Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vicario Burhan
"ABSTRAK
Natural gas di Indonesia memiliki potensi yang besar karena masih memiliki cadangan yang cukup, tetapi pemanfaatan natural gas di Indonesia masih terbatas. Jakarta sebagai Ibukota bisa menjadi pelopor dalam pemanfaatan natural gas. Kebayoran Baru bisa menjadi kecamatan pertama di Jakarta yang menggunakan jaringan pipa gas untuk mendorong penggunaan gas yang lebih luas. Diameter pipa yang digunakan dalam desain ini adalah 180 mm, 90 mm, dan 63 mm. Menggunakan harga jual pemerintah Rp 3,141/m3 maka desain ini layak dibangun dari segi keekonomian.

ABSTRACT
Natural gas in Indonesia has a big potential because it still have a long enough reserves, however the utilization of natural gas in the country is still limited. Jakarta as the capital city could be a pioneer to use the potential of natural gas. Kebayoran Baru could become the first sub-district in Jakarta that using gas pipeline network to encourage the use of gas to be more widely. Pipe diameters that will be used on this design are 180 mm, 90 mm, and 63 mm. Using government selling price Rp 3,141/m3 this design is feasible to be built economically.
"
2015
S59634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Darmawan
"Sentul City merupakan kawasan hunian dan komersial yang cukup ramai di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada kawasan ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga kebutuhan energinya pun terus bertambah. Penggunaan gas alam, dalam hal ini gas kota, dapat menjadi alternatif energi yang memiliki banyak kelebihan apabila dibandingkan dengan LPG. Dibandingkan dengan LPG, gas kota lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan gas sejumlah 4.299.840 m3/tahun di kawasan ini, dibutuhkan pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 36.196 m dengan kombinasi Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 125mm digunakan sebagai pipa utama serta Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 90mm dan pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 63mm digunakan untuk pipa pada cluster perumahan dan area komersial menuju muka bangunan pelanggan. Harga jual gas yang layak untuk proyek ini adalah Rp4.950 untuk pelanggan rumah tangga dan Rp6.000 untuk pelanggan komersial. Dengan begitu, proyek dikatakan layak karena memperoleh nilai NPV sebesar Rp3.962.490.849, IRR sebesar 12,85%, dan PBP selama 7,43 tahun.

Sentul City is a densely residential and commercial area in Bogor Regency, West Java. The number of residents and households in this area continues to increase every year, increasing the area's energy demand. Natural gas, in this case city gas, can be used as an alternative energy source which has many advantages. Compared to LPG, city gas is cheaper, abundantly available, and environmentally friendly. To meet the gas demand of 4,299,840 m3/year in this area, it required to build a distribution pipeline network of 36,196 m long with a combination of MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 125mm used as the main pipe also MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 90mm and MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 63mm are used for pipes in residential clusters and commercial areas to the customer's building facade. The proper selling price of gas for this project is Rp4,950 for household customers and Rp6,000 for commercial customers. That way, the project is said to be feasible because it has an NPV value of Rp. 3,962,490,849, an IRR of 12.85%, and a PBP of 7.43 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Theresia Beatrix Marito
"Terjadi peningkatan permintaan terhadap apartemen yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Hingga saat ini, sebagian besar hunian di Indonesia mengandalkan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga, termasuk juga pada hunian vertikal yaitu apartemen. Produksi LPG dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan LPG rumah tangga yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jaringan gas kota menggunakan potensi gas bumi untuk rumah tangga merupakan salah satu perhatian dari Presiden sebagai Proyek Strategis Nasional yang dapat dilihat dari terbentuknya Perpres No.6 tahun 2019. Pada tahun 2009 hingga 2018 sudah terbangun sejumlah 325.852 sambungan rumah (SR) di berbagai kota. Melihat kondisi tersebut, beberapa wilayah di Jabodetabek, terutama pada gedung apartemen masih belum terpasang infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan komersial. Salah satu apartemen yang belum memiliki jaringan gas adalah Apartemen Lavande Tebet. Apartemen Lavande terdiri dari 1 tower, 32 lantai dengan 121 unit apartemen. Untuk memenuhi sasaran pelanggan sejumlah 121 pelanggan rumah tangga dengan kebutuhan gas sejumlah 88.360 m3/tahun, dan sumber gas dari jaringan pipa gas eksisting milik PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. yang berlokasi di Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet maka didapat desain dengan Pipa MDPE 80 SDR 11 diameter 63 mm yang digunakan sebagai pipa utama dari tapping point menuju gedung apartemen. pipa carbon steel diameter 2” dan pipa carbon steel diameter 1⁄2” digunakan untuk pipa servis pada gedung apartemen menuju unit rumah tangga. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sebesar Rp. 1,438,330,531.

