Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ericko Chandra Utama
2010
T42712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Murniasih
"Dalam penelitian kami tentang studi availabilitas biodegradasi senyawa PAH oleh bakteri laut, secara garis besar dapat diketahui bahwa pada dasarnya lingkungan laut Indonesia yang tercemar minyak telah menyediakan bakteri pelaku remediasi secara alamiah. Hal ini terbukti dari data skrining yang dilakukan dari ke-empat titik lokasi sampling, (Pel. Tanjung Mas Semarang, Pel. Tanjung Priok, Kumai Kal Sel dan Balikpapan) hanya dari Tanjung Priok yang tidak didapatkan bakteri pendegradasi. Hal ini disebabkan oleh tidak sesuainya kondisi sampel dengan media pengkayaan. Uji biodegradasi fenantren, piren dan benzo[a]antrasen menunjukkan bahwa isolat bakteri terpilih dari Semarang SalP-4b21 dapat mendegradasi fenantren sebesar 100% sesudah 15 hari kultivasi dan piren sebesar 24,53% sesudah 29 hari kultivasi. Sedangkan isolat KalP-3b22 dari Kumai Kal. Sel. dapat mendegradasi benzo[a]antrasen sebesar 38,2% selama 57 hari dan mendegradasi fenantren sebesar 59,5% sesudah 29 hari kultivasi. Karakterisasi senyawa hasil konversi menggunakan GC-Mass dan Spektroskopi Infra Merah menunjukkan bahwa tahap awal benzo[a]antrasen terkonversi menjadi benzo[a]antrasen 7, 12 diol yang terdeteksi sesudah 22 hari kultivasi dan pada hari ke-50 terdeteksi adanya benzo[a]antrasen 7, 12 dion. Fenantren oleh isolat KalP-3b22 terdegradasi menjadi 1-naftalenol sesudah 29 hari kultivasi, sedangkan oleh isolate SalP- 4b21 menjadi senyawa fenol 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4 methyl. Jumlah produk konversi piren yang sangat kecil mengakibatkan sulitnya penentuan strukturnya. Karakterisasi 16S-rDNA isolate KalP-3b22 menunjukkan jenis Pseudomonas sp, sedangkan isolat SalP-4b21 adalah Sphingomonas sp.

In our investigation of bacteria that degrade PAH isolated from Indonesian coastal waters, basically we could conclude that some of Indonesian marine microbial isolated from oil contaminated areas were naturally available remediate the polluted areas. The screening data of this kind of bacteria from four sampling location (Tanjung Mas Semarang Port, Tanjung Priok Jakarta Port, Kumai Kal-Sel Port and Balikpapan Port) showed that almost in every site we could find PAH degrading bacteria. In case we didn? find the PAH degrading bacteria from Tanjung Priok Port was caused by unavailable physical condition sample with enrichment media. PAH Biodegradation test showed that the potent bacteria isolated from Semarang, SalP-4b21 degraded 100% phenanthrene after 15 days cultivation and 24,53% pyren after 29 days cultivation. The second potent bacteria isolated from Kumai Port (KalP-3b22) degraded 59,5% phenanthrene after 29 days cultivation and 38,2% benzo[a]anthracene after 57 days cultivation. Analysis of conversion product using GC-Mass and Infra Red Spectroscopy showed that in the beginning step, benzo[a]anthracene convert to benzo[a]anthracene 7,12 diol, this compound was detected after 22 days cultivation in KalP-3b22 and after 50 days cultivation this compound was converted to benzo[a]anthracene 7, 12 dion. In KalP-3b22 culture, phenantrene was converted to 1-naphtalenol after 29 days."
