Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dekaria Alamanda
"Asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah salah satu jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega-3. DHA merupakan salah satu pengisi pada suplemen makanan sediaan kapsul cangkang lunak yang beredar. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum DHA agar diperoleh metode yang valid untuk digunakan pada penetapkan kadar DHA dalam produk suplemen makanan sediaan kapsul cangkang lunak. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1(v/v) dan katalis asetil klorida pada suhu 100ºC selama 60 menit. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 140ºC-180ºC, kenaikan 2ºC/menit, lalu 180ºC-200ºC, kenaikan 5ºC/menit, dan dipertahankan selama 20 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230ºC dan 250ºC; laju alir gas helium 0,80 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 µl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi metil dokosaheksaenoat adalah 14,821 menit dengan faktor ikutan 1,797. Metode yang diperoleh valid dengan presisi (KV) antara 0,67-1,43%, dan uji perolehan kembali 98,02-101,76%. Sampel A rata-rata kesesuaian kadar terhadap label adalah 90,32% dan sampel B rata-rata kesesuaian kadar terhadap label adalah 95,58%.

Docosahexaenoic acid (DHA) is one of the long chain omega 3 unsaturated fat. DHA is contained in capsule type food supplement that circulates around the market. A direct analysis with cromotography gas requires a very long time, due to the high melting point of the fatty acid,thus derivatization is needed before analysis. The aim of this research is to obtain the perfect condition for DHA analysis in order to achievea valid method to determine the right level of DHA in capsul supplement product. Derivatization is done through esterification Lepage using reagen metanol-toluen 4:1(v/v) and acetyl chloride catalyst at 100ºC for 60 minutes. The analysis is done using chromatography gas with VB-wax column (60 m x 0,32 mm) the column is program to 140ºC-180ºC and an increase of 2ºC/minute then 180ºC-200ºC with an increase of 5ºC/minute and mantained for 20 minutes. The temperature of injector and the detector temperature are both 230ºC and 250ºC; the flow rate of the gas helium 0,80 mL/minute, the injection volume 1,0 µl and detected by flame ionization detector. In the optimum condition the time of the methyl docosahexaenoic retention is 14,1821 minute with tailing factor 1,797. The obtained method is valid with a 0,67-1,43% precision, and recovery test 98,02-101,76%. The average compatibility rate of sample A towards the lable is 90,32%, while the average compatibility rate B towards the lable is 95,58%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
"Asam dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting bagi pertumbuhan sistem saraf dan penglihatan bayi karena merupakan asam lemak utama dalam fosfolipid otak dan retina. Namun, manfaat penambahan DHA dalam susu formula bayi masih kontroversial. Pemberian DHA yang berlebihan pada bayi perlu diwaspadai mengingat kemungkinan terjadinya efek samping yang ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode analisis DHA secara kromatografi gas (KG) yang valid yang akan diterapkan untuk menetapkan kadar DHA dalam susu formula. Sebelum disuntikkan ke alat KG, lemak susu diekstraksi dengan kloroform-metanol (1:2) dan kemudian dimetilasi dalam metanol-toluen (4:1) dengan asetil klorida. Kondisi KG yang digunakan yaitu: suhu injektor 230ºC, suhu detektor 250ºC, suhu oven terprogram dengan suhu awal 130ºC dinaikkan 2ºC/menit sampai 230ºC kemudian suhu ditahan selama 20 menit, laju alir helium 2,00 ml/menit, split 1:3. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan uji perolehan kembali. Hasil penetapan kadar DHA dari 5 sampel susu formula bayi dan anak yaitu (27,49 ± 0,62) mg/100 g, (31,14 ± 0,43) mg/100 g, (11,83 ± 0,38) mg/100 g, (19,34 ± 0,58) mg/ 100 g, dan (45,87 ± 0,42) mg/100 g.

