Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kemampuan penyerapan sinar UV oleh film selulosa ester dengan variasi ketebalan film telah diukur menggunakan alat biospec UV/Vis. Hasil pengukuran dibuat menjadi grafik absorbansi dan transmisi untuk mengetahui mekanisme penyerapan film terhadap sinar UV. Pembuatan film tipis selulosa palmitat dilakukan dengan teknik solvent casting, menggunakan selulosa palmitat yang disintesa sendiri dengan nilai derajat substitusi 2.479 (82,6% rasio esterifikasi). Pencapaian yang diinginkan dengan pembuatan film ini adalah didapat film yang transparan dan nilai transmisi UV yang rendah. Hasil yang didapat menunjukkan, selulosa palmitat memiliki penyerapan UV sebesar 84,47% serta pertransmisian 0,2% dan visibilitas 30,9%. Ketebalan dan waktu penyinaran terhadap penyerapan UV diketahui memberikan pengaruh penurunan penyerapan UV sebesar 560 ppm per menit penyinaran untuk film dengan ketebalan rata-rata 0,100 mm, dan 540 ppm dengan ketebalan rata-rata 0,131 mm. Sebaliknya, nilai transmisi UV meningkat sebesar 17 ppm untuk ketebalan 0,100 mm dan 5,8 ppm per menit untuk ketebalan 0,131 mm. Hal ini menunjukkan semakin lama dikenakan sinar UV, semakin banyak selulosa palmitat yang terdegradasi, serta semakin tipis ketebalan film semakin tinggi nilai transmisi UV."
MPI 9:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
"Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%.

The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfinda Nurulita Alfino
"Biodiesel yang terdiri dari senyawa fatty acid methyl ester (FAME) menjadi salah satu solusi bahan bakar alternatif karena dapat terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan di masa mendatang. Senyawa FAME terbentuk dari reaksi transesterifikasi asam lemak yang terkandung dalam minyak nabati atau limbah yang kaya asam lemak seperti minyak goreng bekas menggunakan alkohol rantai pendek dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis core-shell CaO@SiO2 menggunakan metode Stöber dan surfaktan CTAB dengan variasi parameter waktu, jenis katalis, dan jumlah katalis terhadap uji aktivitas katalisis dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Kombinasi dari material CaO dan SiO2 dengan struktur core-shell memberikan kinerja aktivitas katalisis yang baik dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, dan SEM. Sedangkan, yield dan kemurnian FAME dianalisis menggunakan GC-MS. Reaksi transesterifikasi dari core-shell CaO@SiO2 menghasilkan yield FAME sebesar 60.29% dengan jumlah katalis 2 wt.% dan waktu reaksi selama 4 jam pada suhu 65 oC.

Biodiesel consists of fatty acid methyl ester (FAME) compounds, which is one of the alternative fuel solutions due to its biodegradable nature. Thus, making it more environmentally friendly and can be used sustainably in the future. FAME compounds are formed from the transesterification reaction of fatty acids contained in vegetable oil or waste which are rich in fatty acids, such as waste cooking oil using short chain alcohol with the help of a catalyst. In this research, the synthesis of core-shell CaO@SiO2 catalyst carried out using the Stöber method and CTAB surfactant with various parameters of time, type, and the amount of catalyst to test the catalytic activity in the transesterification reaction process of waste cooking oil into FAME. The combination of CaO and SiO2 materials with a core-shell structure provide good catalytic activity performance and stability in the transesterification reaction process of used cooking oil into FAME. The synthesized catalyst is characterized using FTIR, XRD, and SEM. Meanwhile, the yield and purity of FAME are analyzed using GC-MS. The transesterification reaction from core- shell CaO@SiO2 obtained the highest yield of FAME up to 60.29% with a catalyst amount of 2 wt.% and a reaction time of 4 hours at 65 oC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rah Adi Satrio
"Studi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan elektrik dari isolasi minyak nabati pada transformator yang disebabkan oleh tekanan termal. Eksperimen yang dilakukan adalah percepatan penuaan secara termal pada isolasi minyak menggunakan pemanas listrik dengan durasi waktu 168 jam dengan temperatur 100 C, 96 jam dengan temperatur 115 C, dan 48 jam dengan temperatur 125 C. Dari hasil eksperimen dilakukan analisa karakteristik fisik dengan cara pengamatan visual terhadap perubahan warna dan melakukan pengujian tegangan tembus untuk mengetahui karakteristik elektrik dari isolasi minyak. Kemudian dilakukan perhitungan untuk estimasi umur isolasi menggunakan pendekatan Hukum Arrhenius dan pendekatan ketahanan isolasi terhadap tegangan tembus. Pengujian ini berlandaskan standar IEC 156:1995 yaitu menggunakan elektrode setengah bola-setengah bola dengan jarak sela 2,5 mm. Hasil akhirnya nilai tegangan tembus minyak nabati Minyak Sania pada kondisi standar sesuai IEC 156, yaitu yang tertinggi sebesar 24,02 kV/2,5 mm dan yang terendah adalah 10,93 kV. Pengujian lain yang dilakukan yaitu pengujian titik nyala yang didapatkan sebesar lebih dari 185 C, yang dapat disimpulkan bahwa minyak nabati memiliki keunggulan dalam aspek keamanan api.

