Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reinaldo Giovanni
"Emisi gas rumah kaca (GRK) merupakan isu lingkungan yang belum bisa diselesaikan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Gas karbon dioksida merupakan penyumbang terbesar dalam emisi gas rumah kaca di dunia. Pada tahun 2000, emisi gas karbon dioksida di Indonesia terhitung mencapai angka 1.1 juta lebih Gg CO2e. Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis pemanfaatan emisi gas karbon dioksida, khususnya pada industri perikanan di Indonesia, sebagai upaya pengurangan emisi gas CO2. Inovasi pemanfaatan emisi gas CO2 dibuat dengan basis responsible innovation, dimana kerangka kerja ini membahas inovasi yang dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Diagram hubungan sebab akibat dan diagram stok-aliran mendukung metode sistem dinamis untuk memberikan gambaran hasil yang terjadi akan aspek ekonomi dan sosial pada masyarakat daerah pesisir.

Green house gases (GHG) emissions is one of the environmental issues that hasn?t been resolved and continued to increase annually. Carbon dioxide gas is known as the largest contributor for GHG emissions. In 2000, the total emissions of carbon dioxide gas in Indonesia reached more than 1.1 million Gg CO2. By this study, the author analyzes the utilization of carbon dioxide emissions, particularly on fisheries industry in Indonesia, as an effort to reduce carbon dioxide emissions. The innovation of utilizing the CO2 emissions is made on the basis of responsible innovation framework that focuses on economic, social, and environmental aspects. Causal loop diagram and stock-flow diagram support system dynamics method to provide an overview outcome that happened on economic and social aspects of coastal society."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvano Christian
"Peningkatan emisi gas rumah kaca menjadi semakin mengkhawatirkan yang akan menyebabkan perubahan iklim. Gas rumah kaca terdiri atas CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, SF6. Gas karbondioksida(CO2) memberikan kontribusi terbesar dari keseluruhan emisi gas rumah kaca. Indonesia memiliki target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020. PT Pertamina EP sebagai perusahaan BUMN membantu negara untuk mencapai targetnya dengan menerapkan teknologi carbon capture. Gas karbondioksida akan dipisahkan dan dimampatkan dimana kemudian dapat di simpan atau kemudian dimanfaatkan. Carbon Capture and Utilization (CCU) merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan Carbon Capture and Storage (CCS). Dimana gas karbondioksida lebih baik dimanfaatkan dibandingkan dengan disimpan. Gas karbondioksida tersebut dapat dimanfaatkan oleh industri minuman berkarbonasi sebagai bahan baku produksi. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki fokus mengenai pemanfaatan gas karbondioksida dari PT Pertamina EP untuk industri minuman berkarbonasi.

Green House Gases emission growth is getting worst in the last decade, which will impact climate change. Green houses gases (GHG) consists of CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, SF6. Which CO2 have the biggest share in total GHG emission. Indonesia is targeting to reduce 26% of their CO2 emissions by 2020. PT Pertamina EP as oil and gas government-owned company helps to reach the target by implementing carbon capture in their company. Carbons that have been captured can be utilized or stored in a geological storage sites. Carbon Capture and Utilization (CCU) is a better choice because it has more benefits than Carbon Capture and Storage (CCS). CO2 can be utilized in carbonated drinks industry as their raw material. Therefore this research will focus on CO2 utilization from PT Pertamina EP in carbonated drinks industry."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Erwin Yosua Kurniawan
"Kemunculan layanan ride-hailing dalam satu dekade terakhir ini telah mengubah perilaku perjalanan pribadi. Di Indonesia, layanan ini digemari masyarakat terutama layanan ride-hailing roda dua sehingga sangat mempengaruhi pilihan moda perjalanan masyarakat. Di Jakarta, layanan ini sangat populer hingga meningkatkan jumlah pengguna maupun pengemudi dari layanan ini secara signifikan. Peningkatan layanan ini mengakibatkan peningkatan perjalanan menggunakan sepeda motor sehingga menyebabkan kemacetan dan kenaikan jumlah emisi gas CO2 di Jakarta. Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sebagai pembuat keputusan dalam sistem transportasi Jakarta, mengharapkan masyarakat menggunakan transportasi publik untuk mencegah kemacetan serta menurunkan peningkatan emisi gas CO2. Akan tetapi, salah satu alasan masyarakat enggan menggunakan transportasi publik adalah tidak terpenuhinya kebutuhan first and last mile ketika menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, ternyata layanan ride-hailing dapat berperan sebagai komplementer untuk transportasi publik. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan model dinamis untuk melihat dinamika sektor transportasi di Jakarta, yang terdapat beberapa submodel, yaitu: transportation trips, ride-hailing demand, ride-hailing supply, ride-hailing trips, infrastructure, number of vehicles, serta CO2 emissions. Usulan kebijakan terkait operasional layanan ride-hailing roda dua adalah mengintegrasikan transportasi publik dengan layanan ride-hailing roda dua. Dari hasil simulasi model, kebijakan ini dapat menaikkan penggunaan transportasi publik sehingga peningkatan emisi gas CO2 dari sektor transportasi dapat berkurang.

