Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian, mengukur partisipasi petani, mengukur pendapatan petani sebelum dan sesudah adanya program FEATI, mengukur hubungan peran partisipasi petani pada FEATI dengan tingkat pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Seterio, Desa Purwosari dan Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin dengan menggunakan metode survei yang terdiri dari 25 peserta Farmers Managed extension Activities (FMA) yang dipilih secara sensus, sehingga sampel seluruhnya adalah 75 peserta FMA. Analisis data menggunakan statistika non parametrik, yaitu: uji koefisien peringkat spearman dan uji beda nilai tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, termasuk kategori tinggi dengan nilai skor rata-rata = 26, partisipasi petani sampel dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan, dimana pendapatan riil petani sampel sebelum program FEATI tahun 2009 dari Rp. 20.191.840,- per tahun meningkat menjadi Rp. 33.561.368,- pertahun setelah adanya program FEATI tahun 2010, terdapat hubungan antara partisipasi petani dalam program FEATI dengan pendapatan petani, koefisien korelasi Spearman (rs) = 0,913, artinya semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin tinggi pendapatan petani. "
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati
"Permasalahan inti dari penelitian ini adalah diskriminasi jender yang dialami petani perampuan dalam kegiatan penyuluhan pertanian tanaman pangan. Keadaan dernikian juga terjadi di Desa Lingsar dan Desa Mareje, di Kabupalen Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, penelitian ini mengungkapican keikutsertaan rnereka pada kegiatan penyuluhan itu dan permasalahan yang dialaminya Penelitian deskriptif kualitatif ini berperspektif perempuan. Data primer dikumpulkan melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam pada delapan belas orang subjek penelitian Kemudian, data yang telah dipindahkan ke dalam hentuk transkrip verbatim dianalisis, Hasilnya diinterpretasikan dengan analisis jender. Di samping itu, analisis jender juga dilakukan terhadap dokumen.
Penelitian ini menemukan bahwa petani perempuan Sangat sedikit yang pernah diikutscnakan dalam kcgiatan penyuluhan ilu walaupun mereka bcrpcran sangal nyala cialam pelaksanaan pekeljaan dan pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha tani. Padahal rncreka mempunyai keinginan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bemsaha tani_ mempunyai sifat selalu menghargai undangan untuk mengikuti kegiatan penyuluhan itu, mempunyai kemampuan untuk mengelola waktu, dan tidak ada larangan bagi mereka untuk mengikuti kegiatan penyuluhan itu.
Permasalahannya adalah bahwa PPL selama ini tidak pemah mengundang mereka untuk mengikuti kegiatan penyuluhan itu. Hal ini karena pejabat instansi terkait dan PPL meyakini dan melestarikan pembagian kerja berdasarkan jcnder dan stereotipe peran jender yang berlaku di masyarakat. Jadi, peran reproduktif perempuan digunakan sebagai alasan untuk menyingkirkan perempuan dari kegiatan penyuluhan itu.
Perilaku komunikasi petani perempuan menunjukkan bahwa pada dasamya mereka biasa hidup bcrkelompok. Mereka tidak pcmah memanfaatkan radio, televisi, dan media cetak untuk mencari intbrmasi tentang kegiatan berusaha tani. Mereka mencari informasi itu kepada petani lain. Selain itu, hal-hal yang dapat meniadi masalah bagi mereka untuk berparlisipasi pada kegiatan penyuluhan itu adalah waktu dan tempal pelaksanaan penyuluhan yang tidak direncanakan dengan baik, materi yang tidak menarik dan menguntungkan, manfaatnya yang tidak dirasakan bagi mereka, metode yang tidak tepat bagi mereka yang kebanyakan buta huruf dan ketidakmampuan mereka dalam berkomunikasi pada pertemuan penyuluhan dalam kelompok gabungan karena sikap peserta petani laki-laki yang tidak mendukung mereka untuk aktif berkomunikasi.

