Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Desain pembuatan danau UT di samping sebagai tempat resapan air, wahan rekreasi, sarana olahraga, juga merupakan habitat penting bagi tumbuhan dan hewan air (golongan alga sampai jenis vertebrata). Informasi mengenai data mikroalga serta kondisi fisik dan kimiawi lingkungan danau UT belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian untuk mengukur kekayaan mikroalga, keanekaragaman mikroalga, dan kondisi lingkungan fisik dan kimiawi. Metode yang digunakan adalah mengidentifikasi setiap jenis dan menghitung jumlah individu mikroalga, serta menganalisis kualitas air. Hasil pengukuran kecerahan air danau dikatakan relatif keruh (52-60 cm). Pengukuran suhu air menunjukkan besaran angka 31-31,5 derajat celcius, kisaran suhu tersebut baik bagi pertumbuhan mikroalga. Nilai derajat keasaman air adalah 7,3-7,5 , sedangkan hasil pengukuran DO sebesar 0,5-0,57 mg/L. Kekayaan mikroalga yang teridentifikasi di danau UT sebanyak 21 genus ditemukan di empat stasiun dengan total populasi 4.080 individu/mm3. Persentase jumlah individu terbanyak adalah Scenedesmus sp. Indeks kekayaan jenis termasuk kategori sedang (3,33). kepadatan individu tertinggi ditemukan di stasiun-2 (bagian tengah) sebesar 4.651 individu/Liter, selanjutnya diikuti oleh stasiun-3 dari tepi danau sampai tepi gasebo (2.218 individu/Liter), stasiun-1 di bagian tepi danau (2.025 individu/Liter), dan stasiun-4 di bagian keluaran air (1.193 individu/Liter). Indeks biodiversitas jenis cukup rendah yaitu 2,107. "
JMSTUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Anan Murobby
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian alga cokelat (Sargassum) dalam ransum terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila srikandi (Oreochromis aureus x O. niloticus) yang dipelihara dengan sistem akuaponik. Terdapat 4 perlakuan dan 3 ulangan. P0 yang diberi pakan tanpa campuran Sargassum, kelompok P1 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 2%, kelompok P2 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 4%, dan kelompok P3 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 6%. Hasil uji anava satu faktor (P > 0,05) menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata pemberian Sargassum terhadap pertumbuhan dan sintasan pada semua kelompok perlakuan.

The research was done to observe the effect of brown algae (Sargassum) in the ration on the growth and survival of Srikandi tilapia (Oreochromis aureus x O. niloticus) were maintained aquaponics system. There are 4 treatments and 3 replication. P0 mixture fed without Sargassum, P1 group fed with a mixture of 2% Sargassum, P2 group fed with a mixture of Sargassum 4%, and the P3 group fed with Sargassum mixture of 6%. The feed is given three times daily for 8 weeks. The result anova test (P > 0.05) showed no significant effect on the survival and provision of Sargassum growth in all treatment groups."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi avval pemanfaatan alga hijau sebagai biosorben ion Iogam Pb
Cu” dan Co” telah dilakukan ciengan memakai metode batch, identifikasi
dengan FT-IR dan Kuantifikasi dengan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom).
Perbedaan konsentrasi ion Iogam mula-mula (C) ciengan konsentrasi sebelum
dan sesudah perlakuan merupakan jumlah ion Iogam yang terserap (Cb).
Optimasi kondisi biosorpsi biomassa alga hijau dilakukan dengan memvariasikan
pH, vvaktu kontak, jumlah biomassa dan konsentrasi. Kemudian uji selektifitas
Iogam dilakukan dengan mengkombinasikan ion Iogam Pb, Cu dan Co dalam
erlenmeyer dan dikontakkan dengan 100 mg biomassa alga hijau, sedangkan
untuk recovery dilakukan dengan cara biomassa alga hijau yang telah menyerap
Iogam dikontakkan dengan 25 mL asam nitrat. pH optimum biosorpsi alga hijau
terhadap masing-masing ion Iogam Pb2+, Cu” dan Co” berturut-turut adalah 7,
6 dan 6. \/\/aktu kontak optimum diperoleh pacia vvaktu 60 menit. Jumlah
biomassa optimum adalah pada100 mg sedangkan konsentrasi awal ion Iogam
adalah 50 mg/L untuk masing-masing Iogam Pb, Cu dan Co. Hasil uji recovery
ion Iogam Pb2+, Cu” dan Co” berturut-turut sebesar 75,83 %, 69,30 % dan
78,49 %. Perhitungan dengan persamaan Iangmuir diperoleh kapasitas serapan
maksimum biomassa alga hijau untuk masing-masing ion Iogam Pb, Cu dan Co
berturut-turut 1 0.4596 mmoL, 0.0533 mmoL, dan 0.0266 mmoL per gram
biomassa alga hijau."
