Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bahan koagulan yang diperlukan untuk mengendapkan partikel koloid dalam proses pra pengolahan kimiawi sebelum air disaring jumlahnya tertentu dan disebut dosis optimum. Dalam proses kontak-flokulasi filtrasi, penambahan bahan koagulan dilakukan melalui inlet saringan sehingga proses koagulasi, flokulasi dan filtrasi berlangsung dalam bak saringan yang bersangkutan. Percobaan penjernihan air dengan sistem kontak-flokulasi filtrasi dilakukan dengan penambahan dosis koagulan yang jumlahnya bervariasi. Kelakuan saringan dievaluasi terhadap perubahan kualitas air yang ditinjau berdasarkan parameter Ph, DHL, warn, bau, kekeruhan, dan kandungan besi. Penambahan koagulan dengan dosis yang bervariasi dengan kisaran antara ½ dengan 2 kali dosis optimum tidak menunjukkan perubahan hasil yang begitu besar dalam peningkatan kualitas airnya ditinjau dari parameter warna, bau, kekeruhan, dan kandungan besi. Pemberian dosis koagulan yang melebihi dosis optimum meningkatkan ph air dan memperpendek operasi saringan. Semakin besar dosis koagulan yang diberikan, peningkatan DHL semakin besar pula."
MTUGM 2:13 (1991)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nayasza Atikah Mangkuprawira
"Air Danau Kenanga merupakan salah satu sumber yang dapat diolah untuk memenuhi tingginya kebutuhan air higiene dan sanitasi seiring dengan berkembangnya populasi masyarakat di Indonesia. Metode pengolahan yang digunakan adalah hybrid ozonation-coagulation (HOC) menggunakan koagulan poly aluminium chloride (PAC). Metode gabungan ini dipilih karena keterbaruannya dan memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Pada penelitian ini, variasi yang digunakan adalah pH (6,7,8) dan dosis koagulan (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). Parameter yang ditinjau terdiri dari perubahan pH, penyisihan logam berat, perubahan TDS, penyisihan kekeruhan dan perubahan total koliform. Hasil terbaik yang diperoleh pada metode gabungan adalah pH 7 dengan dosis koagulan PAC 100 ppm yang dapat memenuhi seluruh nilai pada standar baku mutu air higiene dan sanitasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023. Nilai-nilai yang didapatkan di tiap parameter adalah 6,79 untuk pH, 111 mg/L untuk TDS, 0,015 mg/L untuk Fe, 0,1 mg/L untuk Mn, 0 NTU untuk kekeruhan, dan 0 CFU/100 mL untuk total koliform. Sedangkan di metode konvensional (koagulasi-flokulasi dan ozonasi), tidak seluruh parameter memenuhi standar baku mutu yang ditentukan.

Kenanga Lake’s water is one of the sources that can be treated to meet the high demand for hygiene and sanitation water along with the growing population in Indonesia. The treatment method used is hybrid ozonation-coagulation (HOC) using poly aluminum chloride (PAC) coagulant. This combined method was chosen because of its novelty and has higher effectiveness compared to conventional methods. In this study, the variations used were pH (6,7,8) and coagulant dosage (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). The parameters reviewed consisted of changes in pH, heavy metal removal, changes in TDS, turbidity removal and changes in total coliform. The best result obtained in the combined method is pH 7 with a coagulant dose of 100 ppm PAC which can meet all values in the hygiene and sanitation water quality standards according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 2 of 2023. The values obtained in each parameter are 6.79 for pH, 111 mg/L for TDS, 0.015 mg/L for Fe, 0.1 mg/L for Mn, 0 NTU for turbidity, and 0 CFU/100 mL for total coliform. While in the conventional method (coagulation-flocculation and ozonation), not all parameters meet the specified quality standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, William Yehezekiel Munaldi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyisihan Cryptosporidium serta indikator keberadaannya di air E.coli dan kekeruhan, mengevaluasi desain, dan mengevaluasi operasional unit pengolahan IPA PQR. Sampel pada penelitian ini berasal dari air baku, outlet Unit Prasedimentasi, Unit Pulsator, dan Unit Filtrasi. Tingkat penyisihan Cryptosporodium dan E. Coli dihitung dengan menggunakan metode LVR sedangkan tingkat penyisihan Kekeruhan dengan membandingkan kekeruhan inlet dan outlet unit. Analisa Cryptosporidium mengacu pada metode EPA 1623, pengukuran kekeruhan air menggunakan spektofotometri portabel, dan Analisa E. Coli mengacu pada metode EPA 1604.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat penyisihan Cryptosporidium Unit Prasedimentasi sebesar 0,30 log10; Unit Pulsator 2,57 log10 Unit Filter tidak dapat dihitung Air baku hingga outlet filter sebesar IPA 2,57 log10. Tingkat penyisihan Kekeruhan Unit Prasedimentasi adalah 21,75 ; Unit Pulsator 96,96 ; Unit Filter 87,92. Tingkat penyisihan E. Coli Unit Prasedimentasi adalah 0,58 log10; Unit Pulsator 1,24 log10; Unit Filter 2,20 log10. Berdasarkan hasil evaluasi desain dan operasional unit yang sudah sesuai dengan kriteria desain dan standar operasional hanya Unit Prasedimentasi. Dengan kondisi pengoperasian dan mempertahankan desain yang ada saat ini, IPA PQR dapat menyisihkan Cryptosporidium dengan sempurna.