The emergence of ride-hailing services has changed personal travel behaviour. This service is popular in Indonesia, especially the two-wheeled services and greatly affects the choice of people's travel modes. In Jakarta, this service is popular and significantly increases the number of users and drivers, resulted in increase in motorbikes trips, causing congestion and increasement in CO2 gas emissions. The DKI Jakarta Transportation Agency, as the Jakarta’s transportation system decision maker, expects people to use public transit to prevent congestion and reduce the CO2 gas emissions increasement. One of the reasons people are reluctant to use public transit is that their first and last mile needs are not met. Ride-hailing services can play a complementary role for public transit. This research tries to develop a model to see the dynamics of the transportation in Jakarta, which contains several sub models, namely: transportation trips, ride-hailing demand, ride-hailing supply, ride-hailing trips, infrastructure, number of vehicles, and CO2 emissions. The policy proposal regarding the operation of twowheeled ride-hailing services is to integrate it with public transit. The simulation shows this policy can increase the use of public transit so that the increase in CO2 gas emissions from the transportation sector can be reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Arindra Putri
"Indonesia menjadi penghasil emisi CO2 terbesar ke-9 di dunia pada tahun 2021 (IEA, 2022). Transportasi menjadi salah satu sektor terbesar penyumbang polusi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan mobilitas tertinggi, menjalankan strategi Clean Vehicles Strategy dan Mobility Management Strategy sebagai langkah untuk dapat mengurangi emisi CO2. Penelitian ini mengeksplorasi dampak dari kedua strategi jika diterapkan di DKI Jakarta dengan skenario dan policy intervention yang berlaku. Dari hasil skenario pada tahun 2050, skenario 1 atau skenario yang berorientasi pada transportasi publik terintegrasi dengan First and Last Mile dan memberikan insentif fiskal dan non fiskal pada EV, mampu menurunkan emisi 31.25% dan skenario 2 atau skenario yang berorientasi pada Integrasi Electronic Road Pricing (ERP), mampu menurunkan emisi 18.27%. Policy 2 atau pemberian Public Transportation Operating Subsidies memiliki persentase penurunan emisi karbon CO2 yang lebih signifikan dibanding Policy 1. Pada tahun 2050, target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai Net Zero Emissions di bidang transportasi diprediksi tidak dapat tercapai dengan rangkaian kebijakan dan program subsidi yang ada sehingga dibutuhkan kolaborasi yang lebih menyeluruh.

Indonesia was the 9th largest CO2 emitter in the world in 2021 (IEA, 2022). Transportation is one of the biggest contributors to pollution in Indonesia. DKI Jakarta Province, with the highest mobility in the country, implements the Clean Vehicles Strategy and Mobility Management Strategy as steps to reduce CO2 emissions. This study explores the impact of both strategies if implemented in DKI Jakarta with applicable scenarios and policy interventions. According to the scenario results for 2050, scenario 1, which focuses on integrated public transportation with First and Last Mile connectivity and providing fiscal and non-fiscal incentives for EVs, can reduce emissions by 31.25%. Scenario 2, which focuses on Electronic Road Pricing (ERP) integration, can reduce emissions by 18.27%. Policy 2, which involves providing Public Transportation Operating Subsidies, achieves a more significant percentage reduction in CO2 emissions than Policy 1. However, by 2050, the DKI Jakarta Provincial Government's target to achieve Net Zero Emissions in the transportation sector is predicted to be unachievable with the existing policies and subsidy programs, indicating that more comprehensive collaboration is needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Ratnaningsih
"