This study purpose is to know the physical and electrical characteristics of natural ester as transformer insulating fluid which affected by the thermal stress. This experiment done by doing through thermal aging acceleration method to the natural ester with duration of 168 hours in temperature of 100 C, 96 hours with temperature of 115 C and 48 hours with temperature of 125 C. From this experiment it is by doing analysis to the physical and electrical characteristics by observing the color and doing a breakdown voltage test to know the natural ester characteristics. Then it is calculating the lifetime estimation by method of Arrhenius law This experiment based from IEC 156 1995 which is by using half sphere electrode with the gap of 2,5 mm. The result of natural ester Minyak Sania breakdown voltage with the IEC 156 standard, the highest are 24,02 kV 2,5 mm and the lowest is 10,93 kV. The other test is flash point test of natural ester Minyak Sania which is above 185 C and it would be one of the advantage of natural ester in aspect of fire safety."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizza Fachri Nugraha
"Seiring berkembangnya teknologi kebutuhan akan energi juga akan semakin meningkat karena dibutuhkannya sumber energi yang dikonversi menjadi bentuk energi lainnya. Peningkatan kebutuhan energi ini semakin dominan pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Khususnya pada bidang transportasi dan pembangkit listrik bertenaga batubara dimana dibutuhkannya energi tak terbarukan seperti bahan bakar fosil. Penggunaan yang semakin tinggi ini dapat menyebabkan bahan bakar fosil habis, karena bahan bakar fosil sendiri membutuhkan proses dan waktu yang sangat lama untuk dapat diperbaharui. Dalam mengatasi masalah ini diperlukannya bahan bakar alternatif. Indonesia merupakan penyedia 50% kebutuhan minyak sawit dunia. Minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Selaku dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Alternatif. Pada penggunaanya Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif memiliki kelebihan seperti pengurangan emisi, titik nyala lebih tinggi, pelumasan lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah. walaupun memiliki kelebihan, Biodiesel juga memiliki kekurangan seperti penyumbatan filter, kerak pada nozzle dan ruang bakar. Untuk meminimalisir dan mencegah kekurangan ini diperlukan penelitian lebih lanjut. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran bahan bakar terhadap karakteristik fisika kimia yang mempengaruhi kinerja dari filter dan injector. Campuran bahan bakar yang akan diteliti menggunakan bahan dasar minyak solar dengan angka setana 48 dan minyak nabati DPME distillated palm oil methyl ester dengan variasi campuran B10 hingga B90 dengan kelipatan 10. Karakteristik yang diamati berupa Densitas, Viskositas Kinematik, Cleanliness, Total kontaminan, FBT (filter blocking tendency) dan CFPP (cold filter plugging point). Hasilnya Nilai Densitas, Viskositas Kinematik, Total kontaminan, dan CFPP (cold filter plugging point) akan semakin meningkat, sedangkan FBT filter blocking tendency) dan Cleanliness semakin menurun dengan tingkat pencampuran bahan bakar. Pengujian tekanan injector dilakukan guna memverifikasi literatur pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan yang terukur dialat pengujian injector semakin naik seiring dengan tingkat campuran bahan bakar.

