Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Nathania
"Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue atau juga diketahui sebagai demam berdarah, adalah masalah kesehatan yang sangat signifikan dengan adanya sebanyak 150.000 kasus per tahun. saat ini, belum ada vaksin maupun antiviral yang ada untuk mencegah maupun untuk pengelolaan penyakit. Hal-hal ini lah yang meningkatkan urgensi untuk menginvestigasi kemungkinan adanya aktifitas antiviral dalam ekstrak natural yang dapat digunakan sebagai intervensi terapeutik. Garcinia dulcis (G. dulcis) adalah tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini diketahui memiliki aktifitas antimalarial dan antioxidan yang tinggi.
Tujuan dari riset ini adalah untuk meneliti efektifitas ekstrak daun G. dulcis sebagai antiviral terhadap virus dengue (DENV). Dalam percobaan ini, DENV dengan serotype 2 NGC dan Huh-7 cell line digunakan untuk antiviral assay. Maximal inhibitory concentration (IC50), didapatkan dengan cara memberikan perlakuan dengan berbagai konsentrasi G. dulcis (80μg/ml, 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml) terhadap sel Huh-7 yang sudah diinfeksikan oleh DENV-2 NGC. Jumlah inhibisi terhadap replikasi DENV ditentukan dengan menggunakan focus assay. Dimethyl sulfoxide (DMSO), digunakan sebagai kontrol positif. Sitotoksisitas (CC50) dicari menggunakan MTT assay. Pada perlakuan dengan konsentrasi G. dulcis sebesar 80μg/ml dan 40μg/ml, DENV terhambat secara signifikan sebanyak 92.8% (p=0.01) dan 71.3% (p=0.02) secara berurutan. Selanjutnya, pada konsentrasi 20μg/ml, DENV terhambat sebesar 11.7% (p=0.83).
Hasil dari percobaan ini, menunjukkan bahwa IC50, CC50, dan SI dari G. dulcis adalah sebesar 44.7μg/ml, 314.8μg/ml, dan 7.04 secara berurutan. Ekstrak daun G. dulcis menunjukkan aktivitas penghambatan yang signifikan terhadap DENV pada konsentrasi 80 μg/ml dan 40 μg/ml dan sitotoksisitas yang rendah. Rendahnya sitotoksisitas merupakan karakteristik yang menguntungkan untuk menjadi antiviral. Maka, sub-fraksi dari G. dulcis harus dicari untuk dapat menemukan senyawa murni yang dapat mennghambat replikasi DENV dengan efektif. Selain itu, investigasi lebih lanjut pada batang, kulit dan benih G. dulcis dapat dilakukan. Ekstrak natural perlu diperlajari secara ekstensif perlu dilakukan untuk menemukan antiviral yang efektif untuk menangani infeksi DENV.

Dengue virus (DENV) infection is a major health problem in Indonesia, with more than 150,000 cases occurring annually. Currently, no approved vaccines or antivirals are available to prevent or manage the disease. This urges the need to investigate possible antiviral activity of natural extracts to be used as therapeutic management for DENV infection. Garcinia dulcis (G. dulcis) is a plant native to Indonesia and other Southeast Asia countries; it is known to have antimalarial and high antioxidant activities.
The objective of this research is to investigate the effectivity of G. dulcis leaves extract as a viable antiviral against DENV. In this study, we used DENV serotype 2 NGC and Huh-7 cells line for antiviral assay. Maximal inhibitory concentration (IC50) was determined by applying various concentrations of G. dulcis (80μg/ml, 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml) to DENV-2 NGC-infected Huh-7 cells with 6 times replication. Inhibition of DENV replication was determined by focus assay from G. dulcis treated supernatant. We used dimethyl sulfoxide (DMSO) on dengue-infected cells as positive control. The cytotoxicity (CC50) was determined by MTT assay. Upon treatment with 80μg/ml and 40μg/ml of G. dulcis extract, DENV infection was significantly inhibited as much as 92.8% (p=0.01) and 71.3% (p=0.02) respectively. At concentrations of 20μg/ml, DENV was insignificantly inhibited by 11.7% (p=0.83).
