Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article is to present the changing urban plans of the city of Yogyakarta and their impacts on its physical appearance. An intensive study of extensive materials is carried out in the library and governmental institutions particularly, the regional planning board. By comparing the earlier simplest plan, to the recent one, a pronounced development of the respective plan can be detected. Some conclusions are particularly directed toward the present plan because this one is not more than a synthesis of the previous plans and the inputs are expected in order to be used for further elaboration."
GEOUGM 21:61 (1991)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gallion, Arthur B.
Princeton: D. Van Nostrand, 1963
711.4 GAL u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
John Wiley & Sons, 2007
711.4 AME p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dordrecht: Springer, 2013
307.12 RES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Harold Maclean
New York: John Wiley & Sons, 1957
711.4 LEW p I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gandes Punjung Winanti
"Urban agriculture merupakan konsep pertanian yang dilakukan diruang kota. Terkait pemanfaatanya diruang kotadengan faktor keterbatasan lahan, Ruang Terbuka Hijau menjadi salah satu pilihan lokasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat kota, salah satunya komunitas kebun. Skripsi ini akan membahas mengenai aktivitas komunitas kota memanfaatkan ruang terbuka hijau untuk berkegiatan urban agriculture terkait pembentukan ruangnya. Penulisan ini menggunakan metode desktiptif berdasarkan studi literature dan pengumpulan data baik dari pengamatan lapangan dan data sekunder. Kajian literatur dipelajari dan digunakan sebagai dasar saat melakukan survey lapangan, untuk kemudian dianalisis terhadap ruang aktivitas komunitas berkebun di Kota Jakarta.
Dapat disimpulkan terdapat empat tahapan yang diperlukan dalam proses pembentukan ruang aktivitas komunitas berkebun terkait pemanfaatan ruang kota, yaitu (1)pembentukan form komunitas di ruang kota; (2)pengkondisian keamanan bagi lingkungan berkebun; (3)penetapan lokasi kebun komunitas dengan memperhatikan elemen pendukung ruang berkebun dan akses (4)penambahan elemen pendukung aktivitas.

Urban agriculture is a concept of agriculture conducted in the urban space. Open space is one of the locations utilized by the community based urban agriculture. This paper will discuss the activities of the community based urban agriculture which takes advantage of green open space for doing their activities related to the formation of urban agriculture. By using descriptive writing method through literature studies and direct observation. The literature is used as a basis for field survey and analysis on the case studies of community based urban agriculture activity in South Jakarta.
As a result, there are four stage of forming activities space for community based urban agriculture related to the utilization of urban space, which is (1)establishment of a community form ; (2)conditioning garden space from environtmental security; (3)setting the land for location of the community based urban agriculture activities based on the beneficial elements of gardening space and the access of the land use; (4)adding the supporting elements activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setyoko
"Pemilihan indikator kota merupakan sesuatu yang belum pemah dilakukan oleh pihak Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Pemilihan indikator kota sangat panting untuk mengetahui efek yang timbul akibat kegiatan yang dikerjakan oleh pihak pemerintah. Oleh karena itu pemilihan terhadap indikator harus dilakukan oleh para ahli perkotaan yang memiliki kemampuan dalam bidang masing-masing.
Dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process, pemilihan terhadap indikator dapat dilakukan dengan memberikan bobot melalui perbandingan berpasangan dari masing-masing indikator.
Penelitian dilakukan pada indikator sektor kesehatan sebagai studi kasus dengan cara memilih dan memprioritaskan indikator tersebut oleh ahli perkotaan. Kemudian dilanjutkan dengan merating ahli perkotaan berdasarkan kriteria Curriculum Vitae Standar.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah prioritas dan bobot dari indikator sektor kesehatan yang telah dipilih oleh Ahli Perkotaan, dan kriteria. Ahli Perkotaan berdasarkan kriteria Curriculum Vitae Standar. Prioritas dan bobot dari indikator sektor kesehatan diperlukan dan digunakan pihak pemerintah dalam hal perencanaan.