Docosahexaenoic acid (DHA) is important for development of infant's nervous and visual system because it is a major fatty acid in brain and retina phospholipids. However, the benefit of DHA addition in infant formula is still controversial. The over intake of DHA should be an awareness because of its side effect. The aim of this study was to get a valid analysis method of DHA using gas chromatography (GC) which will be used to determine the concentration of DHA in infant formula. Before being injected to GC, the milk fat was extracted with chloroform-methanol (1:2) and then methylated in methanol-toluene (4:1) with acetyl chloride. The GC conditions were: injector temperature was 230ºC, detector temperature was 250ºC, oven temperature was programmed to increase from 130ºC to 230ºC by 2ºC/minute and held for 20 minutes, helium flow rate was 2.00 ml/minute, and split ratio was 1:3. This method had passed the precision and recovery evaluation. The results of DHA determination in 5 infant formula samples were (27.49 ± 0.62) mg/100 g, (31.14 ± 0.43) mg/100 g, (11.83 ± 0.38) mg/100 g, (19.34 ± 0.58) mg/ 100 g, and (45.87 ± 0.42) mg/100 g."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Falahuddin Malich Salaz
"Asam valproat merupakan obat anti epilepsi yang bisa digunakan pada semua tipe epilepsi dan berkembang sebagai terapi tambahan untuk penyakit bipolar Obat ini memiliki indeks terapi sempit sehingga dibutuhkan pemantauan terapi obat menggunakan metode dried blood spot yang sederhana dan mudah dilakukan serta akurat Tujuannya untuk memperoleh kondisi optimum dan metode tervalidasi asam valproat dalam darah total secara Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi Tandem Spektrometri Massa KCKUT SM SM Larutan kontrol kualitas dan kurva kalibrasi sampel darah dibuat dengan menotolkan masing masing sebanyak 20 L dan dikeringkan selama lebih kurang 1 jam Kertas DBS dipotong sekitar lebih kurang 5 mm dan diekstraksi menggunakan campuran larutan asetonitril metanol 1 3 yang mengandung baku dalam asam benzoat dengan konsentrasi 1000 g mL Pemisahan dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1 7 m 2 1 x 100 mm dengan fase gerak berupa campuran asam asetat 0 1 asetonitril 40 60 dengan elusi isokratik dan laju alir 0 4 mL menit Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization ESI negatif pada mode Multiple Reaction Monitoring Pendeteksian asam valproat berada pada nilai m z 142 95 142 95 dan asam benzoat pada m z 121 1 77 1 Metode ini linear pada rentang 0 5 ndash 100 g mL dengan r 0 9991 Akurasi dan presisi baik within run maupun between run memenuhi persyaratan dengan nilai diff dan KV tidak melebihi 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ Sampel DBS stabil minimal 16 hari pada suhu kamar Metode analisis tervalidasi diaplikasikan terhadap satu subjek sehat dan diperoleh Cmax sebesar 88 15 g mL dan Tmax 1 5 jam Secara keseluruhan metode ini memenuhi persyaratan validasi menurut EMEA Guideline 2011.
Valproic acid VA is drug of anticonvulsant which used to treat all types of epilepsy and be developed as an adjuvant therapy for bipolar disorder Valproic acid VA has a narrow of therapeutic window index that need therapeutic drug monitoring with dried blood spot method which is simple easy and accurate This aim of this research is to develop an optimum and validated method valproic acid in whole blood as Dried Blood Spot method using Ultra Performance Liquid Chromatography tandem Mass Spectrometry UPLC MS MS Quality control and calibration samples were obtained by pipetting 20 L onto CAMAG DBS Paper and left to dry at room temperature for 1 h before processing Using a 5 mm punch cutter Disc were transferred to microtube and 200 L extraction solution asetonitril metanol 1 3 containing benzoic acid as internal standard 1000 g mL was added Chromatographic separation was achieved by Waters AcquityTM UPLC C18 1 7 m 2 1 x 100 mm with mobile phase consist of 0 1 acetic acid acetonitrile 40 60 under isocratic elution and flow rate was 0 4 mL min Mass detection was performed on Waters Xevo TQD equipped with an electrospray ionization ESI source at negative ion mode in the multiple reaction monitoring MRM mode Valproic acid VA was detected at m z 142 95 142 95 benzoic acid at m z 121 11 77 1 This method was linear in range concentration of 0 5 ndash 100 g mL with r 0 9991 This method also fulfill the acceptance of accuracy and precision within and between run in three days by diff and coefficient of variation CV not more than 15 and not more than 20 for LLOQ concentration The DBS Card samples is stable at least for 16 days at room temperature Validation method was applied in one healthy subject was obtained Cmax 88 15 g mL with Tmax 1 5 h Overall this method fulfill the acceptance criteria of validation based on EMEA Guideline 2011."