Universitas Indonesia, 2007
S30679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Qisthi Sugiarto
"Rumput laut merupakan sumber daya hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai budidaya. Kecamatan Sumur adalah satu-satunya tempat yang membudidayakan rumput laut di Kabupaten Pandeglang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi Wilayah Budidaya Rumput Laut dan pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan penduduk di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan survei (wawancara). Karakteristik wilayah budidaya rumput laut yang jumlah produksinya tinggi di Kecamatan Sumur adalah wilayah yang memiliki keterlindungan perairan, jumlah tenaga kerja banyak, jarak yang dekat dengan jalan, dan modal yang besar dibandingkan dengan metode budidaya dan pemasaran. Rata-rata petani rumput laut mendapatkan peningkatan pendapatan sekitar dua hingga delapan kali lipat dari pekerjaan sebelumnya.

Seaweed is a marine biological resources that have a high economic value that has great potential to be developed as a cultivation. Kecamatan Sumur is the only place that cultivating seaweed in Kabupaten Pandeglang. The purpose of this research is to provide information on seaweed farming region and its influence on increasing income residents in the Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Methods of this research is descriptive analysis methods and survey (interview). Result of this research is the characteristic of cultivation region of seaweed with high production has a protected waters, has a lot of labor, easy accessibility, has the ability to big budget as compared of cultivation method and marketing. An average of seaweed farmers get increased revenue about two up to eight fold from the previous job. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Safira Fakhraini
"Sekuestrasi karbon pada makroalga melalui fotosintesis dapat berkontribusi terhadap permasalahan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sekuestrasi karbon pada makroalga Kappaphycus striatum dengan umur pemeliharaan yang berbeda; usia bibit (25 hari) dan usia panen (60 hari). Sampel diambil secara acak pada sistem budidaya lepas dasar, di Desa Alaang, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diamati ialah kadar karbon melalui analisis gravimetri. Pengukuran laju pertumbuhan dan eksperimen botol gelap-terang juga dilakukan untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon pada lahan budidaya rumput laut seluas 1,552 m2 ialah sebesar 13.28 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia bibit dan 26.23 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia panen. Nilai ini secara berturut-turut setara dengan 66.07 ton C/ha/siklus tanam dan 125.51 ton C/ha/siklus tanam. Berdasarkan hal ini, potensi sekuestrasi karbon pada makrolaga usia panen 32.78 % lebih besar daripada makroalga usia bibit. Hasil juga menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon dapat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan dan produktivitas primer. Selanjutnya, manajemen kawasan budidaya rumput laut dengan mengintegrasikan nilai ekologi dan nilai ekonomi, dapat berpotensi untuk menyediakan berbagai manfaat baik bagi masyarakat maupun lingkungan.

