Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Current operating systems rely on Received Signal Strength (RSSI) to choose which network to connect. RSSI however is not a good measure of actual network performance and requires the interfaces to be turned on, which can significantly drain the battery of the mobile node. This work revisits how network discovery is performed in a multi-radio, mobile environment. The current method of basing decisions on physical-layer characteristics cannot adequately capture network
service parameters. Going beyond radio properties allows users to make better choices as to which is the "best" network and Point of Attachment to connect to. In this work we extend MOBIX, a system for managing MOBility using Information eXchange, which allows nodes to exchange information in a peer-to-peer manner in addition to leveraging on a centralized server. We performed simulations to study the perfonnance of MOBIX with and without the map server and show that our enhanced system strikes a balance of providing a scalable, updated network
performance information in densely populated areas and relying on a network server in less urbanized areas with lower number of nodes."
AEJ 5:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Farhan Fauzi
"Mobile IPv6 merupakan teknologi jaringan komputer yang dapat memberikan suatu kemudahan mobilitas kepada pengguna untuk berpindah dari suatu jaringan ke jaringan lainnya dengan tetap mempertahankan koneksi. Empat buah skenario dengan satu buah serangan, yaitu Denial of Service dirancang dan diimplementasikan untuk dilakukan pengukuran dan mengetahui kualitas Video Streaming serta performa kemanan jaringan Mobile IPv6. Parameter QoS yang digunakan adalah Throughput, Delay, dan Packet Loss. Sedangkan parameter video streaming yang digunakan adalah Bit Rate dan Frame Rate.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa semua parameter QoS pada saat dilakukan serangan maupun saat terjadinya perpindahan jaringan mobile node dari home network ke foreign network mengalami penurunan kualitas, jika dibandingkan dengan ketika belum terjadi serangan dan ketika mobile node masih berada pada home network. Besar Packet Loss mencapai 22.35%, penurunan Throughput mencapai 90.70% dan Delay meningkat sampai 61.09%. Hal serupapun terjadi pada parameter Video Streaming, bit rate menurun sampai 42.23%. Hasil tersebut terjadi ketika jaringan diserangan dengan Denial of Service sebesar 1800kb dan jumlah thread sebesar 12.

Mobile IPv6 is a computer network technology which allow users to easily move from one network to another without terminating the connection. Four scenarios and one attack, which is Denial of Service, are designed and implemented to measure the quality of video streaming and the performance of mobile IPv6's network security. QoS indicator that used in this paper is delay, throughput, and Packet Loss. Meanwhile, bit rate and frame rate are used as video streaming indicator.
Result shows that all QoS indicator encounter a decreasing quality when an attack is being implemented and the mobile node network is being moved from home network to foreign network. The packet loss reaches 22.35%, throughput decreases for 90.70%, and the delay increases for 61.09%. The same results also found in video streaming indicator, the decresion in bit rate is 42.23%. The result occur when the network is attacked by Denial of Service as much as 1800kb and the amount of thread is 12.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberi kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Tingkat mobilitas dan efisiensi yang tinggi menjadikan jaringan ini rentan terhadap ancaman keamanan. Salah satu ancaman keamanan yang sedang populer saat ini adalah Denial of Service (DoS). Empat Skenario akan diimplementasikan untuk mengetahui bagaimana perubahan QoS jaringan Mobile IPv6 ketika diserang dengan menggunakan DoS. Aplikasi yang digunakan dalam pengujian adalah VoIP. QoS yang diukur dalam skenario adalah delay dan Throughput.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa terjadi peningkatan delay sebesar 830,658% pada saat mobile node berada di home network dan 1341,973% ketika mobile node berada di foreign network. Dari hasil pengukuran juga diketahui bahwa terjadi penurunan Throughput 45,076% ketika mobile node berada di home network dan 68,748% ketika mobile node berada di foreign network.

Mobile IPv6 is a network that can provide easy access to the user in making transition from one to another network. High level mobility and efficiency make this network is susceptible to attacked. One of the famous security threat in the networking is Denial of Service (DoS). Four scenario will be implemented to determine how the QoS of Mobile IPv6 network changed. Application that used in the testing is VoIP. QoS parameter measured in the scenario are Throughput and delay.
The result is, delay had increased 830,658% when mobile node in home network and 1341,973% when mobile node move to foreign network. From the result shows the Throughput had been decreased. Throughput decreased 45,076% when mobile node in home network and 68,748% when mobile node moved to foreign network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ronald
"Internet Protocol Television (IPTV) merupakan suatu layanan multimedia seperti TV, video, audio, text, grafik, dan data yang dikirim melalui jaringan berbasis Internet Protocol (IP) yang membutuhkan suatu level quality of service (QoS). Internet Protocol Multimedia Subystem yang dikenal dengan IMS adalah suatu teknologi dimana layanan komunikasi multimedia multi akses pada jaringan IP dengan memberikan suatu Jaminan QoS. Dengan layanan IPTV melalui IMS diharapkan layanan IPTV dapat diakses dari jaringan akses yang berbeda. Dari hasil testbed IPTV melalui IMS, pelanggan yang melakukan roaming di visited network pada jaringan wireless ketika putus dari jaringan dan mendapatkan sinyal kembali tidak perlu melakukan register ulang. Dan dari hasil pengukuran semakin tinggi video bit rate dari server IPTV, throughput semakin tinggi sedangkan delay dan jitter semakin menurun. Nilai dari delay lebih kecil dari 32 ms dan jitter lebih kecil dari 20 ms, masih dalam range spesifikasi standard ITU-T Y.1541.

