Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Untuk menyehatkan portofolio konsumsi energi nasional, Pemerintah Indonesia (2006) telah menetapkan peningkatan konsumsi LPG (liquefied petroleum gas) sebagai salah satu sasaran Kebijakan Energi Nasional Peningkatan konsumsi masyarakat terhadap LPG dimaksudkan untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya minyak tanah (kerosene) oleh rumah tangga, yang selama ini konsumsinya disubsidi oleh pemerintah dan dianggap telah membebani APBN. Untuk menyukseskan program konversi minyak tanah ke LPG, Pemerintah membantu masyarakat tidak mampu dengan penyediaan kompor dan tabung gas, di samping mengupayakan pasokan LPG yang lebih besar, LPG merupakan bahan bakar (fuel) yang cukup banyak di gunakan oleh numah tangga, khususnya untuk kebutuhan memasak. Sejak dipromosikan awal 1980-an, LPG mendapat tempat di rumah tangga perkotaan Indonesia sebagai bahan bakar yang bersih, efisien dan murah. Konsumsi LPG di Tanah Air terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan melebihi pertumbuhan ekonomi nasional."
PPEM 15 (1) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Sobri
"Sejak dilakukannya konversi energi dari minyak tanah ke LPG pada tahun 2007, konsumsi LPG 3 kg yang bersubsidi hingga 2015 mencapai 27,2 juta Ton. Terlepas dari suksesnya konversi minyak tanah, subsidi LPG 3 kg tetaplah menjadi beban anggaran pemerintah. Total subsidi mencapai Rp.176,2 triliun sejak dilakukanya konversi. Teknologi penyimpanan gas bumi dengan ANG Adsorbed Natural Gas mampu menyediakan fasilitas penyimpanan dengan kecukupan densitas energi pada tekanan yang relatif rendah yaitu 35 bar.
Tesis ini akan mengkaji nilai keekonomian harga gas bumi dalam sistem penyimpanan ANG dengan metode Levelized Cost. Analisis resiko dengan metode Monte Carlo digunakan untuk menentukan kelayakan sistem ANG sebagai pengganti konversi LPG 3 kg.
Simulasi menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 80 konversi ANG dapat memberikan potensi penghematan Rp.3.327,80 hingga Rp.4.558,59 per kg LPG yang dikonversikan. Analisis sensitifitas menunjukkan bahwa harga LNG masih mendominasi variasi harga dan profit ANG.

Since conversion of kerosene kerosene to LPG in 2007, the consumption of subsidized LPG 3 kg until 2015 reaches 27.2 million Tons. Besides the success of the conversion, the LPG 3 kg subsidy remains a burden to the government budget. The total subsidy amounted Rp.176.2 trillion ever since. Natural gas storage technology with ANG Adsorbed Natural Gas can provide storage facility with adequate energy density at relatively low pressure at 35 bar.
This thesis will study the economics of natural gas prices in ANG system with Levelized Cost method. Risk analysis with Monte Carlo method is used to determine the feasibility of this system for LPG 3 kg conversion.
Simulation shows that at convidence level 80 the ANG conversion would give potential of saving for Rp.3.327,80 to Rp.4.558,59 each kg converted LPG. Sensitifity analisys shows that the LNG price still dominate to the variation of ANG price and profit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramka Arga Jafino
"Meskipun Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah, hanya sebagian kecil gas alam Indonesia digunakan untuk bahan bakar transportasi darat. Transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak menuju kendaraan berbahan bakar gas di Indonesia menghadapi permasalahan yang kompleks, karena ada empat aktor yang terinterkoneksi - pemilik mobil, pemerintah, stasiun pengisian bahan bakar dan industri otomotif. Setiap aktor memiliki tujuan, keputusan dan pertimbangannya masing - masing. Pemerintah harus membuat kebijakan terintegrasi untuk mengintervensi transisi kendaraan bahan bakar gas dengan mempertimbangkan aktor - aktor tersebut. Untuk mengevaluasi kebijakan - kebijakan pemerintah, simulasi permodelan berbasis agen dapat digunakan untuk memprediksi dampak kebijakan dan untuk mendapatkan pengertian yang mendalam terkait kompleksitas transisi tersebut. Penelitian ini mengevaluasi tiga opsi kebijakan transisi kendaraan berbahan bakar gas dengan mengembangkan model berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan meningkatkan jumlah infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar memberikan hasil transisi terbaik. Namun pemerintah harus mempertimbangkan profitabilitas setiap SPBG agar transisi kendaraan bahan bakar gas dapat berkelanjutan.