There has been a rapid increase in demand for apartments in recent years, especially in big cities like DKI Jakarta. Until now, most households in Indonesia rely on Liquefied Petroleum Gas (LPG) as the main energy source to meet household energy needs, including vertical housing, namely apartments. Domestic LPG production is unable to meet household LPG needs which continue to increase every year, so Indonesia still relies on imports to meet domestic needs. Provision of city gas networks using the potential of natural gas for households is one of the concerns of the President as a National Strategic Project which can be seen from the issuance of Presidential Decree No. 6 of 2019. In 2009 to 2018 a total of 325,852 piping infrastructure have been built in various cities. Seeing these conditions, several areas in Jabodetabek, especially in apartment buildings, have not yet installed natural gas network infrastructure for households and commercial. One of the apartments that do not have a gas network is the Lavande Apartment Tebet. The Lavande Apartment consists of 1 tower, 32 floors with 121 apartment units. To meet the customer target of 121 household customers with gas needs of 88,360 m3/year, and gas sources from the existing gas pipeline network owned by PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. which is located on Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet then obtained a design with an 80 SDR 11 diameter 63 mm MDPE pipe used as the main pipe from the tapping point to the apartment building. carbon steel pipes diameter 2” and carbon steel pipes diameter 1⁄2” are used for service pipes in apartment buildings to household units. The investment value required for this project is Rp. 1,472,163,388."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiya Naifa Putri
"ABSTRAK
Kelapa Gading adalah salah satu daerah padat penduduk di DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 16,122 orang/km2 yang cenderung meningkat setiap tahun. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan energi cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan komersial, seperti restoran. Salah satu energi alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selain LPG adalah gas alam. Dibandingkan dengan LPG, gas alam lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan ramah lingkungan. Gas yang dibutuhkan untuk area ini adalah 4,326,856 m3/tahun dengan rute sepanjang 41,122.25 m menggunakan kombinasi pipa MDPE SDR 11 dan pipa API 5L Grade B. Biaya kapital yang dibutuhkan adalah sebesar Rp70,511,737,825.17 dengan biaya operasional Rp4,141,071,275/tahun dengan umur proyek selama 20 tahun. Berdasarkan analisis ekonomi, proyek ini layak dijalankan dengan harga jual gas rumah tangga Rp7,200/m3 dan harga jual gas komersial Rp8,400/m3, dimana didapatkan NPV sebesar Rp5,303,138,979, IRR 12,29% dan PBP pada tahun ke-7.

Kelapa Gading is one of the densely populated areas in DKI Jakarta with population density of 16,122 people/km2 that tends to increase every year. With increasing of population, the energy needs are likely to increase to meet household and commercial needs, such as restaurants. One of the alternative energies that can be used for daily needs is besides LPG is natural gas. Compared to LPG, natural gas is cheaper, has abundant availability, and is environmentally friendly. The gas needed for the area is 4,326,856 m3/year with a route of 41,122.25 m using a combination of MDPE SDR 11 pipe and API 5L Grade B pipe. The capital expenditure is calculated to be Rp70,511,737,825 with operational costs of Rp4,141,071,275/year and project lifetime of 20 years. Based on the economic analysis, this project is feasible with households’ gas selling price of Rp7,200/m3 and commercials’ gas selling price of Rp8,400/m3, where the calculated NPV is Rp5,303,138,979 with 12,29% of IRR and payback period time of 7 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Dinata Saputra
"Program pembangunan jaringan pipa distribusi gas bumi untuk rumah tangga yang saat ini sedang dilakukan pemerintah untuk mensubsitusi penggunaan bahan bakar minyak ke gas bumi memiliki nilai yang sangat strategis. Karena dengan mengalihkan pengunaan bahan bakar minyak ke gas bumi akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat maupun pemerintah. Keuntungan yang akan diperoleh masyarakat adalah mendapatkan energi yang lebih bersih, ramah lingkungan, murah dan aman. Sedangkan dari sisi pemerintah dapat mengurangi beban subsidi yang saat ini mencapai Rp.48,2 Triliun. Namun, usaha ini belum maksimal karena masih kurangnya infrastruktur atau fasilitas penyaluran gas bumi ke konsumen.
Oleh karena itu, dalam studi ini akan dilakukan simulasi proses jaringan pipa distribusi gas bumi untuk rumah tangga sebagai salah satu langkah awal pembangunan infrastruktur sistem distribusi gas bumi untuk rumah tangga. Studi kasus yang akan dilakukan adalah di wilayah Kota Pekanbaru, Bandar Lampung, Muara Enim dan Cilegon. Langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi pengumpulan data dan analisis data, penetapan sumber pasokan gas bumi, penetapan kecamatan prioritas, simulasi dan analisa hasil simulasi, serta rekomendasi dan kesimpulan.
Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak sistem perpipaan. Hasil studi ini menghasilkan desain basis proses untuk jaringan pipa distribusi gas bumi dan dimensi pipa yang dibutuhkan untuk jaringan pipa distribusi gas bumi ini.