Selecting city indicators is a task that has not been carried out by The Regional government of DKI Jakarta Province. Selecting city indicators is important to see the effect from the activities that regional govemment do in the city. Because of that reason, the selection of city indicators must be donc by the City’s Experts with the expertise in their fields.
By using Analitycal Hierarchy Process, selecting the indicators is carried out with giving weight and doing pairwise comparison between the indicators involve.
This research was conducted in selecting and prioritizing indicators in the health sector as a case and thc selection was done by thc City’s Experts. The research continued by rating the City’s Experts with standard cuniculum vitae as the rating criteria.
Final result of this research is the priority and weight of indicators for the health sector that has been selected by City’s Experts, and the City’s Experts criteria based on the criteria from standard curriculum vitae. Priorities of the indicators can be used bythe govemment to make plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Susanto
"Perencanaan urban dan manajemen kota merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar sebuah kota dapat terbangun dan berjalan dengan baik. Perencanaan urban mengatur tentang keterbangunan kota meliputi aspek fisik, lingkungan, elemen penyusun kota serta penduduk kota tersebut. Sementara itu manajemen kota mengatur tindakan-tindakan yang dilakukan agar sebuah kota dapat berjalan dengan baik dan dapat mensejahterakan penduduk kota.
Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan proses perencanaan urban dengan kehadiran metode simulasi komputer, yang salah satunya dapat digunakan untuk mensimulasikan keadaan urban. Salah satu program simulasi urban yang beredar di kalangan masyarakat saat ini adalah SimCity 4. SimCity 4 merupakan jenis permainan komputer yang menantang pemainnya untuk dapat membuat kota yang baik melalui perencanaan urban dan manajemen kota.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara SimCity 4 dengan teori perencanaan urban dan manajemen kota dalam mensimulasikan keadaan kota yang sebenarnya. Apakah SimCity 4 dapat menjadi alat pengenalan terhadap perencanaan urban dan manajemen kota? Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode tinjauan terhadap teori-teori tentang simulasi, perencanaan urban, dan manajemen kota. Studi kasus dilakukan dengan melakukan perbandingan elemen perencanaan urban dan manajemen kota di dalam SimCity 4 dengan teori perencanaan urban dan manajemen kota.
Dapat diambil kesimpulan bahwa SimCity 4 tidak dapat digunakan untuk mensimulasikan keadaan kota yang sebenarnya. Namun, elemen perencanaan urban dan manajemen kota dapat disimulasikan dengan baik dalam SimCity 4. Hal ini membuat SimCity 4 layak dijadikan alat perkenalan terhadap perencanaan urban dan manajemen kota.

Urban planning and city management is an action that is needed to facilitate a city to develop and function properly. Urban planning organizes the construction of a city, which incorporates physical aspect, environment, city element, and the people of the city. Meanwhile city management organizes the act that need to be done for the city to run well and prosper its people.
The advance of technology and information has simplified the process of urban design, with the development of computer simulation programs to emulate urban situation. One of these programs that are in the market now is SimCity 4. SimCity 4 is a computer game that challenges the gamer to establish a good city through urban planning and city management.
This writing intends to find out how appropriate SimCity 4 simulation compare to the real city situation, according to the theory of urban planning and city management. Is SimCity 4 suitable to be a tool for introducing urban planning and city management? The writing process will be conduct with study of theory about simulation, urban planning, and city management. The case study will compare urban planning and city management element inside of SimCity 4 to the theory of urban planning and city management.
In conclusion I found that SimCity 4 is not appropriate to simulate real city situation, even though the element of urban planning and city management in SimCity 4 is already good enough. For this reason SimCity 4 is suitable to be a tool for introducing urban planning and city management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Sari
"Fokus dari disertasi ini adalah memodelkan interaksi antara guna lahan, transportasi, dan lingkungan dalam meningkatkan dan mengatur kualitas perkotaan. Salah satu konsep untuk menggabungkan ketiga aspek tersebut adalah Pembangunan Berorientasi Transit, yaitu konsep pengaturan pertumbuhan ruang pada koridor transit dengan ciri-ciri guna lahan campuran, kompak, kemudahan untuk berjalan kaki, dan pembangunan yang difokuskan di sekitar kawasan transit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun konsep pengaturan pembangunan perkotaan yang fokus pada konsep TOD ramah lingkungan. Penelitian ini mengusulkan tapak ekologis, emisi karbon, dan daya dukung ruang terbuka hijau sebagai indikator pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis guna lahan perkotaan dengan SIG, analisis transportasi, dan memprediksi skenario-skenario kebijakan pembangunan dengan menggunakan system dynamics.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemuatan konsep pembangunan berorientasi transit menjadi penting, tidak hanya untuk merestrukturisasi pertumbuhan guna lahan perkotaan secara efektif, atau meningkatkan penggunaan moda transportasi publik, namun juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.

