Ditemukan 156175 dokumen yang sesuai dengan query
"Telah dilakukan penelitian terhadap spesies Candida yang berasal dari sekret vagina maupun dari tinja pada 44 penderita kandidosis vagina. Hal ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Candida yang ditemukan sebagai saprofit pada saluran cerna dengan Candida sebagai penyebab kandidosis vagina. Identifikasi dilakukan dengan melihat gambaran morfologi Candida yang diinokulasi pada agar tajin + tween 80, pada agar eosin metilen biru, dan uji germ tube pada serum. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara C.albicans yang terdapat pada tinja dengan C.albicans yang terdapat pada sekret vagina. Hal ini menguatkan dugaan bahwa tinja agaknya merupakan sumber infeksi kandidosis vagina selain fluor albusnya diobati, sebaiknya saluran pencernaannya juga dibersihkan dari jamur ini agar tidak terjadi infeksi ulang.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Telah dilakukan penelitian mengenai kepadatan telur Aedes aegypti dan Aedes albopictus di desa Kutowinangun, Grabag, Ngasinan Tlogorejo, Getasan dan masing-masing mempunyai ketinggian 550, 600, 620, 700, dan 1000 meter di atas permukaan laut. Kepadatan telur Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang diperoleh dengan cara memasang perangkap telur Aedes (ovitrap), menunjukkan adanya perbedaan nyata antara ketinggian daerah pemukiman dengan kepadatan telur Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Widiarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis makanan inang yang baik bagi pertumbuhan dan perbanyakan Romanimermis iyengari. Penggunaan jasad hayati dalam program pengendalianpenyakit tular-vektor perlu dikembangkan karena penggunaan DDT sudah dihapuskan sejak tahun 1990. Untuk suatu pengujian di lapangan diperlukan R.iyengari dalam jumlah banyak, sehingga cacing ini harus dikembangbiakkan di laboratorium. Pengembangbiakan R.iyengari hanya dapat dilakukan secara in vivo menggunakan inang jentik nyamuk. Di stasiun penelitian vektor penyakit pengembangbiakan R.iyengari menggunakan inang jentik nyamuk Cx.quinquefasciatus karena kepekaannya tinggi terhadap infeksi/serangan R.iyengari dan mudah dipelihara. Dari 5 jenis makanan inang yang dicoba, jenis makanan inang yang terdiri dari campuran serbuk halus dogfood dan ragi tape merupakan makanan inang yang menghasilkan berat stadium pasca parasit nematode R.iyengari paling baik, yaitu 0,821 gram/1000 ekor. "
Jakarta: Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, 1994
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Telah dilakukan pemeriksaan tinja warga negara asing yang bertugas dan menetap di Indonesia selama Juni 1989 sampai dengan Juli 1990 dengan gejala diare. Dari 370 sediaan, 8 mengandung telur cacing Ascaris lumbricoides, 9 mengandung telur cacing Trichuris trichiura, frekuensi protozoa adalah 8 Giarda lambia, 1 Entamoeba histolytica, 9 Entamoeba coli, 1 Iodamoeba butschlii, 1 Endolimax nana, dan 6 Blastocystis hominis. Tidak ditemukan infeksi cacing tambang. Presentase tersebar didapat pada mereka yang telah tinggal dan berdiam lebih dari 6 bulan dengan angka kesakitan 45,9% pada bangsa Amerika, Inggris 15,9% , dan Australia 14,2 %. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Telah dilakukan penyemprotan sistem Ultra Low Volume (ULV) dengan menggunakan insektisida lorsban 100 ULV, 150 ULV (dosis 250, 500, 1000 ml/ha) dan malathion 96 EC (dosis 500 ml/ha) terhadap Aedes aegypti. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan alat Fontan ULV di daerah pemukiman Kotamadya Salatiga pada tahun 1995. berdasarkan uji hayati (Air Bioassay) dosis yang paling efektif membunuh Ae.aegypti lebih dari 70% pada radius 0-15 meter dari rute penyemprotan adalah lorsban ULV dosis 500 ml/ha , 1000ml/ha dan malathion 96 EC dosis 500 ml/ha. "
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Berbagai macam mikroorganisme, di antaranya Candida sp. tanpa disadari dapat berkumpul di bawah kuku. Organisme tersebut diduga berasal dari bagian tubuh yang lain, misalnya kulit dan vagina. Berdasarkan dugaan tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari apakah terdapat hubungan antara gejala kandidosis vagina dan keberadaan Candida sp. pada kotoran kuku penderita. Pada 141 penderita fluor albus dilakukan pemeriksaan langsung dan biakan dari sekret vagina dan kotoran kuku tangannya. Dari 81 penderita kandidosis vagina dapat diisolasi Candida sp. pada 82,7% penderita, sedangkan pada penderita trikomoniasis vagina dan vaginitis oleh bakteri, Candida sp. berhasil diisolasi masing-masing dari 66,6 % dan 45,6 % penderita. Dapat disimpulkan bahwa jamur Candida yang ditemukan dalam kotoran di bawah kuku dapat menjadi sumber infeksi kandidosis vagina.
