Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mardiyati
Jakarta: UI-Press, 2015
551.527 SRI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Falah
"Daerah “SP” merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi di Indonesia. Daerah panas bumi “SP” terletak pada Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara.  Pada wilayah panas bumi ini, terdapat manifestasi di permukaan yaitu mata air panas Ria-ria dan mata air panas  Panabungan. Kedua mata air panas tersebut dilalui oleh sesar yang diduga merupakan jalur keluarnya manifestasi tersebut. Untuk dapat mengetahui keadaan sistem panas bumi di bawah permukaan diperlukan adanya penelitian lebih lanjut, salah satunya adalah penelitian magnetotellurik.  Pada penelitian ini terdapat 3 lintasan yang terdiri dari 17 titik pengukuran magnetotellurik.   Data yang diolah pada penelitian ini merupakan data time series. Kemudian data tersebut dikonversi menjadi data resistivitas dan fase terhadap frekuensi. Berikutnya dilakukan beberapa proses terhadap data tersebut yaitu seleksi crosspower, static shift, dan inversi. Hasilnya adalah model resistivitas 2D. Pada model 2D terdapat mode transverse electric (TE), transverse magnetic (TM), dan invariant.  Berdasarkan hasil pengolahan pada ketiga lintasan, terlihat bahwa pada mode TE dapat menunjukkan keberadaan zona konduktif dengan jelas dan dapat menunjukkan variasi resistivitas yang baik secara vertikal dibandingkan mode lain, sementara pada mode TM dapat menunjukkan keberadaan zona resistif dengan jelas dan dapat menunjukkan variasi resistivitas yang baik secara lateral dibandingkan mode lain. Mode invariant merupakan gabungan mode TE dan TM. Perbadingan ketiga mode digunakan untuk mengetahui keberadaan zona yang mungkin terlihat pada satu mode tetapi tidak terlihat pada mode lainnya, seperti zona konduktif yang diduga clay cap, zona resistivitas sedang yang diduga reservoir, dan zona resistif yang diduga sumber panas. Berdasarkan analisis terintegrasi, sistem panas bumi di wilayah SP merupakan sistem hidrotermal suhu rendah (<120 °C) dengan zona clay cap (<20 Ωm) pada kedalaman 0–1500 m, zona reservoir (20–70 Ωm) pada kedalaman ±1000 m, dan zona sumber panas (>100 Ωm) pada kedalaman >2000 m berupa intrusi batuan beku. Fluida berasal dari permukaan terakumulasi di cekungan sebagai reservoir, terpanaskan oleh intrusi batuan beku, dan keluar sebagai mata air panas melalui sesar.

Area “SP” is one of Indonesia's geothermal potential regions, located in North Tapanuli Regency, North Sumatra. This geothermal area has surface manifestations, including the Ria-ria hot spring and Panabungan hot spring, both of which are traversed by faults suspected to serve as pathways for these manifestations. To understand the subsurface geothermal system, further research is necessary, one of which is a magnetotelluric (MT) study. This study includes three survey lines consisting of 17 MT measurement points. The data collected in this study are time-series data, which were then converted into resistivity and phase data as a function of frequency. The data underwent several processing steps, including cross-power selection, static shift correction, and inversion, resulting in 2D resistivity models. These 2D models consist of transverse electric (TE), transverse magnetic (TM), and invariant modes. The processing results show that the TE mode clearly delineates conductive zones and provides better vertical resistivity variations than the other modes. In contrast, the TM mode highlights resistive zones and captures better lateral resistivity variations. The invariant mode is a combination of TE and TM modes. Comparing the three modes helps identify zones that might be visible in one mode but not in the others, such as the conductive zone suspected to be the clay cap, the moderate resistivity zone interpreted as the reservoir, and the resistive zone presumed to be the heat source. Based on an integrated analysis, the SP geothermal system is identified as a low-temperature hydrothermal system (<120 °C) with a clay cap zone (<20 Ωm) at a depth of 0–1500 m, a reservoir zone (20–70 Ωm) at approximately 1000 m depth, and a heat source zone (>100 Ωm) at depths greater than 2000 m, interpreted as an igneous intrusion. Fluids originate from the surface, accumulate in a basin as a reservoir, are heated by the igneous intrusion, and emerge as hot springs through faults. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Saputra
"Telah dikembangkan program inversi dan program forward-modeling data MT 2D. Program inversi telah dites menggunakan data sintetik (dari program forward-modeling) dan data lapangan (daerah geotermal Sibayak) dengan hasil terbukti mampu memetakan bawah permukaan. Program inversi yang dibuat digunakan untuk menginversi data MT lapangan geotermal Sibayak, Sumatra Utara. Hasil inversi tersebut digunakan untuk membuat penampang 2-D distribusi resistivitas bawah permukaan. Model yang diperoleh kemudian diinterpretasi dengan bantuan data sumur dan data geologi. Hasil interpretasinya adalah zona up-flow terdapat di sebelah utara, dekat Gunung Sibayak, sedang zona out-flow berada di sebelah selatan. Rekomendasi pengeboran diberikan untuk daerah di sebelah utara. Rekomendasi reinjeksi fluida diberikan untuk daerah di sebelah selatan.