Although Indonesia has abundant reserves of natural gas, only small portion of the gas is used as fuel for land transportation. Transition from oil-based land vehicles to natural gas vehicles (NGV) in Indonesia faces a complex problem, because there are four interconnected actors - car owners, government, refueling stations and automotive industries. Each actors has their own objectives, decisions and considerations. The government needs to put an integrated policy intervention into the market to optimize the adoption of NGV by considering the different actors. In order to evaluate these policies, an agent-based simulation can be developed to predict the outcome of the policies and to gain insight on the complexities of the problem. This research conducts experiments on three different policies regarding the transition by testing in on the developed model. The simulation shows that enhancing refueling stations infrastructure policy help fasten the transition to NGV best. However, government has to ensure the profitability of each refueling stations in order to maintain the sustainability of the transition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Rizal Aulia
"ABSTRAK
Kebijakan pemanfaatan Dimetil Eter (DME) untuk substitusi LPG sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG dan beban subsidi yang terus meningkat. Diproyeksikan Kebutuhan LPG pada sektor rumah tangga mencapai 14 juta TOE pada tahun 2035 dengan pangsa impor sebesar 71%. Ide utama pada penelitian ini adalah menghitung keekonomian DME dengan melakukan perbandingan harga produksi DME dari bahan baku gas alam, batubara, biomassa dengan harga impor LPG sehingga didapatkan dua skenario penghematan terhadap harga LPG non subsidi dan LPG subsidi. Keekonomian DME dievaluasi melalui basis perhitungan kapasitas produksi 15000 ton/hari dengan metode Discounted Cash Flow untuk memperoleh harga FOB DME dengan IRR 10%. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas parameter yang mempengaruhi harga DME. Dari hasil perhitungan didapatkan harga FOB DME dari gas alam, batubara dan biomassa berturut-turut adalah Rp.5,4 Juta/ton, Rp.2,5 Juta/ton, Rp.5,5 Juta/ton. Sedangkan dari dua skenario perhitungan penghematan, didapatkan penghematan hanya dari produksi DME dari batubara dengan nilai penghematan terhadap LPG non subsidi sebesar Rp7,28 triliun/tahun, dan penghematan subsidi sebesar Rp.8,9 triliun/tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukan harga bahan baku dan penjualan listrik merupakan parameter yang sensitif terhadap harga DME. Sehingga direkomendasikan kepada Pemerintah untuk mensubstitusi LPG dari DME berbahan baku batubara dengan tetap mengatur harga batubara agar bahan bakar DME dapat bersaing/kompetitif terhadap harga LPG.

