Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naupal
"ABSTRAK
Buku ini sebenarnya adalah jawaban atas kegelisahan akademis penulis, setelah melihat bagaimaan sejarah filsafat Barat, khususnya pada masa modern yang tidak mampu melihat perbedaan antara realitas ontis dengan realitas ontologis, sehingga akhirnya hanya menerima
realitas yang dapat diukur, diobservasi, dan verifikasi secara indewari, Puncaknya adalah sikap negatif terhadap metafisika. Fenomena ini dapat dijumpai dalam banyak aliran filsafat, seperti dalam aliran positivistik, dan neopositivistik. Menurut aliran pemikiran ini, hanya pernyataan yang dapat diverifikasi secara positif boleh disebut pernyataan yang bermakna. Pernyataan-pernyataan dalam bidang teologi, etika, dan metafisika dengan sendirinya dianggap tidak bermakna, karena tidak dapat diverifikasi secara inderawi. Di sisi lain, pandangan dunia modern juga bersifat dualistik, memisahkan jiwa dan tubuh, jasmani dan rohani. Pandangan dualistik telah merusakkan pandangan manusia yang otentik, yang
terbagi menjadi -corpus, anima, dan spiritus? citra yang sedemikian lengkapnya dikemukakan di dalam tradisi Hermetik, dan Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
P-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Dian Rakyat, 1981
142 SUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setia Merpati Praptomo
"Teori Hukum Murni dari Kelsen muncul setelah munculnya teori hukum kodrat, pemikiran tentang moral yang disebut "the Golden Rule", mazhab sejarah hukum, mazhab utilitarianisme hukum, mazhab sosiologi hukum, Analytical Jurisprudence dari Austin dan mazhab realisme hukum Amerika Serikat dan Skandinavia.
Teori Hukum Murni adalah suatu teori positivistik di bidang hukum dan merupakan kritik terhadap teori hukum kodrat, teori tradisional di bidang hukum, sosiologi hukum dan Analytical Jurisprudence. Teori Hukum Murni juga tidak sependapat dengan pemikiran realisme hukum Amerika Serikat. Sebagai kritik terhadap teori hukum kodrat, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari relik-relik animisme yang menganggap alam sebagai legislator dan melepaskan hukum dari karakter ideologis menyangkut konsep keadilan dan atau value judgment.
Dalam kritiknya terhadap sosiologi hukum dan teori tradisional di bidang hukum, Teori Hukum Murni melepaskan hukum dari bidang empiris, pertama-tama bidang poiltik, dan juga dari karakter ideologis menyangkut value judgment dan konsep keadilan yang dianut bidang politik. Sebagai kritik terhadap Analytical Jurisprudence, Teori Hukum Murni memandang hukum sebagai norma pada tataran the Ought / das Sollen, yang terpisah dari bidang empiris, karena Austin mengajarkan bahwa hukum adalah perintah yang berada pads tataran the Is / das Seitz di bidang empiris. Dengan demikian, Teori Hukum Murni membebaskan hukum dari anasir-anasir non-hukum, seperti misalnya psikologi, sosiologi, etika (filsafat moral) dan politik. Pemurnian hukum dari anasir-anasir non-hukurn tersebut dilakukan dengan menggunakan filsafat neo-kantian mazhab Marburg sebagai daftar pemikirannya. Neo-kantianisme mazhab Marburg memisahkan secara tajam antara the Ought / das Sollen dengan the Is I das Sin, dan, antara bentuk (Form) dengan materi (matter). Sejalan dengan itu, Kelsen memisahkan secara tajam antara norma hukum pada