The result showed, that IC50, CC50, and SI of G. dulcis extract were 44.7μg/ml, 314.8μg/ml, and 7.04, respectively. G. dulcis leaves extract showed significant inhibitory effect towards dengue virus in vitro at concentrations of 80 μg/ml and 40 μg/ml and it has low cytotoxicity. Low cytotoxicity is a characteristic that can be advantageous for an antiviral agent. Thus, sub-fractions of G. dulcis leaves needs to be done to find pure compound that effectively inhibit DENV replication. Alternatively, further investigations on stems, barks and seeds of G. dulcis can also be done. Extensive studies on natural extracts should be continued to develop an antiviral in managing DENV infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Annadya
"ABSTRACT
Infeksi virus Dengue DENV merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki penanganan antivirus yang efektif. Tanaman Garcinia dulcis telah diketahui memiliki aktivitas antikanker, anti inflamasi, antimikroba maupun antivirus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus ekstrak daun tanaman Garcinia dulcis dalam menghambat replikasi virus Dengue serotipe 2 DENV-2 . Uji dilakukan secara in vitro pada sel Huh 7.5 terinfeksi DENV2 dengan multiplicity of infection 0.5 yang kemudian diberi ekstrak dalam berbagai konsentrasi 20 g/ml , 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml, dan 1,25 g/ml . Setiap kelompok perlakuan mendapat pengulangan sebanyak enam kali. Laju inhibisi replikasi DENV-2 dinilai melalui jumlah fokus virus yang terbentuksetelah proses immunostaining. Secara statistik, pemberian ekstrak daun Garcinia dulcis pada konsentrasi 20 g/ml , 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml menunjukkan penghambatan signifikan terhadap replikasi DENV2 p < 0,05 kecuali pada kelompok perlakuan ekstrak 1,25 g/ml p = 0,079 . Hambatan maksimum terlihat pada pemberian konsentrasi 20 g/ml dengan daya hambat replikasi sebesar 52,57 . Kata kunci: antivirus, Garcinia dulcis, virus Dengue.

ABSTRACT
Dengue Virus DENV infection remains a health problem in Indonesia without any specific antiviral treatment available yet. Garcinia dulcis has been known to have anticancer activity, antiinflamatory, antimicrobial activity, including antiviral. The aim of this research is to determine the antiviral activity of G.dulcis leaves extract in inhibiting the replication of DENV infection. This study conducted in vitro on Huh7.5 cellinfected by DENV2 with multiplicity of infection 0,5 followed by given the extract of G.dulcis in various concentrations 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml, 1,25 g ml . The treatment done in six time repetition to each groups. The inhibiton rate of DENV2 replication was assessed using focus assay after immunostaining process conducted. Treatment of G.dulcis leaves extract at concentration 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml shown a significant value inhibiting DENV2 replication p 0,05 , except the concentration of 1,25 g ml p 0,079 was insignificantly inhibits DENV2. Maximum inhibition shown at concentration of 20 g ml, which was inhibit 52,57 replication of DENV2. Keywords Antiviral, Dengue virus, Garcinia dulcis. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Ridhanya
"Dengue merupakan penyakit infeksi tersering yang disebabkan oleh virus dengue DENV dan ditransmisikan melalui nyamuk. Sampai sekarang, belum ada antivirus ataupun terapi khusus untuk DENV. Curcuma longa atau yang sering dikenal dengan kunyit merupakan tanaman yang telah diteliti memiliki banyak efek yang baik bagi kesehatan. Penelitian yang berbasis studi eksperimental ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kunyit sebagai antiviral terhadap replikasi virus dengue. Aktivitas antiviral kunyit terhadap virus dengue diuji bergantung dosis pada sel Huh7it-1. Nilai konsentrasi hambat 50 IC50 didapat dari uji fokus, sedangkan nilai konsentrasi sitotoksik 50 CC50 didapat dari uji viabilitas sel microculture tetrazolium assay MTT assay . Data kemudian dibandingkan untuk menghitung Selectivity Index SI dari ekstrak kunyit. Dari penelitian ini, nilai IC50 yang didapat adalah 40.98 ?g/mL, sedangkan nilai CC50 sebesar 193.01 ?g/mL. Nilai SI dari Curcuma longa adalah 4.7. Dari studi ini dapa disimpulkan bahwa kunyit dapat digunakan sebagai antivirus terhadap Dengue dengan sitotoksisitas rendah dan inhibisi pada dengue cukup efektif.