2007
T40082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Fatisa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi
"Bioremediasi adalah teknologi remediasi yang menggunakan sistem biologi untuk menanggulangi masalah polusi. Teknologi yang cukup baru dalam pengembangan teknologi pengolahan air limbah adalah teknologi in situ. In situ Bioremediasi mengarah pada penggunaan proses mikrobiologi alami yang dilakukan pada lingkungan bawah tanah untuk mematahkan senyawa kompleks menjadi lebih sederhana, atau biasa disebut biodegradasi. Komponen dari minyak bumi yang berbahaya dan berpotensi sebagai kontaminan dalam pencemaran air adalah benzena dan toluena. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji coba proses degradasi benzena dengan menggunakan konsorsium bakteri yang terdiri dari Pseudomonas aeroginosa, Pseudomonas elongata dan Bacillus subtilis. Penelitian ini merupakan rangkaian dari penelitian bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 10 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 2,13E+04 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal benzena dan toluena yang digunakan adalah 50, 100, 200, 500, dan 1000. Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adanya kecendrungan bahwa laju pertumbuhan optimum bakteri akan lebih rendah dengan semakin bertambahnya konsentrasi kontaminan, sehingga degradasi kontaminan benzena dan toluena dengan konsentrasi lebih besar akan membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya konsentrasi maka persentasi yang kontaminan terdegradasi akan semakin kecil yaitu pada variasi konsentrasi yang ditambahkan 50 ppm persentasi degradasi kontaminannya adalah 77,91 % untuk benzena dan 67,51% untuk toluena dan untuk konsentrasi 1000 ppm hanya 38,88% untuk benzena dan 33,72% untuk toluena. Keadaan bakteri yang berada dalam keadaan konsorsium membutuhkan waktu lebih lama bagi bakteri untuk mendegradasi kontaminan karena didahului dengan adanya persaingan atau kompetisi dalam memanfaatkan nutrisi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haafizh Izzatullah
"Kandungan pyrene merupakan kandungan yang paling besar dalam kandungan PAH pada limbah minyak. Salah satu cara terbaik untuk mendegradasi senyawa berbahaya tersebut adalah penggunaan mikroorganisme. Proses ini bersifat lebih ramah lingkungan, cepat, dan ekonomis, dibandingkan menggunakan bahan sintetik. Bacillus subtilis C19, Ochrobactrum sp M2292, dan konsorsiumnya akan mengintensifikasi proses biodegradasi pyrene yang terlarut dalam air dan menjadikannya sumber energi untuk pertumbuhan bakteri. Penelitian ini juga membahas kemampuan hidup mikroorganisme tersebut dalam konsentrasi pyrene yang tinggi 1000 mg/L. Diawali dengan prekultur bakteri pada larutan pyrene dengan medium yeast extract, Ochrobactrum sp M2292 mampu mendegradasi konsentrasi pyrene sebanyak 44,7 % dengan substrat awal 200 mg/L. Evaluasi kecepatan pertumbuhan spesifik pada biodegradasi pyrene konsentrasi 1000 mg/L dengan metode berat kering mengindikasikan bahwa Bacillus subtilis C19, Ochrobactrum sp M2292, dan konsorsiumnya merupakan bakteri yang dapat mengutilisasi pyrene dalam air. Hasilnya, Ochrobactrum sp M2292 merupakan bakteri yang mempunyai laju pertumbuhan spesifik paling cepat pada konsentrasi pyrene 1000 mg/L daripada Bacillus subtilis C19 dan bakteri konsorsiumnya.

Pyrene is the greatest content of PAH on the waste oil. One of the best ways to degrade these harmful substance is use microorganism. This process is more environmentally friendly, fast, and economical, compared to using synthetic materials. Bacillus subtilis C 19, Ochrobactrum sp M2292, and consotium both of them will intensify biodegradation process of pyrene that are dissolved in the water and make it a source of energy for bacterial growth. This study also discusses the ability of the microorganism living in high pyrene concentration 1000 mg/L. Starts from initiated preculture on pyrene and yeast extract medium solution, Ochrobactrum sp can degrade pyrene by 44,7% with initial consentration is 200 mg/L. Evaluation of specific growth rate at high concentration of pyrene biodegradation by dry weight method indicated that Bacillus subtilis C19, Ochrobactrum sp M2292, and konsorsium of bacteria that can utilize pyrene in water condition. The result, Ochrobactrum sp M2292 has the fastest specific growth rate in 1000 mg/L pyrene concentration than Bacillus subtilis C19 and consortium bacterial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Biosurfaktan merupakan senyawa amfifilik yang dihasilkan oleh bakteri, kapang atau jamur yang bisa dimanfaatkan untuk industri kosmetik., kesehatan, maupun untuk penanganan pencemaran tumpahan minyak mentah melalui bioremediasi. Jenis bakteri dan media pertumbuhannya mempengaruhi produksi biosurfaktan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian jenis bakteri pendegradasi minyak mentah yang berhasil diisolasi dari Teluk Jakarta dan penggunaan beberapa media untuk menumbuhkan bakteri