tataran the Ought I das Sollen dengan bidang empiris pada tataran the Is / das Seitz, dan memisahkan secara tajam antara hukum formal dengan hukum materiil. Teori Hukum Murni hanya mengakui hukum formal sebagai obyek kajian kognitif ilmu hukum, sedangkan hukum materiil tidak dicakupkan dalam bidang obyek kajian ilmu hukum, karena hukum materiil berisikan janji keadilan yang berada di bidang ideologis, yang pada tataran praktis dilaksanakan di bidang politik. Teori Hukum Muni memusatkan kajiannya hanya pada hukum formal berdasarkan keabsahannya, yang membentuk suatu sistem hierarki norma hukum dengan puncak "Grundnorm". Qleh karena kajiannya hanya menyangkut hukum formal berdasarkan keabsahan, maka Teori Hukum Mumi hanya melihat hukum dari aspek yuridis formal semata, artinya teori tersebut mengabaikan hukum materiil yang di dalamnya terdapat cita hukum dalam konsep keadilan dan pertimbangan moral. Karena hanya menekankan pada aspek yuridis formal, Teori Hukum Murni sangat potensial menimbulkan permasalahan kekuasaan berlebihan bagi organ pembuat dan/atau pelaksana hukum, dan salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut adalah diperlukannya pedoman dan/atau pembatasan lebih rinci dalam penerapan norma hukum umum atau pembuatan norma hukum kasuistis. Karena hukum dipisahkan dari moral, maka hukum sangat potensial mengesampingkan atau melanggar kemanusiaan, dan agar hukum tidak melanggar kemanusiaan, hukum harus mengambil pertimbangan dari aspek moral. Walaupun mengadung kelemahan, stufentheory dalam Teori Hukum Murni juga membawa manfaat bagi bidang sistem tata hukum. Teori Hukum Murni juga merupakan suatu teori negara hukum dalam suatu versi tersendiri, yang berupaya mencegah kekuasaan totaliter pada satu sisi dan mencegah anarkisme murni pada sisi lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Praditya Ar Rizqi
"Penelitian ini membahas pengaruh dari pengasuhan, latar belakang orangtua, dan saudara kandung terhadap perkembangan Theory of Mind (ToM) anak usia 4 hingga 6 tahun. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakan pengaruh jumlah kakak, ukuran keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pengasuhan terhadap perkembangan ToM anak? Penelitian ini menggunakan analisis structural equation modelling (SEM) dengan pengasuhan sebagai variabel mediasi. Behavioral testing dari Wellman dan Liu (2004) yang merupakan skala kontinum, digunakan dalam penelitian ini untuk melihat perkembangan ToM. Sedangkan, pengasuhan diukur menggunakan Parenting Attitudes Inventory oleh Vinden (2001). Data untuk latar belakang orangtua, yakni pendidikan, dan pekerjaan orangtua juga ukuran keluarga dan kepemilikan saudara kandung, didapatkan melalui pengisian inventori orangtua. Partisipan dalam penelitian ini adalah 121 pasangan ibu dan anak dari dua Taman Kanak-Kanak Negeri di Jakarta dan Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu, pendidikan ayah dan ukuran keluarga berpengaruh positif terhadap perkembangan ToM, sedangkan pekerjaan ibu dan jumlah kakak berpengaruh negatif terhadap perkembangan ToM. Penelitian ini juga memaparkan beberapa analisis tambahan seperti urutan perkembangan ToM pada partisipan anak, analisis korelasi, dan analisis independent sample t-test untuk melihat pengaruh jenis kelamin terhadap perkembangan ToM anak.