The core problem of this investigation is the gender discrimination laced by female farmers in extension activities on crops. The discrimination happens at Lingsar and Marcje villages, in West Lombok District, West Nusa Tenggara Province. Therefore, this study examines their participation on the extension and the problems they face.
The recent descriptive-qualitative study addresses female farmer perspective. Primary data was collected through focused-group discussion and in-depth interview with eighteen study subjects. Then, the data, which has been transcribed into verbatim, was analyzed. Result was interpreted through gender analysis. Documentary data was also analyzed through gender analysis.
It is found that few female farmers have been asked to participate in the extension activities although they play an important and real role on the decision-making and implementation of the farming activities. In fact, they also nccd to increase their knowledge and skill trough extension. always appreciate any invitations on the extension, are able to manage their time, are not forbidden to attend the extension. The problem is that PPI. has never invited them so far to join the extension. PPI. and other related institutions tend to distribute gender division of labor and gender role stereotype in society. Therefore, women?s reproductive role is the reason used to exclude female farmers from extension activities.
Female-farmer-communication behavior shows that they basically live in group. They never use radio, television, and printed media to get information about farming business. They get information from other farmers. Their problems in participating on the extension activities include; unprepared time and place of the extension, uninteresting and unprofitable materials given, and the significance of the extension. inappropriate method used as most of them are illiterate, and their anability to communicate in extension meeting due to male farmers? attitude which does not support them to actively communicate are also the female farmers? problems in attending extension.?
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T32913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study intends to figure out performance female extension workers and to investigate its relation to the farmers group performance. The role of agriculture extension services has been very important to support the agriculture development. Metro City, which proclaimed as an agropolitan city, has nine male and eight female agriculture extension workers (PPL). Female agriculture extension workers contribute in agricultural development. Their responsibility is not different to those of male agricultural extension worker. Their performance can be measured by farmer?s group capability. There are many factors relate to female agricultural extension worker?s performance. The research shows that (1) the female agricultural extension worker?s performance is in medium category; (2) income and distance from home to the work place are correlated to the their performance; (3) farmer?s group capability was medium category; (4) farmers group performance are not related to their capability."
330 JSE 12:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soekartawi
Jakarta: UI-Press, 1988
630.141 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lailil Kadar
"ABSTRAK
Keberhasilan pembangunan pada umumnya tergantung pada partisipasi masyarakat. Akan tetapi, partisipasi masyarakat dalam pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya tidaklah timbul dan tumbuh dengan sendirinya.
Untuk itu pemerintah di negara-negara yang sedang berkembang tidak hanya menghadapi masalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan warga negaranya, tetapi juga sekaligus harus berupaya untuk menumbuhkan atau menimbulkan partisipasi dari seluruh warga negara yang hendak dibangun itu agar ikut mengambil bagian dalam kegiatan pembangunan yang memang diperuntukkan bagi mereka segala hasilnya. Demikian pula halnya dalam kegiatan pembangunan pertanian.
Untuk memberi kesejahteraan bagi warga negaranya, maka pemerintah di negara-negara sedang berkembang, haruslah melaksanakan kegiatan pembangunan yang menyangkut aspek-aspek yang luas dari segi penghidupan dan kehidupan warga negaranya.
Tanpa mengenyampingkan berbagai aspek yang luas itu, karena mengingat sebahagian terbesar penduduknya berdiam di wilayah pedesaan, yang juga merupakan wilayah hunian terbesar, dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian, maka dalam kegiatan pembangunannya pemerintah Indonesia telah menetapkan prioritas utama bagi pembangunan pertanian.
Karena makanan pokok, sebahagian terbesar penduduknya adalah beras, maka dalam kegiatan pembangunan pertanian perhatian utama dipusatkan pada peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi. Untuk mewujudkan tujuan itu, maka sejak tahun 1966, berbagai inovasi teknologi pertanian diperkenalkan yaitu Panca Usaha Tani, Intensifikasi Khusus dan yang terakhir yang dilaksanakan sejak tahun 1988 adalah Supra Insus yang merupakan penyempurnaan dari inovasi teknologi pertanian sebelumnya.