Depok: [Fakultas Farmasi Universitas Indonesia;Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia], 2015
S59742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renya Virga Chikita
"Latar belakang: Belum terdapat model ulser traumatik standar pada mukosa lidah hewan coba. Tujuan: Mendapatkan model standar ulser secara in vivo pada Mus musculus. Metode: Lima ekor Mus musculus diberikan perlakuan berupa pemaparan asam asetat 70% menggunakan microbrush tanpa tekanan selama 60 detik. Pada kelompok kontrol diberikan pemaparan saline sebagai kontrol negatif. Pada 1 ekor Mus musculus lainnya menjadi kontrol terapi positif yang diberi triamcinolone acetonide 0,1% pada permukaan lesi. Setelah dilakukan pemaparan asam asetat, hewan coba dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis pada hari 2, 3 dan 7. Secara makroskopis yang diobservasi adalah berat badan, tanda radang, dan diameter lesi. Sedangkan secara mikroskopis, yang diobservasi adalah ada atau tidaknya disintegrasi epitel, vasodilatasi kapiler, dan sebukan sel radang. Hasil: Pada daerah paparan asam asetat tidak terbentuk ulser tetapi hanya terbentuk lesi erosi pada mukosa lateral lidah, yang mulai terbentuk pada hari kedua. Ukuran lesi mencapai ukuran terbesar pada hari ketiga, terbentuk lesi ekskoriasi. Lesi tersebut pulih pada hari ketujuh. Berat badan Mus musculus menurun pada saat terbentuknya lesi dan kembali normal pada saat pulih. Kesimpulan: Induksi dengan asam asetat 70%, tidak dapat membentuk ulser, namun dapat membentuk lesi ekskoriasi pada hari ketiga dengan waktu pulih pada hari ketujuh.

Backgrounds: There has not been a standard model for an ulcer on Mus musculus lateral tongue mucosa.
Objectives: To make a standard model in vivo on Mus musculus.
Methods: Five of Mus musculus were given exposure of 70% acetic acid with the microbrush without any pressure for 60 seconds. In the control group saline exposure was given as a negative control. The other one Mus musculus became a positive therapy control treated by giving triamcinolone acetonide 0,1% on its lesion surface. After exposured of 70% acetic acid, the animals were evaluated macroscopically and microscopically on days 2nd, 3rd and 7th. The macroscopic observations were body weight, inflammatory markers, and lesion diameter. While microscopic observations were the presence or absence of epithelial disintegration, capillary vasodilation, and inflammatory cells. Results: In the area that exposured to acetic acid, no ulcers are formed but lesions form on the lateral mucosa of the tongue, lesion began to form on the second day. It reached the largest size on the third day, formed an excoriation lesion. The lesion recovered on the seventh day. Mus musculus weight decreases at the time of lesion formation and returns to normal at the time of recovery. Conclusion: Induction with acetic acid 70% in this study, could not lead to ulcer formation, but resulted the excoriation lesions with recovered time on the seventh day.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aspergillus flavus mampu memproduksi berbagai metabolit sekunder,
salah satunya adalah asam kojat, yang mempunyai kegunaan yang luas
dalam berbagai bidang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh galur
mutan A. flavus yang dapat menghasilkan asam kojat dengan kadar yang
lebih besar dibandingkan galur mutan A. flavus 40C10. Galur mutan
diperoleh melalui mutasi yang di induksi dengan menggunakan mutagen
NTG(1000 ppm) dan iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,5 – 5 KGy.
Analisis kuantitatif dan kualitatif asam kojat dan aflatoksin dilakukan secara
KLT densitometri menggunakan fase diam silika gel F254 dan fase gerak
toluen, etil asetat dan asam formiat (3: 6: 1). Hasil penelitian menunjukkan
mutagenesis dengan NTG secara berulang dapat meningkatkan produksi
asam kojat., sedangkan iradiasi dengan sinar gamma tidak. Dari tiga kali
mutagenesis dengan NTG diperoleh galur mutan M3B7F7E8 yang
menghasilkan asam kojat 9,123 g/L atau 1,5 kali lebih besar dibandingkan A.