tersebut untuk mengetahui potensi bakteri dari laut dalam menghasilkan biosurfaktan. Lima jenis bakteri ditumbuhkan pada 4 jenis media pertumbuhan. Kemudian diinkubasi selama 28 hari. Produksi biosurfaktan oleh bakteri diuji dengan menggunakan metode drop collapse dan metode oil spreading assay. Pengambilan sampel untuk mengukur produksi biosurfaktan dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, 21, dan 28. Parameter yang diukur adalah bentuk permukaan minyak pada uji drop collapse, besar diameter zona bening yang terbentuk dalam uji oil spreading assay dan total sel bakteri. Data diameter zona bening dan total sel bakteri dianalisis menggunakan metode analisis of varian (Anova) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan dengan program statistic pada SPSS 16.0. Hasil penelitian dan uji statistik menunjukkan bahwa bakteri Pseudomonas balearica dan Alcanivorax dieselolei strain NO1A yang ditumbuhkan dalam media Bushnell Haas Broth pada inkubasi hari ke 28 memberikan hasil tertinggi yang berbeda nyata dengan jenis bakteri lain yang ditumbuhkan pada media yang sama.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellia Ester Maharani
"Naftalena merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat karsinogenik dan berbahaya bagi makhluk hidup. Pencemaran naftalena dapat diremediasi menggunakan bakteri hidrokarbonoklastik. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan Pseudomonas sp. SM 1_7 dalam mendegradasi senyawa naftalena. Pseudomonas sp. SM 1_7 diinkubasi dalam medium Bushnell-Haas yang ditambahkan naftalena 0,02 % dan yeast extract 0,5%. Pertumbuhan bakteri diukur menggunakan Total Plate Count (TPC) dan spektrofotometri. Pertumbuhan diukur pada periode inkubasi 0 jam, 24 jam, dan 48 jam. Konsentrasi senyawa naftalena diukur menggunakan HPLC setelah inkubasi 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 24 jam inkubasi, jumlah bakteri meningkat dari 5 x 108 CFU/mL menjadi 7,1 x 108 FU/mL pada batch pertama, 4,2 x 108 CFU/mL menjadi 5,3 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 4,1 x 108 CFU/mL menjadi 5,9 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Penurunan jumlah sel terjadi setelah inkubasi 48 jam menjadi 2,4 x 107 CFU/mL pada batch pertama, 3,4 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 2,3 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Konsentrasi naftalena berkurang sebanyak 43,65% setelah inkubasi 48 jam. Pseudomonas sp. SM 1_7 memiliki kemampuan dalam mendegradasi naftalena.

Naphthalene is a hydrocarbon compound that is carcinogenic and harmful to living organisms. Hydrocarbonoclastic bacteria can be used in naphtalene remediation. This study will examine the biodegradation of naphthalene by Pseudomonas sp. SM 1_7 grown in Bushnell-Haas medium with the addition of 0.02% (w/v) naphthalene and 0.5% (w/v) yeast extract for 48 hours. Bacterial growth is measured by Total Plate Count (TPC) and spectrophotometry. Naphthalene concentration in the medium after 48 hours was measured using HPLC. The results showed that after 24 hours of incubation, the number of bacteria increased from 5 x 108 CFU/mL to 7.1 x 108 FU/mL in the first batch, 4.2 x 108 CFU/mL to 5.3 x 109 CFU/mL in the second batch, and 4.1 x 108 CFU/mL to 5.9 x 108 CFU/mL in the third batch. Number of cells decreased after 48 hours of incubation to 2.4 x 107 CFU/mL in the first batch, 3.4 x 109 CFU/mL in the second batch, and 2.3 x 108 CFU/mL in the third batch. The concentration of naphthalene in the medium after 48 hours decreased by 43.65%. Pseudomonas sp. SM 1_7 has the capability to degrade naphthalene.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Yuliani
"ABSTRAK
Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah salah satu kontaminan yang paling banyak ditemukan di area yang terkontaminasi minyak. Senyawa PAH dalam limbah lumpur minyak bumi antara lain antrasena, benzo-antrasena, dan pirena. Diantara senyawa PAH tersebut, pirena merupakan PAH dengan berat molekul tinggi yang paling berlimpah, yang bersifat sangat beracun, mutagenik, genotoksik dan karsinogenik pada organisme hidup. Hasil riset ini menunjukkan beberapa mikroorganisme mampu mendegradasi senyawa pirena. Untuk mempelajari kemampuan strain Indonesia dalam mendegradasi senyawa pirena tersebut, studi eksploratif telah dilakukan. Lima isolat bakteri laut dari Cilacap dan Marina telah digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan studi biodegradasi pirena. Lima strain diidentifikasi sebagai Ochrobactrum sp. M2292, Bacillus subtilis M128, Bacillus subtilis C318, Bacillus subtilis C19 dan Bacillus pumilus C15. Isolat bakteri ini dianalisis untuk keberadaan gen dioksigenase, diyakini sebagai gen kunci dalam biodegradasi PAH. Dari hasil studi telah ditemukan bahwa semua isolat memiliki gen dioksigenase, nidA dan nahAc, dua biomarker yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan bakteri dalam biodegradasi PAH. Kelima bakteri menunjukkan kemampuan mereka dalam proses biodegradasi PAH