The focus of this study is the modelling of interaction between land use, transportation, and environment in improving and managing urban quality. One of the concepts to integrate those three aspects is Transit Oriented Development (TOD). It is a concept of managing urban growth in transit corridor with the characteristics of mixed land use, compact, walking-distance, and development focused around public transit area. The purpose of this study is to build a concept for managing urban development with the focus of green TOD concept.
This study proposes ecological footprint, carbon emission, and green open space carrying capacity as sustainable urban development indicators. The methods applied for this research consist of urban land use analysis using GIS, transport analysis, and forecasting the development scenarios using system dynamics.
The simulation result reveals that the introduction of transit oriented development concept is of importance not only for restructuring urban land use growth effectively or regaining the modal share of public transport but also improving the urban environment quality.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elkana Catur Hardiansah
"ABSTRAK
Kota yang berbasis sektor pertambangan kerap kali menemui masalah ketika kegiatan
produksi tambang berhenti. Kota Sawahlunto mengalami persoalan penurunan jumlah
penduduk, perlambatan aktivitas perekonomian dan kerusakan lingkungan pasca PT BAUPO
menghentikan kegiatan produksi batubaranya. Untuk mengatasi persoalan tersebut,
Pemerintah Kota Sawahlunto mengeluarkan serangkaian kebijakan yang diharapkan
dapat memulihan kondisi perkotaan seperti sediakala.
Kebijakan regenerasi kota yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto ditujukan
untuk mengembalikan perkembangan kota Sawahlunto melalui transformasi ekonomi,
sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh terhentinya kegiatan produksi pertambangan.
Regenerasi yang terjadi Sawahlunto merupakan proses menarik untuk dipelajari dalam
konteks perkembangan kota yang kembali bangkit dari kemunduran yang dialami sektor
pertambangan.
Penelitian ini akan menggali mekanisme penyusutan kota yang terjadi di akhir abad 20.
Pemahaman mengenai faktor-faktor yang mendorong perkembangan kota diharapkan
dapat memberikan latar belakang yang cukup dalam menemukenali proses penyusutan
kota di Sawahlunto. Pemahaman mengenai proses regenerasi kota yang terjadi di
Sawahlunto akan dilakukan melalui eksplorasi terhadap fenomena penyusutan kota yang
terjadi di Sawahlunto pada akhir abad 20.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian
studi kasus tunggal. Pengumpulan data primer didapat melalui wawancara mendalam
yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan.
Sedangkan pengumpulan data sekunder yaitu dengan studi kepustakaan dengan
menghimpun data dari berbagai literatur seperti buku-buku, artikel, majalah, surat kabar
dan sebagainya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penyusutan kota Sawahlunto
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta situasi sosial politik di tingkat global dan
nasional. Kesimpulan ini didapatkan melalui data bahwasanya fenomena penyusutan kota
telah beberapa kali terjadi di Sawahlunto. Respon yang diambil dalam menghadapi
persoalan penyusutan kota di masa lalu menjadi perbandingan sekaligus pembelajaran
dalam menilai respon yang diambil saat ini dalam menghadapi penyusutan. Proses
perkembangan kota Sawahlunto merefleksikan bagaimana kota-kota di Indonesia yang
pembentukan awalnya disebabkan oleh kepentingan global dan kemudian secara mandiri
mendefinisikan kembali falsafah kehidupan kotanya.
