Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fauzan
"ABSTRAK
Ice slurry generator is a technology that is currently potential applied to
fishermen. The solution from seawater, moreover characteristict of ice is soft and the
temperature can be below 0 °C can make the fish quality will remain intact. The
current study focused to find the value of the scraper shaft motor rotation optimal to
obtain the optimum point of the process of making ice slurry of seawater with a
scraped surface ice slurry generator. Experimental data obtained by doing variation of
the pump and the auger shaft RPM conducted respectively by 4 variations. From the
sixteen trials, it was found that the optimum point on the pump rotation is 2000 rpm
and 1000 rpm for motor rotation.

ABSTRACT
Ice slurry generator merupakan teknologi yang saat ini potensial jika
diterapkan kepada nelayan. Bahan dasar dari air laut, serta karaktekteristik es yang
lembut dan suhunya bisa di bawah 0 oC membuat kualitas ikan akan tetap terjaga.
Penelitian kali ini memfokuskan untuk mencari nilai putaran auger shaft untuk
mendapatkan titik optimal dari proses pembuatan bubur es dari air laut dengan
scraped surface ice slurry generator. Data ekesperimental diperoleh dengan
melakukan variasi RPM pompa dan auger shaft yang dilakukan masing-masing
sebanyak 4 variasi. Dari 16 kali percobaan, ditemukan titik optimum berada pada
putaran pompa 2000 rpm dan motor 1000 rpm"
2015
S65717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[ Sistem Sistem generator ice slurry berbasis air laut diteliti secara eksperimental
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan putaran pompa (rpm)
terhadap beberapa karakteristik dari ice slurry. Berdasarkan data eksperimen
diketahui bahwa kecepatan putaran pompa sentrifugal pada suatu kecepatan
putaran pengaduk tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan
penurunan temperatur air laut. Kecepatan penurunan temperatur tertinggi adalah
1.08oC/menit yang terjadi pada putaran pompa 3000 rpm dan putaran pengaduk
800 rpm. Selain itu, waktu keluar ice slurry dari evaporator, waktu berhenti
pengaduk, dan selisih antara kedua waktu tersebut juga bergantung pada
kecepatan putar pompa dan pengaduk. Sebaliknya, daya listrik masukan pompa
tidak bergantung pada kecepatan putar pengaduk. Daya pompa hanya bergantung
kepada kecepatan putaran pompa. Beberapa parameter kinerja maksimum teoritis
untuk siklus refrigerasi pada sistem ini telah dihitung dan didapatkan bahwa nilai
koefisien performa maksimum teoritis adalah 4.89. ice slurry berbasis air laut diteliti secara eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan putaran pompa rpm terhadap beberapa karakteristik dari ice slurry Berdasarkan data eksperimen diketahui bahwa kecepatan putaran pompa sentrifugal pada suatu kecepatan putaran pengaduk tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan penurunan temperatur air laut Kecepatan penurunan temperatur tertinggi adalah 1 08oC menit yang terjadi pada putaran pompa 3000 rpm dan putaran pengaduk 800 rpm Selain itu waktu keluar ice slurry dari evaporator waktu berhenti pengaduk dan selisih antara kedua waktu tersebut juga bergantung pada kecepatan putar pompa dan pengaduk Sebaliknya daya listrik masukan pompa tidak bergantung pada kecepatan putar pengaduk Daya pompa hanya bergantung kepada kecepatan putaran pompa Beberapa parameter kinerja maksimum teoritis untuk siklus refrigerasi pada sistem ini telah dihitung dan didapatkan bahwa nilai koefisien performa maksimum teoritis adalah 4 89 , An ice slurry generator system based on seawater is studied
experimentally in order to find out the influence of centrifugal pump rotation
speed (rpm) to some characteristics of ice slurry. Based from experimental data it
is known that pump rotation speed in certain mixer rotation speed is significantly
influence the seawater temperature drop rate. The highest temperature drop rate is
1.08oC/minute that occur at pump speed 3000 rpm and mixer speed 800 rpm.
