Ditemukan 173343 dokumen yang sesuai dengan query
"Telah dilakukan uji ELISA tak langsung (indirect ELISA) terhadap 423 serum sapi dan kerbau dari berbagai umur. Serum diambil dari Bank Serum milik Balivet Bogor dan berasal dari daerah Surade, Karawang, Kulonprogo, Blora, dan Tuban. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa T.evansi telah tersebar secara prevalen pada sapi dan kerbau di kelima daerah tersebut. Angka kejadian anti-bodi pada anak sapi sebesar 18%, pada sapi dewasa 51%, dan pada sapi tua 67%, sedangkan pada kerbau, kerbau dewasa dan kerbau tua masing-masing sebesar 24%, 65%, dan 56%. Angka kejadian antibodi dan titer ELISA berkecenderungan meningkat dengan bertambahnya umur hewan. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Menemukan parasit malaria dalam darah tepi smapai saat ini masih merupakan cara diagnostik malaria yang paling diandalkan. Walaupun demikian, di daerah dengan endemisitas tinggi, hal ini merupakan suatu kendala, sebab di daerah tersebut biasanya parasit sulit ditemukan di dlaam darah, karena densitas parasitnya rendah. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kekebalan yang meninggi pada penderita. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pemeriksaan parasit malaria dengan metode QBC (quantitative buffy coat) dan dengan metode konvensional (pulasan Giemsa) pada penduduk daerah mesoendemi di Kepulauan Riau. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa walaupun ada kelemahannya, metode QBC cukup sensitif dan spesifik dalam mendiagnosis malaria, sehingga metode QBC dapat menggantikan metode konvensional. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Salah satu spesies jamur yang banyak dilaporkan terdapat di dalam air adalah Candida. Air yang telah tercemar Candida dapat menjadi sumber infeksi kandidiasi misalnya kandidiasis vagina. Infeksi ini diduga akan mudah berpindah jika airnya digunakan oleh umum, mislanya air kamar mandi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi Candida pada kamar mandi umum di beberapa pasar di Jakarta yang meliputi pasar Inpres dan pasar swalayan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 53,3% dari 60 pasar yang diteliti airnya mengandung Candida. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Untuk menguji kembali keampuhan suramin, dilakukan percobaan menggunakan modifikasi uji klinis fase IV. Pengamatan uji tersebut dilakukan dengan memberi waktu berseri pasca pengobatan berturut-turut dari 0, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 49, 72, 96, 120, 192, 264, 336, dan 408 jam. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keterkaitan antara kadar obat dalam darah vs. kemampuan eliminasi parasitemia. Pemeriksaan kadar obat dalam darah menggunakan cara Kromatografi Cair Kerja Tinggi (KCKT) fase terbalik menggunakan pasangan ion. Pemeriksaan derajat parasitemia dilakukan dengan cara haluan tipis. Disimpulkan bahwa suramin masih ampuh sebagai antitripanosoma. "
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam pemberantasan cacing yang ditularkan melalui tanah dipakai obat cacing berspektrum luas terutama bila ada infeksi campuran dengan T.trichuria. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat potensi trasmisi A.lumbricoides dan T.trichuria pada murid sekolah dasar. Cara Kato-Katz digunakan dalam pemeriksaan tinja 684 murid SD. Murid yang terinfeksi diobati dengan oksantel pirantel pamoat (OPP) atau mebendazol (MBZ) dosis tunggal. Biakan tinja pada genting steril yang direndam dalam formalin 1,0% dilakukan pada 15 anak kelompok OPP dan 15 anak kelompok MBZ. Angka penyembuhan dan angka penurunan telur pada askariasis sangat baik, sedangkan pada trikuriasis diperoleh angka penyembuhan dan angka penurunan telur yang lebih kecil. Hambatan pertumbuhan telur A.lumbricoides ditemukan 2 hari pasca pengobatan OPP. Pada kelompok MBZ, hambatan pertumbuhan telur ditemukan pada hari ke-5 pasca pengobatan, dan ditemukan telur yang degenerasi pada tinja 2 hari dan 5 hari pasca-pengobatan MBZ. Angka transmisi pada kelompok OPP dan MBZ tidak berbeda bermakna. Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh obat terhadap angka transmisi maupun pertumbuhan telur T.trichuria."