A 2-D MT Software for inverse and forward-modeling has been developed. The inversion program was tested using both synthetic data (from forward-modeling software) and real data (from Sibayak geothermal area) resulting conclusion that the inversion program was capable reconstructing subsurface model. The inversion program was used to invert Sibayak geothermal MT data. The inversion result was used to produce cross-section model of subsurface resistivity distribution. The model derived was then interpreted by incorporating borehole and geology data. Interpretation results are: up-flow zone is situated in the northern side near Mount Sibayak, while out-flow zone is situated in the southern side. Drillings are recommended to be located in northern area. Geothermal brine reinjection is recommended to be located in southern area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Cinnamon Geothermal prospect is located in the northeastern of
Mayonnaise Island, Indonesia. It is located in quaternary volcanic terrain
about 750 m asl. The various types of surface manifestations e.g. solfatara,
fumarole, steaming ground, mud pools and hotsprings are concentrated near
Cinnamon village. Few reconnaissance surveys had been conducted since
year 1977. To model the Geothermal Prospect of Cinnamon, one can use
Magnetotelluric and Gravity method.
Magnetotelluric method uses telluric current as natural source to
identify the resistivity properties of subsurface rocks. This resistivity section
can be used to identify the occurrence of clay cap. Gravity method can be
used to map the density response from the subsurface to detect a massive
density contrast that match the geological condition.
The integrated model of Cinnamon combining geophysical,
geochemical and geological data can be used to locate the reservoir, outflow,
and upflow for further drilling purpose and exploitation."
Universitas Indonesia, 2007
S28903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mega Sutan
"Wilayah eksplorasi panas bumi Hu’u Daha merupakan salah satu wilayah yang dianggap potensial untuk dijadikan sumber energi alternatif berupa energi panas bumi. Dalam penelitian ini dilakukan korelasi hasil pengolahan data gravitasi dengan data Land Surface Temperature (LST) untuk memperkirakan adanya sumber panas bumi, di mana titik-titik dengan nilai gravitasi tinggi kemungkinan besar merupakan lokasi adanya sumber panas bumi dan memperkirakan suhu reservoir panas bumi di bawah permukaan tanah. Dalam pengolahan data tersebut, dilakukan tahapan filtering First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) yang menunjukkan adanya 6 struktur geologi pada daerah Hu’u Daha dengan arah patahan barat laut-tenggara, barat-timur, hingga timur laut-barat daya yang mengontrol sistem panas bumi daerah penelitian yang ditandai oleh garis berwarna hitam. Kemudian dilakukan analisis patahan dan analisis 3D inversi yang dimana dugaan keterdapatan lapisan reservoir berupa batuan lava dan breksi berkomposisi andesit dan basalt serta sisipan batuan tufa dengan rerata kedalaman 633-1500 m dengan nilai densitas 3.4-3.33 gr/cm3 yang dilingkupi oleh lapisan cap rock berupa batuan lava hasil erupsi dengan kedalaman rata-rata 0-633 m dengan nilai densitas 3.51-3.44 gr/cm3, serta terdapat patahan-patahan yang mengontrol sistem panas bumi berdasarkan korelasi FHD dan SVD.