Program development natural gas distribution pipelines to households currently being done by the government for substitution oil fuel to natural gas has a very strategic value. Since the substitution of oil fuel usage to natural gas will have a positive impact for the society and government. Gains for society is getting more clean energy, environmental friendly, cheap and safe. While the government can reduce the burden of subsidies currently reached Rp.48.2 Trillion. However, these efforts are not maximized due to a lack of infrastructure or natural gas distribution facilities to consumers.
Therefore, in this study will be conducted process simulation of natural gas distribution pipelines to households as one of the first steps of infrastructure development of natural gas distribution system for households. Case studies will be done is in the city of Pekanbaru, Bandar Lampung, Muara Enim and Cilegon. The steps to be taken include data collection and analysis, determining the source of gas supply, setting priorities district, simulation and analysis, and recommendations and conclusions.
Simulations are conducted using the software pipeline system. The results of this study produced the basis design for the process of distribution pipelines and pipe dimensions required for natural gas distribution pipelines.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52219
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hemi Mauly Kurnianto
"Gas lift diperlukan untuk dapat mengangkat fluida gas yang ada di dalam sumur dengan baik pada sumur yang mengalami deplesi. Pada lapangan sumur X yang berada di daerah lepas pantai, diperlukan tekanan total gas lift 1700 psig untuk menjaga total produksi gas hingga sebesar 11 MMSCFD, sedangkan tekanan sumur saat ini adalah 650 psig. Untuk menaikkan tekanan tersebut diperlukan sistem kompresor. Kompresor sentrifugal memiliki masalah surge yang akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi pada perusahaan pengelola lapangan gas. Pengendali yang digunakan adalah pengendali PI dan PID yang akan dilakukan penyetelan dengan metode Ziegler-Nichols dan Tyreus-Luyben lalu digunakan kriteria kinerja pengendali ISE Integral of Squared Error untuk evaluasi kinerja pengendali. Tesis sini juga akan menganalisis desain proses dinamik secara ekonomi dengan metode levelized cost. Hasilnya penyetelan open loop Ziegler-Nichols memiliki ISE yang lebih kecil hingga 99.33 pada konfigurasi kompresor sentrifugal dan 98.65 untuk konfigurasi kompresor reciprocating daripada metode closed loop Tyreus-Luyben. Konfigurasi kompresor reciprocating dengan pengendali PID dan penyetelan open loop Ziegler-Nichols mampu mengurangi 22.96 energi dibanding konfigurasi kompresor sentrifugal dengan pengendali PI dan penyetelan Tyreus-Luyben.

Gas lift is required to lift the fluid gas in the well on wells that depleted. In the field of X wells located in the offshore area, the necessary pressure of 1700 psig total lift gas to maintain the total gas production by up to 11 MMSCFD, whereas the current well pressure is 650 psig. To raise the necessary pressure compressor systems are applied. Centrifugal compressors have a surge problem that would result in economic losses to the company operating the gas field. PI and PID Controller is applied and tunned by Tyreus Luyben and Ziegler Nichols method. ISE Integral of Squared Error controller performance criteria is applied for controller`s performance evaluation. This thesis will also analyze the dynamic design process with levelized cost method. The result is open loop Ziegler Nichols tuning has a smaller ISE up to 99.33 on a centrifugal compressor configuration and 98.65 for reciprocating compressor configuration than closed loop method Tyreus Luyben. Reciprocating compressor configuration with a PID controller and Ziegler Nichols open loop tuning able to reduce 22.96 of energy compared with the centrifugal compressor configuration and tuning PI controller Tyreus Luyben."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Evi Nur Hidayat
"Dalam kegiatan operasional jaringan pipa gas banyak ditemukan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kegagalan pipa, tidak terkecuali pada jaringan pipa distribusi gas bumi di apartemen. Namun, studi tentang analisis risiko pipa distribusi gas bumi di apartemen belum banyak dilaporkan. Berdasarkan fakta tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko pada pipa distribusi gas bumi di apartemen menggunakan metode event tree analysis. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi risiko dalam skenario kasus kebocoran skala kecil, pelepasan gas berskala besar dan pecah pipa gas, kemudian identifikasi pivotal event, membuat event tree diagram, menentukan event failure dan menghitung probabilitas risiko. Risiko dievaluasi dalam hal kebakaran, korban jiwa dan pelepasan gas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko tertinggi dalam setiap skenario dapat mengakibatkan kebakaran besar, korban jiwa dan keracunan ringan. Risiko tertinggi dalam scenario kebocoran skala kecil memiliki nilai probabilitas 5,1x10-3. Dalam skenario pelepasan gas skala besar, risiko terbesar memiliki nilai probabilitas 1,0x10-3 sedangkan dalam scenario pecah pipa gas memiliki nilai probabilitas 7,7x10-4. Nilai probabilitas masing-masing risiko menurun karena pemasangan gas detector dan heat/smoke detector di apartemensebagai barrier.

