Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97661 dokumen yang sesuai dengan query
cover
""Telah dilakukan studi aplikasi kogenerasi nuklir untuk dekomposisi air
pada konversi CO2 menjadi pupuk urea. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Tujuan studi
adalah menganalisis aplikasi kogenerasi nuklir untuk dekomposisi air pada konversi CO2 menjadi
pupuk urea sebagai teknologi alternatif produksi pupuk urea. Hasil studi menunjukkan bahwa proses
kogenerasi nuklir untuk dekomposisi air dimungkinkan untuk diaplikasikan guna mengkonversi CO2
menjadi pupuk urea. Metode ini tidak memerlukan lagi penggunaan gas alam sebagai bahan baku,
sumber energi panas, kukus dan listrik. Produksi dengan kapasitas sebesar 1725 ton pupuk urea per
hari, mampu menghemat gas alam sebesar 21,25 juta MMBTU per tahun yang setara dengan
pengurangan laju emisi CO2 sebesar 1,24 juta ton per tahun. Selain itu dapat memanfaatkan emisi
CO2 sebesar 596357 ton per tahun yang berasal dari PLTU batubara dengan daya sebesar 90 MWe,
sebagai bahan baku untuk proses pembentukan urea. Pasokan energi panas, kukus dan listrik yang
bersumber dari reaktor HTGR dengan daya 2×600 MWt dapat memenuhi kebutuhan proses produksi,
dengan kelebihan listrik sebesar 140 MWe. Di samping produksi pupuk sebesar 1725 ton per hari,
juga dihasilkan energi listrik tanpa emisi CO2 yang berasal dari PLTU baubara (90 MWe) dan HTGR
(140 MWe) dengan total sebesar 230 MWe yang dapat disambungkan ke jaringan.""
JPEN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pahlevi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Dewi Novarini
"Proses pembangkitan listrik dan kukus dengan siklus kogenerasi berbahan bakar gas dapat melalui dua cara yaitu pembakaran langsung dan pembakaran tidak langsung. Proses yang biasa digunakan ialah pembakaran langsung gas metana terdapat pada siklus kogenerasi sederhana (CS). Sedangkan pembakaran tidak langsung melalui reaksi pembentukan kukus (CSR). Dari segi pemanfaatan panas buang, upaya memaksimumkan jumlah Iistrik dapat dilakukan dengan memanfaatkannya sebagai pemanas mula reformer (CSRPr).
Untuk membandingkan ketiga siklus CS, CSRPr dan CSR dibuat flowsheeting dengan perangkat lunak ChemCAD 5.0.0, sedangkan analisa kinerja teknis dan ekonomi dengan menggunakan program Microsoft Excel, Basis pada ketiga siklus ialah bahan baku CH4 sebanyak 1,40E+07 MMBtu/tahun.
Hasil yang diperoleh ialah kapasitas listrik tertinggi dihasilkan siklus CSRPr sebanyak 2,10E+09 kWh/tahun. Kinerja paling baik secara teknis dan ekonomi diperoleh melalui siklus CSRPr dengan parameter antara Iain efisiensi overall sebesar 98%, efisiensi listrik 48,8% dan efisiensi LHV 60% memiliki biaya produksi yang paling murah dibanding siklus Iainnya yaitu listrik 4,3 US$/kWh dan kukus 4,709 US$/ton. Sedangkan biaya produksi kedua siklus yang lain lebih dari 5 US¢/kWh dan 6 US$/ton. Siklus yang layak secara ekonomi ialah CS dan CSRPr karena memenuhi kriteria investasi yaitu IRR > 18% dan waktu pengembalian (PBP) < 7 tahun. Sedangkan untuk siklus CSR, tidak layak secara ekonomi dilihat dari parameter IRR (16,06%) dan PBP ( 7,62 tahun).
Uji kepekaan dilakukan dengan perubahan kapasitas produksi, harga jual produk, harga bahan baku dan tingkat suku bunga. Dari analisa diperoleh bahwa kepekaan investasi terhadap harga jual listrik dan perubahan kapasitas lebih tinggi dibandingkan kepekaan terhadap harga bahan baku."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Adriana Kusumawati Arumndalu
"Dipelajari efek temperatur pada persamaan keadaan materi nuklir dan materi neutron pada bintang neutron. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan model nuklir Walecka dengan pendekatan medan rata-rata. Penelitian difokuskan pada studi perubahan massa efektif, energi densitas, energi ikat dan tekanan, terhadap perubahan temperatur.