The exploration area of Hu'u Daha geothermal field is considered to be a potential source of alternative energy in the form of geothermal energy. In this study, the correlation between gravity data and Land Surface Temperature (LST) was conducted to estimate the presence of geothermal sources. Points with high gravity values are likely locations of geothermal sources, and the temperature of the geothermal reservoir beneath the ground surface was estimated. The data processing involved the use of First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) filtering, which revealed the presence of six geological structures in the Hu'u Daha area, characterized by fault lines in the northwest-southeast, west-east, and northeast-southwest directions, controlling the geothermal system. Subsequently, fault analysis and 3D inversion analysis were performed, indicating the suspected presence of a reservoir layer consisting of andesite and basalt rock, as well as tufa rock, at an average depth of 633-1500 m with a density value of 3.4-3.33 g/cm3. This layer is covered by a cap rock layer of erupted lava rock at an average depth of 0-633 m with a density value of 3.51-3.44 g/cm3. The analysis also identified faults controlling the geothermal system based on the correlation of FHD and SVD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ditujukan untuk mendapatkan model geofisika prospek
geothermal Metta. Pelaksanaan penelitian dimulai pada pertengahan bulan
Januari – April 2007 di kantor Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan
memodelkan penampang inversi dua dimensi magnetotellurik (MT) dan
pengolahan data pendukung. Interpretasi dan penggambaran model geofisika
dilaksanakan di kampus Universitas Indonesia (UI) hingga awal Juni 2007.
Ketiga penampang pemodelan MT menunjukkan keberadaan sistem
geothermal dilihat dari kontras nilai resistivitas batuan. Hasil ketiga model
menunjukkan lokasi up flow, yaitu berada di bawah titik pengukuran MT 15 –
MT 16 pada model satu, MT 21 pada model dua, dan MT 27 pada
penampang tiga. Luas areanya adalah ± 20 km2. Lokasi out flow menuju
sebelah NW dari seluruh titik MT. Prospek Geothermal Metta perlu
pembuktian dengan melakukan pemboran hingga kedalaman 2,5 km tepat
diatas lokasi up flow untuk mendapatkan temperatu reservoir sebesar 350°C."
Universitas Indonesia, 2007
S28891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yani
"Saat ini prospek geotermal Lahendong dioperasikan 80 MW terdiri dari Unit-1, 2, 3 dan 4 masing-masing 20 MW. Dengan management reservoir yang baik dan step wise development LHD-A adalah sumur eksplorasi yang ditargetkan ke sesar Lengkoan di dekat gunung Lengkoan, sebagaimana rekomendasi dari model konseptual awal dalam penyusunan well tergetting. Tujuan utama pengeboran sumur LHD-A adalah sebagai sumur deliniasi untuk konfirmasi batas reservoir di sebelah SW tepat di bawah gunung Lengkoan dan sebagai sumur make-up untuk buffer ketersediaan uap. Hasil pengeboran didapatkan bahwa LHD-A merupakan sumur Cyclic, low pressure dan tidak dapat masuk kesistem penyaluran uap dalam mensuplai kecukupan uap. Dilakukan update model konseptual dengan Analisa terintegrasi semua data yang ada dengan runutan kaidah kajian eksplorasi dan eksploitasi lapangan geotermal propek Lahendong. Update model konseptual dilakukan sebagai acuan dalam rencana pengelolaan dan pengembangan lapangan kedepan. Dalam studi juga dilakukan evaluasi permasalahan sumur LHD-A, direkomendasikan untuk dilakukan acidizing guna memperbaiki kondisi cyclic dan meningkatkan produktifitas sumur. Dilakukan juga kajian dan perhitungan pemanfaatan sumur low pressure LHD-A ini untuk pembangkitan small scale power plan dengan kapasitas 1 – 5 MW menggunakan berbagai scenario hasil perbaikan acidizing dan penentuan jenis teknologi power plan yang tepat untuk digunakan. Dengan dimanfaatkan secara baik sumur LHD-A maka akan meningkatkan keekonomian proyek terutama mengurangi dampak kerugian biaya pengeboran. Small scale Power plan juga dapat direkomendasikan untuk dikembangkan pada blok Utara prospek Lahendong dimana reservoir memiliki karakter low pressure. Usulan pengeboran di sebelah Timur prospek gunung Kasuratan dapat dilakukan setelah dilakukan kajian yang konfrehensif terkait dampak penyerapan yang cukup besar di daerah tersebut.

