Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kambing merupakan salah satu sumber infeksi Toxoplasma gondii pada manusia, yaitu melalui konsumsi daging setengah matang (sate). Risiko ini akan dijumpai pada kambing, terutama yang mempunyai titer antibodi toksoplasmois yang tinggi. Pengaruh ketinggian lokasi terhadap angka infeksi toksoplasmosis pada kambing diteliti dengan mengambil serum kambing dari kecamatan Pasar Minggu, Jakarta (mewakili daerah dataran rendah) dan kecamatan Cibadak, Sukabumi (mewakili daerah dataran tinggi) masing-masing sebanyak 60 sampel. Uji serologis dengan metode hemaglutinasi tak langsung (IHA) menunjukkan angka infeksi oksoplosmosis 63% untuk Pasar Minggu dan 30% untuk Cibadak. Titer serum positif di Pasar Minggu adalah antara 1:256 dan 1:4.096 , sedangkan di Cibadak adalah antara 1:6 dan 1:512. Berdasarkan analisis dengan uji Khi-kuadrat terbukti bahwa baik angka infeksi maupun titer serum positif pada kambing yang berasal dari daerah dataran rendah (Pasar Minggu) lebih tinggi secara nyata daripada yang berasal dari daerah dataran tinggi, Cibadak.
"
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Survei antibodi T.gondii pada manusia dan hewan yang dilakukan ini, adalah untuk melengkapi data yang dikumpulkan pada tahun 1994-1995 di beberapa propinsi di Indonesia. Dari hasil pemeriksaan terhadap 127 sampel darah pada penduduk kabupaten Deli Serdang, Simalungun, dan Tapanuli Utara di Sumatera utara ternyata delapan kasus di antaranya menunjukkan seropositif antibodi T.gondii (6,3%), di antaranya emapat laki-laki dan empat orang perempuan, berumur antara 10 – 65 tahun. Prevalensi tinggi ditemukan pada sejumlah sapi, kerbau, dan ayam, yaitu untuk masing-masing jenis hewan 36,36% ; 27,27% dan 19,57% di antara 177 hewan yang diperiksa di ketiga kabupaten tersebut di atas. Pada sejumlah itik, babi, kambing, dan anjing ditemukan prevalensi seropositif lebih rendah. Angka prevalensi di antara penduduk ternyata rendah, akan tetapi angka prevalensi di antara sapi, kerbau, dan ayam tinggi. Oleh karena itu transmisi toksoplasmosis dari hewan ke manusia perlu diwaspadai dan dicegah. "
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
" Prevalensi zat anti hemaglutinasi Toxoplasma gondii pada manusia di Indonesia berkisar antara 2% - 51%. Penularan T. gondii pada manusia terjadi karena menelan kista dalam daging kurang matang atau menelan ookista yang berasal dari tinja kucing. Oleh karena kucing dan anjing banyak ditemukan sebagai hewan peliharaan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi zat anti T. gondii pada kucing dan anjing di Jakarta, dalam rangka penelitian epidemiologi selanjutnya. Serum dari 78 anjing dan 33 kucing diperiksa terhadap zat anti T. gondii dengan menggunakan tes hemaglutinasi indirek.hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi zat anti Toxoplasma gondii adalah 72,7% pada kucing dan 75,6% pada anjing yang diperiksa. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh infeksi Fasciola gigantica yang diradiasi pada marmot. Marmot dibagi menjadi empat kelompok. Tiga kelompok diinfeksi dengan metaserkaria F.gigantica yang diradiasi 20Gy, 40 Gy, dan 60 Gy, sedangkan satu kelompok lagi sebagai kontrol positif. Setiap ekor marmot diinfeksi dengan 50 metaserkaria F.giganctica hidu[. Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali. Pengamatan pada setiap ulangan dilakukan selama 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol dapat dipanen ulang dengan rataan 3,9%. Infeksi oleh cacing hati pada marmot masih dapat ditemukan hingga dosis radiasi 40Gy. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Menemukan parasit malaria dalam darah tepi smapai saat ini masih merupakan cara diagnostik malaria yang paling diandalkan. Walaupun demikian, di daerah dengan endemisitas tinggi, hal ini merupakan suatu kendala, sebab di daerah tersebut biasanya parasit sulit ditemukan di dlaam darah, karena densitas parasitnya rendah. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kekebalan yang meninggi pada penderita. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pemeriksaan parasit malaria dengan metode QBC (quantitative buffy coat) dan dengan metode konvensional (pulasan Giemsa) pada penduduk daerah mesoendemi di Kepulauan Riau. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa walaupun ada kelemahannya, metode QBC cukup sensitif dan spesifik dalam mendiagnosis malaria, sehingga metode QBC dapat menggantikan metode konvensional. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu spesies jamur yang banyak dilaporkan terdapat di dalam air adalah Candida. Air yang telah tercemar Candida dapat menjadi sumber infeksi kandidiasi misalnya kandidiasis vagina. Infeksi ini diduga akan mudah berpindah jika airnya digunakan oleh umum, mislanya air kamar mandi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi Candida pada kamar mandi umum di beberapa pasar di Jakarta yang meliputi pasar Inpres dan pasar swalayan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 53,3% dari 60 pasar yang diteliti airnya mengandung Candida. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah sekitar kampus UI Depok untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit pada Rattus spp. dan jenis-jenis tikus yang terinfestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara 55 ekor tikus yang ditangkap pada tahun 1991 dan 1992 ada dua jenis ektoparasit ialah pinjal Xebopsylla sheopis dan kutu Holopleura pasifica. Jenis-jenis tikus (Rattus) yang tertangkap dan terinfestasi ada 5 jenis, yaitu R. norvegicus, R.tiomanicus, R. rattus diardi, R.argentiventer, dan R.exulans."
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah kampus UI, Depok untuk mengetahui jenis-jenis cacing endoparasit pada saluran pencernaan bangkong (Bufo spp.) dan jenis-jenis bangkong yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 ekor bangkong yang tertangkap ada 2 jenis, yaitu Bufo melanostictus 25 ekor (terinfeksi 24 ekor) dan Bufo bipocartus 5 ekor (terinfeksi semua). Cacing endo parasit terdiri dari 58 ekor Oxyuride dari kelas Phasmidia dan 149 ekor Acanthocephalus sp. filum dari Acanthocephala. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai keragaman fauna cacing parasit pada Amphibia, khususnya pada bangkong di Indonesia. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan uji ELISA tak langsung (indirect ELISA) terhadap 423 serum sapi dan kerbau dari berbagai umur. Serum diambil dari Bank Serum milik Balivet Bogor dan berasal dari daerah Surade, Karawang, Kulonprogo, Blora, dan Tuban. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa T.evansi telah tersebar secara prevalen pada sapi dan kerbau di kelima daerah tersebut. Angka kejadian anti-bodi pada anak sapi sebesar 18%, pada sapi dewasa 51%, dan pada sapi tua 67%, sedangkan pada kerbau, kerbau dewasa dan kerbau tua masing-masing sebesar 24%, 65%, dan 56%. Angka kejadian antibodi dan titer ELISA berkecenderungan meningkat dengan bertambahnya umur hewan. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam mengevaluasi aspergillos pada unggas selama 11 tahun (1979 – 1989), telah diperiksa 873 spesimen dengan hasil 221 spesimen (25,32%) positif aspergillos. Ada 16 jenis unggas yang diperiksa positif, meliputi ayam (ras dan buras), itik, dan berbagai jenis burung. Hasil positif terbanyak berasal dari ayam 154 spesimen (69,69%), lalu burung kakatua 24 spesimen (10,86%), kemudian itik 9 spesimen (4,0750, selebihnya burung-burung lain kurang dari 4%/ rgan tubuh yang diserang pada umumnya alat pernapasan (paru-paru dan kantong udara), organ tubuh lainnya. Komposisi hasil diagnosis aspergillos pada ayam adalah fumigatus 59,74%, flavus 32,47%, dan niger 7,79%, sedangkan hasil diagnosis pada unggas secara keseluruhan adalah fumigiatus 68,78%, flavus 24,89%, dan niger 6,33%. Selama pengamatan tidak ditemukan infeksi oleh spesies Aspergillos lain."
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>