Besides, time of ice slurry to come out from evaporator, time of mixer to stop, and
time difference between them are depend on pump and mixer rotation speed.
Otherwise, electrical power input of pump is not dependent on mixer rotation
speed. Power input of pump is only depend on pump rotation speed. Some
parameter of theoretical maximum performance has been calculated and obtained
that theoretical maximum coefficient of performance is 4.89.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Harits Waskito
"Penggunaan es balok dalam dunia perikanan di Indonesia sebagai alat untuk pendinginan ikan masih dianggap tidak efektif dikarenakan bersifat keras dan merusak ikan. Selain itu es balok memiliki kemampuan yang rendah untuk mendinginkan ikan dan di beberapa daerah sulit untuk mendapatkan es balok dengan harga terjangkau dan kualitas baik. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan ice slurry berbahan dasar air laut. Selain mempunyai luas kontak yang baik untuk pendinginan ikan, ice slurry juga dapat meningkatkan kualitas kesegaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan merancang sistem Ice Slurry Generator dengan Scraper Blade Evaporator sebagai tempat pembuat ice slurry yang efisien, cepat, dan biaya operasi yang murah.
Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan waktu pendinginan ice slurry sampai temperatur terbentuknya ice slurry dengan metode perhitungan luas kontak antara pipa coil refrigeran dengan air laut. Selain itu dilakukan perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil percobaan pendinginan ice slurry dengan variasi volume 7 liter, 9 liter, dan 11 liter. Dan juga dilakukan pengujian variasi putaran motor augershaft pada 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm,dan 77 rpm untuk mengetahui pengaruh putaran motor terhadap waktu pendinginan. Hasil yang didapatkan adalah terdapat perbedaan antara hasil perhitungan dan hasil percobaan, dengan perbedaan sebesar 35.77 %. Dan didapatkan juga hasil bahwa semakin cepat putaran motor maka semakin cepat pula waktu pendinginan ice slurry.

The use of a beam ice by a majority of fishermen in Indonesia is still considered to be less effective due to the harsh and destruction to the fish product. In addition that beam ices have a low ability to cool the fish and mantain the fish at good condition for food product. In some province in Indonesia, it is difficult to get a beam ice with reasonable price and good quality. One of proposed solution is the use of ice slurry made from sea water. In addition to having a good contact with fishes, ice slurry can also improve the quality of the freshness of the fish. This study is aimed to observe and design Ice Slurry Generator with Scraper Blade Evaporator Type as a ice slurry maker to provide an ice slurry with a good efficiency, fast, dan inexpensive operating cost.
The experimental is performed by calculating the chilling time of ice slurry untul nucletion temperature with surface area contacts method between refrigerant pipe coil with sea water. Moreover ,this study is comparising between the calculation results with the time actual results with variations of volume 7 litres, 9 litres,and 11 litres. And also variating the augershaft motor rotation at 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm, 77 rpm, to determine the effect of motor rotation to the chilling time. Ther results obatained that there are the differences between the calculation and the experimental results, with a difference of 35.77% and also obtained the result that faster rotation of motor make the chilling time of ice slurry become faster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hizrian Ayasy
"Bubur es (ice slurry) merupakan media pendingin yang paling cepat dan efisien. Dalam pembuatan ice slurry, refrigeran dibutuhkan sebagai media pendingin. R-290 dan R-404A adalah refrigeran yang umum digunakan pada siklus pendinginan dengan skala kecil seperti ruangan, kulkas, dan lain-lain. R-290 (propana) sudah dapat diproduksi di dalam negeri, tidak merusak ozon, tidak memerlukan pelumas, tidak meningkatkan Ozone Depletion Potential (ODP), tidak meningkatkan Global Warming Potential (GWP), momen torque pada kompresor menjadi turun dan proses pencapaian refrigeran dingin lebih cepat. Dalam penelitian ini dilakukan kajian terkait kinerja refrigeran R-290 dan dibandingkan dengan refrigeran R-404 yang sudah