This research discusses the effect of parenting attitudes, parental background, and sibling on Children’s ToM. The aim of this study is to examine the effect (direct and indirect) of number of older sibling, family size, parental education, parental occupation, and parenting on ToM. This research use the SEM analysis with parenting attitudes as mediation variable. ToM Task from Wellman and Liu (2004) used to measure children’s ToM, and parenting attitudes measured by PAI from Vinden (2001). Parental background and sibling data obtained by parenting inventory consist of parental education level, occupation, income also the number of sibling (older or younger). The participant of this research were 121 children age 4 to 6 and their mother from two State Kindergarten. The result showed that each independent variable have a significant effect to dependent variable: mother and father education also family size has a positive effect to TOM, mother occupation and number of older siblings has a negative effect to ToM. This research also showed additional analysis such as the order of children’s ToM development, correlation analysis, and independent sample t-test to compare the ToM development between boys and girls.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Aulia Jasmy
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan perolehan. Theory of Mind pada anak usia 4-6 tahun antara anak yang diasuh oleh Ibu dan yang diasuh oleh Nenek. Hal ini didasari bahwa ToM dipengaruhi oleh pola asuh. Fenomena menunjukkan bahwa anak usia 4-6 tahun tidak hanya diasuh oleh Ibu.Banyaknya Ibu yang bekerja memunculkan alternatif pengasuhan, salah satunyaoleh Nenek dengan alasan bahwa Nenek merupakan sosok yang dapat dipercaya. Diasuh oleh individu yang berbeda, maka diperkirakan pola asuh yang diterapkanjuga berbeda. Untuk mengetahui pola asuh digunakan alat ukur PSDQ dan untukmengetahui ToM digunakan ToM Scale. Untuk mengetahui perbedaan perolehanToM pada kedua kelompok dilakukan Independent sample t-test. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perolehanskor total ToM pada kedua kelompok t 102 =1.64, p=0.347.

This research aimed to examine whether Theory of Mind ToM developmentdiffers in preschool children whom reared by Mother and whom reared byGrandmother. It rsquo s based on that ToM is influenced by parenting styles.Phenomenon showed that preschools children not only taken care by Mother. Theincreasing number of working Mothers raised many alternative caregiver, one ofthem is Grandmother, which is a person who can be trusted. Raised by differentperson might be applied different parenting style. To determined parenting stylesthis research used PSDQ. To measured ToM development, five task in Theory ofMind Scale were given to 140 preschool children 53 preschool children whichfostered by Mother and 51 preschool children which fostered by Grandmother .To know the different acquisition of ToM this research compared usedIndependent sample t test. The result showed that there are no significantdifferences on ToM acquisition between two groups, t 102 1.64, p 0.347.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail
"Metafisika Aristoteles merupakan sebuah kritik terhadap dualisme Plato. Dalam teori bentuk, Plato berusaha menjelaskan sifat alami benda-benda namun ia menganggap benda alami tersebut merupakan tiruan yang tidak berarti. Sebuah tiruan dari dunia ide yang jauh di sana dan merupakan ide abadi sehingga antara dunia materi dan dunia ide terdapat jarak yang tak terjembatani. Kemudian Aristoteles datang dengan hylemorphisme bukan makna inti dari bentuk abadi pengetahuan melainkan pada pemisahan antara esensi dengan benda yang riil. Bagi Aristoteles benda merupakan kesatuan materi dan bentuk.
