Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada saat ini telah dikembangkan penggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida sebagai suatu cara dalam penanggulangan vektor malaria. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas kelambu yang dicelup permetrin dan lamda siholotrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya denagn menggunakan gubuk percobaan. Parameter yang dievaluasi adalah efek bunuh, efek iritan, dan efek halau kelambu celup permetrin dan lamba sihalotrin. Dosis permetrin yang digunakan adalah 500 mg/m2 dan lamda sihalotrin 25 mg/m2. Pengamatan dilakukan sebanyak 53 kali selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan kelambu celup lamda sihalotrin 25mg/m2 mempunyai efek deterent yang lebih besar dibanding kelambu celup permetrin tetapi efek bunuhnya lebih kecil dibanding kelambu celup permetrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya. Efek excito-reppelent tidak berbeda antara kelambu celup permetrin dan lamda sihalotrin."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kasus penularan dirofilariasis pada anjing sering terjadi di berbagai tempat di Indonesia tetapi informasi tentang vektor nyamuk lokal sebagai penularnya masih minim sekali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai vektor alamiah dari segi pengamatan sistematik di lapangan, khususnya di daerah Bogor yang bersifat endemik dirofilariasis. Dalam penelitian ini tiga lokasi dipilih, yaitu sekitar kandang anjing di daerah lingkungan perkotaan (urban), pinggiran kota (semi-rural), dan daerah yang kondisi alamnya masih belum banyak berubah (natural bush-land condition). Penangkapan nyamuk dilakukan dengan perangkap cahaya, dua kali sebulan selama tujuh bulan. Nyamuk yang tertangkap dibedah dan diperiksa terhadap paritas dan infeksi larva Dirofilaria immitis. Dari 9 jenis nyamuk yang tertangkap di Taman Kencana, 4 jenis di antaranya terinfeksi oleh larva D.immitis, dan 1 jenis bersifat infektif karena mengandung larva stadium III. Di lokasi pinggiran kota (Mega Mendung) dan lokasi yang masih terawat kondisi alamnya (Gunung Putri) tidak ditemukan nyamuk yang terinfeksi. Berdasarkan indeks vektor potensial diduga bahwa Culex quinquefasciatus adalah vektor utama, Culex tritaeniorhynchus vektor sekunder, dan Armigeres subalbatus serta Culex fuscocephalus adalah vektor-vektor yang bersifat minor. "
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian vektor malaria telah dilakukan pada tahun 1995 di tiga desa yaitu Hilinifaoso, Lagundri, dan Hilisimaetano, kecamatan Teluk Dalam, pulau Nias. Penelitian dilakukan dengan penangkapan nyamuk sepanjang malam, dua minggu satu kali, untuk menentukan kepadatan spesies di setiap lokasi penelitian. Pemeriksaan sporozoit dilakukan terhadap nyamuk Anopheles parous, menggunakan tiga metode yaitu pembedahan kelenjar ludah, sediaan toraks, dan uji ELISA. Hasil penangkapan nyamuk menunjukkan bahwa tersangka vektor di tiga daerah penelitian adalah An.nigerrimus, An.sundaicus, An.kochi, An.barbirostris, An.sinensis, An.tessellatus. An.sinensis ditemukan dominan di antara nyamuk Anopheles penggigit manusia."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian penanggulangan penyakit malaria dengan peran serta masyarakat melalui kemoprofilaksis mingguan selama 2 tahun di R K 1 desa Berakit dapat menurunkan angka parasit dari 24.55 menjadi 6.9%. Angka limpa pun menurun dari 69.2% menjadi 45.9%. Lima setengah tahun setelah berakhirnya penelitian tersebut, dilakukan evaluasi apakah morbiditasnya tetap rendah setelah dilakukan penyuluhan penyakit malaria dengan menggunakan Buku Panduan malaria yang dibagi-bagikan kepada kepala keluarga oleh 10 pelopor (cadres) di desa tersebut. Untuk perbandingan dilakukan juga pemeriksaan malariometrik di RK II Desa Berakit yang tidak pernah dilakukan penanggulangan atau intervensi malaria sebelumnya (sebagai kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa angka parasit di RK I meningkat sebesar 38.8%. Peningkatan angka parasit mungkin disebabkan oleh antara lain: akhir-akhir ini persediaan obta malaria (klorokuin) mengurang, dan bila ada, harganya lebih mahal sehingga penduduk yang kurang mampu tidak dapat membeli obat, walaupun mereka mengetahui bahwa mereka mungkin menderita penyakit malaria. Sebaliknya di RK II yang merupakan kelompok kelola (kontrol), angka parasitnya adalah 32.4%, kurang lebih sama dengan angka parasit di RK I. Angka parasit ini menurun bila dibandingkan dengan angka parasit pada tahun 1982, sebesar 54,3%, walaupun tidak pernah dilakukan intervensi. Hal ini mungkin disebabkan adanya perubahan lingkungan di daerah RK II, a.l pembukaan dan pelebaran jalan serta pemukiman baru.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian perilaku Anopheles sundaicus sebagai vektor malaria telah dilakukan pada bulan Juni – Agustus 1990 di Tarahan Lampung Selatan, suatu desa yang endemis malaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat hinggap di dalam rumah yang disenangi An.sundaicus betina adalah di kelambu dan pakaian yang bergelantungan, sedangkan di luar rumah (alam) lebih suka di semak-semak. Pengetahuan mengenai tempat hinggap An.sundaicus betina menunjang program pengendalian nyamuk dewasa. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai pemakaian pembalut (band) yang mengandung insektisida (DEET) pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan kepala untuk pelindung perorangan dari gigitan nyamuk Anopheles maculatus sebagai vektor malaria, telah dilakukan di daerah Kuang, Selangor, Malaysia, pada bulan Mei sampai Juni 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa konsentrasi insektisida (DEET) pada pembalut yang efektif dan efisien untuk pelindung perorangan dari gigitan nyamuk An.maculatus. Cara yang digunakan untuk penangkapan nyamuk di alam terbuka dengan umpan manusia yang memakai pembalut yang mengandung DEET dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, dan 30% sedangkan kontrol 0% dengan memakai pembalut yang mengandung alkohol absolut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 6 kali percobaan diperoleh 85 ekor nyamuk (36 ekor An.maculatus dan 49 ekor nyamuk yang lain) dari pemakai pembalut nyamuk yang 0%, 22 ekor nyamuk dari pemakai pembalut yang mengandung DEET 5%, 10 ekor nyamuk dari pemakai pembalut yang mengandung DEET 10%, dan dari DEET 30% diperoleh 3 nyamuk. Dengan memakai pembalut yang mengandung DEET 30% dapat mengurangi gigitan nyamuk An.maculatus sebesar 95,77%."