Internet Protocol Television (IPTV) is multimedia services such as TV, video, audio, text, graphics, and data that sent through the network based Internet Protocol (IP), which requires a level of quality of service (QoS). Internet Protocol Multimedia Subsystem known as IMS is a technology where multi-access multimedia communication services on IP networks by providing a QoS guarantee. With IMS based IPTV service is expected to be accessible from different access networks. From the results of testbed IMS based IPTV, user who is roaming in the visited network on wireless networks when disconnected from the network and get the signal back do not need to register again. And from the result of measurement the higher video bit rate of the server IPTV, the higher throughput while the lower delay and jitter. The value of delay is below 32 ms and jitter is below 20ms, still in range specification standard ITU-T Y.1541."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wafir
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membuat jaringan Mobile Internet Protokol version 6 (MIPv6) dan Tunneling 6to4 untuk melewatkan Jaringan MIPv6 melewati Mobile Internet Protocol vesion 4 (MIPv4). Dan menerapkan aplikasi Secure File Transfer Protokol (SFTP) pada kedua konfigurasi jaringan. Proses pengambilan data menggunakan jaringan local sederhana. Dalam pengujian digunakan sebuah laptop diterapkan sebagai mobile node serta 6 unit PC sebagai router MIPv6 dan tunnel dual stack. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengupload dan download file yang ukurannya berbedabeda dari mobile node ke home agent dengan perpindahan access point yang berpindah-pindah selama upload¬download.
Parameter uji coba yang dibandingkan adalah transfer time, throughput, dan delay. Konfigurasi MIPv6 memiliki nilai transfer time, throughput, dan delay yang lebih baik dari konfigurasi MIPv6 tunneling 6to4. Untuk jaringan yang menggunakan MIPv6 secara presentasi memiliki nilai transfer time ratarata lebih kecil pada saat upload 12% sampai 29% dan saat download 31% sampai 41% dari konfigurasi jaringan MIPv6 tunneling 6to4.
Konfigurasi MIPv6 memiliki nilai throughput lebih besar pada saat upload 12% sampai 36% dan pada saat download 31% sampai 41% dibanding konfigurasi MIPv6 tunneling 6to4. Untuk delay dari konfigurasi MIPv6 lebih kecil pada saat upload 12% sampai 38% dan pada saat download 17% sampai 41% dibanding MIPv6 tunneling 6to4. Perbedaan waktu hand over dipengaruhi perangkat access point."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Thiotrisno
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Quality of Service di jaringan IMS. IMS memiliki mekanisme Quality of Service yang dapat menjamin layanan IMS untuk beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi Quality of Service dilakukan dengan memodelkan suatu jaringan IMS yang memberikan prioritas paket terhadap aplikasi VoIP dibanding VoD dengan menggunakan open source router.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan program Wireshark untuk mengamati parameter Quality of Service seperti delay, jitter, dan packet loss. Setelah dilakukan implementasi Quality of Service, parameter-parameter QoS aplikasi VoD menunjukkan peningkatan delay sebesar 42 ms, jitter sebesar 47 ms, dan packet loss 39 % dibandingkan tidak dilakukan implementasi QoS untuk bandwidth 384 kbps. Aplikasi VoIP menunjukkan penurunan delay 42 ms, jitter 75 ms, dan packet loss 5% untuk bandwidth 16 kbps ketika dilakukan implementasi QoS dibandingkan dengan tidak adanya QoS di jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi QoS di jaringan IMS telah berjalan sesuai teori.
Selain itu, dilakukan sebuah percobaan tambahan yang mengvariasikan durasi gangguan dari VoIP terhadap VoD. Hasil yang diperoleh menunjukkan performa VoD yang terpengaruh oleh variabel durasi gangguan sedangkan performa VoIP tidak terganggu oleh gangguan dari VoD baik dengan variasi durasi 45 detik dan 2 menit dimana delay VoIP bernilai tetap di angka 20 ms.