Currently, the Lahendong Geothermal Prospect is operating at 80 MW consisting of Units 1, 2, 3 and 4 each of 20 MW. With good reservoir management and step wise development LHD-A is an exploratory well targeted at the Lengkoan fault near Mount Lengkoan, as recommended by the initial conceptual model in preparing the well targeting. The main purpose of drilling the LHD-A well is as a delineation well to confirm the reservoir boundary in SW below Mount Lengkoan and as a make-up well to buffer steam availability. The drilling results show that LHD-A is a Cyclic well, low pressure and cannot enter the existing steam gathering system in supplying sufficient steam. Updating the conceptual model with an integrated analysis of all existing data with the sequence of study principles of Exploration and Exploitation of the Lahendong proyek geothermal field. Conceptual model updates are carried out as a reference in future field management and development plans. The study also evaluated the problem of the LHD-A well, it was recommended that it be acidized to improve cyclic conditions and increase well productivity. A study and calculation of the utilization of the LHD-A low pressure well was also carried out for generating a small-scale power plan with a capacity of 1 – 5 MW with various scenarios resulting from acidizing improvements and determining the right type of power plan technology to be used. By properly utilizing the LHD-A well, it will increase the economics of the proyek, especially reducing the impact of losses on drilling costs. A small-scale power plan can also be recommended for development in the North block of the Lahendong prospect where the reservoir has a low-pressure character. Proposals for drilling to the east of the G. Kasuratan prospect can be carried out after a comprehensive study has been carried out regarding the relatively large absorption impact in the area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizanissa Purnama Sari
"Lapangan geotermal X merupakan salah satu lapangan di Flores, Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi geotermal dan masih dalam tahap pengembangan. Pada Tahap eksplorasi, diperlukan pemahaman yang sangat baik terhadap sistem geotermal yang dapat digambarkan melalui model konseptua. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model konseptual yang terintegrasi data geofisika, geologi, geokimia, dan data sumur. Hal ini digunakan untuk meminimalisir kegagalan dalam pemboran. Model konseptual merupakan informasi awal untuk menentukan lokasi pengeboran. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan analisis inversi 3D magnetotellurik (MT) dan 2D gravitasi yang dikorelasikan dengan data sumur. Hasil geotermometer menunjukan temperatur reservoir berkisar 225-250ºC. Berdasarkan korelasi data tersebut dapat dilihat bahwa lapisan dibawah permukaan X dibagi menjadi 3 yaitu argilik, transisi, dan propilitik. Zona argilik diidentifikasikan sebagai clay cap dengan resistivitas ≤ 10 ohm-m dengan temperature 200ºC. Sedangkan zona transisi merupakan batas dari reservoir dan clay cap yang memiliki suhu sebesar 200-210ºC dan resistivitas 10-20 ohm-m. Zona propilitik merupakan zona reservoir yang kaya mineral illit dengan resistivitas 20-100 ohm-m dan temperature ≥ 210ºC. Luas area prospek lapangan geotermal X sebesar 3.4 km2 dengan potensi tertinggi di bagian utara daerah penelitian. Rekomendasi pengembangan yaitu 3 sumur produksi ke arah utara dan 2 sumur injeksi ke arah selatan. Disimpulkan bahwa model konseptual yang dihasilkan berkorelasi dengan baik dengan data sumur.

The X Geothermal field is one of the fields in Flores, East Nusa Tenggara that has geothermal potential and is still under development. At the exploration stage, understanding the geothermal system is important can be described through a conceptual model. This study aims to build an integrated conceptual model with geophysical, geological, geochemical, and well data. It is used to minimize failures in drilling. This is used to minimize failure in drilling. The geothermal conceptual model is the initial information for determining the drilling location. Modeling was carried out using inverse 3D magnetotelluric (MT) and 2D gravity analysis which was correlated with well data. The results of the geothermometer show that the reservoir temperature ranges from 225-250ºC. Based on the data correlation, it can be seen that the subsurface layer X is divided into 3 namely argillic, transitional, and propylitic. The argillic zone is identified as a clay cap with a resistivity of ≤ 10 ohm-m at a temperature of 200ºC. While the transition zone is the boundary of the reservoir and clay cap which has a temperature of 200-210ºC and a resistivity of 10-20 ohm-m. The prophylactic zone is a reservoir zone rich in illite minerals with a resistivity of 20-100 ohm-m and a temperature of ≥ 210ºC. The prospect area for the X geotermal field is 3.4 km2 with the highest potential in the northern part of the study area. Development recommendations are 3 production wells to the north and 2 injection wells to the south. It was concluded that the resulting conceptual model correlated well with the well data."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>