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam pengendalian populasi nyamuk dewasa, insektisida telah banyak digunakan dengan berbagai cara. Meskipun secara efektif mengurangi serangan gigitan pada manusia, tetapi tidak dapat menekan perkembangan populasi nyamuk di alam. Beberapa spesies nyamuk ternyata ada yang lebih suka menghisap darah hewan, khususnya sapi dibanding manusia. Karena itu, penggunaan insektisida pada permukaan tubuh sapi merupakan salah satu cara untuk membunuh nyamuk tersebut pada saat menghisap darah. Penelitian ini dilakukan di Universitas Pertanian Malaysia pada tahun 1992. Insektisida yang digunakan adalah sihalotrin 0,005 mg/ml ; nyamuk yang diuji adalah An. Maculatus, An. Dirus ,Ma. Uniformis. Mortalitas dan persentase pengisapan darah dibaca 24 jam setelah nyamuk tersebut dipaparkan selama 10 menit ke badan sapi. Angka mortalitas dihitung pada hari ke 1, 2, 7, 14, dan 21 setelah penggunaan insektisida. Penelitian ini diulangi sebanyak 3 kali.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jasad hayati Mesocycops sp dipelihara dan dikembangkan di Stasiun Penelitian Vektor Penyakit Salatiga agar dapat digunakan untuk menunjang penelitian-penelitian pengendalian vektor baik di laboratorium maupun di lapangan. Untuk mengetahui efisiensi predasi Mesocyclops sp, telah diuji kemampuan makannya terhadap jentik nyamuk An.acoinitus, Cx.quinquefasciatus dan Ae.aegypti instar I masing-masing dengan ukuran panjang berturut-turut 1,25 mm ; 1,75 mm ; 2,30 mm. Hasil pengujian selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam terlihat bahwa jentik nyamuk Ae.aegypti menunjukkan persentase kematian paling tinggi. Efisiensi predasi Mesocyclops sp (betina dan jantan) tidak dipengaruhi oleh panjangnya jentik nyamuk. Tidak ditemukan korelasi antara panjang jentik nyamuk (mm) dan persentase kematian jentik nyamuk.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Metopren adalah larvisida yang tergolong hormon juvenil sintetik. Larvisida tersebut bekerja dengan menghambat maturasi dan diferensiasi selular sehingga terbentuk nyamuk dewasa yang cacat dan lemah. Defomitas yang terjadi antara lain pupa tidak terbuka, kaki dan abdomen melekat pada kulit pupa, serta bentuk sayap tidak sempurna dan tidak dapat digerakkan. Metopren bentuk granula dan pelet digunakan untuk memberantas Aedes dan Culex, sedangkan untuk memberantas Anopheles digunakan bentuk briket. Metopren aman bagi lingkungan, efektif dan mempunyai daya residu yang lama sehingga memberikan harapan dalam pemberantasan vektor."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian menggunakan jasad hayati B.sphaericus 2362 telah dilakukan di laboratorium stasiun penelitian vektor penyakit, Salatiga dan beberapa kolam tidak terawat milik penduduk desa Sukutukan, kecamatan Wulanggitang, kabupaten Fleres Timur. Kolam tidak terawat tersebut merupakan tempat perindukan jentik An.barbirostris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi formulasi liquid B.sphaericus 2362 terhadap jentik An.barbirostris baik di laboratorium maupun di lapangan. Pengujian di laboratorium dilakukan menurut prosedur WHO dan dimaksudkan untuk mendapatkan nilai LC50 dan LC90 yang dihitung dari analisis probit. Dari hasil pengujian di lapangan dengan dosis aplikasi sebesar 30 ppm, efikasi B.sphaericus 2362 terhadap jentik An.barbirostris dapat dipertahankan sampai hari ke-35 dengan persentase reduksi lebih dari 50%."
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>