Dengue is the most common infective disease caused by dengue virus DENV and transmitted by mosquito. Until now, there is no antiviral or specific therapy for DENV available yet. Curcuma longa or is commonly known as turmeric is a plant that has been studied to have many good effects towards health. This research, which based on experimental study, aims to evaluate the effectiveness of C. longa as antiviral against the replication of Dengue virus. Antiviral activity of C. longa against Dengue virus was examined through dose dependent test on Huh7it 1 cells. Inhibition concentration 50 IC50 acquired from focus assay, whereas cytotoxic concentration 50 CC50 achieved from cell viability assay microculture tetrazolium assay MTT assay . The data was then calculated to determine the selectivity index SI of the C. longa extract. In this study, the acquired value of IC50 was 40.98 ug ml whereas the value of CC50 was 193.01 ug ml. The value of SI of Curcuma longa was 4.7. From this study it can be concluded that C. longa could be used as antiviral against dengue virus with low cytotoxicity and effective inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmina Zahra Syadza
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi, dengan angka insiden 71.668 orang pada bulan Desember 2014. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus untuk demam dengue (DD) dan DBD sehingga penatalaksanaan masih bersifat suportif. Kigelia africana (K. africana) yang memiliki sejumlah kandungan bermanfaat seperti flavonoid, yang digunakan sebagai bahan obat herbal untuk beberapa penyakit infeksi. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, dilakukan uji untuk mengetahui potensi antiviral dari ekstrak dari daun K. africana terhadap virus dengue serotipe 2 (DENV-2) strain New Guinea C (NGC).
Penelitian dilakukan dengan mencari nilai CC50, IC50, dan indeks selektivitas (IS) dengan menggunakan methyl tetrazolium (MTT) assay dan focus assay. Didapatkan ekstrak daun K. africana memiliki pengaruh antiviral terhadap replikasi DENV, dengan CC50 = 439,12 μg/ml, IC50 = 37,36 μg/ml, dan IS = 11,75. Hasil tersebut menunjukan K. africana memiliki potensi sebagai antiviral untuk infeksi DENV. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan ekstrak yang dapat menginhibisi replikasi DENV-2.

With 71.668 patients diagnosed on the mid-December 2014, makes Indonesia as a country with the highest disease of dengue haemorrhagic fever (DHF). It is known that dengue antiviral has not been established for dengue infection management, and only supportive care is widely used to manage the patient with the disease. Kigelia africana (K. africana) is mainly used in Africa region to cure infection disease, since it is known for having lots of potential substances like flavonoid. Therefore, it takes the probability that K. africana has the antiviral potency against dengue virus serotype 2 (DENV-2) strain New Guinea C (NGC).
The study was conducted by methyl tetrazolium (MTT) assay and focus assay for measuring the value of CC50, IC50, and selectivity index. The result of this study showed K. africana has an antiviral potency against DENV-2 with CC50 = 439.12 μg/ml, IC50 = 37.36 μg/ml, and selectivity index = 11.75. However, further research is needed to determine the exact content of leaf extract which has ability to inhibit the DENV-2 replication, to determine inhibition stage on DENV-2 replication cycle.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Annisa
"Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit utama yang tergolong dalam penyakit infeksi tropis di dunia dan di saat yang bersamaan, masih kurang adanya vaksin yang disetujui dan terapi antiviral yang dapat mengimunisasi dan menyembuhkan pasien dari penyakit tersebut. Sampai saat ini, perawatan suportif adalah tata laksana yang paling efektif untuk infeksi virus dengue (DENV), sehingga strategi terapeutik dengan menggunakan ekstrak natural telah dikembangkan. Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tanaman yang memiliki potensi sebagai obat antiviral, seperti contohnya Artocarpus communis.
Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek inhibitorik dari A. communis terhadap replikasi dan infeksi virus dengue. Dalam eksperimen ini, enam sampel sel Huh7it-1 diinfeksikan dengan DENV-2 NGC dan diberi perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi dari ekstrak natural A.communis untuk menginvestigasi aktifitas antiviral extract tersebut. Cytotoxic effect dari ekstrak tersebut ditentukan oleh nilai 50% cytotoxic concentration (CC50) yang didapat dari cell viability (MTT) assay. Selain itu, focus assay digunakan untuk mencari nilai 50% inhibitory concentration (IC50) yang menentukan inhibitory effect.
Eksperimen ini diakhiri dengan menghitung selectivity index (SI) untuk mengukur aktifitas antiviral dari ekstrak. Infeksi virus terhambat sangat efektif sebanyak 95.4% (p=0.0035) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak tertinggi yaitu 80μg/ml. Namun, hambatan infeksi virus menurun dengan perlakuan konsentrasi ekstrak yang lebih rendah yaitu 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml dan 5μg/ml dengan inhibisi sebanyak 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) dan 2.1% (p=0.7881) secara urut. A. communis memiliki nilai IC50, CC50 dan SI yaitu 43.26μg/ml, 366.67μg/ml dan 8.48. Hasil yang didapatkan dari eksperimen ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang tinggi, ekstrak natural A. communis memiliki properti antiviral terhadap virus dengue. Selain itu, ekstrak tersebut memiliki nilai CC50 yang tinggi yang menandakan level cytotoxicity yang rendah dan nilai SI yang signifikan,sehingga menunjukkan potensi yang baik sebagai agen antiviral terhadap DENV.

Dengue hemorrhagic fever is currently a major tropical and subtropical infection in the world with lack of approved vaccines as well as antiviral therapies to immunize and cure patients towards this disease. Up until now, supportive care is the only effective management with no promising therapeutic treatment available against dengue virus (DENV) infection, therefore development of therapeutic strategies using natural extracts have arisen. Indonesia is rich in plant varieties in which their natural extracts have the potential for antiviral drugs, for example Artocarpus communis.
The aim of this study was to investigate antiviral properties present in the natural extract of A. communis against DENV infection. In the experiment, six replicates of Huh7it-1 cells were infected with DENV-2 NGC and given various concentrations of natural extracts to determine antiviral activity. The toxicity effects of the extract were determined by cell viability (MTT) assay to find 50% cytotoxic concentration (CC50). Focus assay was used to find 50% inhibitory concentration (IC50), which determined the inhibitory effect.
We concluded the experiment with calculating the selectivity index (SI) to measure antiviral activity of the extract. Upon treatment with the highest extract concentration of 80μg/ml, the infection was inhibited impressively as much as 95.4% (p=0.0035). The inhibition of infection decreased with lower extract concentration of 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml as much as 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) and 2.1% (p=0.7881) respectively. The results also exemplified that A. communis has an IC50, CC50 and SI of 43.26μg/ml, 366.67μg/ml and 8.48. The results of this study indicate that the natural extract of Artocarpus communis shows some level of antiviral property towards dengue virus at high concentrations. Furthermore, it has a high CC50 value that signifies low cytotoxicity and a significant SI thus demonstrating a good potency as an antiviral agent against DENV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adryan Tanujaya
"LATAR BELAKANG: Demam dengue DD adalah salah satu penyakit infeksi virus yang sering ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia, 2014, terdapat lebih dari 100,000 kasus DD dengan beberapa kasus fatal. Virus Dengue Serotipe-2 DENV-2 adalah penyebab tersering komplikasi DD, dan dapat memperburuk prognosis. Hingga saat ini, belum ada antivirus spesifik terhadap DENV.