flavus 40C10. Galur mutan M3B7F7E8 ini masih menghasilkan aflatoksin
yang teridentifikasi pada nilai Rf 0,61 dengan kadar 0,730 mg/L"
Universitas Indonesia, 2006
S32512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Helmi
"ABSTRAK
Asam humat merupakan fraksi terbesar didalam senyawaan humat. Asam humat barwarna coklat galap, hasil degradasi sisa-sisa tanaman dan hewan secara kimia dan biologi maupun hasil sintesa mikroorganisme. Asam humat banyak terdapat dl tanah maupun perairan. Asam humat mempunyai banyak gugus fungsl yang mengandung okslgen dan diduga berperan dalam pembentukan senyawaan kompleks logam humat. Dalam penelitian Ini diselldiki kemampuan ion-ion logam Cu^^ Pb^"^ dan membentuk senyawaan kompleks logam humat. Asam humat diambil dari endapan tanah di mata air Jambu Luwuk Ciawi. Metode yang digunakan adalah metode quenching (pemadaman) fluoresensi. Dengan metode ini dapat dihitung konstansta kondisiohal kompleks tersebut. Dari hasil log K' yang diperoleh terdapat kecenderungan bahwa konstanta kondisional kompleks asam humat dengan ion Fe^S Cu^"'> Pb^"""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalita Meryda
"
ABSTRAK
Asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebagai hasil isolasi minyak ikan banyak dijual dalam bentuk sediaan kapsul lunak {soft capsule) sebagai makanan tambahan (foodsupplement).
Radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Antioksidan dapat mencegah teroksidasinya sel tubuh oleh radikal bebas. EPA dan DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai lima dan enam ikatan rangkap. Banyaknya ikatan rangkap ini menyebabkan EPA dan DHA digunakan sebagai antioksidan, karena EPA dan DHA lebih dulu teroksidasi dibanding substrat yang dilindungmya.
Dalam penelitian ini, digunakan metode konjugasi diena, dimana daya anti oksidan campuran EPA dan DHA dengan perbandingan 3:2 ditentukan berdasarkan kemampuan menghambat oksidasi asam lemak tak jenuh, yaitu minyak jagung, serta metode serimetri untuk mengetahui kemampuan campuran EPA dan DHA mereduksi serium (IV) amonium sulfat.
Hasil yang diperoleh dari metode konjugasi diena menunjukkan daya hambat pembentukan hidroperoksida dalam minyak jagung adalah negatif karena menunjukkan efek prooksidan. Hal ini disebabkan EPA dan DHA mengalami proses autooksidasi dan reaksi ini bersifat katalis bagi oksidasi minyak jagung. Berbeda dengan metode konjugasi diena, metode serimetri menunjukkan kemampuan mereduksi serium (IV) amonium sulfat sebanyak 4,17 + 0,04 mek/gram campuran & EPA dan DHA.
"
1997
S32033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah Arifah Hannah
"ABSTRAK
Indole-3-acetic acid (IAA) merupakan fitohormon auksin yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat diproduksi oleh mikroorganisme seperti: bakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan supernatan bakteri IAA diproduksi oleh Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, dan Pseudomonas putida pada pertumbuhan dan produktivitas Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro dan in vivo. Uji in vitro dilakukan dengan mengukur diameter (mm) miselia dalam cawan petri dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan pertumbuhan nyata (p>0,05) antara perlakuan dengan penambahan supernatan bakteri bacterial
dengan kontrol pada waktu inkubasi hari ke 3 sampai 6. L. supernatan boronitolerans memberikan efek terbaik pada pertumbuhan miselia dengan laju pertumbuhan 14,14 mm/hari. Uji in vivo dilakukan dengan mengukur panjang miselia dalam baglog dengan penambahan supernatan bakteri 50% dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan
pertumbuhan yang signifikan antara perawatan dan kontrol pada minggu 2 hingga 5 inkubasi. Supernatan P. putida memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan produktivitas tubuh buah pada baglog dengan rata-rata jumlah tubuh buah 6,89±4,59, berat basah 116,33±22,58 g, diameter pileus 8,84±2,44 cm, dan panjang stipe 7,80±1,72 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supernatan bakteri meningkatkan pertumbuhan miselia sesuai dengan konsentrasi IAA yang dihasilkan pada fase vegetatif, sedangkan penambahan supernatan bakteri penghasil IAA tidak berpengaruh nyata terhadap pengaruh terhadap produktivitas P. ostreatus.
