Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Karmila Sari
"Pemerintah Indonesia membuat kebijakan tentang keharusan pengintegrasian
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengajaran di sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Tetapi, peneliti menyangsikan bahwa penerapan
TIK dalam pengajaran belum sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Berdasarkan persepsi pengajar dan pemelajar di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI), penelitian ini menginvestigasi penggunaan TIK dalam
pengajaran bahasa Inggris. Penelitian ini mengambil data melalui kuesioner,
observasi dan wawancara di tiga SMA dan tiga SMK bersertifikasi RSBI yang ada di
kota Padang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan TIK dalam
pengajaran bahasa Inggris masih untuk keperluan akses informasi, belum untuk
berkomunikasi. Hambatan utama penggunaan TIK adalah kurang tersedianya sarana
dan prasarana penunjang sehingga pengajaran bahasa Inggris dengan memanfaatkan
TIK tidak berjalan sebagaimana mestinya. Walaupun demikian, pengajar dan
pemelajar setuju bahwa TIK sangat bermanfaat bagi pengajaran bahasa Inggris.
Selain itu, penelitian ini menemukan pengajaran blended learning telah
diimplementasikan di SMK dengan memanfaatkan suatu program pembelajaran
online, program DynEd, yang didanai oleh pemerintah

Although the Indonesian Government has established a policy about the necessity of
integrating Information and Communication Technology (ICT) in teaching to
upgrade the quality of education, there is a concern that ICT is not utilize as
recommended by the government in the implementing schools. Based on the
perceptions of both teachers and students in Piloted International Standard Schools,
this study investigates the use of ICT in the teaching of English. This study makes use
of questionnaires, observations and interviews to collect data in three High Schools
and three Vocational Schools which have Piloted International Standard School
certification in Padang city. Results show that the use of ICT in teaching English is
limited to accessing information and not yet used for communication. The main
barrier of using ICT is the lack of infrastructure that supports the utilization of ICT
for English teaching. Nevertheless, teachers and students agree that ICT is very
beneficial for the teaching of English. However, this study found that blended
learning has been implemented in Vocational Schools through online learning
program, DynEd program, which provided by the government
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T42707
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Patmawati
"Kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu indikator keberhasilan kinerja sebuah organisasi teknologi informasi dan komunikasi, baik di sektor swasta maupun instansi pemerintah, termasuk Kementerian Luar Negeri Kemlu . Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan Pustekinfokom KP sebagai organisasi pengelola teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu menjadikan kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerjanya. Namun, Pustekinfokom KP tidak pernah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna internal pegawai Kemlu terhadap layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna layanan teknologi informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model SEM sehingga didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu. Dari hasil analisis data tersebut diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu adalah produk teknologi informasi. Produk teknologi informasi juga memiliki hubungan positif dengan faktor lainnya, yaitu dukungan teknologi informasi dan kehandalan teknologi informasi.

User satisfaction of information and communication technology services has become one of key performance indicators of an information and communication technology organization, both in private and government sectors, including in the Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia. Center for Information and Communication Technology Ministry and Representative Pustekinfokom KP as the organization of information and communication technology management in the Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia, makes user satisfaction of information and communication technology services as one of its key performance indicators. However, Pustekinfokom KP never know the factors that affect the internal user satisfaction employees satisfaction of information and communications services.
Therefore, the purpose of this study is to analyze the factors that affect user satisfaction of information and communications technology services. The research method used is a mixed method by conducting interviews and distributing questionnaires. Data analysis was done by using Structural Equation Model SEM to obtain the factors that influence user satisfaction of information and communication technology service in the Ministry of Foreign Affairs. The results obtained are factors that affect user satisfaction of information and communication technology services in the Ministry of Foreign Affairs is information technology IT product. IT product has positive relationship with other factors, namely information technology IT support and information technology IT reliability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hilda Fauzi
"Alam, manusia, dan teknologi seringkali dibedakan dari bentuk dan sifatnya. Adanya distingsi antara artifisial dan natural menjadikan sebuah realitas ditempatkan pada konsep oposisi biner. Manusia dan alam adalah entitas yang dikategorikan sebagai yang natural. Sedangkan teknologi diklasifikasikan sebagai yang artifisial. Pada dasarnya, teknologi dipahami bukan hanya sebagai instrumental, teknologi telah bertansfromasi menjadi pola pikir dan tindakan manusia dalam mengatasi faktisitasnya. Namun bagi para aktifis deep-ecology, teknologi dianggap sebagai sumber eksploitasi terhadap kelangsungan ecosphere. Pemahaman tersebut sejatinya berdiri pada paradigma instrumentalis yang hanya melihat teknologi sebagai means-ends. Paradigma instrumentalis memberikan pemahaman yang dangkal terhadap apa itu teknologi.