METODE: Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dan toksisitas daun Cosmos caudatus sebagai antivirus DENV. Pada penelitian ini digunakan uji bergantung dosis pada sel Huh7. Toksisitas ekstrak tanaman tersebut diuji dengan MTT assay CC50 . Efektivitas ekstrak tersebut dianalisis dengan focus assay sehingga didapatkan nilai konsentrasi hambat IC50 . Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung Selectivity Index SI tanaman tersebut terhadap DENV-2.
HASIL: Ekstrak daun Cosmos caudatus memiliki CC50 sebesar 187.1 g/mL, IC50 sebesar 12.2 g/mL, dan SI sebesar 15.4.
KESIMPULAN: Ekstrak daun Cosmos caudatus menunjukkan aktivitas antiviral terhadap DENV-2 dan tidak toksik. Ekstrak daun Cosmos caudatus dapat dijadikan kandidat antiviral di masa mendatang. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saur Maruli Evan Johannes
"Penyakit akibat virus dengue (DENV) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hingga saat ini belum ada terapi definitif untuk infeksi DENV. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari antiviral terhadap DENV. Salah satu jenis tumbuhan yang memiliki potensi antiviral adalah Calophyllum macrophyllum (C.macrophyllum). Penelitian ini akan melihat efek antiviral yang dimiliki oleh ekstrak kulit batang C.macrophyllum terhadap DENV. Efeknya sebagai antiviral akan dilihat dari nilai IC50 (kemampuan inhibisi replikasi) dan CC50 (tingkat sitotoksisitas). Perbandingan antara nilai CC50 terhadap IC50 akan menghasilkan nilai indeks selektivitas (SI). Penelitian ini akan dilakukan secara in vitro menggunakan sel Huh7it-1 yang diinfeksikan DENV. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10, 20, 40, 80, 160, dan 320 μg/mL. Metode Focus Assay digunakan untuk mendapatkan nilai IC50 dan MTT Assay untuk mencari nilai CC50. Nilai IC50 yang didapat sebesar 49,75 μg/ml dan CC50 dari sel tanpa infeksi DENV sebesar >320 μg/ml. Nilai SI yang didapat sebesar >6,43. Analisis statistik menunjukkan perbedaan pada semua konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit batang C.macrophyllum memiliki efek inhibisi terhadap replikasi DENV in vitro dan efek sitotoksik yang kecil, sehingga memiliki potensi sebagai antiviral DENV.

Disease caused by dengue virus (DENV) is still a major health problem in Indonesia. There is no definitive therapy for DENV infection. Many researches have been done to search for DENV antivirus. One of plants with potential antiviral effect is Calophyllum macrophyllum (C.macrophyllum). This research was done to evaluate antiviral effect of Calophyllum macrophyllum bark extract on DENV. Antiviral effect was evaluated by IC50 (replication inhibition property) value and CC50 (Cytotoxic level) value. The selectivity index (SI) was the ratio between CC50 and IC50. This research was done by in vitro method with Huh7it cells that were infected by DENV. Extract concentrations used in this research were 10, 20, 40, 80, 160, and 320 μg/mL. Focus assay technique was used to determine IC50 value and MTT assay technique for CC50 value. The value of IC50 was 49.75 μg/ml and CC50 from uninfected cells was >320 μg/ml. The value of SI was >6.43. Statistical analysis showed significant difference in all concentrations. It could be concluded that bark extract of C.macrophyllum had inhibition property on DENV replication in vitro with minimum cytotoxic effect.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Fajri
"Angka insidensi demam dengue di dunia masih tinggi, terutama di Asia, khusunya Indonesia. Angka insidensi demam dengue di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dengan angka insidensi pada tahun 2014 yaitu 83,34/100.000 penduduk. Sampai saat ini belum terdapat obat antiviral terhadap DENV sehingga penanganan demam dengue hanya sebatas terapi suportif. Dengan adanya agen antiviral, akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dari demam dengue. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang menggunakan DENV serotipe 2 strain New Guinea C dan sel Huh7it-1 untuk mengetahui aktivitas antiviral fraksi n-heksana ekstrak daun kenikir Cosmo caudatus terhadap DENV-2. Dilakukan uji viabilitas sel Huh7it-1 dengan metode MTT assay untuk mengetahui tingkat toksisitas ekstrak. Dari uji ini didapatkan nilai half-cytotoxic concentration CC50 . Half-inhibitory concentration IC50 merupakan kemampuan ekstrak untuk menghambat replikasi DENV yang didapat melalui focus assay. Aktivitas antiviral digambarkan melalu nilai indeks selektivitas SI yang merupakan hasil perbandingan CC50 dengan IC50. Nilai CC50, IC50, dan SI dari fraksi n-heksana daun Cosmos caudatus sebesar 33,247 g/ml, 1,497 g/ml, dan 22,209 secara berurutan. Sehingga, fraksi n-heksana ekstrak daun C. caudatus memiliki aktivitas antiviral yang cukup baik terhadap DENV-2 secara in vitro.