ABSTRACT
Policy of Dimethyl Ether (DME) utilization for LPG substitution is required to reduce dependence on imported LPG and subsidy which increase continuously. The projected need for LPG in the household sector reached 14 million TOE in 2035 with the share of imports by 71%. The idea of this research is to calculate the economics of DME by comparing DME production cost from raw material of natural gas, coal, biomass to LPG import prices thus obtained two scenarios savings on the price of non-subsidized LPG and subsidized LPG. DME economics are evaluated on the basis of the production capacity of 15000 tons / day with the Discounted Cash Flow method to obtain FOB price of DME with an IRR of 10%. The next step is to calculate the sensitivity analysis of parameters that influence the price of DME. From the calculation results obtained FOB DME price of natural gas, coal and biomass are respectively Rp.5,4 million / ton, Rp.2,5 million / ton, Rp.5,5 million / ton. Based on two scenarios for the calculation of savings, the savings obtained only from the production of DME from coal with a value of savings to non-subsidized LPG Rp. 7.28 trillion / year, and Rp.8,9 trillion / year for subsidized LPG. The results of the sensitivity analysis shows the price of raw materials and sale of electricity is a sensitive parameter to the price of DME. It is recommended to the Government to substitute LPG from DME made from raw coal by observing scenarios coal price regulation to ensure that the price of DME can compete with the price of LPG.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kurniaty
"Wilayah Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi sumber gas yang besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar khususnya untuk kendaraan bermotor dan juga terdapat beberapa kilang untuk pengolahan gas. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pemanfataan penggunaan LPG dan CNG sebagai bahan bakar kendaraan bermotor serta analisis resiko di wilayah Jawa Barat. Analisis pemanfaatan tersebut dibagi dalam tiga sisi yaitu konsumen, produsen dan pemerintah. Pertama, Konsumen akan memperoleh penghematan bahan bakar sebesar Rp 3.400 jika menggunakan bahan bakar CNG dan Rp 2.900 jika menggunakan LGV, sedangkan biaya konversi yang dikeluarkan konsumen untuk peralatan konverter kit akan memperoleh pengembalian modal selama 2 tahun dengan menggunakan bahan bakar CNG atau LGV dengan asumsi biaya konversi sebesar Rp 12.000.000. Kedua, produsen yang berinvestasi dalam pembangunan SPBG akan memperoleh pengembalian modal selama 5 tahun jika membangun 1 unit SPBG CNG, 3 tahun lebih cepat jika membangun 1 unit SPB LGV. Ketiga, pemerintah akan memperoleh penghematan subsidi pertahun sebesar Rp 0.55 trilyun jika menggunakan bahan bakar LGV saja dan Rp 0.66 trilyun jika menggunakan CNG saja dengan asumsi keberhasilan konversi 10%. Untuk analisis resiko pada aspek konsumen memperoleh nilai total resiko keseluruhan sebesar 8.42, Produsen 8.56 sedangkan pemerintah 9.80 dengan arti bahwa tingkat resiko mencapai zona Accaptable.

The West Java is one of the areas which have a great potential source of gas, that can be used as fuel especially for vehicles and also there are several refineries for processing gas. This thesis intend to analyze of LPG and CNG usage as an automotive fuel as well as the risk of analysis in West Java. The analysis of fuel Usage is divided into three sides, that is the consumers, manufacturers and governments. First, the Consumers are will be obtain fuel savings of Rp 3.400 when use CNG and Rp 2.900 by using LGV. The spent of conversion costs for converter kit, the consumers will receive payback for 2 years by using CNG or LGV fuel costs with the conversion assumption of Rp 12,000,000. Second, the manufacturers are invest on the development of gas stations will have a payback of 5 years if the build one unit of the CNG station and 3 years sooner if build one unit of the LGV station. Third, the government will obtain annual subsidy savings of Rp 0.55 trillion if using LGV only and Rp 0.66 trillion only by using CNG with the assumption 10% conversion of success. The risk analysis on the consumer aspects of the obtaining a total value overall risk of 8.42, while the government's are 8.56 the Manufacturer are 9.80, with the meaning of that reaches the level of risk accaptable zone."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Gusnoto Harywendro
"ABSTRAK
Proses penurunan tekanan dan temperatur suatu gas bumi pada entropi konstan dengan bantuan Turboexpander banyak digunakan dalam proses pengolahan gas bumi.
Residu gas bumi di Central Plant lapangan Arjuna ARII yang sebagian komposisinya metana, diekpansikan melalui turboexpander untuk dimanfaatkan efek pendinginannya.
Besarnya penurunan temperatur yang dapat dihasilkan dengan turboexpander berkisar antara 80 ± 90°F pada effisiensi berkisar antara 80 ± 100%.
Penulis juga membahas bagaimana cara memperoleh harga effisiensi yang optimum, dan apa saja yang bias dilakukan untuk menaikkan effisiensi.
Jika proses penurunan temperatur dan tekanan gas bumi ini dilakukan dengan fjafltuan Joule Thomson Valve, diperoleh penurunan temperatur hanya berkisar 40 ± 50°F.