ABSTRACT
Indole-3-acetic acid (IAA) is an auxin phytohormone that plays a role in increasing plant growth and can be produced by microorganisms such as bacteria. This study was conducted to determine the effect of adding IAA bacterial supernatant produced by Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, and Pseudomonas putida on the growth and productivity of Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro and in vivo. In vitro test was carried out by measuring the diameter (mm) of mycelia in a petri dish and the results showed that there was a significant difference in growth (p>0.05) between treatments with the addition of bacterial supernatant.
with control on incubation days 3 to 6. L. boronitolerans supernatant gave the best effect on mycelia growth with a growth rate of 14.14 mm/day. In vivo test was carried out by measuring the length of mycelia in baglog with the addition of 50% bacterial supernatant and the results showed that there was a difference significant growth between treatments and controls at 2 to 5 weeks of incubation. P. putida supernatant gave the best effect in increasing fruiting body productivity in baglog with an average number of fruiting bodies 6.89±4.59, wet weight 116.33±22.58 g, pileus diameter 8.84±2.44 cm , and the length of the stipe is 7.80±1.72 cm. The results showed that the bacterial supernatant increased mycelial growth according to the concentration of IAA produced in the vegetative phase, while the addition of the IAA-producing bacterial supernatant had no significant effect on the productivity of P. ostreatus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Setiawan
"Umumnya reaksi Friedel-Craft dilakukan antara alkil halida atau aikohol, yang dikatalisis oleh suatu Asam Lewis. Reaksinya teijadi pada keadaan tertentu, tergantung suhu, waktu, dan konsentrasi. Penelitian terdahulu yang mereaksikan n-butilldorida dengan toluena menggunakan katalis aluminium kionda membuktikan teijadinya penataan ulang Wagner-Meerwein pada n-butilldorida sehingga pada akhir reaksi diperoleh 4-sekbutiltoluena dan 4-iso-butiltoluena. Peneitian mi mencoba mereaksikan n-butanol dengan Toluena yang dikatalisis oleh suatu asam mineral yaitu asam sulfat untuk membuktikan teijadinya alkilasi dan penataan ulang Wagner-Meerwein yang dapat teijadi pada kondisi tertentu. Variabel yang divariasikan adalah suhu serta perbandingan komposisi reaktan dan katalis. Percobaan diawali dengan memvariasikan komposisi reaktan dan katalis pada suhu kamar. Setelah didapat komposisi ideal, dilakukan variasi suhu untuk memperoleh produk optimum. Hasil reaksi dipisahkan dengan menggunakan corong pisab, diambil fase organiknya lalu didestilasi dengan menggunakan alat destilasi fraksionasi. Destilatnya dikarakteiisasi dengan IR, UV-vis, NMR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
"Asam dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting bagi pertumbuhan
sistem saraf dan penglihatan bayi karena merupakan asam lemak utama
dalam fosfolipid otak dan retina. Namun, manfaat penambahan DHA dalam
susu formula bayi masih kontroversial. Pemberian DHA yang berlebihan pada
bayi perlu diwaspadai mengingat kemungkinan terjadinya efek samping yang
ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode analisis DHA
secara kromatografi gas (KG) yang valid yang akan diterapkan untuk
menetapkan kadar DHA dalam susu formula. Sebelum disuntikkan ke alat
KG, lemak susu diekstraksi dengan kloroform-metanol (1:2) dan kemudian
dimetilasi dalam metanol-toluen (4:1) dengan asetil klorida. Kondisi KG yang
digunakan yaitu: suhu injektor 230ºC, suhu detektor 250ºC, suhu oven
terprogram dengan suhu awal 130ºC dinaikkan 2ºC/menit sampai 230ºC
kemudian suhu ditahan selama 20 menit, laju alir helium 2,00 ml/menit, split
1:3. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan uji perolehan kembali.
Hasil penetapan kadar DHA dari 5 sampel susu formula bayi dan anak yaitu
(27,49 ± 0,62) mg/100 g, (31,14 ± 0,43) mg/100 g, (11,83 ± 0,38) mg/100 g,
(19,34 ± 0,58) mg/ 100 g, dan (45,87 ± 0,42) mg/100 g."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>