Operational activities on gas pipelines associates with potential hazard and risks that can potentially lead to pipeline failure, including in gas distribution pipeline in an apartment building. However, study on risk analysis of gas distribution pipeline in apartment has not been widely reported. Based on that fact, the purpose of this study is to analyze the risk on gas distribution pipeline in apartment using event tree analysis method. Firstly, identify skenario in case of small-scale leakage, large-scale gas release and gas pipeline rupture, then identify pivotal event, construct event tree diagram, obtain event failure and calculate risk probability. The risk is evaluated in terms of fire, casualties and gas released.
Results of this study show that the highest risk in each skenario which can result fire, severe casualties and light poisoning. The highest risk in small scale skenario has probability value 5.1x10-3. In large-scale gas release skenario, the highest risk has probability value 1.0x10-3. The highest risk in gas pipeline rupture skenario has probability value 7.7x10-4. Probability value of each risk is reduced since the installation of gas detector and heat/smoke detector in an apartment as a barrier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Megawati
"ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan energi seiring dengan menurunnya produksi minyak, pemanfaatan gas menjadi solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan energi. Produksi gas Indonesia pada tahun 2015 adalah 8,102 MMSCFD berdasarkan data dari SKK Migas.
Saat ini pemerintah sedang menggalakkan pembangunan jaringan gas kota di Indonesia, salah satunya di Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Salah satu perusahaan pemerintah berencana akan membangun 89.383 sambungan rumah tangga sampai tahun 2017 di seluruh Indonesia.
Mengingat akan ada banyak proyek jaringan gas kota, penting bagi kita menganalisis risiko yang mungkin terjadi selama konstruksi maupun selama operasi dari jaringan gas tersebut. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi risiko, kemudian mengelompokkan risiko tersebut sesuai kategorinya, kemudian dilakukan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan simulasi Monte Carlo, lalu hasilnya dievaluasi. Dengan menghitung risiko secara keseluruhan, risiko proyek jaringan gas di Kota Lhokseumawe ini tergolong rendah dengan nilai risk 3,72.
Hasil penelitian ini adalah berupa strategi untuk menurunkan risiko-risiko dan kerugian yang mungkin timbul. Dengan adanya strategi penanganan terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul, kerugian biaya dapat diturunkan menjadi 10% atau sekitar 4,5 milyar rupiah.