Akibatnya jika Expander dimafkan dan prctses gas di bypass melalui JT valve, temperatur jadi kurang dingin sehingga banyak propana yang tidak mencair dan terbawa dalam bentuk fase gas.
Dalam tugas akhir ini dibahas mengenai perhitungan termis turboexpander dan Joule Thomson Valve, perbandingan unjuk kerjanya serta effisiensi yang optimum dari turboexpander.

"
1995
S36513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
"Terbatasnya sumber daya minyak bumi dan gas alam dan meningkatnya kebutuhan minyak bumi dan gas alam dalam negeri sebagai bahan bakar dan bahan baku industri serta masih diperlukannya minyak bumi dan gas alam sebagai devisa negaera maka pemanfaatan dan pengelolaan minyak bumi dan gas alam dilaksanakan seefektif dan seefisian mungkin. Untuk mencapai hal tersebut pemodelan industri minyak bumi dan gas alam sangat diperlukan untuk meramalkan perkembangan industri minyak bumi dan gas alam yang pada saat ini menggunakan sistem kontrak bagi hasil (production sharing contracts).

Limited oil and gas resources increased domestic oil and natural gas demand, such as gasoline and industries feedstock commodities and still oil and natural gas function as part of fund resources for national development, so that effeciently and effectively utilization and exacution oil and natural gas are needed. To get this goal, oil and natural gas industries models is very needed to forecast oil and natural gas industries development and to formulate a policy will be used on oil and natural gas industries. The policy that is used today is Production Sharing Contract (SPC)."
Jurnal Teknologi, 1998
JUTE-XII-1-Mar1998-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Holisoh
"Simulasi terhadap ko-produksi yang menggabungkan listrik/kalor, bahan bakar sintetik dan bahan kimia (asam asetat, asetat anhidrid dan asam formiat) dengan bantuan simulator Chemcad V didapat bahwa umpan gas CO2 (802,399 Ton) dan CH4 (375,877 Ton), H2O (186,522 Ton), metanol (461,338 Ton), asam asetat (52,031 Ton), metil asetat (52,031 Ton) menghasilkan beberapa produk, sebagai berikut: DME sebesar 172,813 Ton, bensin sebesar 245,79 Barrel, LPG sebesar 0,062 Ton, asam asetat sebesar 258,225 Ton, asam propionik sebanyak 0,287 Ton, asetat anhidrid sebesar 433,41 Ton, asam formiat sebesar 413,54 Ton, dan metanol sebesar 90,168 Ton. Sedangkan listrik yang dihasilkan dari ko-generasi 870 MW dan kukus 864,47 Ton.
Efisiensi atom C kimiawi koproduksi adalah perbandingan jumlah atom C dalam produk dengan jumlah atom C dalam umpan sebesar 73,91 %. Efisiensi atom C total koproduksi adalah perbandingan jumlah atom C dalam produk terhadap jumlah atom C dalam umpan dan bahan bakar sebesar 68,79 %.
Efisiensi panas kimiawi koproduksi adalah perbandingan jumlah panas dalam produk dengan jumlah panas dalam umpan sebesar 61 % adalah wajar karena komponen umpan terbesar CO2 tidak memiliki nilai LHV, dan juga beberapa produk kimia yang dihasilkan sangat kecil LHV-nya. Sedangkan, efisiensi panas total adalah perbandingan jumlah panas dalam produk dengan jumlah panas dalam produk dan bahan bakar sebesar 26,7%.
Hasil analisa terhadap kasus dasar sebagian besar unit-unit dalam koproduksi layak yaitu; DME, asam asetat, asetat anhidrid, asam formiat, dan kogenerasi. Hanya unit bensin yang kurang menguntungkan.
Dari perhitungan investasi menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 ton produk memerlukan biaya investasi, untuk DME 787 US$, untuk Bensin 792 US$, untuk Asam Asetat 294 US$, untuk Asam Formiat 1.474 US$ dan Listrik 819 US$."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Indah R.L.