Penulis mencoba memberikan sebuah eksplanasi tentang adanya perpindahan status teknologi dari artifisial menuju natural. Proses transisi yang dialami oleh teknologi tidak lain merupakan sebuah bentuk ko-evolusi dengan manusia dan alam. Sehingga realitas teknologis pun kini mulai melebur dan menyatu dalam konsep natural. Penulis juga melakukan sintesa terhadap ide tentang teknosenstrisme dengan ekosentrisme deep-ecology, bahwa limitasi teknologi adalah sebuah kekeliruan. Proses naturalisasi teknologi dan ko-evolusi telah memberikan dampak adanya proses kulturalisasi terhadap alam. Dalam hal ini, alam tidak lagi menyandang label natural, tetapi ia telah beralih menjadi entitas kultural.

Human, technology, and nature usually distinguished through their forms and their nature. The distinction between natural and artificial replace the reality to binary position. Human and nature have been classified as natural things. While technology is defined as artificial thing. Basically, technology no longer becomes instrumental object, it had transformed to the way of human rsquo s thinking and activities to overcome their facticity. However, for deep ecology activist, technology remain supposed to be a source of devastation for the living of ecosphere. That understanding stands on instrumental paradigm which sees technology just as means and ends. The instrumental paradigm gives a shallow understanding towards what technology is.
In that case, the author tries to give an explanation about the transition of technology from artificial object to natural one. The transition process that happens to technology was kind of co evolution with human and nature. So, technological reality had diffused and united in natural framework. The author also tries to synthesize the notion of technocentric with ecocentric, that the limitation of technology is an oversight. Naturalization and co evolution process implicated to nature rsquo s culturalization. In this case, nature no longer bearing natural label, but it transformed to cultural entity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erman Aminullah
"Penelitian ini bertujuan menstrukturkan permasalahan rendahnya intensitas ristek industri, yang memiliki kerumitan, berubah cepat dan mengandung ketidakpastian. Hasil penstrukturan adalah sebuah model yang digunakan untuk menerangkan dan meramalkan pola dan kecendrungan ristek pemerintah, industri dan interaksinya dalam ekonomi. Analisis berdasarkan pendekatan sistem dengan metode sistem dinamis. Perilaku dan kinerja unsur-unsur yang menyusun sistem dijelaskan dalam perspektif ilmu administrasi. Analisis bersifat evaluasi waktu lampau dan mendatang. Struktur dan unsur yang mempengaruhi pola dan kecendrungan ristek dievaluasi, dalam menemukan alternatip kebijakan percepatan intensitas ristek industri, untuk meningkatkan daya saing industri dalam jangka panjang.
Proses penelitian menggunakan teknik dan prosedur pemodelan sistem dinamis. Model yang dibangun telah divalidasi, dan 'dapat diperoleh struktur model yang diyakini absah. Pemodelan dilengkapi dengan uji statistik, dan telah diperoleh kinerja model yang diyakini absah secara statistik.
Ada tiga kategori butir hasil penelitian ini, yaitu: tesis tentang tekno-ekonomi, sumbangan ilmiah dan sumbangan nyata. Pertama, tesis tentang tekno-ekonomi, yairu: intensitas ristek industri yang rendah di Indonesia disebabkan belum teciptanya umpan balik positif antara komponen teknologi dengan ekonomi dalam model administrasi telmo-ekonomi. Mekanisme umpan balik merupakan interaksi dinamis antara unsur-unsur: ristek industri, kinerja industri, efisiensi industri, somber teknologi, kebijakan dan iklim persaingan. Dua unsur yaitu kebijakan dan iklim persaingan yang belum mendukung, mempengaruhi lemahnya mekanisme umpan balik dalam model tersebut.
Kedua, sumbangan ilmiah yaitu : i) Model Dinamika Administrasi Tekno-Ekonomi, yang telah dapat menerangkan dan meramalkan pola, struktur, perilaku, dan kecendrungan ristek industri dalam jangka panjang, menyumbang kepada ilmu administrasi umumnya, evaluasi kebijakan publik khususnya; ii) Model Efisiensi Dinamis Total memperkaya teori efisiensi dalam lini ekonomi, dan; iii) penerapan Metode sistem Dinamis dalam evaluasi kebijakan telah menambah perbendabaraan metodologi ilmu administrasi di Indonesia.