Bentuk benda ada dalam benda itu sendiri bukan di atas sana sebagaimana yang dikemukakan Plato. Materi dan bentuk merupakan aspek tak terpisahkan dari setiap substansi, bersifat universal dan partikular tersatukan dalam sebuah benda. Dari sini memungkinkan relevansi antara metafisika Aristoteles dengan pengetahuan modern. Untuk sampai pada pengetahuan modern, Comte diangkat sebagai pembanding, karena ia sebagai pencetus positivisme, ia menjelaskan tiga tahap pemikiran manusia: tahap teologis, tahap metafisik dan tahap positif. Ia menekankan dan identifikasi atas fakta-fakta, dengan pengamatan indera, dan berupaya untuk menjelaskan hukum-hukum umum dengan induksi berdasarkan fakta. Metafisika Aristoteles dan relevansinya terhadap pengetahuan modern di sini disatukan pada karakteristik yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan modern yang mana antara lain memiliki sifat objektif, rasional dan universal. Di mana sifat-sifat ilmu pengetahuan ini telah ada pada Aristoteles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Vincenzo Jonathan
"Proyek epistemologi adalah membuat perbedaan antara keyakinan belaka dan pengetahuan-keyakinan itu adalah tebakan keberuntungan, sedangkan pengetahuan dibenarkan keyakinan sejati. Tulisan ini secara khusus membahas salah satu bidang ilmu yang ada, dalam keanekaragamannya, yaitu ilmu keyakinan agama, dan lebih eksplisit lagi ilmu tentang Tuhan. Tidak semua kepercayaan orang - termasuk keyakinan agama, atau tentang Tuhan-bisa dikategorikan sebagai ilmu, mengingat kemungkinan itu adalah tebakan untung, atau bahkan bukan ilmu. Melalui analisis konseptual, makalah ini akan membagi dan membandingkan keyakinan tentang Tuhan dalam dua bentuk teori justifikafi, yaitu secara internal, melalui internalisme Chisholm, dan, secara eksternal, melalui eksternalisme Plantinga dalam tantangan (1) ketersembunyian Tuhan yang ditawarkan oleh Schellenberg, dan (2) ilmu kognitif agama yang ditawarkan oleh Dennett

The epistemology project is to make a distinction between mere belief and knowledge - belief is a guess of luck, whereas knowledge is justified by true belief. This paper specifically discusses one of the existing fields of science, in its diversity, namely the science of religious beliefs, and more explicitly the knowledge of God. Not all people's beliefs - including religious beliefs, or about God - can be categorized as knowledge, given the possibility that it is a guess of luck, or not even science. Through conceptual analysis, this paper will divide and compare beliefs about God in two forms of justifikafi theory, namely internally, through Chisholm's internalism, and, externally, through Plantingas externalism in the challenges of (1) Gods hiddenness offered by Schellenberg, and (2) ) the cognitive science of religion offered by Dennett."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Zahid Abiduloh
"ABSTRAK
Penulis akan mendiskusikan kritik dari John Searle dan Hilary Putnam terhadap fungsionalisme komputasional, dan mencoba untuk mempertahankan akuntabilitas fungsionalisme komputasional tentang fitur intensional dari mind di hadapan eksperimen pikiran Chinese Room dan Twin Earth. Kritik Searle dan Putnam sama-sama menyasar akuntabilitas fungsionalisme komputasional tentang fitur intensional dari mind dalam kasus propositional attitude. Penulis akan mengajak para pembaca untuk sampai pada permasalahan mental content, beserta dua nosi konten yang ada didalamnya: narrow content dan wide content. Secara konten, penelitian ini dibagi menjadi dua: mendiskusikan kecukupan sistem komputasional dalam menghasilkan intensionalitas, serta mendiskusikan keabsahan penjelasan holistik-internal terhadap propositional attitude. Dengan perhatian pada input dan output, fungsionalisme komputasional membuka diri atas pembacaan non-individualistik tentang konten yang mana kesebandingan konten bahasa-natural dan computational content dilandaskan pada penyelidikan empiris tentang ketepatan perilaku suatu sistem komputasional dengan lingkungan normalnya. Dalam hal ini, semantik kausal mengindikasikan semantik denotasional.

ABSTRACT
The author will discuss the criticisms of John Searle and Hilary Putnam on computational functionalism, and try to maintain accountability of computational functionalism about the intentional features of mind before the 39 Chinese Room 39 and 39 Twin Earth 39 thought experiments. Searle and Putnam criticisms both target the accountability of computational functionalism about the intentional features of the mind in the case of propositional attitudes. The author will invite readers to arrive at mental content issues, along with two content noses inside narrow content and wide content. By content, this study is divided into two discussing the adequacy of computational systems in generating intentionality, as well as discussing the validity of the holistic internal explanation of the propositional attitudes. With attention to input and output, computational functionalism opens up to non individualistic readings of content in which the compatibility of natural language contents and computational contents are based on empirical investigations of the precise behavior of a computational system with its normal environment. In this case, causal semantics denotes denotational semantics."