This researche objective was to determine the level of Cryptosporidium removal as well as its presence indicators in water E.coli and turbidity, to evaluate the design, and to evaluate the operation of the PQR IPA processing unit. The sample in this study was from raw water, Predimentation Unit outlet, Pulsator Unit outlet, and Filtration Unit outlet. Cryptosporodium and E. Coli removal rates were calculated using the LVR method while the Turbidity removal rate by comparing turbidity inlets and unit outlets. The Cryptosporidium analysis refers to the EPA 1623 method, E. Coli analysis refers to EPA 1604 method and the measurement of turbidity of water using portable specekto photometry.
The results showed the removal rate of Cryptosporidium Presedimentation Unit is 0.30 log10 Unit Pulsator 2.57 log10 Filter Units can not be calculated Overall WTP PQR 2.57 log10. Presedimentation Unit Turbidity removal rate is 21.75 Unit Pulsator 96.96 Filter Unit 87.92. Elimination rate of E. Coli Presedimentation unit is 0.58 log10 Unit Pulsator 1.24 log10 Filter Unit 2.20 log10. Based on the results of design and operational evaluation of units that are in accordance with design criteria and operational standards only Predimentation Units. Under the operating conditions and maintaining the current design, the PQR IPA can completely exclude Cryptosporidium.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Ashuri
"Air merupakan kebutuhan utama manusia, begitu pula untuk masyarakat terdampak bencana. Mereka harus bisa menjangkau ketersediaan air bersih yang memadai untuk memelihara kesehatannya. Pada tahap awal kejadian bencana, ketersediaan air bersih bagi pengungsi perlu mendapat perhatian karena tanpa air bersih pengungsi akan rentan tertular penyakit seperti diare, tifus, scabies, dan penyakit lainnya. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan penyediaan air minum di daerah bencana adalah dengan menyediakan air melalui unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sistem mobile. IPA mobile dalam kegiatan ini didesain dengan tetap mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat yang memenuhi persyaratan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Aspek kuantitas dievaluasi dengan pengukuran kapasitas operasi selama uji kinerja IPA mobile. Aspek kualitas dievaluasi dengan perbandingan kualitas air olahan dengan baku mutu air minum Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Sementara aspek kontinuitas dievaluasi dengan kemampuan IPA beroperasi selama 12 jam. Berdasarkan hasil uji kinerja, IPA mobile telah mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Catatan penting yang didapat selama uji kinerja adalah operasional IPA mobile harus diperhatikan agar kinerja IPA mobile terutama dalam pemenuhan aspek kualitas dapat terjaga."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulham Sasmita
"Air merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh setiap manusia terutama pada air bersih. Air bersih yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan standar kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa serta memenuhi baku mutu air bersih yang telah ditetapkan. Universitas Indonesia memiliki 5 danau yang setiap danaunya memiliki potensial untuk dijadikan sumber air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin memanfaatkan sumber air danau UI sebagai sumber air bersih baru bagi gedung rektorat UI dengan merancang water treatment plant.
Dari hasil uji kualitas air pada danau UI yang akan dijadikan sumber air bersih, terdapat 5 syarat yang tidak terpenuhi yaitu bau, kekeruhan, besi, zat organik sebagai KMnO4, dan total koli. Proses yang digunakan dalam perancangan water treatment plant ini adalah koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfektan. Pada proses koagulasi dan flokulasi kita menentukan dimensi dan kecepatan motor. Sedimentasi dibagi kedalam 4 zona, yaitu zona inlet, zona outlet, zona pengendapan dan zona lumpur. Pada zona inlet kita menentukan ukuran dan jumlah lubang, zona outlet kita menentukan dimensi V-notch dan saluran gutter, zona pengendapan kita menentukan dimensi plat settler, zona lumpur kita menentukan debit lumpur dan dimensi bak lumpur. Pada filtrasi kita menentukan sistem underdrain dan sistem backwash. Pada disinfektan kita menentukan debit kaporit.