Carbon sequestration on macroalgae through photosynthesis can contribute to the mitigation of climate change problem. This research aimed to analyse carbon sequestration potential on macroalgae Kappaphycus striatum with different harvested ages; i.e. young (25 days) and adult (60 days). Samples were collected randomly from off-bottom seaweed aquaculture system, at Alaang Village, Alor Island, East Nusa Tenggara. The parameter observed was carbon content determined by using gravimetric analysis. Growth rate measurement and light-dark bottle experiment were also conducted to be further analysed. Results showed that total area of seaweed aquaculture in Alaang Village was 1,552 m2. According to our analysis, it was estimated that the carbon sequestration potential of macroalgae Kappaphycus striatum was 13.28 tonnes C/cycle for young and 26.63 tonnes C/cycle for adult. These results were equal to 66.07 tonnes C/ha/cycle and 125.51 tonnes C/ha/cycle, respectively. Therefore, the carbon sequestration potential of adult was higher about 32.78% than that of young. It can be concluded that the carbon sequestration potential was influenced by growth rate and primary productivity. Further study on sustainable management of seaweed aquaculture sites, by considering ecological and economic values, could potentially provide multiple
functions both for human and ecosystem.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irarubbyanthy Irwan
"Oi perairan, terdapat beragam Sumber Oaya Hayati (SOH) seperti
mikroorganisme, tumbuhan air dan berbagai hewan perairan. Ganggang
halus lautlmikroalga merupakan SOH perairan yang berperan sebagai
produsen primer dalam rantai makanan. Mikroalga adalah mikroorganisme
atau jasad renik dengan tingkat organisasi selnya termasuk ke dalam
tumbuhan tingkat rendah. Pemanfaatan mikroalga dapat sebagai bahan
pakan utama dalam budidaya perairan dan produk olahan berupa "makanan
sehat", yaitu dari ganggang halus lautjenis Spirulina, sp dan Chlorella, sp.
Ganggang halus laut membutuhkan senyawa karbon, nitrogen, fosfor,
sulfur dan elemen runutan untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi nutrisi
yang dibutuhkan, diberikan dua jenis pupuk anorganik ke dalam media
kultivasi ganggang hal us !aut yang berbeda, yaitu pupuk anorganik proanalis ...,_
dan teknis. Ganggang halus laut memiliki kemampuan untuk menyerap dan -
mengeluarkan kandungan anorganik yang berasal dari pupuk yang diberikan,
sehinga perlu dilakukan analisa kandungan anorganik pada media kultivasi
tersebut dengan metode Colorimetri dan Spektrofotometer Serapan Atom.
Pertumbuhan ganggang halus laut diukur dari kepadatan selnya pada
setiap volume,kulturnya (log sel/ml). Oengan pupuk anorganik proanalis,
Spirulina, sp menghasilkari jumlah sel tertinggi, yaitu sebanyak 7,7005 log
sel/ml pada umur kultivasi 7 hari, dan Ch/orella, sp sebanyak 7,4183 log
sel/ml pada umur kultivasi 9 hari. Sedangkan dengan pupuk anorganik teknis, Spirulina, sp pada umur kultivasi 5 hari menghasilkan jumlah sel
tertinggi, sebanyak 7,02467 log sel/ml, dan Chlorella, sp pada umur kultivasi
9 hari sebanyak 7,03323 log sel/ml.
Pada media kultivasi ganggang halus laut, kadar ammonia yang
dihasilkan berada dalam rentang 0,3467-2,3367 mg/L, sulfida berada dalam
rentang tidak terdeteksi hingga 0,02 mg/L, kemudian kadar nitrat berada
dalam rentang 0,038-8,3367 mg/L, sedangkan kadar nitrit 0,035-2,08 mg/L,
dan kadarfosfat antara 4,1167-1 3,9667 mg/L.
Di alam, logam dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, tetapi dapat pula bersifat toksik. Kadar cadmium pada
media kultivasi berada dalam rentang tidak terdeteksi hiogga 0,1707 mg/L,
sedangkan kadar tembaga tida terdeteksi, kemudian kadar besi dihasilkan
antara 0,0945-3,2904 mg/L dan Radar timbal berada dalam rentang tidak
terdeteksi hingga 1,147 mg/L. • •
Berdasarkan hasil penelitian kandungan anorganik pada media
kultivasi ganggang halus laut Spiro/ina, sp dan Chlorella, sp, maka media
