Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Satu diantara identitas masyarakat desa adat Sidetapa yang masih dipertahankan saat ini adalah mitos-mitos kepercayaan. Mitos-mitos yang dimaksud yaitu 1). Mitos Rsi Markandeya, 2). Mitos Khayangan Batu Kerotok, 3). Mitos Parahyangan Kayuan, 4). Mitos Pura Petirtan, 5). Mitos Pura Rambut Unggahang (Tunggang), 6). Mitos Pura Munduk, 7). Mitos Pura Puseh. Fungsi dari mitos-mitos tersebut dijadikan jastifikasi untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Karena selama ini tempat yang mereka tempati adalah wilayah angker (tenget). Masyarakat desa adat Sidetapa percaya bahwa mitos tersebut bukan buatan manusia melainkan Ida Penembahan sebutan lain dari Sang Hyang Widhi. Fenomena kepercayaan ini sangat penting untuk diaji dalam rangka untuk menyandingkan dalam kehidupan global dan mederenisasi serta pemurnian ajaran keagamaan besar manusia. Penelitian ini dikaji melalui konsep mitos, teori struktur dan dialektika dari Claude levis Strauss. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis mitos-mitos kepercayaan yang ada di desa adat Sidetapa, dan tujuan untuk mengetahui fungsi dari setiap mitos dan ritualnya. "
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
""Umat Hindu di Bali hampir setiap hari melaksanakan berbagai yadnya. Salah satu di antara yadnya yang"
"dilaksanakan terdapat upacara ngaben. Upacara ini diselenggarakan sebagai penghormatan keluarga kepada mendiang. Penghormatan dilakukan berdasarkan atas keyakinan bahwa orang yang meninggal atmanya tidak pemah mati, akan tetapi tetap hidup di alam yang tidak nyata. Di samping itu diyakini bahwa ji.ka leluhumya dalam keadaan bahagia, beliau juga akan berusaha membantu membahagiakan keturunannya yang masih hidup. Upacara ngaben terutama di Desa Pakraman Munggu Tabanan tidak bisa dipisahkan dengan berbagai perlengkapan sarana upacaranya. Salah satu di antara sarana yang unik, yaitu pertunjukkan Barong Kadengkleng.Barong ini selalu dipentaskan di desa pakraman ini ketika dilaksanakan ritual ngaben pada tingkatan madya ke atas. Bentuk sesolahan Barong Kadengkleng dalam ritual ngaben disertai dengan daeng dari pihak keluarga mendiang. Pertunjukkannya dilaksanakan sehari sebelum upacara ngaben dimuĀ­ lai dari depan pintu masuk rumah mendiang kemudian dilanjutkan ke perbatasan jalan Desa Pakraman Munggu dan berakhir di depan bale adat tempat jenazah disemayamkan. Ditinjau dari fungsinya, sesolahan Barong Kadengklengmemiliki dua fungsi, yaitu fungsi religius dan fungsi pengawal. Dalam fungsi religius, yaitu setiap pertunjukkan Barong Kadengkleng menggunakan sesajen dan hanya dipertunjukkan berkaitan dengan ritual ngaben, sedangkan dalam fungsinya sebagai pengawal, yaitu membantu menangkal dan menĀ­ gawal pengembalian unsur-unsur pancamahabhuta dan atma ke asalnya.""
780 MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wahyu Arjaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Covarrubias, Miguel
London : Oxford University Press, 1972
919.27 COV i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lococo, Anita
Koln: Taschen, 2011
R 728.37 LOC l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kriston Rasmanto
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004
959.86 KRI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Belo, Jane
New York: J.J. Augustin, 1953
959.86 BEL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Moeljo
Semarang: Dahara Prize, 1993
915.98 DJO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rani Suciharjo
"Penelitian dilakukan di Desa Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat dan terbagi menjadi lima lokasi yaitu; Wana Wisata, Tambak Perhutani 1, 2 dan 3 serta Tambak terbuka. Survei burung dilakukan pada akhir bulan Agustus hingga awal bulan September 2008. Metode sensus burung yang digunakan adalah metode transek titik (point transect). Pengolahan data burung menggunakan Encounter Rates (ER) dan pengolahan data citra satelit ASTER dan Landsat tahun 2007 menggunakan perangkat lunak komputer ER MAPPER versi 7.0 dan ARC VIEW versi 3.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 63 spesies burung yang termasuk ke dalam 12 ordo dan 31 famili. Hasil analisis korelasi antara luas lahan dengan nilai encounter rates (ER) menunjukkan adanya korelasi positif antara luas lahan dengan jumlah individu pada 12 spesies burung, dan korelasi negatif antara luas lahan dan jumlah individu yang ditemukan pada 9 spesies burung sedangkan 42 spesies burung tidak memiliki korelasi. Hasil penelitian memaparkan pula adanya korelasi positif antara NDVI kelas 4 (vegetasi yang tinggi) dengan ER (r = 0,926) dengan tingkat kepercayaan 92%. Indeks keanekaragaman spesies tertinggi dimiliki oleh wilayah Perhutani 2. Indeks kesamaan spesies burung di lima lokasi penelitian menunjukkkan bahwa lima lokasi penelitian membentuk tiga kelompok yang berbeda. Selain itu, diperoleh data mengenai luas dan penggunaan lahan dengan pengolahan citra satelit Landsat tahun 2007 di Kecamatan Blanakan dan data rekomendasi untuk kandidat Daerah penting bagi burung (DPB). Data mengenai status burung di lima lokasi penelitian berdasarkan kategori migrasi, IUCN, CITES, endemisitas, dan status perlindungannya dalam hukum negara Republik Indonesia dipaparkan pula dalam hasil penelitian"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Coast, John
london: Faber and Faber, 1954
919.27 COA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>