Ketiga, sumbangan nyata untuk percepatan intensitas ristek industri yaitu kebijakan fungsional dan kebijakan penyesuaian struktur tekno-ekonomi. Kebijakan fungsional yang disarankan adalah: i)kebijakan pemanfaatan sistem nansfotmasi industri yang sudah ada untuk memupuk kemampuan teknologi industri; ii) kebijakan Industn untuk pemupukan basis kemampuan industri melalui pemberian rangsangan investasi modal, tenaga kerja, dan teknologi impor seiring dengan pengurangan proteksi secara bertabap. Kebijakan penyesuaian struktur yang disarankan adalah: i) Kebijakan Kemitraan Ristek untuk peningkatkan skala dan mute kemitraan ristek pemerintah-industri dengan koordinasikan dan pengelolaan oleh konsorsiunt lorganisasi industri, setta pemantapan struktur keterkaitan jenis ristek kemitraan dalam suatu pohon ristek komersial yang berorientasi ristek proses; ii) Kebijakan rancangan ulang kelembagaan ristek di Indonesia merupakan kebijakan terobosan untuk stimulasi intensitas ristek industri dalam jangka panjang.
Implikasi kebijakan adalah pentingnya strategi pembangunan industri berorientasi ke dalam (in-sourcing) melalui inovasi teknologi berbasis ristek untuk pembentukan kompetensi inti (core competence), sebagai pelengkap kelemahan strategi pembangunan berorientasi ke luar (out-sourcing) =fatal impor modal dan telatologi, untuk mengurangi ketergantungan pada pihak asing yang rentan terhadap gejolak ekonomi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
D34
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Digital natives adalah generasi yang mengutamakan kecepatan, dimana komunikasi dapat cepat dilakukan dan informasi sangat cepat tersebar. Muncul kekhawatiran mengenai implikasi sosial budaya dari penggunaan gadget terhadap pola konsumsi anak. Dampak budaya massa terhadap pola pikir dan gaya kaum muda dan masyarakat umumnya. Diduga teknologi ini baru akan digunakan untuk rekreasi bukan edukasi. Kegiatan-kegiatan produktif seperti belajar, sosialisasi, pendalaman nilai-nilai tradisional yang luhur akan dialihkan menjadi kegiatan penggunaan teknologi informasi yang rekreatif. Penelitian sederhana ini bertujuan untuk memahami secara kompherensif perilaku konsumsi gadget bagi anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Kota Yogyakarta yakni SD Muhammadiyah Sokonandi, SD Muhammadiyah Karangkajen, dan SD Muhammadiyah Pakel.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perilaku dan praktik konsumsi media gadget melalui metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu dicemaskan dalam penggunaan “gadget” di sekolah dasar Muhammadiyah Kota Yogyakarta."
BIPI 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Geraldo Sugiarto
"Masyarakat kontrol telah menggantikan masyarakat disiplin sebagai tatanan yang mengglobal.
Masyarakat kontrol tidak dapat terlepas dari teknologi yang hampir selalu berdampingan dalam
kehidupan. Sementara itu, kemajuan teknologi dengan rasionalitasnya cenderung hadir sebagai alat
pendukung bagaimana mendisiplinkan dan mengontrol individu atau masyarakat. Maka dari itu,
bentuk-bentuk pengontrolan pada masa modern dapat ditemukan di pabrik-pabrik industri besar yang
di dalamnya terdapat mesin-mesin dengan teknologi canggih. Itu yang mengakibatkan individu atau
masyarakat semakin sulit untuk melepaskan diri karena sifat-sifat produktif yang melekat pada
teknologi yang dimiliki oleh para kapitalis, di mana tempat individu bekerja dan hanya
ketidakbebasanlah yang akhirnya didapat. Zaman berganti secara historis dan kontemporer hadir
dengan bentuk pengontrolan baru yang lebih fleksibel dan terbuka. Kapitalisme pada era industri
digantikan dengan teknokapitalisme yang berfokus pada korporatismenya. Menurut saya,
pengontrolan dengan rasionalitas teknologi akan tetap terjadi dikarenakan adanya suatu usaha
pengejaran produktivitas dan pemuasan konsumsi dengan penggunaan efisiensi. Efisiensi hampir
selalu mengiringi penciptaan teknologi baru atau bentuk-bentuk organisasi teknis yang baru. Jadi,
pada artikel ini efisiensi menjadi penting sekaligus masih jarang dijadikan titik untuk melihat
bagaimana rasionalitas teknologi yang mengontrol dan dilakukan oleh teknokapitalisme, serta untuk
mengetahui alternatif apa yang dapat ditawarkan atas masalah tersebut.