Water is one of the essential requirements needed by every human being, especially in clean water. Clean water that can be used must meet the requirements of health standard that is odorless, colorless and tasteless as well as meet the water quality standard that has been set. University of Indonesia owns 5 lakes that have the potential to become a source of clean water. The purpose of this research is to use UI lake water as a new water source for Rektorat UI with the plan of building water treatment plant.
From the test results of water quality in the lake UI that will become the source of clean water, there are five conditions are not met ie odor, turbidity, iron, organic substances as KMnO4, and total coli. The process used in planning water treatment plant is coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and disinfectants. In the process of coagulation and flocculation we determine the dimensions and speed of the motor. Sedimentation is divided into four zones, namely zone inlet, outlet zone, settling zone and sludge zone. In the inlet zone we determine the size and number of holes, in outlet zone we determine the dimensions of V-notch and gutter channels, in settling zone we determine the dimensions of the plate settler, and in sludge zone we define dimension and debit mud. In filtration we define underdrain system and determine backwash system. In disinfectant we define debit chlorine that will be used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ilham Azhari
"Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Instalasi Pengolahan Air Benda dibangun tahun 2010 di kawasan Perumahan Duta Garden, Kota Tangerang. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi kinerja unit pengolahan dari IPA Benda. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Benda. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas unit pengolahan dari instalasi.
Hasil analisis data kependudukan menunjukan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Benda mengikuti pola pertumbuhan aritmatik dengan rata-rata pertambahan penduduk sebesar 2564 jiwa setiap tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air menunjukan bahwa terdapat kenaikan kapasitas kebutuhan air menjadi 100 L/detik hingga tahun 2018 dan 150 L/detik hingga tahun 2026. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 50 L/detik adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air produksi yang memenuhi standar kulitas air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Kecamatan Benda, Kota Tangerang, the need for drinking water will also continue to increase. Benda Water Treatment Plant was built in 2010. Until now, there has been no evaluation of the performance of processing units from WTP Benda. The performance of the water treatment plant is known through evaluation by reviewing the quality and quantity of the raw water used, the quality of the produced water, and the processing capacity of the plant.
The analysis of population data indicate the rate of population growth in Kecamatan Benda follow the arithmetic growth pattern with average population increase of 2564 people each year. The result of water demand projection shows that there is an increase of water demand capacity to 100 L sec until 2018 and 150 L sec until 2026. The result of the existing installation evaluation with the discharge of 50 L sec is able to process raw water to produce production water that meet drinking water quality standard. However, there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfiana
"ABSTRAK Sistem pengolahan air sirkulasi dari proses pengecatan dengan kandungan zat organik tinggi dapat dilakukan melalui pengolahan secara biologis dengan menggunakan lumpur aktif. Dalam lumpur aktif, terdapat bakteri dan mikroorganisme yang akan memanfaatkan zat ? zat organik dalam proses oksidasi dan sintesis sel, sehingga terjadi penurunan kadar zat organik tersebut. Tingginya kadar zat organik dalam air sirkulasi diperkirakan karena telah terakumulasinya sisa ? sisa zat kimia yang larut dalam air yang digunakan dalam proses pengecatan. Langkah awal sebelum melakukan pengolahan adalah dengan menentukan karakteristik awal air sirkulasi sebelum diolah, terutama nilai COD, total N, dan total P guna mendesain suatu sistem pengolahan biologis yang tepat. Kondisi air sirkulasi, seperti pH dan suhu, serta banyaknya oksigen terlarut yang dialirkan juga menentukan keberhasilan pengolahan dengan menggunakan lumpur aktif. Pada pengolahan ini dilakukan perbandingan hasil antara air sirkulasi segar dan air sirkulasi yang telah ditambah polimer. Penambahan polimer pada air sirkulasi yang akan diumpankan ke bioreaktor memberikan efisiensi penurunan nilai COD pada kisaran 70 ? 95 %. Kata kunci: air sirkulasi, COD, lumpur aktif, proses pengecatan ix + 87 halaman; gambar; tabel, lampiran Daftar pustaka: 18 (1980 ? 2004)"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Khairani Zainal