As technology develops, energy demand will also increase due to the need for energy sources that are converted into other forms of energy. This increase in energy demand is increasingly dominant in developing countries such as Indonesia. Especially in the field of transportation and electric power generation where renewable energy is needed such as fossil fuels. This higher level can cause fossil fuels to run out, because fossil fuels themselves require a very long process and time to be used. In overcoming this problem, alternative fuels are needed. Indonesia is a provider of 50% of the world's palm oil needs. Palm oil can be used as an alternative energy source to replace fossil fuels. In accordance with the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 12 of 2015 concerning the Provision, Utilization and Trading of Biofuels as Alternative Fuels. In its use, biodiesel as an alternative fuel has advantages such as reduced emissions, higher flash point, better lubrication and lower toxicity. Although it has advantages, Biodiesel also has disadvantages such as filters, scale on the nozzle and combustion chamber. To minimize and prevent deficiencies necessary for further research. The purpose of this study was to determine the effect of the level of fuel mixing on the chemical characteristics that affect the performance of the filter and injector. The fuel mixture that will be studied uses diesel oil as the base material with a cetane number of 48 and vegetable oil DPME distillated palm oil methyl ester with a mixture variation of B10 to B90 with multiples of 10. The observed are Density, Kinematic Viscosity, Cleanliness, Total contaminants, FBT (tendency). filter blocking) and CFPP (cold filter blockage point). As a result, the values ​​of Density, Kinematic Viscosity, Total contaminants, and CFPP (cold filter plugging point) will increase, while FBT (filter blocking tendency) and Cleanliness will decrease with the level of fuel mixing. Injector pressure testing is carried out to verify the literature on actual conditions. The result is that the test results in the injector test equipment are increasing along with the level of the fuel mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artantri Ramadhani
"Penggunaan pelumas diester sebagai pelumas foodgrade dalam industri makanan dianggap aman dikarenakan sifatnya yang dapat terbiodegradasi dan tidak toksik. Pelumas ini dibuat dengan mereaksikan alkohol monohidris dengan asam dikarboksilat linear maupun bercabang. Dalam penelitian ini dilakukan suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa asam dikarboksilat yang dapat digunakan dalam pembuatan pelumas diester. Sebagai pereaktan digunakan turunan minyak kelapa sawit yaitu Palm Oil Methyl Ester (POME). Reaksi yang dilakukan adalah reaksi pemecahan oksidatif (oxidative cleavage) pada ikatan rangkap yang dimiliki oleh POME. Reaksi ini dilakukan pada fasa cair dengan menggunakan oksigen sebagai pereaktan dan katalis heterogen Co/Zeolit. Reaksi dilakukan pada reaktor batch dengan kondisi tekanan atmosferik. Setelah produk dihasilkan, selanjutnya dilakukan proses distilasi yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa yang lebih ringan. Loading katalis Co yang digunakan sebesar 2,4 % dengan metoda preparasi katalis yang digunakan adalah perpindahan ion. Hasil penelitian menunjukkan uji densitas dan uji viskositas dari produk yang dihasilkan memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan POME, hal ini dikarenakan terbentuknya gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil yang mempengaruhi densitas dan viskositas campuran. Uji bilangan asamjuga memberikan kenaikan bilangan asam yang mengindikasikan terbentuknya asam karboksilat. Dari pengujian menggunakan FTIR didapatkan munculnya gugus baru berupa gugus -OH dan meningkatnya gugus C=0 yang berasal dari gugus karboksil dalam senyawa asam karboksilat. Pengujian menggunakan GCMS dilakukan pada produk hasil distilasi pada suhu 160 °C, dengan waktu reaksi 2,5 jam. Pemilihan ini didasarkan pada angka bilangan asam produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Uji GCMS menunjukkan adanya tiga macam senyawa asam karboksilat metil ester yang terbentuk dari reaksi, yaitu Octanedioic acid methyl ester (C9H1604), Nonanedioic acid methyl ester (C10H1804), dan Decanedioic acid methyl ester (C11H2004). Yield yang dihasilkan dari senyawa ini masih sangat kecil yaitu hanya sekitar 1,2 %. Kebanyakan dari pereaktan belum mengalami reaksi pemecahan oksidatif dan terbentuknya senyawa oksidatif lain mempengaruhi yield dari reaksi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Konita Nur Khasanah
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan sumber sinar berbeda terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill. Resin komposit bulk-fill Tetric N-Ceram Bulk Fill dibuat sebanyak 20 spesimen berbentuk lempeng dengan diameter 6 mm dan tebal 3 mm. Spesimen dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang disinari dengan sumber sinar QTH dan sumber sinar LED. Uji kekuatan tarik diametral dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill yang disinari sumber sinar QTH dan LED sebesar 38.62 2.34 dan 42.02 3.21. Hasil uji independent sample T menunjukkan nilai rerata pada kedua kelompok berbeda bermakna.