The control society has replaced the discipline society as a globalized order. Control society cannot
be separated from technology that almost always coexists in life. Meanwhile, technological progress
with its rationality tends to be present as a supporting tool for how to discipline and control
individuals or society. Therefore, forms of control in modern times can be found in large industrial
factories in which there are machines with advanced technology. That is what makes it more difficult
for individuals or communities to escape because of the productive traits inherent in the technology
possessed by the capitalists, where the individual works and only freedom is ultimately obtained.
Times change historically and contemporary comes with a new form of control that is more flexible
and open. Capitalism in the industrial era was replaced by technocapitalism which focused on
corporatism. According to the authors, the control of technological rationality will still occur because
of an effort to pursue productivity and satisfaction of consumption with the use of efficiency.
Efficiency almost always accompanies the creation of new technology or new forms of technical
organization. So, in this article efficiency is important and at the same time it is rarely used as a point
to see how the rationality of technology that controls and is carried out by technocapitalism and to
find out what alternatives can be offered to the problem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian
"Kreatifitas dalam penggunaan teknologi adalah kata kunci pemahaman pemikiran konstruksi sosial teknologi. Fleksibilitas interpretasi mengungkapkan sebuah pemikiran bahwa artefak teknologi dikonstruksi dan diinterpretasikan berdasarkan kultur dan sistem sosial (Pinch & Bijker dalam Doherty et al., 2013: 6; Orlikowski, 1992, dalam Cadili dan whitley, 2005:72). Penggunaan meme dapat memperlihatkan sebuah bentuk fleksibilitas interpretasi pada penggunaan artefak teknologi. Pada perkembangannya, penggunaan meme internet tidak hanya sebagai lelucon saja, namun dapat digunakan sebagai media kritik. Meme sebagai konten viral dalam perkembangan teknologi internet di era 2.0 memperlihatkan fungsinya pada komunikasi via internet.

Creativity is a key term in technological use for social construction of technology theory. Interpretation flexibility shows that how some technological artefact being constructed and interpreted by culture and social (Pinch & Bijker in Doherty et al., 2013: 6; Orlikowski, 1992, in Cadili dan whitley, 2005:72). The use of internet meme shows how meme as technological artefact being interpreted by some. Nowadays, internet meme no longer used just for vehicle of fun. It also been used by some of mememaker for a vehicle of critics. Meme as a viral content in web 2.0 eras has shown their existence as a means of communication"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessalyn Alvina
"Banyak orang yang menggunakan aplikasi peta berbasis web untuk mencari lokasi geografis suatu tempat. Mengamati rute dalam aplikasi peta sering menyulitkan karena rute perjalanan terlalu panjang dan tidak dapat ditampilkan dalam satu layar, sehingga pengguna harus melakukan sederetan aksi pergantian skala dan perubahan tampilan peta dalam layar (pan & zoom) untuk dapat melihat suatu tingkat perincian tertentu. Teknik focus+context menyajikan solusi dengan menampilkan rute dalam skala yang memungkinkan keseluruhan rute ditampilkan dalam layar, sambil menyediakan pembesaran lokal di sekitar kursor di saat yang bersamaan, menggunakan metafora lensa pembesar. Dengan demikian, pengguna dapat melihat seluruh rute sambil memperbesar bagian yang ingin dilihat secara terperinci. Navigasi menggunakan pembesaran lokal tersebut telah terbukti memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan teknik pan & zoom untuk kasus di mana rute berukuran sangat panjang. Namun demikian, masih ada masalah lain yang dihadapi pengguna, yaitu sulitnya menggerakkan lensa pembesar di sepanjang rute sehingga tampilan pembesaran dapat lari dari fokus pembesara. RouteLens menawarkan solusi dengan secara otomatis menyesuaikan posisi lensa berdasarkan geometri dari rute yang diikuti oleh pengguna. RouteLens memudahkan pengguna mengikuti rute perjalanan pengguna ketika menggunakan aplikasi peta, namun tidak membatasi pergerakan lensa maupun pengguna secara ketat, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi daerah geografis di sekitar rute.