"Ketersediaan air bersih di DKI Jakarta 5,7% berasal dari air sungai, salah satunya Cengkareng Drain. Masalah dalam penelitian ini adalah faktanya kondisi Cengkareng Drain yang buruk, padahal kebutuhan ketersediaan air bersih di DKI Jakarta semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi terkini kualitas air Cengkareng Drain, hubungan antara kawasan terbangun dan kualitas air Cengkareng Drain, dan  sosial ekonomi masyarakat yang terlayani air bersih IPA Taman Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan. Hasil temuan dari penelitian ini diperoleh yaitu Cengkareng Drain dalam kondisi buruk dengan nilai 29,76 dari skala 0-100. Parameter luas kawasan terbangun berpengaruh signifikan terhadap kandungan fecal coliform dan BOD, dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kandungan DO. Parameter luas pertanian lahan kering  berpengaruh signifikan terhadap tingkat kekeruhan dan kandungan TDS Cengkareng Drain, dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kandungan nitrat. Air bersih hasil olahan IPA Taman Kota tidak memenuhi kebutuhan area Perumahan Taman Kota, sehingga menyebabkan dampak sosial ekonomi seperti penggunaan air tanah dan tambahan biaya pengeluaran untuk air yang dikonsumsi, meskipun begitu responden puas terhadap kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan pelayanan PALYJA.

The availability of clean water in DKI Jakarta is 5,7% coming from river water, one of which is Cengkareng Drain. The problem in this study is the fact that the condition of the Cengkareng Drain is bad, even the need for clean water in DKI Jakarta is increasing. This study aims to analyze the current condition of Cengkareng Drain water quality, relationship of Built-Up Area and water quality, and socio-economic of people who serve by Taman Kota Water Treatment Plant (WTP). This method of this research is mixed-method. The result of this study are Cenkareng Drain Water Quality is in a bad condition with value 29,76 (scale 0-100); Built-up area significantly correlated with fecal coliform and BOD content and not significantly correlated with DO content, and unirrigated land significantly correlated with turbidity and TDS content and not significantly correlated with nitrate content; Taman Kota WTP does not meet the need of Taman Kota housing area which cause socio-economic impact such as the use of ground water and additional expenditure for water consumed although respondents are satisfied with the quality, quantity, continuity, and service of PALYJA."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T52296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Kasnalestari
"Air merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak
akan ada kehidupan di bumi. Kebutuhan air akan meningkat setiap tahunnya seiring
dengan bertambahnya populasi manusia di muka bumi ini. Ketersediaan sumber
sumber air bersih semakin menipis karena pencemaran dan kerusakan lingkungan
yang semakin parah. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk mengolah air
tercemar menjadi air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Beberapa tahun ini,
teknologi plasma pada kondisi tekanan atmosfer mulai banyak di kembangan untuk
aplikasi pengolahan air limbah. Teknologi plasma baik digunakan untuk pemurnian
air limbah karena mudahnya plasma ini menghasilkan senyawa-senyawa radikal
bebas yang sangat reaktif seperti ion hidroksil (OH ), ion hidrogen (H⁺), dan
hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat memecah pengotor organik di dalam air.
Plasma dapat dibangkitkan dalam reaktor plasma dengan beberapa teknik antara
lain glow discharge dan arc discharge. Glow discharge dapat terbentuk di dalam
medan listrik tak serba sama (non-uniform electric field) yang kuat, tetapi kuat
medan yang dibangkitkan tidak cukup besar untuk menimbulkan arc discharge
pada gas. Medan listrik tak serba sama ini dapat dibangkitkan dengan sistem
elektroda. Pada penelitian ini akan dibuat sistem pembangkit plasma berbasis glow
discharge dari tegangan arus DC yang bersumber dari tegangan PLN yang di
konversi menjadi tegangan arus DC menggunakan rectifier. Selanjutnya tegangan
arus DC ini akan dinaikkan menjadi tegangan tinggi menggunakan rangkaian zero
voltage switching (ZVS) dan trafo flyback yang terhubung dengan reaktor plasma.
Pada reaktor plasma akan terpasang dengan sistem elektroda dengan bentuk anoda
tertentu. Anoda yang digunakan berbentuk batang tembaga dengan ujung yang
berbeda-beda yaitu ujung runcing, ujung datar, dan ujung tumpul. Penelitian ini
bertujuan bertujuan untuk membuat rancangan alat pengolahan air berteknologi
plasma berbasis glow discharge dari sumber tegangan listrik arus searah dan
melakukan analisis terhadap bentuk ujung anoda yang lebih efektif dalam
pengolahan air. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu cara efektif dan ekonomis dalam pengolahan air limbah. Di mana penelitian ini
menggunakan larutan methylene blue (C16H18ClN3S).