kultivasi ganggang halus laut ini aman untuk pengembangan pakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini untuk menyeleksi dan mengkarakterisasi ganggang mikro lokal yang memiliki kadar karbohidrat tinggi yang berpotensi untuk produksi bioetanol. Hasil seleksi 15 ganggang mikro lokal air tawar dengan media BG 11 dan menghasilkan empat jenis ganggang mikro ICBB-CC (9111, 9112, 9114 dan 6354 PLB). Hasil identifikasi morfologi ke empat isolat masing-masing sebagai Crucigenia quadrata, Scenedesmus bijuga, Chlorella vulgaris , dan Chlorella vulgaris. Ke empat isolat yang terpilih dikultivasi di akuarium 5L menggunakan tiga jenis media BG 11, MBM dan PHM. Pertumbuhan isolat yang paling cepat dalam media MBM adalah ICBB 9111 C. quadrata. Produksi biomassa dari empat isolat dikembangkan di kolam kanal dari 90-100L menggunakan media MBM modifikasi pupuk TSP. Produksi biomassa kedua isolat ICBB 9111 dan 9112 adalah 0,038 dan 0,036 biomassa kering/L/hari dan karbohidrat pada 42,27 dan 21,30% (bobot kering) . Isolat ICBB 9111, C. quadrata diindikasikan sebagai yang paling potensial sebagai penghasil karbohidrat yang akan diproses untuk bioetanol."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Ellya
"Fukoidan dikenal sebagai polisakarida sulfat dengan senyawa penyusun utama fukosa dan sulfat, dapat dimanfaatkan sebagai antikoagulan dalam proses pembekuan darah. Fukoidan umumnya diperoleh dari rumput laut coklat, namun penelitian mengenai fukoidan ini belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat fukoidan mempunyai banyak bioaktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi fukoidan yang ada dalam rumput laut coklat Sargassum crassifolium serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan. Metode isolasi fukoidan dilakukan dengan ekstraksi asam lemah dan diendapkan dengan etanol. Untuk memisahkan fukoidan dengan alginat ditambahkan CaCl2. Ekstrak fukoidan dimurnikan dengan resin penukar anion Sephadex A-25 dan eluen NaCl. Fukoidan dikarakterisasi dengan FT-IR, penentuan berat molekul, penentuan sulfat, analisa unsur dan monosakarida penyusun fukoidan serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan.
Berdasarkan pemisahan kolom diperoleh 5 fraksi, dengan rendemen tertinggi pada fraksi kedua. Hasil total rendemen fukoidan diperoleh 1,46% dari berat awal tepung rumput laut, terdapat gugus sulfat pada bilangan gelombang 820 cm-1, berat molekul (5,8 ? 7,71) x 104 Dalton, analisa komposisi unsur (C 22%; H 4,4 %; N 0,18%; S 0,78%), monosakarida penyusun fukoidan yang ditemukan fukosa dan galaktosa dengan rasio mol 1: 1,5. Hasil uji aktivitas fukoidan yang diperoleh dilihat dari perpanjangan nilai APTT nya mempunyai perbedaan signifikan antara kontrol dengan darah yang mengandung fukoidan pada konsentrasi 100 µg/mL (berbeda 25 detik), hal ini menunjukkan bahwa fukoidan berpotensi sebagai antikoagulan.

Fucoidan is group of marine sulfated polysaccharides containing large proportions of L-fucose and sulfate, can be used as an anticoagulant on blood coagulation. Fucoidans from brown seaweed in Indonesia has not received much attention, this research was conducted to isolate and characterize fucoidan in brown algae, Sargassum crassifolium., and also to test its activity as anticoagulant. Method used to isolate the fucoidan was extraction by weak acid which followed by precipitation in ethanol. To separate the fucoidan and alginate, CaCl2 was used. Extract containing fucoidan was purified using anion ? exchange chromatography Sephadex A-25 and eluent NaCl. Fucoidan was characterized using FT ? IR, molecular weight determination, sulphate determination, organic compounds and monosaccharide of composition, and activity test as anticoagulant.
Based on column chromatography, 5 fractions were obtained with the highest yield at second fraction. Total yield of fucoidan was 1.46% (w/w), sulphate group was found on 820 cm-1 wave number, molecular weight (5.8 ? 7.71) x 104 Dalton, elementel analysis (C 22%; H 4.4%; N O, 18%; S O, 78%). The fucoidan was composed of fucose and galactose with an approximately ratio of 1.0 : 1.5. Based on APTT test, there is significant difference between activities of controlled fucoidan and treated at concentration 100 µg/mL. Therefore this fucoidan has potential candidate for an anticoagulant as alternative to heparin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pickett-Heaps, Jeremy D.
Sunderland: Sinaur Associates, 1975
589.3 PIC g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, V. J. (Valentine Jackson), 1910-
Cambridge, UK: At The University Press, 2013
579.8 CHA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>