sangat umum digunakan di pasaran. Kajian yang dilakukan mempertimbangkan aspek desain dari ice slurry generator, serta peran evaporator pada sistem ice slurry generator. Penambahan evaporator pada ice slurry generator dapat membuat proses pembentukan ice slurry lebih singkat relatif terhadap ice slurry generator dengan 1 evaporator (single evaporator). Hasil rancangan ice slurry generator yang diperoleh telah memenuhi kriteria dasar dalam hal perancangan alat penukar kalor. Nilai koefisien perpindahan kalor total pada evaporator utama hasil rancangan melebihi nilai koefisien perpindahan kalor total yang dibutuhkan, sedangkan pada pre-cooling nilai koefisien perpindahan kalor rancangan sudah seimbang dengan nilai koefisien perpindahan kalor asumsi dengan faktor koreksi di bawah 20%. Pada rancangan evaporator utama, koefisien perpindahan kalor yang menggunakan refrigeran R290 memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan rancangan evaporator utama menggunakan refrigeran R404A. Tidak ada perbedaan antara hasil perhitungan dimensi pada evaporator utama yang menggunakan refrigeran R290 dan refrigeran R404A. Pada hasil perkiraan harga fabrikasi alat dengan Metode Guthrie didapatkan bahwa rancangan ice slurry generator menggunakan refrigeran R290 memiliki nilai investasi yang lebih rendah dibandingkan dengan rancangan menggunakan refrigeran R404A.

Ice slurry is the fastest and most efficient cooling medium. In the manufacture of ice slurry, refrigerant is needed as a cooling medium. R-290 and R-404A are refrigerants that are commonly used in small-scale refrigeration cycles such as rooms, refrigerators, and others. R-290 (propane) can be produced domestically, does not destroy ozone, does not require lubricants, does not increase the Ozone Depletion Potential (ODP), does not increase the Global Warming Potential (GWP), the torque moment on the compressor decreases and the process of achieving cold refrigerant is achieved. faster. In this study, a study was conducted regarding the performance of refrigerant R-290 and compared it with refrigerant R-404 which is very commonly used in the market. This study considers the design aspects of the ice slurry generator, as well as the role of the evaporator in the ice slurry generator system. The addition of an evaporator to the ice slurry generator can make the ice slurry formation process shorter relative to an ice slurry generator with 1 evaporator (single evaporator). The results of the ice slurry generator design obtained have met the basic criteria in terms of designing a heat exchanger. The total heat transfer coefficient value in the main evaporator designed exceeds the required total heat transfer coefficient value, while in pre-cooling the design heat transfer coefficient value is balanced with the assumed heat transfer coefficient value with a correction factor below 20%. In the main evaporator design, the heat transfer coefficient using R290 refrigerant has a greater value than the main evaporator design using R404A refrigerant. There is no difference between the results of the dimension calculation on the main evaporator using refrigerant R290 and refrigerant R404A. In the estimation results of the tool fabrication price using the Guthrie method, it is found that the design of the ice slurry generator using R290 refrigerant has a lower investment value than the design using R404A refrigerant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The area of Riau Islands Province is approximately 251.810,71 km2 or 95,79 % of sea and 10.595.41 km2 or 4.21 % of land and there are 2.408 islands including big and small islands in the province. As we know that the small islands of Riau islands province directly face Singapore and Malaysia. These outer small islands has a function as the ocean security and defense zone. In this province the social structure that is not for the fishermen. The lack of their fish net/trap, the lack of their fund, the more polluted fishing area, and the irregular climate changes cause the fishermen difficult to fulfill their needs."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Saputro Ramadhan