This study aimed to evaluate the effect of using different light sources on the diametral tensile strength of bulk fill resin composite. Bulk fill resin composite Tetric N Ceram Bulk Fill was used to make of 20 disc shape specimens with 6 mm in diameter and 3 mm in thickness. Specimens were divided into two groups, the two groups were polymerized with using QTH and LED light source curing unit. Diametral tensile strength test was conducted by using a Universal Testing Machine Shimadzu, Japan. The results showed that diametral tensile strength mean value of bulk fill resin composite that were cured with QTH and LED light source were 38.62 2.34 and 42.02 3.21 MPa respectively. Independent sample t test results showed that the mean value of the two groups was significantly different."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Elizhabet
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak sumber sinar Light Emitting Diode (LED) terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill. Resin komposit bulk-fill Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (setara dengan warna VITA A2-A3) dibuat menjadi 30 spesimen berbentuk silinder dengan ukuran tebal 3 mm dan diameter 6 mm. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok variasi jarak penyinaran, yaitu 0 mm, 3 mm dan 5 mm. Penyinaran menggunakan LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) dengan durasi penyinaran selama 10 detik sesuai instruksi pabrik. Data dianalisis secara statistik menggunakan metode ANOVA satu arah. Hasil analisis tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05) pada semua kelompok. Jarak sumber sinar LED ≤ 5 mm tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill.

This study aimed to evaluate the effect of LED light source distance on diametral tensile strength of bulk-fill composite restorative material. Bulk-fill composite Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (equal to VITA shade A2-A3) was formed into 30 cylindrical specimens with 3 mm in thickness and 6 mm in diameter. Specimens were divided into 3 groups with various curing distance: 0 mm, 3 mm and 5 mm. All groups were polymerized by LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) for 10 seconds based on manufacturer’s instruction. Data were statistically analyzed by one-way ANOVA The result showed insignificant differences in all groups (p>0,05). LED light source distance ≤ 5 mm was not significantly affected the diametral tensile strength of bulk-fill composite."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Supriningsih
"Telah dilakukan proses pembuatan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan awal metil ester (ME) dari crude palm oil (CPO) dan H2SO4 sebagai agen pensulfonasi. Reaksi pembuatan MES terdiri dari 3 tahap: sulfonasi dengan H2SO4, pemurnian dengan metanol, dan penetralan dengan NaOH. Optimasi dilakukan dengan variasi waktu reaksi ( 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 jam) dan variasi penambahan metanol (25, 30, 35, 40, dan 45 %). Produk reaksi dianalisis dengan spektrofotometer infra merah dan dilakukan uji angka asam, angka iod, kandungan surfaktan anionik, dan uji screening surfaktan. Screening surfaktan terdiri dari: uji kompatibilitas, tegangan antar muka, stabilitas termal dan kelakuan fasa.
Produk reaksi pembuatan MES menunjukkan bahwa MES adalah suatu ester yang diperkirakan tersulfonasi pada Cα. Kondisi optimum proses pembuatan MES diperoleh pada waktu reaksi optimum 1,5 jam dan penambahan jumlah metanol optimum 40 %. Pada kondisi optimum tersebut diperoleh MES dengan nilai tegangan antar muka 3,68.10-2; 3,52.10-2; 3,17.10-2; dan 3,07.10-2 dyne/cm pada konsentrasi surfaktan 0,3; 0,5; 0,7; dan 1,0 %. Produk MES yang diperoleh dapat dipertimbangkan sebagai surfaktan untuk enhanced oil recovery (EOR).

