occurred pollution in the marine environment as well as in coastal areas, so needs to do investigation of occurrence oil spill which can use for disaster mitigation. This research is going to describe the distribution and movement of oil spill in Cilacap coastal, Central Java in 2008, and its relation with the wind, currents, and tides. Identification of oil spill conducted by Modis image surface reflectance interpretation by looking at the impairment of spectral and was followed increase in fluorescence index value. Distribution of oil spill spreading around at Teluk Penyu coast of south Cilacap, North Cilacap, Kesugihan, and Adipala, with a total area of 1.378 ha contaminated. Wind is the dominant factor influencing the movement of oil compared with currents and tides. The movement away from the spreading oil spill and the spill source location moves in the direction of the wind toward the east. Of oceanographic conditions indicate that the type of distribution, including the type of diffusion into the combined expansion and relocation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
"Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat.

Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fridaviza Dharmesta Laksmiwati
"Pertambakan merupakan suatu ekosistem yang rentan mengalami pencemaran. Salah satu polutan yang data mencemari area tersebut dapat berasal dari logam berat. Pengujian kandungan logam berat (Fe, Mn dan Ni) dalam sedimen dan udang windu di kawasan pertambakan dilakukan di dua lokasi yaitu kawasan pertambakan dengan mangrove (Blanakan, Subang) dan tanpa mangrove (Marunda, Jakata Utara). Kandungan logam diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen pada umumnya lebih besar dibandingkan pada biota. Selain itu, kandungan logam berat Fe, Mn dan Ni dalam sedimen di kawasan pertambakan Blanakan dan Marunda tidak memiliki beda nyata. Kandungan logam berat dalam sedimen di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 34353,30 ± 3419,99 μg/g dan 40638,16 ± 6710,65 μg/g; Mn = 381,26 ± 196,54 μg/g dan 347,77 ± 86,52 μg/g; Ni = 7,28 ± 2,27 μg/g dan 10,20 ± 1,18 μg/g. Sedangkan, kandungan rata-rata logam berat dalam udang windu di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 25,48 μg/g dan 33,37 μg/g; Mn = 1,52 μg/g dan 2,88 μg/g; Ni = < 0,02 μg/g dan 0,18 μg/g. Kandungan logam berat dalam biota lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen dimana mengindikasikan bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen.

Aquaculture is a vulnerable ecosystem that sustain contamination. One of the pollutants that contaminate the area can be derived from heavy metals. Research the content of heavy metals (Fe, Mn and Ni) in sediment and tiger shrimp in the aquaculture region conducted in two locations: the mangrove (Blanakan, Subang) and without mangroves area (Marunda, North Jakata). The metals was measured using Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). The results showed that the content of heavy metals in sediments are generally larger in comparison to the organism. In addition, the heavy metal content of Fe, Mn and Ni in the sediment in the Blanakan and Marunda aquaculture had no significant difference. The content of heavy metals in sediments in Blanakan and Marunda detected: Fe = 34353.30 ± 3419.99 μg/g and 40638.16 ± 6710.65 μg/g, Mn = 381.26 ± 196.54 μg/g and 347.77 ± 86.52 μg/g, Ni = 7.28 ± 2.27 μg/g and 10.20 ± 1.18 μg/g, respectively. Meanwhile, the average content of heavy metals in tiger shrimp Marunda and Blanakan detected: Fe = 25.48 μg/g and 33.37 μg/g, Mn = 1.52 μg/g and 2.88 μg/g, Ni = <0.02 μg/g and 0.18 μg/g, respectively. The content of heavy metals in biota lower than in the sediments which indicate that these metals accumulated in the sediment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Jumara
"Salah satu negara di dunia yang mengkhawatirkan permasalahan pencemaran laut akibat limbah plastik adalah Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara penyumbang limbah plastik laut terbanyak kedua di dunia setelah Tiongkok. Penyebab dari permasalahan tersebut adalah kapasitas pengelolaan limbah Indonesia saat ini belum mampu menangani besarnya jumlah limbah yang dihasilkan. Produksi limbah plastik ini berpotensi terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya populasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pemerintah telah menyusun beberapa strategi untuk mengatasi hal tersebut, salah satu di antaranya adalah mendorong peralihan pendekatan pengelolaan limbah yang digunakan dari ekonomi linier menjadi ekonomi sirkular. Salah satu perusahaan yang turut berpartisipasi dalam pendekatan ini adalah PT Tridi Oasis yang merupakan sebuah perusahaan yang mendaur ulang botol plastik berbahan PET (polietilena tereftalat) menjadi bentuk serpihan. Untuk terus mendukung peningkatan daur ulang limbah di Indonesia dan mengembangkan bisnisnya, PT Tridi Oasis harus mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya saat ini, yaitu ketidaktercapaian hasil produksi terhadap target produksi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan kinerja produksinya. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu pengukuran kinerja yang dapat membantu perusahaan dalam memahami seberapa baik kinerja dari proses manufaktur dan mengidentifikasi hal apa yang menghalangi kenaikan efektivitas tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai OEE masih tergolong rendah, yaitu sebesar 4,30%, sehingga OEE belum memenuhi target perusahaan maupun standar kelas dunia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja produksi PT Tridi Oasis masih belum optimal karena ada kerugian (losses) yang terjadi selama proses produksi yang menyebabkan nilai OEE menjadi rendah. Kerugian yang paling berpengaruh terhadap kinerja produksi PT Tridi Oasis adalah speed losses sebesar 55,03% dan quality losses sebesar 32,18%. Selanjutnya, dilakukan identifikasi mode kegagalan pada kedua losses tersebut yang menghasilkan 5 mode kegagalan untuk speed losses dan 6 kegagalan untuk quality losses. Kemudian, ditentukan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi setiap mode kegagalan.