This thesis described the implementation of Quality of Service in IMS network. IMS has Quality of Service mechanism which can guarantee the IMS services to operate as expected. Quality of Service is implemented by modeling an IMS network that gives packet priority VoIP application better than VoD with open source routers.
Data of this experiment was taken using Wireshark program to analyze Quality of Service parameters such as delay, jitter and packet loss. After impelementing Quality of Service, VoD's QoS parameters increase 42 ms in delay, 47 ms in jitter, and 39 % in packet loss compare with no QoS implementation for 384 kbps bandwidth usage. VoIP application show decreasing trend, 42 ms in delay, 75 ms in jitter, and 5 % in packet loss compare with no QoS implementation for 16 kbps bandwidth usage. It shows that the implementation of QoS in IMS network has suited with the theory.
Besides, there's an additional experiment with VoIP interruption duration variable. The results of this experiment show that VoD is affected by this duration variable while VoIP is not affected by this durational variable, VoIP delay is constant at 20 ms delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Daniel Martua Helya
"Seiring dengan tuntutan akan akses internet secara realtime dan juga perkembangan teknologi nirkabel, teknologi MIPv6 menjadi teknologi yang cukup diminati untuk dikembangkan lebih lanjut. Teknologi MIPv6 yang mampu menangani user dengan mobile device-nya untuk berpindah dan berkomunikasi antar jaringan yang berbeda dengan tetap memelihara kelangsungan hubungan komunikasi ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan MIPv4.
Pada skripsi ini, akan disimulasikan jaringan MIPv6 route optimization enable untuk menganalisa pengaruh Router Advertise Interval pada performa jaringan MIPV6. Parameter yang diamati adalah hasil delay dan throughput.
Hasil dari skripsi ini, dapat dilihat bahwa router advertise interval mempunyai pengaruh besar dalam performa jaringan MIPv6. Hasil terbaik didapatkan dari hasil skenario 3d dimana hasil simulasi menunjukkan peningkatan throughput sebesar 69% atau 3201 bits/detik dan penurunan delay sebesar 32% atau 0.0010 detik ketika konfigurasi router advertise interval diperkecil 75%.

Along with the demand for a realtime Internet access and also the development of wireless technology, MIPv6 technology becomes quite attractive technology for further development. MIPv6 technology which is able to serve users with its mobile devices to move and communicate between different networks while still maintaining continuity of communication has advantages than MIPv4.
In this paper, a MIPv6 network with route optimization enable will be simulated to analyze the effect of the Router Advertise Interval to MIPv6 network performance. Parameters observed are delay and throughput.
The results of this skripsi, show that the router advertise interval has a major effect on MIPv6 networks performance. The best results obtained from scenario 3d where the simulation results showed a 69% increase in throughput or 3201 bits / second and decreases delay by 32% or 0.0010 seconds when the configuration of router advertise interval is reduced 75%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utama Prillianto Putra
"ABSTRAK
Address Resolution Protocol (ARP) mempunyai sejarah panjang akan
kelemahannya terhadap spoofing attack dikarenakan sifat statelessness nya dan
kurangnya mekanisme autentikasi untuk memverifikasi dari pengirim paketnya.
ARP spoofing terkadang merupakan titik awal untuk terbentuknya serangan LAN
yang lebih canggih seperti denial of service, man in the middle and session
hijacking. Metode deteksi saat ini menggunakan pendekatan pasif, memantau trafik
ARP dan mencari inkonsistensi didalam Ethernet ke alamat IP yg ter mapping.
Kelemahan utama dari pendekatan pasif ini adalah jeda waktu antara mempelajari
dan mendeteksi serangan spoofing. Ini kadang-kadang menyebabkan serangan
yang ditemukan sudah terlanjur lama berjalan setelah serangan itu direncanakan.
Dalam tulisan ini, teknik aktif untuk mendeteksi ARP spoofing di arsitektur SDN
untuk protocol IPv4 dan IPv6 dianalisis. Permintaan ARP dan TCP SYN paket
dikirimkan ke jaringan untuk menyelidiki inkonsistensi pada jaringan tersebut.
Teknik ini lebih cepat, cerdas, terukur dan lebih handal dalam mendeteksi serangan
daripada metode pasif. Hal ini juga dapat mendeteksi tambahan pemetaan nyata
MAC ke alamat IP untuk tingkat akurasi yang adil dalam hal serangan yang
sebenarnya. Saat serangan DOS dengan paket ARP yang tidak berbahaya atau
normal, kontroler menggunakan port monitor untuk mencegah beban apapun.
Hasilnya cukup mengesankan menunjukkan hasil minimal atau tidak ada overhead
pada controller sama sekali. Arsitektur SDN menghasilkan bandwidth lebih bagus
dari pada jaringan tradisional. Ini dikarenakan utilisasi bandwidth dari SDN lebih
baik daripada jaringan tradisional. Performansi SDN lebih bagus 7,2% dari pada
jaringan tradisional. Begitu juga untuk untuk IPv6 performansi SDN lebih bagus
8,1% dari pada jaringan tradisional.