"Melimpahnya sumber daya laut Indonesia membuat negara ini kaya akan potensi untuk memperdagangkan sumber daya laut tersebut ke pasar nasional maupun internasional. Pada tahun 2020 sumber daya perikanan tangkap memiliki angka sebesar 29114,13 ton. Untuk menjaga kualitas mutu ikan agar tatap baik maka diperlukan media pendinginan yang baik pula. Ice slurry merupakan media pendingin ikan dengan kualitas pendinginan yang merata. Hal ini membuat nelayan dapat menjaga kualitas ikan agar tetap segar dan tidak mengalami pembusukan selama berada di atas kapal. Pada penelitian ini akan bertujuan untuk mengimplementasikan ice slurry generator yang memiliki sistem water treatment air laut yang berfungsi sebagai pereduksi kandungan berbahaya yang terdapat pada air laut untuk kapal ikan 25 GT. Membawa mesin ice slurry generator di kapal yang sedang berlayar tentunya harus didukung oleh alat dan bahan yang memadai pada saat sedang berlayar, penelitian ini menggunakan alat penukar kalor sebagai kondensor dan evaporator, dimana pada kondensor terjadi petukaran kalor antara refrigerant 404a dengan air laut. Penelitian ini mencakup gambaran desain ice slurry generator serta water treatment system dengan menggunakan alat penukar kalor berjenis shell and tube. Pemasangan ice slurry generator bertujuan untuk memenuhi kebutuhan es pada kapal ikan 25 GT sebanyak 465 kg/hari. Penelitian menggunakan air laut Teluk Jakarta dimana Air Laut tersebut tercemar oleh logam berat Merkuri (Hg) sehingga dirancang 3 tingkat absorpsi Merkuri (Hg) dengan menggunakan koagulan Ferro Sulfat (FeSO4), filterisasi secara fisika oleh MMF, dan absorpsi Merkuri oleg Granular Activated Carbon. Hasil rancangan alat penukar kalor memiliki batas agar tidak over design dan minimnya pressure drop. Hasil rancangan alat penukar kalor dari kondensor ini memiliki effisiensi 75% hingga 99%.

The abundance of Indonesia's marine resources makes this country rich in potential to trade these marine resources to national and international markets. In 2020 capture fisheries resources had a figure of 29114,13 tons. To maintain fish quality so that it looks good, an excellent cooling medium is also needed. Ice slurry is a fish cooling medium with a uniform cooling rate. This allows anglers to maintain the quality of the fish so that it remains fresh and does not decay while on the boat. This study aims to implement an ice slurry generator with a seawater water treatment system that functions as a reducer of harmful substances contained in seawater for 25 GT fishing vessels. Carrying an ice slurry generator machine on a sailing ship must, of course, be supported by adequate tools and materials while sailing. This research uses a heat exchanger as a condenser and an evaporator, wherein the condenser heat exchange occurs between refrigerant 404a and seawater. This research includes an overview of the design of an ice slurry generator and a water treatment system using a shell and tube-type heat exchanger. The installation of the ice slurry generator aims to meet the ice demand on 25 GT fishing vessels as much as 465 kg/day. The study used seawater in Jakarta Bay, where the seawater was polluted by heavy metal Mercury (Hg) so that three levels of absorption of Mercury (Hg) were designed using a coagulant Ferro Sulfate (FeSO4), physical filtration by MMF, and absorption of Mercury by Granular Activated Carbon. The results of the design of the heat exchanger have a limit so as not to over-design and minimal pressure drop. The results of creating the heat exchanger from this condenser have an efficiency of 75% to 92%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"Skripsi ini membahas perbedaan sebaran wilayah kesuburan perairan di Laut Jawa pada saat periode El Nino tahun 2006 dan periode normal tahun 2007. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara interpretasi data citra satelit untuk melihat karakteristik sebaran suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a dan arah arus permukaan laut yang selanjutnya dilakukan penampalan untuk mendapatkan sebaran wilayah kesuburan perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode El Nino tahun 2006 sebaran suhu permukaan laut di wilayah penelitian lebih dingin, wilayah front termal lebih luas dan konsentrasi klorofil-a lebih tinggi dibandingkan dengan periode normal tahun 2007, sedangkan arah arus permukaan pada periode El Nino cenderung menjauhi sistem daratan dan periode normal lebih mengarah ke sistem daratan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu wilayah kesuburan perairan periode El Nino memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan periode normal.