The temperature effects in the equation of state of nuclear and neutron matter in the neutron star are studied. The calculation are done by using Walecka Nuclear Model within Mean Field Approximation. The investigation focus are the change of effective mass, energy density, binding energy and pressure by increasing temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S28921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji desain teras dan bahan bakar PLTN jenis HTR-PBMR (HIGH TEMPERATURE REACTOR - PEBBLE BED MODULAR REACTOR) 50 MWe keadaan Beginning of Life (BOL) sampai Ending of Life (EOL) deengan masa operasi 8 tahun. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah distribusi suhu di dalam teras, persen pengkayaan U235, komposisi bahan bakar, kekritisan, dan koefisien reaktivitas suhu teras. Penelitian dilakukan dengan menyiapkan data parameter desain teras antara lain densitas nuklida, dimensi bahan bakar dan teras, dan distribusi suhu aksial teras. Paket program SRAC2006 digunakan untuk mendapatkan nilai faktor multiplikasi effektif (Keff) teras dari data input yang telah disiapkan. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekritisan teras berbanding lurus dengan penambahan pengkayaan U235. Pengayaan optimum tanpa penggunaan burnable poison didapatkan pada nilai 10,125% dengan reaktifitas lebih sebesar 3,12% pada BOL. Penambahan burnable poison Gd2O3 didapat nilai optimumnya sebesar 12 ppm dengan nilai reaktifitas suhu teras tanpa burnable poison dan penggunaan Gd2O3 dan Er2O3 bernilai negatif yang menunjukkan sifat inherent safety-nya"
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional,
530 JPEN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Jurnal Perangkat Nuklir (JPN) adalah jurnal hasil litbang, kajian, permodelan, simulasi, rancang bangun, aplikasi, standardisasi perihal perangkat nuklir yang diterbitkan oleh Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang diterbit dua kali setahun (Juni dan Nopember) sejak tahun 2007"
Tangerang: Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - Batan, {s.a.}
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Windhy Dewitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengapa Korea Utara melakukan pengembangan senjata nuklir periode 2003-2010. Analisa penelitian ini menggunakan teori nuclear deterrence strategy untuk menjelaskan bentuk pengembangan senjata nuklir yang dilakukan sebuah negara dan implementasi pengembangan nuklir untuk memproduksi berbagai senjata nuklir yang ditujukan untuk membangun kekuatan penangkalan nuklir. Imbas dari pengembangan senjata nuklir tersebut, pada akhirnya, tidak hanya bersifat defensif atau penangkalan dalam mempertahankan keamanan nasional saja, juga memiliki kekuatan ofensif, yaitu kekuatan untuk memberikan pengaruh di dalam interaksi antar negara. Analisa penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksplanatif, yaitu jenis penelitian yang menjelaskan pola sebab akibat antar dua variabel yang diteliti. Penelitian ini menggambarkan pola interaksi antar dua variabel, yaitu variabel pengembangan senjata dan variabel strategi nuklir sebagai langkah perimbangan kekuatan Korea Utara terhadap Amerika dan aliansinya. Interaksi antar dua variable ini mengindikasikan bahwa terdapat bentuk pengembangan nuklir yang dimulai pada paska keluarnya Korea Utara dari perjanjian NPT (Non Proliferation Treaty) tahun 2003. Paska keluarnya Korea Utara dari NPT, negara tersebut memulai pengembangan nuklirnya untuk menghasilkan berbagai uranium sebagai bahan utama dalam menghasilkan senjata-senjata nuklir. Kepemilikan senjata nuklir ini kemudian menjadi sebuah strategi penangkalan nuklir Korea Utara dalam menghadapi permusuhan dengan Amerika Serikat. Senjata nuklir yang dijadikan sebagai kemampuan penangkalan mengindikasi bentuk strategi penangkalan yang bersifat defensif dan ofensif. Kemampuan defensif Korea Utara terletak pada pembangunan senjata nuklir yang berimplikasi pada pembangunan kredibilitas kekuatan nuklir yang dapat membuat pihak lawan mengurungkan niat untuk melakukan invasi mengingat bentuk serangan balasan atas invasi yang jauh lebih destruktif. Sedangkan kemampuan ofensifnya terletak pada besaran pengaruh dan intimidasi yang dilakukan Korea Utara di dalam interaksi yang dapat mendegradasi dominasi Amerika dan aliansinya dalam konteks perundingan dan diplomasi.