Sebagai negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari perairan, transportasi laut memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan nasional dengan lebih memperhatikan pengembangan industri maritimnya. Perdagangan global menjadikan sektor pelayaran salah satu yang memiliki peran penting. Meningkatnya kebutuhan akan jasa pelayaran juga akan meningkatkan fenomena pemanasan global, termasuk di Indonesia. Emisi karbon dioksida (CO2) dari sektor transportasi laut telah menjadi perhatian para pembuat kebijakan transportasi dan perubahan iklim, termasuk emisi CO2 di pelabuhan yang terus meningkat. Namun, studi yang ada berfokus terutama pada emisi CO2 dari pelayaran kapal, dengan sedikit perhatian pada kapal yang berlabuh di pelabuhan dan penanganan kargo di dalam pelabuhan. Studi ini mengambil sektor transportasi laut di Pelabuhan Indonesia dengan menggunakan bagian dari metodologi System Dynamics. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dua kebijakan, yaitu penerapan Onshore Power Supply (OPS) dan pemberlakuan pajak karbon, yang bertujuan mengusulkan strategi mitigasi Emisi CO2 di sektor transportasi laut. Dengan demikian, pemodelan simulasi berdasarkan dinamika sistem telah diusulkan untuk membangun model penilaian dan membuat skenario.


As an archipelagic country with two-thirds of its territory consisting of waters and in line with global trade, Indonesia has made the shipping sector an essential and strategic role in supporting national development by paying more attention to developing its maritime industry. The increasing need for shipping services will also increase the phenomenon of global warming. CO2 emissions from the marine transportation sector have become a concern for transport policymakers and climate change regarding sustainability issues, including CO2 emissions in ports which continue to increase due to their significant impact on emerging environmental, social, and economic issues. However, the existing studies focus primarily on CO2 emissions from shipping, with little attention to vessel berthing in ports and cargo handling in ports. This study takes the sea transportation sector in Indonesian Ports by using the System Dynamics methodology to show the interrelationships between factors. The purpose of this study is to propose a CO2 emission mitigation strategy and evaluate policies implemented in the marine transportation sector. This study investigates two policies: the implementation of Onshore Power Supply (OPS) and the application of carbon tax. Thus, simulation modelling can build assessment models and create scenarios.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Anggita Eunike
"

Populasi Indonesia terus mengalami peningkatan yang berdampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan. Namun, upaya peningkatan ketersediaan pangan hanya berkonsentrasi pada bagaimana menghasilkan produksi pertanian tanpa diimbangi dengan inisiatif untuk mengurangi food loss and waste (FLW). Selain itu, FLW berdampak terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sebagai respon terhadap pentingnya FLW untuk menurunkan kerawanan pangan akibat perubahan iklim, peneliti ingin mengkaji timbulan FLW cabai rawit sebagai komoditas unggulan di sepanjang rantai pasok dan dampaknya terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari input produksi maupun penanganan FLW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Dinamis, yang memungkinkan simulasi berbagai strategi untuk menurunkan FLW dengan intervensi sustainable agriculture dan circular economy. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai tahapan rantai pasok cabai rawit, termasuk produksi, distribusi, dan penanganan sampah. Data-data ini kemudian digunakan untuk membangun model Sistem Dinamis yang menggambarkan hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi FLW dan emisi karbon. Hasil simulasi strategi menunjukkan bahwa penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) sebagai langkah reduce atau preventif menjadi strategi yang paling signifikan. Strategi ini mampu menurunkan FLW dan emisi karbon sebesar 88%. Selain itu, strategi ini juga menghasilkan profit yang lebih besar bagi petani, collector, dan retail dibandingkan dengan alternatif strategi lain yang merupakan langkah reuse dengan menjadikan FLW sebagai byproduct. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam pengelolaan FLW cabai rawit, di mana penerapan GAP dan GHP dapat menjadi alternatif strategi yang efektif dalam menurunkan FLW dan emisi karbon sekaligus meningkatkan keuntungan bagi pelaku bisnis dalam rantai pasok. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah melibatkan lebih banyak aktor dalam rantai pasok dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti regulasi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi implementasi strategi ini, termasuk adopsi teknologi dan awareness setiap aktor yang terlibat lebih luas terhadap FLW.