"Penggunaan bahan bakar minyak (BBM), seperti bensin, solar, minyak tanah, mengakibatkan peningkatan produksi untuk bahan bakar minyak, sehingga ketersediaan minyak bumi yang ada semakin menipis, selain itu hasil pembakaran pada kendaraan bermotor menghasilkan polusi udara yang menjadi salah satu faktor pemanasan global. Masalah tersebut perlu dipecahkan dengan cara mencari energi alternatif yang lebih bersih dengan nilai oktan tinggi serta ketersediaanya di alam masih banyak yaitu gas alam dengan komposisi utama gas metana (CH4). Sebagai tempat penyimpanan digunakan compressed natural gas (CNG) dengan tabung bertekanan 20 MPa. Adsorbed natural gas (ANG) merupakan solusi untuk mengurangi tekanan dalam tabung sekitar 3,5 - 4 MPa memanfaatkan proses adsorpsi menggunakan karbon aktif. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Dalam penelitian ini, dirancang tabung alat uji adsorpsi metana serta sistem adsorpsi dan desorpsi yang diaplikasikan untuk tabung tersebut.

The consumption of oil fuel, such as gasoline, solar and kerosene demand an increasing production of the oil fuel itself, so its availability are getting decreased every moment. Beside that, the combustion waste in motor vehicle produce air pollution which is one of the main factor in global warming. To overcome this problem, we should find a cleaner alternative energy with a higher octane value and still much available in the nature. One of this alternative energy is a natural gas with the main composition consist of methane (CH4). But to store this compressed natural gas (CNG), a 20 MPa of pressure vessel is needed. Adsorbed natural gas (ANG) is a solution to reduce the pressure in the tube of about 3.5 to 4 MPa by utilizing the process of adsorption using activated carbon. Adsorption is a physical phenomenon that occurs between the molecules of gas or liquid contacted with a solid surface. In this study it will be designed an adsorption and desorption system for methane as well as the pressure vessel used for testing it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Nicolas Immanuel
"Natuna Timur memiliki potensi gas alam sebesar 210 TCF. Akan tetapi, kandungan CO2 yang tinggi (71%) di dalamnya dapat mengakibatkan peningkatan suhu global. Teknologi Carbon Sequestration dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Gas CO2 ditangkap dan disimpan pada reservoir untuk dimanfaatkan salah satunya sebagai Enhancement Oil Recovery. Pada penelitian ini, dilakukan integrasi teknologi CS-EOR pada pembangkit listrik siklus kombinasi dengan metode penangkapan oxy-combustion dan dianalisis secara tekno ekonomi. Analisis teknis dilakukan dengan mensimulasikan model pengembangan menggunakan UniSim Design. Analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung parameter kelayakan ekonomi melalui arus kas.
Dari hasil simulasi, diperoleh efisiensi pembangkit pada pembangkit listrik 25 MW adalah 38,8% dengan emisi spesifik 0,026 ton/MWh. Selain itu, dihasilkan pula peningkatan komposisi CO2 mengakibatkan penurunan efisiensi pembangkit, tetapi meningkatkan efisiensi penangkapan emisi karbon. Demikian juga, diperoleh tambahan energi dari EOR sebesar 7870 MWh. Rencana pengembangan ini layak dilaksanakan secara ekonomi dengan IRR 15,24%, NPV 1,5 milyar US$, dan PP 3,3 tahun.

East Natuna has 210 TCF natural gas potential. However, high CO2 content (71%) can cause global warming. Carbon Sequestration Technology is believed to solve this problem. CO2 is captured and stored into reservoir in order to utilize one of which is Enhancement Oil Recovery. In this paper, technology integration is made between CS-EOR and Natural Gas Combined Cycle to be analysed techno-economically. Technical analysis is done by simulating development model using UniSim Design, while economic analysis is done by calculating economic feasibility parameter from cashflow.
Simulation done shows NGCC with 25 MW capacity has 38,8% electricity efficiency and 0,026 ton/MWh specific emission. Then, by increasing CO2 content in feed will affect to decreasing of electricity efficiency, but increasing capture efficiency. Moreover, it also gets additional energy from EOR for about 7870 MWh. This plan is economically feasible with IRR 15,2%. NPV US$ 1,5 billion,and PP 3,3 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>