Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benyamin F. Intan
"After man has sinned, violence cannot be separated from human life. As Christianity comes into contact with violence, it generates a theory of just-war in responding against injustice. The applications of just-war theory are not only limited to Christian circle, but has reached wider groups. Just-war has become a guidance for non-Christian philosophers and politicians to fight oppressors and to uphold justice. This paper describes the idea of just-war in Christian tradition, firstly by exploring the legitimacy of war in the light of the Word of God, and secondly by comparing it to the holy war in the context of the Old Testament. To better understand the views of the church leaders about just- war this paper will also discuss the criticisms against the theory. The author believes that the presence of just-war theory is crucial in the midst of this sinful world."
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2014
SODE 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shindunata, Gabriel Possenti
Jakarta: Gramedia, 2006
158.1 SHI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Albertus Christian Dwi Jayanto
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami hubungan antara religiusitas dan agresi pada outgroup dalam konteks Indonesia. Agresi pada penelitian ini dapat didefinisikan sebagai sebuah perilaku apapun yang bertujuan untuk melukai orang lain Buss Perry, 1992 . Dalam penelitian ini penulis juga mengajukan variabel berpikir kritis sebagai sebuah variabel yang mampu menurunkan tingkat agresi yang dimiliki individu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur CRS-15 Huber Huber, 2012 , alat ukur Disposisi pada Berpikir Kritis Lubis, Zhafira, Damayanti, Ghesica, Hamid, 2015 , dan alat ukur Agresi pada Outgroup yang dikonstruksikan sendiri oleh penulis. Partisipan penelitian ini adalah 267 individu yang berusia 20 sampai 30 tahun, dan berdomisili di daerah Jabodetabek. Pengolahan data menggunakan process makro Hayes, 2013 dengan analisis moderasi, dari analisis tersebut diketahui bahwa tidak terdapat efek moderasi dari disposisi pada berpikir kritis pada hubungan antara religiusitas dan agresi pada outgroup. Berdasarkan analisis korelasi antar variabel, ditemukan bukti bahwa religiusitas dan agresi pada outgroup memiliki hububungan, dan hubungan ini bersifat negatif.

ABSTRACT
The goal of this study is to understand the relationship between religiousity and outgroup aggression in Indonesian context. The term aggression in this study is defined as any behavior that intentionally done to hurt other people Buss Perry, 1992 . In this study, writer proposed that disposition towards critical thinking as a variable that can diminish aggression in an individual. Instruments that were use in the study are CRS 15 Huber Huber, 2012 with reliability index Cronbach 0.900, Disposition Towards Critical Thinking measurement Lubis, Zhafira, Damayanti, Ghesica, Hamid, 2015 with reliability index Cronbach 0.679, and Outgroup Aggression measurement constructed by the writer with reliability index Cronbach 0.806. Participant of this study were 267 people that are between 20 until 30 years old, and lived around Jabodetabek. This study use Macro Process Hayes, 2013 to examine moderation analysis. Based on the analysis that were done, it resulted that disposition towards critical thinking have no moderation effect on the relationship between religiousity and outgroup aggression t 267 0.0509, p 0.05 . Evidence found from the result of variable correlation shows that religiousity and intergroup aggression have a negative relationship."
2017
S67366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Nurhajati
"Kekerasan demi kekerasan atas nama agama makin sering terjadi di Indonesia, terutama dilakukan oleh kelompok Islam garis keras dan radikal.Nilai kemanusiaan dan demokrasi pun seolah diterabas dengan bebasnya, padahal selama ini masyarakat Indonesia selalu berbangga diri sebagai negara demokratis dengan jumlah penduduk sangat besar.
Pergulatan atas nama agama yang dipertentangan dengan nilai-nilai demokrasi kemudian pun menghadirkan sebuah permasalahan tersendiri yakni: bagaimana wacana demokrasi dalam public sphere komunikasi politik di organisasi Islam di Indonesia? Bagaimana menjelaskan kemungkinan adanya nilai-nilai demokrasi dalam masing-masing organisasi Islam di Indonesia, dengan konsep, pemikiran, dan bahasa yang digunakan oleh masing-masing organisasi Islam tersebut.
Habermas mengatakan bahwa dengan komunikasi yang emansipatoris maka komunikasiyang ideal akan tercapai. Tindakan komunikatif, yakni saling berdiskusi, memberi keyakinan dengan bebas tanpa tekanan dari pihak manapun, tanpa ada pemaksaan kehendak, dan tanpa kekerasan, akan menciptakan ruang publik (public sphere) yang kondusif, sebagai cikal bakal dari demokrasi yang memiliki kandungan nilai otonomi dan kebebasan. Hal ini seharusnya berlaku di Indonesia, namun yang yang terjadi sebaliknya, masih banyak kekerasan atas nama ideologi dan agama, di negara yang dianggap sudah demokratis ini.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma kritis konstruktifis, dengan teknik wawancara mendalam pada beberapa informan yang mewakili organisasi-organisasi Islam di Indonesia, seperti NU, Muhammadiyah, HTI dan FPI. Penelitian ini pada akhirnya menunjukkan degradasi keragaman wacana demokrasi yang ada ada di berbagai kelompok Islam di Indonesia. Meskipun wacana demokrasi sudah sangat berkembang di berbagai organisasi Islam tersebut, namun public sphere komunikasi politik yang sudah mulai dibangun dan diharapkan berjalan oleh berbagai organisasi tersebut tidak sepenuhnya berhasil.