Sekalipun belum seluruh paket supra insus dilaksanakan oleh para petani, akan tetapi inovasi ini telah dilaksanakan oleh petani-petani di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Daerah Tingkat II Karawang, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Hasilnya nampak terutama dari peningkatan produksinya per hektar dalam setiap musim panen. Peningkatan produksi pertanian di atas, menarik untuk dipelajari terutama untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus dan dari faktor-faktor tersebut faktor mana yang paling besar pengaruhnya.
Berdasarkan pembahasan secara teoritis, diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus adalah komunikasi media massa, pendidikan dan kepemimpinan. Ketiga faktor tersebut di atas diasumsikan berdiri secara sendiri-sendiri dan tidak mempunyai hubungan satu dengan lainnya. Pengaruhnya dapat bersifat langsung dan dapat juga bersifat tidak langsung. Dalam kaitannya dengan pengaruh yang bersifat tidak langsung, partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus diduga dipengaruhi oleh sikap petani terhadap supra insus. Sikap petani terhadap supra insus dipengaruhi oleh komunikasi media massa, kepemimpinan dan pendidikan.
Bertitik tolak dari teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan 13 buah hipotesa yang dicoba diuji kebenarannya dengan jangkauan penelitian di Kecamatan Cilamaya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh petani atau mereka yang bermata pencaharian utama di sektor pertanian khususnya tanaman padi sawah, yang menjadi penduduk di wilayah Kecamatan Cilamaya. Dari populasi di atas ditetapkan sampel sejumlah 96 orang petani, berdasarkan rumus penetapan sampel yang dikemukakan oleh Frank Lynch.
Untuk keperluan pengujian hipotesa yang telah dirumuskan dipergunakan uji statistik baik yang sederhana maupun yang berganda berdasarkan rumus statistik product moment, parsial, determinasi dan regresi. Penghitungan skor penelitian dengan menggunakan rumus-rumus tersebut dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan komputer dengan program Micro-Stat.
Berdasarkan hasil analisa dengan alat uji statistik, maka dapat dibuktikan bahwa faktor sikap petani mengenai supra insus berpengaruh positip terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus. Faktor-faktor komunikasi media massa, kepemimpinan dan pendidikan (baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama) juga berpengaruh positif, baik terhadap sikap petani mengenai supra insus, maupun terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus.
Terhadap sikap petani mengenai supra insus, dapat dikemukakan susunan intensitas pengaruh dari tiga faktor tersebut di atas menurut besarnya pengaruh secara berurutan adalah komunikasi media massa, pendidikan, dan kepemimpinan.
Terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan suprainsus, urut-urutan faktor yang mempengaruhi, menurut besarnya intensitas pengaruh adalah pendidikan, kepemimpinan dan komunikasi media massa.
Hasil analisa juga menunjukkan bahwa dalam upaya peningkatan partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus faktor sikap memegang peranan yang penting bahkan dapat dikatakan dominan.
Oleh karena itu dalam thesis ini diajukan saran bahwa dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan, khususnya partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus, perhatian terhadap pembentukan sikap yang positip terhadap inovasi-inovasi bagi keperluan keberhasilan pembangunan lebih diutamakan. Karena, sikap yang positip terhadap inovasi juga menunjukkan adanya kecenderungan dari individu untuk menerima inovasi dimaksud, yang akhirnya akan berwujud dalam bentuk kesediaan atau kesukarelaan untuk melaksanakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ameur, Charles
Washington, D.C.: World Bank, 1994
630.715 AME a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kelsey, Lincoln David
Ithaca,: N.Y. Cornell University Press , 1967
370.071 5 KEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Deptan, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>