The focus of this study is different of rapid area distribution in Java sea on the El Nino and normal period. Analysis used of this study is descriptif analysis with interpretation citra satellite data to get distribution of sea surface temperature, clorofil-a concentration and sea surface current course, and than used overlay technique from GIS program. The result this research is distribution sea surface temperature more of cool, front thermal area and clorofil-a concentration more of wide on the El Nino period, and sea surface current course El Nino period is a faring of mainland system, but normal period is a nearing of mainland system. Conclution this research is rapid area on the El Nino period more of wide equalednormal period."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannette Natasha
"Komunitas nelayan menjadi masyarakat mayoritas yang hidup di wilayah pesisir. Dalam bertahan hidup, nelayan memanfaatkan alam sebagai modal utama yang dimiliki. Ketergantungan para nelayan dengan alam membuat mereka harus bertahan dalam kerentanan, yang disebabkan oleh kedinamisan dan ketidakpastian alam. Dengan begitu, para nelayan dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya dalam kesehariannya. Hasil adaptasi ini berupa modal sosial yang memicu adanya kebutuhan para nelayan akan kehidupan publik. Sejalan dengan itu, kehidupan publik mulai mendominasi dan memicu adanya kebutuhan akan ruang publik yang dapat mengakomodasi kebutuhan para nelayan. Maka, ruang publik terbentuk dari pengaruh modal alam dan modal sosial para nelayan. Skripsi ini akan membahas modal alam dan modal sosial para nelayan terhadap pembentukan ruang publik nelayan dengan mengambil studi kasus ruang publik nelayan di Blok Eceng, Muara Angke. Melalui pengkajian teori dan hasil observasi studi kasus tersebut, penulisan ini menghasilkan temuan bahwa beragam ruang publik nelayan terbentuk di area pesisir dengan kualitas fisik dan spasial yang unik. Ruang publik di area kanal memiliki intensitas penggunaan paling tinggi dan bersifat multifungsi. Keberadaan ruang publik ini bersifat adaptif mengikuti kedinamisan alam dan memungkinkan adanya modifikasi ruang secara dinamis.

The fishermen community is the majority community living in coastal areas. Fishermen use nature as their main capital to survive. Their dependence on nature has been making them to endure vulnerability, that is caused by the dynamics and uncertainties of nature's condition itself. Therefore, they are required to be able to adapt to their environment in their daily lives. The result of this adaptation is social capital, which triggers their urgency for public life. This public life aspect soon becomes dominant and triggers their need for public spaces that can accommodate their public needs. Therefore, public space is developed as an influence of the natural and social capital of fishermen. This study will discuss the natural and social capital of fishermen on the development of fishermen's public spaces by a case study observation of fishermen's public spaces in Blok Eceng, Muara Angke. From the results of theoretical studies and case studies, this paper finds that various fishermen's public spaces are developed in coastal areas with unique physical and spatial qualities. Public space in the canal area has the highest usage intensity and multifunctional. The existence of this public space is adaptive following the dynamics of nature and allows dynamic modification of space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Kurniawati Ngonde
"Tesis ini membahas tentang pemanfaatan sumber daya laut oleh nelayan tradisional di tengah lokasi pelabuhan Surabaya yang dipedomani, oleh pengetahuan lokal dan faktor ekonomi, faktor kekerabatan dan faktor religi. Pengetahuan lokal nelayan Kenjeran, membekali mereka untuk mampu mengenal dan memahami tentang kondisi perairan laut. Kondisi tersebut, digunakan oleh para nelayan Kenjeran untuk menentukan waktu penangkapan dan jenis tangkapan. Selain itu, faktor-faktor tersebut melatar belakangi pembentukan pola wilayah kerja, jalur distribusi pemasaran dan kesepakatan pemanfaatan kawasan penangkapan ikan di sekitar Selat Madura.