Dengue fever incidence rate in the world is still high, with the highest number in Asia, especially Indonesia. Dengue fever incidence rate in Indonesia tends to increase year by year. Even in 2014, the incidence rate reached 83,34 100.000 population. Until now, there is still no availabe antiviral agents againts DENV. Therefore, DENV treatment is only limited to supportive therapy. It has been concluded that the presence of antiviral agents will decrease morbidity and mortality rate of dengue fever. This is an experimental study which used DENV 2 New Guinea Strain C and Huh7it 1 cell to find out antiviral activity of n hexane fraction of Cosmos caudatus against DENV 2. Toxicity level of the extract was obtained from viability test of Huh7it 1 with MTT assay method. From this test, we obtained the half cytotoxic concentration CC50. The ability of the extract to inhibit DENV replication is depicted from half inhibitory concentration IC50 which was performed with focus assay method. Antiviral activity is depicted from the value of selectivity index SI which is a ratio between CC50 and IC50. The value of CC50, IC50, and SI are 33,247 g ml, 1,497 g ml, and 22,209, respectively. N hexane fraction of C. caudatus leaf extract showed satisfactory antiviral activity against DENV 2 in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amry Irsyada Yusuf
"Kasus demam berdarah dengue DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia dengan tingginya angka kematian yang diakibatkan. Sampai saat ini belum terdapat terapi antiviral spesifik, sehingga terapi masih berupa suportif. Ekstrak daun Cynometra ramiflora Linn diketahui memiliki efek bakterisida, analgesik, antiviral, anti-inflamasi, dan anti-alergi. Kemampuan ekstrak daun Cynometra ramiflora Linn pada konsentrasi 20 ?g/ml , 10 ?g/ml, 5 ?g/ml, 2,5 ?g/ml, dan 1,25 ?g/ml sebagai anti-dengue virus DENV diujikan pada sistem in-vitro menggunakan sel Huh-7.5 terinfeksi DENV2 dengan multiplicity of infection moi 0,5. Kontrol positif dalam penelitian ini adalah sel Huh-7.5 yang terinfeksi DENV2, sel Huh-7.5 dengan pemberian pelarut dimethyl sulfoxide DMSO sebagai kontrol negaitf dan kontrol sel Huh-7.5 tanpa perlakuan, dengan enam ulangan pada setiap kelompok.. Efek hambat ekstrak terhadap replikasi DENV dinilai menggunakan metode foci-forming immunoassay. Secara statistik pemberian ekstrak daun Cynometra ramiflora Linn pada seluruh konsentrasi menunjukkan penghambatan signifikan terhadap replikasi DENV-2 p < 0,05 dibandingkan dengan kontrol positif. Tingkat penghambatan berturut-turut sebesar 36,06 , 45,96 , 47,35 , 55,94 , 62,70 pada konsentrasi 1,25 ?g/ml, 2,5 ?g/ml, 5 ?g/ml, 10 ?g/ml, dan 20 ?g/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak daun Cynometra ramiflora Linn berpotensi sebagai antiviral dengue.