Violence in the name of religion increasingly frequent in Indonesia, mainly carried out by Islamic hardliners and radical. The humanity values and democracy was passed freely, although the people of Indonesia has always pride itself as a democratic state with a very large number of people.
Struggling comparasion in the name of religion with democratic values, which brings its own problems: how democratic discourse in the public sphere of political communication in the organization of Islam in Indonesia? How to explain the possibility of democratic values within each Islamic organization in Indonesia.
Habermas says that emancipatory communication could be achied of ideal communication. Communicative action, namely mutual discussions, give faith freely without pressure from any party, without any coercion of the will, and without violence, would create a public space (public sphere) are conducive, as a forerunner of democracy that contains the value of autonomy and freedom.
This study used a qualitative method with the critical constructivism paradigm, with in-depth interview technique on several informants who represent Islamic organizations in Indonesia, such as NU, Muhammadiyah, HTI and FPI. This study shows the diversity of democratic discourse in the various Islamic groups in Indonesia. Although the discourse of democracy is highly developed, but the public sphere of political communication that has begun to be built and are expected to run by various Islamic organizations, not entirely successful."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1907
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langford, Joseph
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010
271.97 LAN it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Juergensmeyer, Mark
Berkeley: University of California, 2000
291.178 JUE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
George Alvino Putra Saddam
"Fenomena kekerasan dengan dalih agama, seperti penyerangan pada kelompok agama tertentu hingga perusakan rumah ibadah masih menjadi salah satu masalah sosial yang belum terselesaikan di bangsa ini. Muluk, dkk. (2013) pun menggunakan istilah kekerasan suci dalam menyebut kekerasan dengan dalih agama. Berdasarkan beberapa studi sebelumnya diketahui bahwa persepsi ketidakadilan pada Islam menjadi faktor penting kekerasan suci, sedangkan keyakinan akan jihad kekerasan menjadi justifikasi kekerasan suci. Berangkat dari pemahaman tersebut, peneliti berargumen keyakinan akan jihad kekerasan berperan sebagai moderator pengaruh persepsi ketidakadilan pada Islam terhadap keinginan melakukan kekerasan suci.
Penelitian dilakukan kepada 103 partisipan yang mengikuti kelompok keislaman kampus Universitas Indonesia dan diuji dengan hierarchial multiple regression. Penelitian menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya persepsi ketidakadilan pada Islam akan menyebabkan keinginan untuk melakukan kekerasan suci pada orang yang mempunyai keyakinan akan jihad kekerasan yang tinggi, sebaliknya pada orang dengan keyakinan akan jihad kekerasan rendah berpengaruh terhadap menurunnya keinginan untuk melakukan kekerasan suci.

Indonesia is still struggling from religion-based social problems, namely attacks on particular religious groups as a form of a phenomenon known as sacred violance, a term coined by Muluk et al. (2013). In Indonesia, the phenomenon mostly attributed to Muslims and the jihad movement. According to past researches, it is known that perception of unfairness to Islam becomes a deciding factor to the sacred violance, while belief in violent jihad justifies it. From this point of view, this study propose that belief in violent jihad play a moderating role in the influence of perception of unfairness to Islam one's will to engage in a sacred violence.
This study is participated by 103 students who are an active member of any Islam affiliations in Universitas Indonesia. The data is tested by hierarchial multiple regression. In this study, I found that perception of unfairness to Islam influences one's will to engage in a sacred violence act only in those who scored high in belief in violent jihad measures.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>