Pemilihan kawasan perkampungan nelayan tradisional di Kecamatan Kenjeran khususnya di Kelurahan Kedung Cowek Kota Madia Surabaya, oleh karena pemukiman mereka, sebagai pemukiman pertama nelayan tradisional yang masih aktif dan memiliki keaneka ragaman dalam kegiatan melaut mereka. Untuk dapat belajar memahami aktivitas sehari-hari para nelayan tersebut, peneliti membina hubungan yang akrab, melakukan serangkaian wawancara langsung yang terfokus tentang aktivitas mereka, bahkan ikut serta terlibat dalam kegiatan sehari-harinya.
Maka, penelitian ini menghasilkan suatu pengetahuan bahwa kegiatan melaut para nelayan Kenjeran berpedomankan pada faktor religi, faktor ekonomi, faktor kekerabatan dan dibatasi pula oleh kebijakan dari pihak pelabuhan. Terutama yang berkaitan dengan penentuan batas kawasan penangkapan dan jalur lalu lintas kapal yang keluar dari pelabuhan. Kondisi_ tersebut terbentuk, oleh karena ada perbedaan kepentingan dalam memanfaatkan kawasan laut di sekitar Selat Madura, yaitu kepentingan bertahan hidup dengan bekerja sebagai nelayan tradisional dan kepentingan yang berorientasi pada keuntungan pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Suroso
"Tujuan penelitian ini ialah mempelajari kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar di laut dan di darat dalam mempertahankan kelangsungan hidup diri dan keluarganya, dan kaitannya dengan ketahanan nasional. Kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar banyak dipengaruhi oleh kearifan lingkungan teknologi yang diterapkan nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rusaknya sistem lingkungan pantai Marunda mengakibatkan populasi ikan di dekat pantai Marunda semakin berkurang dan ikan menjauh dari pantai. Hal ini menuntut upaya yang lebih keras untuk memperoleh hasil tangkapan ikan.
Adanya pembangunan kota Jakarta dan Proyek Perkayuan Marunda menambah rusaknya lingkungan pantai. Di samping itu akibat pembebasan tanah yang dibangun Proyek Perkayuan Marunda, banyak fasilitas yang hilang, seperti gedung sekolah SLTP, sumur bor, pasar dan sarana transpoitasi. Hal ini merupakan kerugian bagi masyarakat Marunda, karena air minum harus beli. Juga anak-anak tidak dapat bersekolah lagi karena sekolah SLTP makin jauh di Cilincing. Di Marunda kini tinggal ada satu gedung sekolah SD yang ada di dekat Mesjid Alam, dan kondisinya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Akibatnya tidak banyak anak-anak yang sekolah lanjutan, tidak mampu membiayai. Dengan bekal pendidikan rendah dan ketrampilan yang didapat dari orangtuanya, maka pekerjaan sebagai nelayan tetap menjadi andalan utama.
Dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan itu masyarakat nelayan Marunda Besar menghadapi berbagai kendala internal (budaya) maupun kendala eksternal (lingkungan hidup) tempat mereka bermukim. Akibatnya kehidupan mereka semakin terpuruk, kalau tidak terperangkap dalam kemiskinan structural.
Mereka harus bekerja lebih keras, menggunakan waktu untuk mencari nafkah dengan penghasilan yang tidak menentu dan semakin menyusut. Akibatnya waktu yang digunakan untuk bermasyarakat, membina keluarga dan mendidik anak-anak semakin berkurang dalam jumlah maupun intensitasnya.
Kenyataan ini menyebabkan kerentanan dalam pergaulan sosial masyarakat nelayan, ketahanan keluarga dan komunitas dalam gangguan keamanan. Mereka dengan mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang memberikan ataupun menjanjikan berbagai kemudahan ataupun uang tanpa banyak pertimbangan. Akibatnya menjadi lahan subur bagi pencetus masalah sosial yang dapat mengancam ketahanan nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T14624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>