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Derajat prevalensi terhadap infeksi oleh Trypanosoma evansi telah diteliti pada 273 ekor sapi peranakan Ongole yang dipelihara di delapan kelompok penggemukan sapi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pemeriksaan parasitologik terhadap infeksi T.evansi dalam darah sapi dilakukan dengan cara microhaematocrit centrifugation technique; sedangkan pemeriksaan serologik untuk mendeteksi antibodi terhadap T.evansi dilakukan dengan cara enzyme-linked immunosorbent assay. Hasil pemeriksaan dari kombinasi kedua uji tersebut menunjukkan derajat prevalensi infeksi T.evansi di wilayah Sumber Salak 73% ; Kajar 34% ; Kacangan 20% ; Gunung Raun 15% ; Tetelan Timur 13% ; dan Kalibaru Kidul 11%, sedangkan prevalensi derajat infeksi di wilayah Jatirono Utara dan tetelan barat adalah 0%. Penelitian ini memperkuat bukti bahwa kombinasi kedua uji parasitologik dan serologik yang dipakai dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingakat infeksi T.evansi di suatu daerah dan merupakan alat ayng berguna untuk mempelajari epidemiologi penyakit surra. "
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Kepadatan populasi Ae.aegypti meningkat di musim hujan, dan dapat diukur dengan angka rumah, angka wadah, angka brito dan landing rate. Nyamuk ini mengalami metamorfosis lengkap dan memerlukan waktu 10 hari untuk pertumbuhan dari telur sampai nyamuk dewasa. Ae.aegypti dan Ae.albopictus sepintas lalu sulit dibedakan, karena keduanya berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih pada bagian badannya; namun perbedaan terlihat pada mesonotum yang membentuk gambaran lire (Ae.aegypti) dan garis tebal putih yang memanjang (Ae.albopictus). Pemerintah telah memilih dan menganjurkan untuk melaksanakan pengendalian vektor DBD dengan PSN. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Tulisan ini bertujuan untuk meninjau hasil studi terhadap jenis-jenis cendawan yang dapat diisolasi dari sampel organ tubuh dan produk unggas, pakan, komponen pakan dan sampel lain yang diperiksa di Laboratorium Mikologi balai Penelitian Veteriner Bogor selama periode 1992 – 1996. Studi dilakukan dengan cara memilah-milah dan mengelompokkan jenis sampel yang diperiksa, kemudia dievaluasi. Sampel itu sendiri sebelumnya telah mengalami pemeriksaan secara mikologik. Hasil studi menunjukkan bahwa banyaknya sampel dari tahun ke tahun selama periode pengamatan berfluktuasi. Dari sebanyak 114 sampel yang diperiksa, terdapat 35,97% organ tubuh dan produk unggas, serta 64,03% pakan, komponen pakan dan sampel lain. Sampel-sampel tersebut didiagnosis 70,18% positif mikosis atau tercemar kapang dan 29,82% negatif, sedangkan dalam pembiakan dapat diisolasi cendawan, yakti 93,16% kapang dan 6,84% khamir. Karena cendawan lebih banyak ditemukan pada pakan dan komponennya dibandingkan dengan pada organ tubuh unggas, dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap masalah kontaminasi kapang dan produk toksiknya pada pakan lebih tinggi dibandingkan dengan pada masalah penyakit (mikosis).
"
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Guna lebih memahami peranan binatang-binatang reservoar pada penyebaran penyakit surra, sejumlah tikus-tikus liar jantan dan betina – Rattus argentiventer (tikus sawah), R.diardii (tikus rumah), dan R.tiomanicus (tikus belukar)- dengan berat berbeda-beda diinokulasi secara subkutan dengan kurang lebih 10^6 Trypanosoma evansi yang dilarutkan dalam larutan glucose-buffer phospate. Hasil observasi terhadap kemunculan T.evansi dalam darah periferi tikus-tikus ini memberikan catatan bahwa, masa-masa prepaten T.evansi pada R.argentiventer adalah 1-2 hari, pada R.diardii 1-3 hari, dan pada R.tiomanicus 1-2 hari pasca-inokulasi; masa prepaten tikus-tikus jantan lebih pendek daripada tikus-tikus betina dan berat badan tikus-tikus tidak berpengaruh terhadap jalannya infeksi. Peranan variant antigenetic type (VAT) diperlihatkan hanya oleh kelompok R.diardii. Studi ini memberikan petunjuk bahwa R.argentiventer dan R.tiomanicus lebih peka daripada R.diardii terhadap infeksi T.avensi. Agaknya R.diardii berkemampuan berperan sebagai hospes reservoar sementara penyakit surra.
"
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Suatu percobaan telah dilakukan untuk mempelajari kaitan antara jumlah parasit dan patogenisitas yang terjadi pada mencit. Penentuan patogenitas dilakukan dengan cara melihat perubahan gambaran darah mencit yang telah diinfeksi dengan Trypanosoma evansi. Sinar gamma 60 Co dengan dosis 0 dan 300Gy diberikan untuk mengiradiasi parasit tersebut. Dosis inokulasinya adalah 1x10^5 ; 5 x 10^5 ; dan 1 x 10^6 paarasit per ekor mencit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah parasit yang diinokulasikan pada mencit menyebabkan berkurangnya gambaran darah mencit tersebut. Selain itu, banyaknya parasit dan dosis radiasi yang diberikan berpengaruh nyata terhadap gambaran darah mencit. "
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library