The population of Indonesia continues to increase, resulting in an increased demand for food. However, efforts to improve food availability have focused solely on agricultural production without sufficient initiatives to reduce food loss and waste (FLW). Additionally, FLW has social, economic, and environmental impacts. In response to the importance of FLW in reducing food insecurity due to climate change, researchers aim to examine the generation of FLW in chili peppers, a prominent commodity, along the supply chain and its impact on carbon emissions resulting from production inputs and FLW management. The System Dynamics method is employed to simulate various strategies for reducing FLW with interventions related to sustainable agriculture and circular economy. This study involves data collection from various stages of the bird's eye chili supply chain, including production, distribution, and waste handling. These data are then utilized to build a System Dynamics model that depicts the relationships between variables influencing FLW and carbon emissions. The simulation results demonstrate that the implementation of Good Agricultural Practices (GAP) and Good Handling Practices (GHP) as preventive measures is the most significant strategy. This strategy reduces FLW and carbon emissions by 88%. Furthermore, it yields higher profits for farmers, collectors, and retailers compared to the alternative strategy of reusing FLW as a byproduct. The findings of this research have important implications for managing FLW in the bird's eye chili supply chain, where the implementation of GAP and GHP can serve as effective alternative strategies for reducing FLW and carbon emissions while enhancing the profitability of businesses along the supply chain. Recommendations for further research include involving more stakeholders in the supply chain and considering external factors such as regulations and policies that may impact the implementation of these strategies, including the adoption of technology and broader awareness among all involved stakeholders regarding FLW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Yusaq Faiz Fadin
"Fokus pada penelitian ini membahas potensi dampak lingkungan dari aktifitas pemanfaatan emisi gas karbon dioksida sebagai injeksi miscible gas pada enhanced oil recovery. Responsible Innovation dipilih sebagai kerangka kerja besar pada peneltian ini, pemanfaatan CO2 dianggap sebagai salah satu inovasi yang harus dijaga keberlanjutannyya, oleh karena itu studi ini membahas dan menganalisis menggunakan lima dimensi responsible innovation diantaranya: anticipation, reflexivity, responsiveness, deliberation and participation. Sebagai alat untuk mengevaluasi, Life Cycle Assessment digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh 4 unit utama dalam proses CO2-Enhanced Oil Recovery yaitu sumur gas Subang,CO2 Recovery, CO2 Transmisi, dan sumur minyak EOR Jatibarang.
Kami membangun model perhitungan LCA dengan software spreadsheet, untuk mengukur berbagai kuantitas input feed gas yang berbeda untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang ditimbulkan. Potensi dampak lingkungan terbesar adalah kontribusi terhadap dampak pengasaman/acidification ,yang sumbernya didominasi oleh emisi dari unit CO2 recovery. Secara umum, dampak lingkungan terbesar dalam kategori LCA adalah pengasaman/acidification, diikuti oleh pembentukan photo-oxidant, perubahan iklim/climate change dan penipisian sumber daya abiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unit sumur gas Subang menyumbang potensi dampak lingkungan terbesar dalam seluruh proses yang ada.