"
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Dalam pengendalian populasi nyamuk dewasa, insektisida telah banyak digunakan dengan berbagai cara. Meskipun secara efektif mengurangi serangan gigitan pada manusia, tetapi tidak dapat menekan perkembangan populasi nyamuk di alam. Beberapa spesies nyamuk ternyata ada yang lebih suka menghisap darah hewan, khususnya sapi dibanding manusia. Karena itu, penggunaan insektisida pada permukaan tubuh sapi merupakan salah satu cara untuk membunuh nyamuk tersebut pada saat menghisap darah. Penelitian ini dilakukan di Universitas Pertanian Malaysia pada tahun 1992. Insektisida yang digunakan adalah sihalotrin 0,005 mg/ml ; nyamuk yang diuji adalah An. Maculatus, An. Dirus ,Ma. Uniformis. Mortalitas dan persentase pengisapan darah dibaca 24 jam setelah nyamuk tersebut dipaparkan selama 10 menit ke badan sapi. Angka mortalitas dihitung pada hari ke 1, 2, 7, 14, dan 21 setelah penggunaan insektisida. Penelitian ini diulangi sebanyak 3 kali.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Coccidia adalah suatu golongan parasit protozoa yang hidup intra sel di dalam usus halus terutama pada vertebrata termasuk manusia. Coccidia usus yang menginfeksi manusia dapat bersifat patogen dan menimbulkan berbagai gejala terutama diare. Cryptosporidium spp dan Isospora belli mempunyai penyebaran luas terutama di daerah-daerah beriklim panas. Infeksi oleh parasit tersebut umumnya akut tetapi seringkali menjadi berat dan kronis pada orang-orang dengan sistem kekebalan menurun seperti penderita AIDS yang akan berakhir dengan kematian. Belum ada obat yang betul-betul efektif terutama untuk kriptosporidiosis. Keterangan mengenai parasit S. suihominis dan S. bovihominis masih jarang dan bagaimana cara infeksi parasit tersebut pada penderita imunodefisiensi belum banyak diteliti."
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Kasus penularan dirofilariasis pada anjing sering terjadi di berbagai tempat di Indonesia tetapi informasi tentang vektor nyamuk lokal sebagai penularnya masih minim sekali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai vektor alamiah dari segi pengamatan sistematik di lapangan, khususnya di daerah Bogor yang bersifat endemik dirofilariasis. Dalam penelitian ini tiga lokasi dipilih, yaitu sekitar kandang anjing di daerah lingkungan perkotaan (urban), pinggiran kota (semi-rural), dan daerah yang kondisi alamnya masih belum banyak berubah (natural bush-land condition). Penangkapan nyamuk dilakukan dengan perangkap cahaya, dua kali sebulan selama tujuh bulan. Nyamuk yang tertangkap dibedah dan diperiksa terhadap paritas dan infeksi larva Dirofilaria immitis. Dari 9 jenis nyamuk yang tertangkap di Taman Kencana, 4 jenis di antaranya terinfeksi oleh larva D.immitis, dan 1 jenis bersifat infektif karena mengandung larva stadium III. Di lokasi pinggiran kota (Mega Mendung) dan lokasi yang masih terawat kondisi alamnya (Gunung Putri) tidak ditemukan nyamuk yang terinfeksi. Berdasarkan indeks vektor potensial diduga bahwa Culex quinquefasciatus adalah vektor utama, Culex tritaeniorhynchus vektor sekunder, dan Armigeres subalbatus serta Culex fuscocephalus adalah vektor-vektor yang bersifat minor. "
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Aspergillus amstelodami merupakan kapang patogenik dari kelompok Aspergillus glaucus, dan termasuk salah satu penyebab aspergillosis penting pada unggas di samping A.fumigatus, A.flavus, A.terreus, dan A.nidulans. A.amstelodami ini belum pernah berhasil diisolasi dari organ tubuh unggas yang didiagnosis positif aspergillosis adalah A.fumigatus, A.flavus dan A.niger. Kapang yang disebut terakhir ini sering juga dapat diisolasi pada pakan, komponennya dan alas kandang. Dalam suatu studi untuk mengisolasi kapang patogenik dari pakan dan komponennya yang dikoneksi dari perusahaan dan toko pakan ternak di daerah Bandung, Bogor, dan sekitarnya, A.amstelodami ini telah berhasil diidentifikasi dan diisolasi dari pakan broiler, jagung giling, tepung jagung, dan dedak. Penemuan ini merupakan petunjuk bahwa jagung, dedak, dan pakan berkadar jagung tinggi dapat dipandang sebagai substrat yang baik bagi pertumbuhan kapang ini, dan dalam keaadaan tertentu, populasi yang tinggi dari kapang ini memberi peluang cukup besar bagi terjadinya aspergillosis pada unggas, sehingga perlu diwaspadai. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library