Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Regional language spoken in the archipelago according to the national
language policy serves as one of the elements of national culture and
protected by the state. One of the local languages in Indonesia is the
language of Minangkabau. The paper focuses on two issues: 1) how the
realization of the original segment morphemes Minangkabau language?,
2) how the processes and phonological rules Minangkabau language?
Phonemic, Minangkabau language has five vowels segments, namely/a, i, u, e,
o/. However, phonetic, Minangkabau language has nine vowels because vowels/
a, i, u, e, and 0/ experience the relaxation process each has allophones [I, U, 3, .9].
In phonemic consonant number of Minangkabau origin amounted to 18
pieces /p, b, t, d, c, j, k, g, r, I, s, h, m, n, n, 71,, w, y /, but phonetically
Minangkabau language has 19 consonants sound, example; p,
b, t, a’, c, j. k, g, r, l, s, h, in, n, n, 172, P, w, y /. Thus, the number of
segments in the Minangkabau language vowels and consonants both
phonemically is 23 pieces, while as many as 28 segments phonetically.
To explain the changes that occur from the realization of phonemic to phonetic,
phonology rules would require eight. Eighth phonology rules include : (1) vocal
loosening rules, (2) rule ”pelesapan" consonant / h /, (3) rules "pelesapan"
resonant sounds / p, t, k, s, c /, (4) additional rules semivokal / w / and / y /,
(5) the addition rule consonants / l /, (6) the addition rule consonants / r /, (7)
changes in the rules of the consonant/ h /, and (8) rule changes kosonan / k/"
WAE 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Febria Rizki
"Skripsi ini membahas variasi fonetis dan persebaran bahasa Minangkabau di Kecamatan Payakumbuh Timur. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap informan di setiap titik pengamatan. Pengolahan data dibuat dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penghitungan dialektometri dan penghimpunan berkas isoglos. Daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh, medan makna kekerabatan, dan medan makna sapaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Payakumbuh Timur memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Minangkabau. Saat ini bahasa Minangkabau masih menjadi bahasa utama di Kecamatan Payakumbuh Timur.

This research giving description about phonetic variation Minangkabau language in Payakumbuh Timur district. Data taken with interview method from informant in all research location. Making data process from dialectometri and isogloss file. Question list using basic Swadesh vocabulary, relatives vocabulary, and greetings. From the this research describe about in Payakumbuh Timur districts having same languanges, Minangkabau language. From this time, Minangkabau language still to be language majority in Payakumbuh Timur districts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna Jaya
"Skripsi ini mencoba menjelaskan mengenai variasi fonologis dan leksikal bahasa Minangkabau di Kota Padang melalui kajian dialektologi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode pupuan lapangan, yaitu dengan mendatangi informan dan merekamnya. Selain itu, dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melalukan penghitungan dialektometri, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan peta dan temuan-temuan yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan 22 titik pengamatan yang dipilih sebanyak dua kelurahan di tiap-tiap kecamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada satu bahasa di Kota Padang dengan satu titik pengamatan yang mempunyai kekhasan secara fonologis.

This thesis tries to explain the phonological and lexical variations of the Minangkabau language in Padang City through the study of dialectology. This research is a field research using field pupil method, that is by going to the informant and recording it. In addition, in data processing, this research uses quantitative and qualitative methods. Quantitative methods are used to pass dialectometric calculations, while qualitative methods are used to explain the maps and findings obtained. This research was conducted in Padang City with 22 points of observation selected by two sub districts in each sub district. The results of this study indicate that there is only one language in Padang City with a single point of observation that has a phonological uniqueness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flassy, Don A.L.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
499.221 1 DON f (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.225 FON (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas, 2001
499.221 FON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsir Arifin
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.224 4 SYA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
499.221 1 FON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 FON (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika saja mendapat tugas ini segera saja menginsjafi dua matjam kesukaran, pertama membatasi tugas jang dapat dilakukan dengan luas dan pandjang-lebar ini ialah fonologi dan morfologi dari suatu bahasa, kedua ialah kesukaran karena bahasa Banjar bukanlah bahasa-ibu saja. Kedua kesukaran ini saja atasi dengan meniatkan bahwa sifat skripsi ini adalah sebagai suatu _extended closed corpus_, djadi skripsi ini dapat diperluas dan disempurnakan oleh seseorang jang mempunjai bahasa Banjar sebagai bahasa-ibu dan jang mempunjai tjukup kesempatan untuk memeriksa dan membabarkan setjara ilmiah fonologi dan morfologi bahasa ibunja. Seperti akan terlihat dibawah nanti saja sedikit-banjak membandingkan system fonem dialek2 bahasa Banjar. Saja terpaksa melakukan hal ini karena eratnja dialek2 ini. Kalau dipandang dalam rangka jang lebih luas, bahasa Banjar adalah suatu dialek bahasa Melaju sehingga dialek2 bahasa Banjar dapat disebut sub-dialek2 bahasa Melaju. Tetapi untuk keperluan skripsi ini kita akan menjebut bahasa ini bahasa Bandjar dan bukan dialek Bandjar dari bahasa Melaju. Hal ini saja lakukan karena bahasa Bandjar adalah pendukung suatu Kebudajaan jang oleh anggauta2-nja tidak dirasakan sebagai sebagian dari Kebudajaan Melaju. Djuga saudara Saleh Saad, jang saja pandang sebagai informan utama, selalu menjebut bahasa ini bahasa Bandjar dan bukan dialek Bandjar dari bahasa Melaju. Tindakan saja untuk sekedar membandingkan system fonem dialek2 Bandjar kiranja dapat djuga diperkuat oleh alasan_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S10870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>