The focus of this research is to analyze potential environmental impact in the utilization of carbon dioxide gas emission as miscible gas injection on Enhanced Oil Recovery activity. Responsible Innovation has been choosen as a grand framework on this study, CO2 utilization is considered as one of the innovations that should be kept sustainability, therefore this study discuss and analyzes using five dimensions of responsible innovation namely: anticipation, reflexivity, responsiveness, deliberation and participation. As a tool to asses, Life Cycle Assessment (LCA) is applied to analyze impacts environment, produced by the four main units in the process of CO2-Enhanced Oil Recovery, which are Gas Well in Subang, CO2 Recovery, CO2 Transmission and Oil Well fo EOR in Jatibarang.
We developed LCA calculation model using spreadsheet software, used to assess a various of input quantity of feed gas to evaluate environmental impact. The biggest potential environmental impact is the contribution to acidification impact which emissions are produced mostly from unit CO2 recovery. In general, the biggest environmental impact in the LCA category is acidification, followed by photo-oxidant formation, climate change and depletion of abiotic resources. This study shows that gas wells in Subang gives the biggest environmental impacts potential in the whole process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Ayu Anya Azwar
"Dalam mencapai cita-cita Net Zero Emission pada tahun 2060, peralihan penggunaan Energi Baru Terbarukan semakin meningkat. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi pengembangan PLTS yang sangat besar senilai 112.000 GWp, ditambah dengan biaya instalasi yang semakin menurun sekitar 78% dari tahun 2015 hingga 2022. Hal ini menjadikan pengembangan PLTS di Indonesia menjadi alternatif EBT yang menarik guna mereduksi emisi karbon di Indonesia dan mencapai Net Zero. Tidak hanya berfokus pada penghijauan, agar produktivitas dan perekonomian tetap meningkat, kebijakan pasar karbon juga menjadi alternatif kebijakan baru yang dapat mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. Dengan instrumen-instrumen tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika dan kompleksitas adopsi PLTS di Indonesia dengan pemanfaatan perdagangan karbon menggunakan metode sistem dinamis sebagai metode yang tepat untuk menganalisis suatu sistem yang kompleks.

In achieving the goal of Net Zero Emission by 2060, the transition to the use of New Renewable Energy is increasing. As a tropical country, Indonesia has the potential for the development of Solar Power Plants (PLTS) on a large scale, amounting to 112,000 GWp, alongwith installation costs decreasing by around 78% from 2015 to 2022. Thus, the development of PLTS in Indonesia become attractive alternative for reducing carbon emissions in the country and achieving Net Zero. Not only focusing on greening, but to ensure productivity and economic growth, carbon market policies also become a new alternative that can support Indonesia's transition to a green economy. With these instruments, this research aims to analyze the dynamics and complexity of PLTS adoption in Indonesia through the utilization of carbon trading using the dynamic system method as an appropriate approach for analyzing a complex system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Zahrina
"ABSTRAK
Pemerintah Indonesia telah menargetkan pengembangan industri battery swapping sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan adopsi motor listrik. Namun, karena sistem battery swapping merupakan sistem yang kompleks dan dinamis, diperlukan strategi untuk pengembangan industri battery swapping. White-box modeling dapat membantu mendapatkan wawasan mengenai bagaimana driving forces (kekuatan pendorong), yang terdiri dari variabel eksogen serta intervensi kebijakan, dapat berdampak pada pengembangan industri
battery swapping. Studi ini fokus pada tiga objektif yaitu tiga objektif yaitu jumlah pengguna motor listrik, jumlah pengguna battery swapping dan profit battery swapping. Terdapat tiga driving forces yang mendorong tercapainya objektif, yaitu teknologi pembuatan baterai serta kebijakan (battery pack standardization, discount on electricity price, dan government subsidy on battery swapping station building). Kebijakan ini diuji ke dalam tiga skenario berbeda. Hasil menunjukkan bahwa standardisasi kemasan baterai berdampak langsung kepada jumlah pengguna motor listrik sehingga berdampak langsung pada jumlah pengguna battery swapping. Selain itu, diskon biaya listrik memiliki peran yang signifikan untuk profit battery swapping.

ABSTRACT
The Government of Indonesia (GOI) has targeted the development of the battery swapping industry as an attempt to increase the adoption of electric motorcycles. However, since the battery swapping system is a complex and dynamic system, a strategy is needed in order to develop a battery swapping system. System dynamics help gain an insight into how the established driving forces, consisting of exogenous variables and policy measures, affect the battery swapping industry development. This study focuses on three objectives: electric motorcycle user, battery swapping user, and battery swapping profit. There are four driving forces achieve the goal: the technology advancement and the policy measures (battery pack standardization, discount on electricity price, dan government subsidy on battery-swapping station building). The policy measures are assessed into three different scenarios. Results show that battery pack standardization directly affects the number of electric motorcycle user, hence increase the number of battery swapping user. Furthermore, a discount on electricity prices has a significant impact on increase the battery swapping profit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asterina Zarnia
"Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.

Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>