Water demand will increase every year as human populations on this planet. The
availability of freshwater resources is diminishing in response to increasing
environmental pollution and destruction. Plasma technology is one effective way to
treat water, because plasma technology can break down organic pollution in water
and do not generate second pollutant. Therefore, in this study will design a plasma
generator from a direct current voltage source and a plasma reactor with variation
of cathode shapes. This research also analyzes the effect of variations in cathode
shapes on the voltage and methylene blue solution. Plasma generator is made from
a simple equipment using a zero-voltage switching (ZVS) driver and a fly back
transformer. Plasma reactor is made based on glow discharge with three different
forms of cathode end, namely sharp end, flat end, and rounded end. The aim of this
research is to make a design of glow discharge-based plasma water treatment
equipment from direct current electric voltage sources and to analyze the shape of
the anode tip which is more effective in water treatment. The results of this study
are expected to be used as an effective and economical way in wastewater treatment.
Where this research uses a solution of methylene blue"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Izza Firdaus
"Proses disinfeksi berperan penting pada instalasi pengolahan air dalam membunuh mikroorganisme patogen dalam air. Namun, proses disinfeksi memiliki potensi membentuk disinfection by-products (DBPs), seperti total trihalomethanes (TTHMs) dan haloacetic acids (HAA5s) yang bersifat karsinogenik bagi manusia. Sebagian besar IPA di Indonesia, termasuk IPA Cilandak, belum mengintegrasikan analisis potensi pembentukan DBPs dalam pemantauan rutin mereka karena terbatasnya fasilitas laboratorium dan sulitnya metode analisis yang diperlukan. Atas dasar tersebut, simulasi dengan software WatPro dilakukan untuk menganalisis pembentukan DBPs dan faktor yang paling mempengaruhinya. Hasil dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi TTHMs dan HAA5s yang terbentuk di IPA Cilandak berturut-turut sebesar 14.54 ±2.69 ug/L dan 38.17 ±2.56 ug/L. Nilai TTHMs dan HAA5s tersebut telah memenuhi standar baku mutu USEPA tahun 1998. Berdasarkan analisis sensitivitas, faktor yang paling memengaruhi pembentukan TTHMs dan HAA5s adalah parameter pH dengan kategori highly sensitive. Rekomendasi jangka pendek untuk meminimalisir DBPs adalah dengan mengontrol dosis klorin pada rentang 2.11 – 2.6 mg/L, mengatur dosis koagulan pada rentang 40 – 42 mg/L, serta dengan memantau paramater pada air baku, yaitu dengan kondisi pH maksimal 7.4, TOC maksimal 2.4 mg/L, dan UV254 maksimal 0.65 cm-1. Sementara itu, penggunaan teknologi Granular Activated Carbon (GAC) dapat dilakukan sebagai solusi jangka panjang.

The disinfection process plays a crucial role in water treatment plants by killing pathogenic microorganisms in water. However, the disinfection process has the potential to form disinfection by-products (DBPs), such as total trihalomethanes (TTHMs) and haloacetic acids (HAA5s), which are carcinogenic to humans. Most water treatment plants (WTPs) in Indonesia, including the Cilandak WTP, have not integrated the analysis of DBP formation potential into their routine monitoring due to limited laboratory facilities and the complexity of the required analytical methods. Therefore, a simulation using WatPro software was conducted to analyze DBP formation and the factors that most influence it. The simulation results showed that the average concentrations of TTHMs and HAA5s formed at the Cilandak WTP were 14.54 ±2.69 ug/L and 38.17 ±2.56 ug/L, respectively. These values comply with the USEPA standards of 1998. Based on sensitivity analysis, the factor most affecting the formation of TTHMs and HAA5s is the pH parameter, which is categorized as highly sensitive. Short-term recommendations to minimize DBPs include controlling the chlorine dose within the range of 2.11 – 2.6 mg/L, adjusting the coagulant dose within the range of 40 – 42 mg/L, and monitoring raw water parameters, with a maximum pH of 7.4, maximum TOC of 2.4 mg/L, and maximum UV254 of 0.65 cm-1. Meanwhile, the use of Granular Activated Carbon (GAC) technology can be implemented as a long-term solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>