Pilihan kebijakan dan strategi untuk merespon penyusutan kota amat ditentukan oleh
pihak yang memegang peran sebagai otoritas pembangunan kota. Saat ini Pemerintah
Kota memegang peran lebih besar dalam proses pembangunan kota Sawahlunto.
Pemerintah Kota memberikan ruang yang lebih besar kepada warga untuk terlibat dalam
proses regenerasi kota. Aksesibilitas terhadap ruang kota yang lebih besar mempengaruhi
efektivitas program regenerasi yang diusung oleh Pemerintah Kota Sawahlunto.
Keberadaan Pemerintah Kota sebagai aktor utama proses regenerasi menunjukkan sebuah
pembelajaran yang baik bagi Pemerintah Daerah yang akan menghadapi persoalan serupa dengan Sawahlunto. Perkembangan kota Sawahlunto adalah bentuk nyata
bagaimana transisi pengelolaan kota dari perusahaan tambang kepada pemerintah sipil
berjalan dengan baik. Transisi ini yang kemudian menjadi salah satu faktor keberhasilan
dalam melakukan proses regenerasi kota.
Pemerintah Kota yang memberikan akses yang sama terhadap proses penyusunan
kebijakan ataupun tahapan pelaksanaan regenerasi kota adalah langkah manajemen
pembangunan kota yang patut diimplementasikan di wilayah lain dengan persoalan
serupa.

ABSTRACT
Mining sector-based cities are often encountering problems when the mining activities
closed down. Sawahlunto, a city once well known for its coal mines, has experienced a
decrease in population, economic downturn, environmental damage and other problems
after PT BA-UPO closed down its coal mining operation in the city. To overcome this
problem, Sawahlunto Municipality Administration has issued a series of policies which
are expected to be able to restore the city’s condition.
The city’s regeneration policies aimed at restoring the development of Sawahlunto
through the transformation of economic, social and environment that have been spoiled
due to the closing down of mining activities in the city. The regeneration policies that
takes place in Sawahlunto has been an interesting process to be studied in the context of
urban development whereby a city has managed to revive from economic downturn as the
domino effect of the setback suffered by the mining sector.
This study will explore the city shrinkage mechanism that occurred at the end of the 20th
century. An in-depth comprehension on factors that encourage the development of a city
is expected to provide sufficient background in the process of identifying city shrinkage
in Sawahlunto. The comprehension on regeneration process that occurs in Sawahlunto
will be obtained through the exploration of the city shrinkage phenomenon that took place
in Sawahlunto Municipality at the late 20th century.
This study deploys a qualitative research approach with a single case study as its research
strategy. The primary data collection was carried out through in-depth interviews
conducted by asking questions directly to appropriate infromant. The secondary data
collection was carried out through literature study, collecting data from a variety of
literatures such as books, articles, magazines, newspapers and other media related to this
research topic.
Based on the results of the study, the shrinkage of Sawahlunto Municipality is affected by
global economic condition and socio-political situation at the national level. This
conclusion is made based on the data obtained which suggests that city shrinkage
phenomenons have taken place in Sawahlunto for several times. Responses taken towards
the city shrinkage issues in the past have become the comparison and lesson learned in
assessing the response made in tackling the same issue this time. The development
process of Sawahlunto reflects how the cities in Indonesia, which are originally formed
based on global importance, independently redefine the philosophy of their lives.
The policy and strategy option to respond to the city shrinkage is heavily determined by
any party who holds the role as the urban development authority agency. Currently, the
city administration holds a greater role in the development process of Sawahlunto. The
city administration provides a larger space for the community to be involved in the
regeneration process of the city. The larger accessibility to urban space affects the effectiveness of the regeneration program promoted by Sawahlunto Municipality
Administration.
The existence of city administration as the main actor of the regeneration process in
Sawahlunto has shown a good lesson for any other local governments who will face
similar problem. The development of Sawahlunto is a real tremendous example on the
transition of urban management from mining company to a public government. It is
indeed this transition that become one of the success factors in the regeneration process of
the city.
The Urban Local Government that provides equal access towards the policy making
process or the city regeneration phases is the urban development management measures
that should be implemented in other local governments with similar problems"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>