ABSTRACT
The Address Resolution Protocol (ARP) due to its statelessness and lack of an
authentication mechanism for verifying the identity of the sender has a long history
of being prone to spoofing attacks. ARP spoofing is sometimes the starting point
for more sophisticated LAN attacks like denial of service, man in the middle and
session hijacking. The current methods of detection use a passive approach,
monitoring the ARP traffic and looking for inconsistencies in the Ethernet to IP
address mapping. The main drawback of the passive approach is the time lag
between learning and detecting spoofing. This sometimes leads to the attack being
discovered long after it has been orchestrated. In this paper, we analyze active
technique to detect ARP spoofing in SDN architecture for IPv4 and IPv6 protocol.
We inject ARP request and TCP SYN packets into the network to probe for
inconsistencies. This technique is faster, intelligent, scalable and more reliable in
detecting attacks than the passive methods. It can also additionally detect the real
mapping of MAC to IP addresses to a fair degree of accuracy in the event of an
actual attack. When DOS attack with ARP packets that are not harmful or normal
are produced, the controller uses a monitor port to prevent any burden to the
controller server. The result is quite impressive show results minimal or no
overhead on the controller altogether. SDN architecture produces better bandwidth
than traditional networks. This is because the bandwidth utilization of SDN better
than traditional network. SDN performance 7.2% better than in traditional
networks. Likewise for SDN to IPv6 performance 8.1% better than in traditional
networks.Keywords: Man in the middle, ARP, Spoofing, IPv4, Ipv6, SDN"
2016
T45656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Asikin Ardiyanto
"ABSTRAK
Sistem penomoran konvensional pada jaringan telepon PSTN maupun seluler menuntut perubahan nomor telepon yang digunakan pelanggan pada saat pelanggan tersebut berpindah tempat tinggal/memindahkan lokasi kegiatan bisnisnya, berpindah dari satu penyelenggara layanan telepon ke pcnyelenggara lain atau memutuskan untuk mengganti layanan telekomunikasi misalnya dari layanan analog ke layanan digital.
Number portability memungkinkan pelanggan untuk tetap dapat menggunakan nomor telepon yang telah digunakannya. Dalam layanan location number portability, meskipun pelanggan berpindah tempat tinggal/mernindahkan lokasi bisnisnya ke tempat lain. nomor lama masih dapat digunakan oleh pelanggan. Location Number portability merupakan salah satu upaya operator jaringan untuk meningkalkan pelavanan kepada pelanggan, dimana pelanggan dapat berpindah lokasi tanpa resiko perubahan nomor telepon.
Penerapan IN menjadi salah satu solusi pengimplcmcntasian number portability pada jaringan telekomunikasi. Dengan konsep sentralisasi database dan kesedcrhanaan manajemen jaringan, penerapan IN memiliki nilai lebih untuk diterapkan sebagai pcndukung number portability.

"
2000
S39781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Namun, jaringan Mobile IPv6 memiliki handover latency yang cukup tinggi yang membuat ketika mobile node melakukan handover, terjadi penurunan kinerja dari jaringan. Jaringan Proxy Mobile IPv6 merupakan pengembangan dari jaringan Mobile IPv6 dimana sifatnya adalah berbasis jaringan, dimana mampu mengurangi besar handover latency.
Dua buah skenario diimplementasikan pada masing-masing jaringan untuk mengetahui QoS dari jaringan Mobile IPv6 dan jaringan Proxy Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video Streaming. Besar packet loss mencapai 20,340% pada skenario 2 jaringan Mobile IPv6. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa untuk masingmasing parameter, jaringan Proxy Mobile IPv6 lebih stabil daripada jaringan Mobile IPv6. Selain itu, nilai dari packet loss pada Proxy Mobile IPv6 jauh lebih kecil daripada jaringan Mobile IPv6.

Mobile IPv6 network is a network that can provide ease of access to the user in performing the displacement of a network to another. This is due to the support movement of mobile nodes from the access point a to point other access. However, Mobile IPv6 networks have the handover latency is high enough to make when the mobile node handover, a decline in the performance of the network. Proxy Mobile IPv6 network is an extension of Mobile IPv6 networks where nature is network based, which is able to reduce the large handover latency.
Two scenarios are implemented on each network to determine the QoS of Mobile IPv6 network and Proxy Mobile IPv6 network. QoS parameters to measure are throughput, delay and packet loss. Applications that measured is Video Streaming. Packet loss reaches 20.340% in scenario 2 Mobile IPv6 network. From the measurement results is known that for each of the parameters, the Proxy Mobile IPv6 network is more stable than the Mobile IPv6 networks. In addition, the value of packet loss on Proxy Mobile IPv6 is much smaller than the Mobile IPv6 networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>