menggunakan media uji petri agar dengan menggunakan pirena atau fenantera sebagai substrat, tetapi hanya dua isolat yang sangat unggul dalam pertumbuhan, yaitu Bacillus subtilis C19 untuk biodegradasi pirena dan Ochrobactrum sp. M2292 untuk biodegradasi fenantrena. Pada Penelitian ini difokuskan pada biodegradasi pirena, sehingga B. subtilis C19 dipilih untuk studi lebih lanjut. Sebuah uji batch sederhana dilakukan untuk mempelajari kinetika biodegradasi pirena menggunakan B. subtilis C19, dimana pirena sebagai substrat pembatas. Laju pertumbuhan sel kemudian difitting dengan menggunakan model pertumbuhan bakteri Monod, Haldane, Andrews, dan Aiba. Hasil analisis menunjukkan nilai sum square error minimum pada model Andrews dengan laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0,0048 h-1, konstanta spesifik substrat (Ks) 0,0079 gL-1, dan konstanta inhibisi substrat (Ki) 0,2619 gL-1. Model Andrew menghasilkan fitting terbaik dengan nilai sum square error 0.046 dibandingkan dengan model lain dengan nilai sum square error 0,050-0,207. Selain kemampuan intrinsik untuk biodegradasi pirena, bakteri ini juga dikenal menghasilkan biosurfaktan, yang dapat membantu mengemulsi substrat pirena, sehingga meningkatkan bioavailabilitasnya. Hasil riset menunjukkan bahwa B. subtilis C19 menghasilkan biosurfaktan lipopeptida, dan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa biosurfaktan ini memiliki stabilitas tinggi pada variasi pH dan salinitas, dua karakteristik yang diperlukan untuk aplikasi bioremediasi. Dalam sebuah studi tambahan, aktivitas antimikroba dari biosurfaktan pada lima bakteri

ABSTRAK
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enterica typhi, Listeria monocytogenes, dan fungi Candida albicans telah dianalisis. Hasil riset menunjukkan biosurfaktan yang diproduksi oleh B. subtilis C19 menghambat pertumbuhan fungi tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil riset ini menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan oleh B. subtilis C19 dapat digunakan untuk aplikasi konsorsium dalam biodegradasi pirena, tanpa dampak negatif dari fungsi antimirobialnya.;Poly-aromatic hydrocarbon (PAH) is one of the most pervasive contaminant presents in oil ? contaminated sites. It comprises anthracene, benzo-anthracene, and pyrene. Of those, pyrene is the most abundant high-molecular weight PAHs, which is highly toxic, mutagenic, genotoxic and carcinogenic to the living organisms. However, reports have suggested that some microorganisms were capable of successfully degrading the pyrene. To study the ability of Indonesian strain to degrade the pyrene, an explorative study has been undertaken. A five marine bacterial isolate from Cilacap and Marina have been used in this study to undertake the pyrene degradation study. The five strains were identified as Ochrobactrum sp. M2292, Bacillus subtilis M128, Bacillus subtilis C318, Bacillus subtilis C19 and Bacillus pumilus C15. They were analyzed for the presence of dioxygenase genes, believed to be the key genes in the degradation of pyrene. It was found from the study that all the isolates have the dioxygenase genes, nidA and nahAc, two biomarkers used to evaluate the degradation capability of the bacteria. The five bacteria shows their capability in degrading the PAHs using petri dish agar medium test using pyrene or penanthere as substrate, but only two were superior in term of growth, which were, Bacillus subtilis C19 for pyrene and Ochrobactrum sp. M2292 for penantherene. As this study was focused on pyrene, B. subtilis C19 were chosen for further study. A simple batch test was undertaken to study the degradation kinetics of pyrene using B. subtilis C19, where pyrene was used as the limiting substrate. The growth rate was then fitted using the least sum square error with available bacterial growth models of Monod, Haldane, Andrews, and Aiba. The experimental results showed that the curve fitted Andrews model best, with a maximum specific growth rate (μmax) of 0.0048 h-1, a half velocity constant (Ks) of 0.0079 gL-1, and an inhibition growth rate coefficient (Ki) of 0.2619 gL-1. The fit produces a sum square error of 0.046 as compared to, between 0.050 ? 0.207 of other models. In addition to its intrinsic ability to degrade the pyrene, the bacterium was also known to produce a biosurfactant that may help the bacteria to emulsify the pyrene, so that increases its bioavailability. It was confirmed that the bacteria did produce the biosurfactant, and further analysis showed that the lipopeptide biosurfactant had a superior stability in term of pH and salinity, two characteristics required for a successful field application. In an additional study, an antimicrobial activity of the biosurfactant on five bacteria"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1915
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusnul Yakkin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Lestari Wahid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>