2017
S69953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Sabila
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji hubungan antara schizotypy dan fungsi kognitif sosial, yaitu empati afektif dan Theory of Mind ToM . Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat korelasi signifikan negatif antar individu dengan gejala schizotypy negative. Itu terbukti berkinerja lebih buruk pada empati afektif, dan berkorelasi positif secara signifikan antar orang-orang yang mendapatkan skor lebih tinggi pada schizotypy, namun memiliki Theory of Mind lebih rendah ToM . Perbedaan karakteristik schizotypal tiap individu dapat diukur dengan menggunakan Schizotypal Personality Questionnaire SPQ , yang terdiri dari 72 soal. Empati afektif diukur dengan menggunakan Empathy Quotient EQ , merupakan kuesioner laporan diri yang digunakan untuk menilai empati afektif yang terdiri dari 60 soal. Theory of Mind diukur dengan menggunakan Reading the Mind in the Eyes Test RMET yang sudah diperbaiki. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat hubungan yang signifikan antara gejala schizotypy negatif dan empati afektif r = -33, p.

ABSTRACT
This study examines the association between schizotypy and social cognitive functioning, particularly affective empathy and theory of mind ToM . This study hypothesized that there is a negative significant correlation between negative schizotypy symptoms and affective empathy, and a positive significant correlation between schizotypy and theory of mind ToM . Schizotypal personality characteristic was measured using the Schizotypal Personality Questionnaire SPQ , which consists of X items. Affective empathy was measured using the Empathy Quotient EQ , which is a self report questionnaire consisting of X items. Theory of Mind was measured using the Reading the Mind in the Eyes Test RMET ndash Revised. The results showed that there was a significant correlation between negative schizotypy symptoms and affective empathy r .33, p 0.01 as well as between schizotypy and the theory of mind r .14, p 0.01 This means that the results of current study supports early researches that claimed patient who suffer from negative schizophrenia exhibited lower affective empathy compared to healthy individual. As well as higher level of schizotypy had been associated with ToM impairments. Keywords Schizotypy, affective empathy, Theory of Mind "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Rusli
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengasuhan individualis dan kolektivis memengaruhi perolehan ToM pada anak usia 3?5 tahun. Perolehan ToM diukur dengan menggunakan skala ToM yang dikembangkan oleh Wellman dan Liu (2004), dan pengasuhan individualis dan kolektivis diukur dengan skala yang dikembangkan dari skala individualis-kolektivis Triandis dan Gelfand. Skala ToM diberikan pada 202 anak (102 laki-laki, 100 perempuan), usia 3-5 tahun/36-71 bulan (M = 55, SD = 3.253), dan kuesioner diisi oleh orangtua masing-masing anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan individualis dan pengasuhan kolektivis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan ToM., dengan R2 = .012, p > 0.05. Pengasuhan individualis berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan konsep diverse beliefs (DB) (β = 0.017, p < 0.05), sedangkan pengasuhan kolektivis tidak berpengaruh terhadap perolehan kelima konsep ToM.

This study aimed to investigate whether individualism and collectivism parenting affect theory of mind acquisition in children age 3-5 years. Theory of mind (ToM) acquisition was assessed using a ToM scale by Wellman and Liu (2004), and individualism and collectivism parenting was measured with a scale that was developed from Triandis and Gelfand's individualism collectivism scale. The ToM scale was given to 202 children ages 3 ? 5 years old/36-71 months (M = 55, SD = 3.253), and individualism and collectivism parenting scale was administered to their parents. The result of this study showed that individualism and collectivism parenting did not significantly influence children?s ToM (R2 = .012, p > 0.05.). Individualism parenting significantly influenced the acquisition of diverse beliefs (DB) (β = 0.017, p < 0.05), whereas collectivism parenting did not significantly predict the acquisition of the five concepts of ToM.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>