This analysis stands to answer research question which states that why North Korea did the development of nuclear weapons in 2003-2010 period. To do the analysis, this research uses nuclear deterrence strategic theory to explain the development of nuclear weapons done by country and its implementation in producing any weapons which is purposed to create nuclear deterrence strategy. To do such analysis, this research lies on quantitative method which focuses on the interaction between two variables to explain the causality or resiprocal interaction between variables. Empirically, this research is done to figure out about interaction pattern of two variables, namely the development of nuclear and nuclear strategy as the strategy to reach equilibrium power of North Korea toward America and its ally. The interaction between two variables indicate that North Korea begun its nuclear development program in 2003 after its turning out to leave the NPT. After leaving NPT, it started to begin the development of uranium enrichment to create certain nuclear weapons. These nuclear weapons purposed to increase its defensive and ofensive capability are restored as a part of deterrence strategy implemented by North Korea as strategy to face America, South Korea, and Japan. In summary, North Korea defensive capability has great implication to prevent any military invasion attack from its enemy, considering the second strike capability of nuclear attack which can employ great destruction. On the other side, ofensive capability of North Korea can boost up its influence among parties interaction. Its ofensive capability lies on the way of North Korea getting involved in diplomatic activity and negotiation and the degradation of America?s domination to intimidate and influence North Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BATAN, 2000
R 621.48 PRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbanraja, Sahala M.
"PLTN SMART lepas pantai jenis struktur berbasis gravitasi (GBS) merupakan reaktor air tekan, berdaya kecil (100MWe), dan tapaknya berada dilepas pantai. Teknologi ini dikembangkan berdasarkan teknologi PLTN SMART yang telah ada dan teknologi pengeboran lepas pantai dengan jenis struktur berbasis gravitasi. Hal ini sebagai respons pasca kecelakaan Fukushima, jepang (2011), untuk meningkatkan sistem keselamatan, mengatasi keterbatasan lahan, dan meminimalisir penolakan masyarakat pada kasus PLTN ditapak daratan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji prakelayakan implementasi PLTN GBS di Indonesia baik dari segi kelayakan teknologi maupun regulasi.
Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dan selajutnya dilakukan analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa PLTN SMART lepas pantai patut dikembangkan karena menawarkan peningkatan aspek keselamatan, ketersediaan tapak lepas pantai, dan penerimaan masyarakat yang lebih baik. Sejauh ini PLTN SMART lepas pantai belum dapat diimplementasikan di Indonesia karena dibatasi peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2014 tentang perijinan instalasi nuklir dan pemanfaatan bahan nuklir, yang menyatakan tapak adalah lokasi didaratan dan PLTN yang dapat dibangun di Indonesia harus sudah teruji."
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
530 JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dharu Dewi
"Dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dibutuhkan material baja untuk pembuatan komponen berat maupun material struktur untuk kontruksi sipilnya. Industri nasional diharapkan mampu memasok komponen baja PLTN khususnya untuk kebutuhan komponen non nuklir. Rantai pasok industri baja sangat dibutuhkan untuk mengetahui potensi industri baja dari hulu sampai hilir yang diharapkan dapat mendukung pembangunan PLTN tersebut secara berkelanjutan. Jenis baja yang dibutuhkan dalam konstruksi PLTN adalah baja struktur, lebar, pelat baja, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi rantai pasok industri baja dari industri hulu sampai hilir sehingga dapat melihat kemampuan industri nasional dalam memasok kebutuhan baja untuk pembangunan PLTN. Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur dan survei industri dengan cara purposive sampling test yakni mengirimkan kuesioner dan melakukan kunjungan teknis ke industri yang dianggap berpotensi memasok komponen baja untuk konstruksi PLTN. Dari hasil analisis terhadap kuesioner dan survei telah diperoleh industri baja Indonesia yang mampu memasok baja untuk bahan konstruksi PLTN non nuklir, yaitu PT. Krakatau Steel, PT. Gunung Steel Group (PT. Gunung Garuda dan PT. Gunung Raja Paksi),PT. Cilegon Fabricators, dan PT. Ometraco Arya Samanta. Sedangkan bahan baja untuk komponen utama dengan grade nuklir, seperti bahan baja untuk bejana reaktor, dan bejana tekan, industri baja indonesia belum mampu memasoknya, karena belum memenuhi persyaratan spesifikasi, kode dan standar grade nuklir. Oleh karena itu, industri baja indonesia harus meningkatkan kemampuan, baik dalam pengolahan bahan baku dan kemampuan fabrikasi agar dapat memenuhi persyaratan tersebut. "
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
530 JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>