Dengue hemorraghic fever DHF remains a major health problem of world particularly in Indonesia due to high moratlity rate of it. Until now, there is no specific antiviral therapy for DENV yet and the treatment is still supportive. The extract of Cynometra ramiflora Linn leaves known to have some effects such as bactericide, analgesic, antiviral, anti inflamation, and anti allergy. The potency Cynometra ramiflora Linn leaves extract at concentration of 1,25 g ml, 2,5 g ml, 5 g ml, 10 g ml, dan 20 g ml as anti viral dengue DENV was performed in vitro on Huh 7.5 cell infected by DENV 2 with MOI 0.5. Positive control in this research was Huh 7.5 cell infected by DENV 2, group of Huh 7.5 with dimethyl sulfoxide DMSO as negative control, and group of Huh 7.5 cell only as cell control. Each group was done in six repetition. The inhibition rate of the extract to DENV replication was measured using foci forming immunoassay. Statistically administration Cynometra ramiflora Linn leaves extract showed significant inhibition at each concentration p 0,05 compared with positive control. The inhibition rate were 36,06 , 45,96 , 47,35 , 55,94 , 62,70 at concentration of 1,25 g ml, 2,5 g ml, 5 g ml, 10 g ml, dan 20 g ml respectively. The result of this study showed that extract of Cynometra ramiflora Linn leaves has potency as antiviral dengue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Yunusi
"Indonesia merupakan salah satu negara yang endemik penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah di Indonesia adalah infeksi dengue. Saat ini sedang dikembangkan antivirus-antivirus yang dapat digunakan untuk virus dengue, namun hingga saat ini belum ditemukan adanya antivirus yang efektif. Ekstrak tanaman Peperomia pellucida merupakan salah satu ekstrak alami yang diperkirakan memiliki efek antivirus. Penelitian ini akan meneliti efek antiviral dari ekstrak Peperomia pellucida terhadap virus dengue dalam bentuk IC50 (inhibisi replikasi) dan CC50 (efek sitotoksik). Penelitian ini menggunakan sel Huh7it-1 yang akan diinfeksikan dengan DENV. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak sebesar 1.25, 2.5, 5, 10, 20, dan 40 g/mL. Nilai IC50 dihitung berdasarkan jumah Focus Assay untuk penghambatan replikasi, dan MTT Assay untuk mengetahui efek toksisitas. Selanjutnya dilakukan uji kemaknaan dengan uji ANOVA. Hasil analisis menunjukkan nilai IC50 dari ekstrak sebesar 54 g/m, dan CC50 sel tidak terinfeksi 339.66 g/mL. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji T test tidak berpasangan dan One-way Anova. Hasil bermakna pada uji T test (p <0.05) pada semua konsentrasi selain 1.25 g/mL. Uji anova dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok konsentrasi (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu didapatkan efek inhibisi pada replikasi virus dengue dari ekstrak Peperomia pellucida dan tidak toksik terhadap sel.

Indonesia is one of the country that has many infectious illness. One of the most troublesome is Dengue infection. Nowadays Researcher are looking for an antiviral for this infection because there is no effective antiviral for dengue found. One of natural extracts that thought have antiviral potential is Peperomia pellucida. This Research is done to evaluate the antiviral potential of Peperomia pellucida to dengue infection. IC50 (inhibition effect) and CC50 (cytotoxic effect) of the extract is evaluated in this research. Cell Huh7it-1 wll be used in this research as the host for DENV. The concentration used for this research is 1.25, 2.5, 5, 10, 20, and 40 g/mL. The method used are Focus Assay for replication inhibition and MTT assay for cell toxicity. The result show there is inhibition effect from the extract with IC50 score 54 g/mL and cytotoxic effect with CC50 score 339.66 g/mL. the Analysis with T-test independent and one-way anova is used in this research. From T-test there is a significant difference(p<0,05) on all concentration except 1.25 g/mL. Anova test is to determine difference between groups (p<0.05). in conclusion, extract of Peperomia pellucida able to inhibit replication of dengue virus and it is not cytotoxic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>