The synthesis of methyl ester sulfonate (MES) was conducted using methyl ester (ME) produced from crude palm oil (CPO) with H2SO4 as sulfonating agent. The synthesis consisted of three steps-processes : sulfonation reaction with H2SO4, purification with methanol and neutralization with NaOH. The sulfonation reaction was carried out in time interval of 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 hours and variation of addition methanol of 25, 30, 35, 40, and 45 %. The products were analyzed with FTIR method, in addition to the determination of acid number, iodine number, surfactant content, and screening of surfactant. The screening of surfactant consisted of compatibility test, interfacial tension test, thermal stability test, and phase behavior test.
The synthesized MES showed that MES was an ester compound and the sulfonate group was bond at Cα.The optimum sulfonation reaction was achieved for 1,5 hours and 40 % methanol addition, in which the interfacial tension (IFT) of MES 3,68.10-2; 3,52.10-2; 3,17.10-2; and 3,07.10-2 dyne/cm at concentration of surfactant 0,3; 0,5; 0,7; and 1,0 % respectively. The product of MES can be considered as a surfactant for enhanced oil recovery (EOR).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29074
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Averaldo Razkyano
"Organic Light Emitting Diode(OLED) adalah divais semikonduktor dengan material organik sebagai lapisan emisi yang dapat menghasilkan cahaya ketika diberikan energi listrik. OLED memiliki kelebihan sebagai sumber pencahayaan, yaitu tegangan aktif dan konsumsi daya yang rendah serta dapat difabrikasi dalam thin film, sehingga fleksibilatas tinggi. Fabrikasi OLED menggunakan material emisi PFO dengan teknik fabrikasi laminasi telah berhasil dilakukan di Lab Nano Device Universitas Indonesa tetapi penggunaan material emisif Alq3 belum banyak dilakukan dan .Alq3 merupakan material yang pertama kali digunakan dalam fabrikasi divais OLED pada tahun 1987 oleh Tang, et al. Pada skripsi ini akan dilakukan fabrikasi OLED dengan material emisi Tris(8-hydroxyquinolinato)aluminium (Alq3) menggunakan metode fabrikasi teknik laminasi. Penelitian akan memfabrikasi divais dengan variasi jumlah deposisi lapisan emisi. Hasil fabrikasi dan pengukuran menunjukkan bahwa jumlah deposisi lapisan emisif yang optimal adalah sebanyak 5 kali dengan rata-rata arus tertinggi sebesar 49,325µA dengan kurva yang menyerupai karakteristik dioda. Deposisi dibawah 5 kali menghasillkan kurva dioda yang linear, dan deposisi diatas 5 kali menghasilkan rata-rata arus yang lebih rendah. Divais deposisi 5 kali juga mempunyai tingkat keberhasilan farbikasi terbesar dengan nilai 26,2%.

Organic Light Emitting Diode, also known as OLED is a semiconductor device with organic material as an emissive layer that could produce light when electrical current runs through the device. OLEDs have lower operational voltage and power consumption with high flexibility compared to its non-organic variants. Nano Device Laboratory in Universitas Indonesia has successfully fabricated OLED with PFO as the emissive layer with lamination fabrication method but the use of Alq3 or Tris(8-hydroxyquinolinato)aluminium is still not properly researched. Alq3 is the first emissive layer material used in OLED fabrication in 1987 by Tang et al. This research tried to fabricate and analyze OLED with an emission material that is yet to be researched thoroughly in Nano Device Laboratory that is Alq3. Fabrication is given a variants in its emissive layer deposition step to gauge the effects of the thickness or emissive layer deposition count on the I-V characteristics and light emissions of the device. The result shows that devices with total of 5 depositions produces the highest average current with 49.325µA and a curve that shows diode characteristics. Devices with 5 depositions also show highest success rate in fabrication with 26.2% success rate
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>