Millions of people now go to the Web to search for geographical itineraries. Inspecting those map itineraries remains tedious because they seldom fit on screen, requiring much panning & zooming to see details. Focus+context techniques address this problem by displaying the route at a scale that allows routes to fully fit on screen, while providing an in-place magnification of the region around the cursor. Users see the entire route at once, and perform magnified steering to navigate along the path, the lens displaying the portion that falls below it in more detail. Navigation based on magnified steering has been shown to outperform pan & zoom for large steering tasks. Yet, this task remains a challenging one, in part because paths have a tendency to ?slip off? the side of the lens. RouteLenses automatically adjust their position based on the geometry of the path that users steer through. RouteLenses make it easier for users to follow a route, yet do not constrain movements too strictly, leaving them free to move the lens away from the path to explore its surroundings."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifudin
"Tahap tanggap darurat bencana banjir di DKI Jakarta awal tahun 2013 lalu, menghambat proses pembangunan sosial dan menimbulkan berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Maka untuk itu melalui pendekatan kualitatif, penelitian tesis ini bermaksud mendeskripsikan apakah relasi triple helix terbangun dalam tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, ternyata tidak terbangun relasi triple helix. Padahal relasi triple helix saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu dapat terbangun karena adanya beberapa faktor pendukung seperti: (a) semangat kemanusiaan; (b) lokasi yang berdekatan; (c) kemampuan SDM dalam bidang tanggap darurat; dan (d) kemampuan finansial. Namun memang faktanya relasi triple helix ini tidak dapat terbangun secara sempurna saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu karena ada beberapa faktor penghambat seperti: (a) ketidakpercayaan; (b) prosedur birokrasi yang ketat; dan (c) ego sektoral.

Emergency response Phase of floods disaster in DKI Jakarta on early 2013, impede the process of social development and creates various social welfare issues. Through a qualitative approach, this thesis is intended to describe the triple helix relations in the emergency floods in early 2013. Based on the findings at the field, it did not wake triple helix relation. Though triple helix relations in current flood emergency response phase in 2013 could be developed due to several contributing factors such as: (a) humanity spirit; (b) adjacent locations; (c) human resource capabilities in emergency response, and (d) the financial capability. But in the fact a triple helix relations can not be developed completely when the emergency phase of floods in early 2013, because there are several inhibiting factors such as: (a) distrust, (b) strict bureaucratic procedures, and (c) sectoral ego."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dewiyanti
"Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1156 tahun 2016 menunjuk Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika PDSI sebagai CIO Kementerian Kominfo dengan tugas pengelolaan layanan teknologi informasi TI di lingkungan internal Kementerian Kominfo. Berdasarkan katalog layanan, terdapat 27 layanan TI yang diberikan PDSI kepada internal Kementerian Kominfo. Dari hasil survei, indeks kepuasan pegawai terhadap layanan TI PDSI tertinggi yang dicapai adalah 61.33. Sedangkan harapan dari Kepala PDSI adalah 85. Berdasarkan analisis fishbone, salah satu sebab permasalahan tidak tercapainya indeks kepuasan pegawai adalah belum adanya Service Level Agreement SLA layanan TI. Untuk meningkatkan indeks kepuasan pegawai terhadap layanan TI PDSI dengan memastikan bahwa layanan TI telah dilakukan sesuai dengan harapan maka perlu disusun rancangan SLA layanan TI PDSI Kemkominfo.
Perancangan SLA pada penelitian ini mengacu pada kerangka kerja ITIL v3 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kategori studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pejabat dan pengelola TI di PDSI sebagai pemilik layanan, serta perwakilan pengguna layanan TI. Untuk memperoleh data yang lebih mewakili pengguna layanan, dilakukan survei dengan 307 sampel pegawai Kemkominfo. Hasil survei divalidasi oleh perwakilan pengguna. Selain itu dilakukan pula observasi dokumen dan lapangan. Dari penelitian ini, diperoleh empat SLA layanan TI yang dapat membantu meningkatkan indeks kepuasan pegawai Kominfo.

Decree of the Minister of Communication and Information Technology Number 1156 of 2016 appoint the Head of center for data and ict infrastructure PDSI as CIO Ministry of Communications and Informatics with the task of managing information technology services IT within the internal Ministry of Communications and Information Technology. Based on the service catalog, there are 27 IT services provided by PDSI to the internal Ministry of Communications and Information Technology. From the survey results, the highest employee satisfaction index of PDSI 39 s IT service is 61.33. While the expectation of PDSI Head is 85. Based on fishbone analysis, one of the reasons for the problem of not achieving the index of employee satisfaction is the absence of Service Level Agreement SLA IT services. To improve the employee satisfaction index for PDSI IT services by ensuring that IT services have been conducted in line with expectations, it is necessary to draft design of Service Level Agreement for Information Technology Services.
The design of SLA in this research refers to the framework of ITIL v3 2011. This research is a qualitative research with case study category. Data collection was conducted through interviews of IT officials and managers in PDSI as service owners, as well as IT service user representatives. To obtain data that is more representative of service users, a survey was conducted with 307 samples of employees of Kemkominfo. The survey results are validated by the user representative. In addition, document and field observations were also conducted. From this research, it is obtained four SLA IT service that can help improve the index of satisfaction of Kominfo employeesof development of information system to prevent implementation failure of the information system in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>