One of the countries in the world that is concerned about the problem of marine plastic debris is Indonesia, where Indonesia is the second-largest contributor to marine plastic debris in the world after China. The cause of this problem is that Indonesia's current waste management capacity is not able to handle the amount of waste generated. The production of plastic waste has the potential to continue to increase along with the increasing population and economic growth in Indonesia. The government has developed several strategies to overcome this issue, one of which is to encourage the shift of the waste management approach used from a linear economy to a circular economy. One of the companies participating in this approach is PT Tridi Oasis, a company that recycles plastic bottles made from PET (polyethylene terephthalate) into flakes. To continue to support the increase in waste recycling in Indonesia and to develop its business, PT Tridi Oasis must overcome the problem they currently face, namely the failure to achieve the production target that has been set, so the company needs to improve its production performance. Overall Equipment Effectiveness (OEE) is a performance measurement that can help a company understand how well the manufacturing process performs and identify what hinders the increase in effectiveness. Based on the calculation results, the OEE value is still relatively low, at 4.30%, so that OEE has not met the company's target or world-class standards. The results indicate that the production performance of PT Tridi Oasis is still not optimal because there are losses that occur during the production process which causes the OEE value to be low. The losses that affect the production performance of PT Tridi Oasis the most are speed losses of 55.03% and quality losses of 32.18%. Furthermore, the identification of failure modes for the two losses resulted in 5 failure modes for speed losses and 6 failures for quality losses. Then, the recommended actions that can be taken by the company to overcome each failure mode are planned."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1999
341.44 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Juajir Sumardi
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi kelautan telah memungkinkan neningkatnya aktivitas dan kemampuan manusia di laut. Peningkatan kegiatan manusia di laut dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya laut pada analisis akhir justru dapat menjadi faktor penyebab terjadinya dan meningkatnya pencemaran lingkungan laut.
Pencemaran lingkungan laut, karena sifat laut dan bentuk geografi kawasan lingkungan laut serta arus dan cuaca yang ada, dapat mengakibatkan dua atau lebih negara merasakan dampaknya. Oleh karena itu, pencemaran lingkungan laut yang terjadi pada suatu negara tertentu dapat mempunyai dampak yang bersifat transnasional.
Menyadari bahaya yang dapat timbul akibat terjadinya pencemaran lingkungan laut yang bersifat transnasional, masyarakat bangsa-bangsa perlu mengantisipasinya dengan berbagai bentuk pendekatan. Penciptaan ketentuan hukum baik yang berskala global, regional maupun nasional adalah satu dari beberapa pendekatan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor yang turut mempengaruhi bentuk pencemaran laut yang bersifat transnasional yaitu : (1) lingkungan laut alami, (2) musim dan ciri-ciri oceanografi, (3) Kegiatan perminyakan di lepas pantai, dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena kondisi geografi Selat Malaka dan Singapura cukup rawan untuk terjadinya kecelakaan bagi kapal-kapal melintasi selat ini, maka usaha yang telah dilakukan oleh negara-negara pesisir Selat Malaka yaitu dengan menbentuk "Traffic Speration Scheme" dalam rangka menciptakan tertib dan keselanatan lintas kapal-kapal di Selat Malaka dan Singapura yang tentunya merupakan upaya pencegahan terjadinya pencemaran laut oleh alat yang bersumber dari kapal.
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut oleh minyak yang bersumber dari kapal, khususnya di Selat Malaka dan Singapura, maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Jenderal Hinyak dan Gas telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SAB) dengan No. DAP 49/1/2 dan No. 27/APTS/DM/HIGAS/81 tentang Prosedur Tetap Selat Halaka dan Singapura, yang isinya mengatur masalah pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut di Selat Malaka dan Singapura."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>