ABSTRACT
To fulfill energy demand because of decreasing oil production, converting oil to gas is a good choice. Based on data from SKK Migas in 2015, Indonesia produced 8.102 MMSCFD gas.
Nowdays, Indonesia?s government encourages gas pipeline project for citygas in several cities in Indonesia. One of company owned by government plans to build 89.383 connection until 2017 in Indonesia.
In the future, there are many citygas projects in Indonesia, risk analysis during construction and operation of pipeline project will be an important thing. This research included risk indentification, grouping the risk into their categories, then we analyze the risk both qualitative and quantitative using Monte Carlo simulation. The summary of all risk calculation shows that this project has low risk with value 3.72.
The results of this research are strategies to reduce and manage the risks during pipeline construction and operation of citygas project. By applying the strategies, risks can be reduced from 29% to 10%. It is equivalent with 4,5 billion rupiahs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Pramudyanto
"Pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk konversi energi dari LPG ke Gas alam, pengurangan subsidi serta penyediaan energi bersih dan murah. Saat ini upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi hanya difokuskan untuk rumah tangga saja sehingga kurang diminati oleh pihak swasta karena kurang menguntungkan dan jangka waktu pengembalian investasi yang terlalu lama. Dengan adanya pengguna gas selain rumah tangga seperti pelanggan kecil tentu akan meningkatkan nilai keekonomian dari proyek ini dan mempercepat pengembalian investasi. Tesis ini bertujuan untuk menghitung berapa harga jual gas yang ekonomis bagi pelanggan khususnya apabila konsumennya merupakan gabungan dari pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, serta membandingkan keekonomian dari pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga jika dibandingkan dengan menggunakan LPG. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa skenario 1 menghasilkan harga gas Rp.11.560,00/m3 sampai Rp.17.620,00/m3, skenario 2 menghasilkan harga gas Rp.10.915,00/m3 sampai Rp.15.115,00/m3, skenario 3 menghasilkan harga gas Rp.8.865,00/m3, dan skenario 4 menghasilkan harga gas Rp.2.980,00/m3 sampai Rp.3.811,00/m3. Skenario terbaik adalah skenario 4 yang pelanggannya terdiri atas gabungan pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil yang memaksimalkan alokasi gas sebesar 2 MMSCFD. Dengan harga gas sebesar itu maka penghematan yang didapat dibandingkan dengan penggunaan LPG adalah sebesar Rp.64.780,00/m3 sampai dengan Rp.81.400/m3 per bulan untuk masing-masing rumah tangga.

Construction of gas distribution networks to households is one of the national priority programs aimed at energy conversion from LPG to natural gas, reduction in subsidies and the provision of clean and cheap energy. Nowadays, efforts to increase fuel utilization of natural gas only focused for households and it less attractive to the private sector because it is less profitable and the investment payback period is too long. With the addition to household gas users such as small customers will certainly increase the economic value of this project and will accelerate the return on investment. This thesis aims to calculate how much gas price economical for customers, especially when the consumer is a combination of household customers and small customers, and comparing the economics of natural gas for households when compared with LPG. Based from the calculation, it is known that the first scenario gas prices is Rp.11.560,00/m3 to Rp.17.620,00/m3, scenario 2 gas prices is Rp.10.915,00/m3 to Rp.15.115,00/m3, scenario 3 gas prices is Rp.8.865,00/m3, and scenario 4 gas prices is Rp.2.980,00/m3 to Rp.3.811,00/m3. The best scenario is scenario 4 that its customers consist of a combined household customers and small customers that maximize the allocation of gas by 2 MMSCFD. Savings with the price of it compared to using LPG amounted Rp.64.780,00/m3 up to Rp.81.400/m3 per month for each household."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karisnda Rahmadani
"Unaccounted Gas (UAG) adalah kondisi ketidakseimbangan gas masuk dengan gas keluar pada jaringan pipa gas yang dinyatakan dalam bentuk persen. Hasil perhitungan UAG dalam usaha transportasi gas melalui pipa dapat mewakili tingkat akuntabilitas dan tranparasi perusahaan. Dengan mencari komponen utama yang memberikan tingkat kesalahan (error) paling besar terhadap akurasi UAG, diharapkan dapat menekan nilai UAG dan meningkatkan profit perusahaan.
Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa pada PT XYZ terdapat 5 bulan pada tahun 2012 dari hasil perhitungan UAG yang melebihi batas yang diijinkan ±2%. Komponen utama yang mempengaruhi perhitungan UAG berasal dari pembacaan meter yang menyatakan volume gas jual per bulan dengan pengaruh rata-rata 49,53% dan volume gas masuk per bulan dengan pengaruh rata-rata 50,33%.
Hasil penelitian menemukan ketidak-akuratan diameter pada meter gas memberikan pengaruh terbesar dengan nilai rata-rata pengaruh error UAG sebesar 1,54%. Pengaruh terkecil diberikan oleh ketidak-akuratan temperature transmitter pada orifice meter dengan nilai pengaruh sebesar -0,05%.

Unaccounted Gas (UAG) is an imbalance condition of gas out and incoming gas on gas pipeline that expressed in percent. UAG calculation results represent the level of accountability and company fairness. By searching for key components that caused most error level to the accuracy of UAG, it is expected can reduce error and increase profitability.
Results of this study showed that PT XYZ had 5 months from the calculation of UAG in 2012 that exceed allowable limits of ± 2%. The main components that affect the calculation of UAG comes from meters readings at volume of gas sold per month with an average effect of 49.53% and the volume of incoming gas per month with an average effect of 50.33%.
The results found that inaccuracies due to meter diameter had the highest impact with the average effect of UAG error by 1.54% and the smallest error is caused by inaccuracies of temperature transmitter at an orifice meter with percent effect -0.05%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>