Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kirstie Imelda Majesty
"ABSTRAK
Tulang rawan merupakan limbah yang dihasilkan industri perikanan dan peternakan di Indonesia. Tulang rawan merupakan sumber glikosaminoglikan (GAG) yang baik. GAG yang terkandung dalam tulang ikan sebagian besar terdiri dari kondroitin-4-sulfat dan kondroitin-6-sulfat dalam bentuk proteoglikan (Garnjanagoonchorn, 2007). Kondroitin sulfat adalah polimer yang terjadi alami dalam tubuh manusia, terutama di bagian tulang rawan dan sendi, namun berkurang produksinya karena pertambahan usia (Lauder, 2009). Kondroitin sulfat juga banyak digunakan sebagai suplemen makanan karena sudah banyak diteliti manfaatnya untuk kesehatan tulang rawan dan pengobatan osteoartritis yang aman bagi tubuh, dengan mekanisme kerjanya yaitu meningkatkan konsentrasi GAG sendi dan meningkatkan viskositas cairan sendi dan membantu menjaga tulang rawan dengan menyerap cairan ke dalam jaringan ikat sehingga merangsang pertumbuhan tulang yang baru. Hingga saat ini masih banyak permasalahan mengenai ekstraksi kondroitin sulfat selain karena sumbernya menghasilkan yield yang beragam. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi mekanokemikal, yang dapat mengambil molekul kondroitin sulfat dari matriks tulang tanpa mengubah bentuk molekulnya karena adanya zat kimia sebagai solvennya. Cara ekstraksi secara mekanokemikal tidak menggunakan solven beracun yang dapat membahayakan tubuh manusia, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman. Produk dari teknologi ekstraksi kondroitin sulfat secara mekanokemikal dari limbah ikan patin, ikan salmon, dan ikan kakap ini diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai masalah tulang sendi yang dialami penderita dengan aman, mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah industri pengalengan dan pengeringan ikan, serta tersedia dalam jumlah banyak di pasaran bebas dan dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih ekonomis sehingga dapat menjangkau masyarakat luas.

ABSTRACT
Cartilage is the waste produced by the fisheries and farms in Indonesia. Cartilage is an excellent source of glycosaminoglycans (GAG). GAG that is contained in fish bone consists mostly of chondroitin-4- sulfate and chondroitin-6-sulfate in the form of proteoglycans (Garnjanagoonchorn, 2007). Chondroitin sulfate is a polymer that existed naturally in the human body, particularly in the cartilage and joints, but the production decreases due to aging (Lauder, 2009). Chondroitin sulfate is also widely used as a dietary supplement since some studies show that it has many health benefits for cartilage and osteoarthritis treatment which is safe for the body, with its mechanism of action that increases the concentration of GAG in joints, increase joint’s fluid viscosity, and helps keep cartilage to absorb fluid into the connective tissue, thus stimulating the growth of new cartilage. Until now there are still many problems concerning the extraction of chondroitin sulfate in addition to the source-yielding variety. Extraction methods used in this study is the mechanochemical extraction, which could extract chondroitin sulfate molecule from bone matrix without changing the structure of the target molecule for the minimal use of chemical substances as its solvent. Mechanochemical extraction does not use toxic solvents, which can be harmful for the human body, so it can be consumed safely. The mechanochemical extraction of chondroitin sulfate technology is performed on industrial waste of catfish, salmon, and snapper and the product is expected to safely help overcome various joint problems experienced by patients, reduce environmental pollution from fish canning and drying industrial waste, and is available in large quantities on the market and can be obtained at a much more economical price so as to reach the wider community. "
2015
S59244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufid Idan Nugraha
"ABSTRAK
Glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat merupakan senyawa glikosaminoglikan (GAGs) yang merupakan komponen struktural utama dari tulang yang akan membentuk proteoglikan. Kedua senyawa ini dapat merawat kesehatan tulang dengan menstimulasi sintesis cairan sinovial dan menghambat degradasi kartilage persendian, sehingga dapat digunakan untuk terapi osteoartritis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang selektif untuk penetapan kadar glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat dalam sediaan tablet dan krim. Setelah diderivatisasi menggunakan pereaksi ortoftalaldehida dan 2-merkaptoetanol (OPA/2-ME), sampel dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 445 nm. Glukosamin mempunyai gugus amin primer sehingga dapat diderivatisasi dengan OPA/2-ME, sedangkan kondroitin mempunyai gugus asetil pada gugus amin, sehingga perlu dilakukan deasetilasi menggunakan natrium hidroksida untuk memutus gugus asetil. Fase gerak yang digunakan tetrahidrofuran 0,25% dalam air-asetonitril (87:13) dengan laju alir 1,5 mL/menit. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi, dan batas kuantitasi. Hasil menunjukkan kadar rata-rata glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat pada sediaan tablet dan krim adalah 92,76%; 96,11% dan 101,15%; 100,33% memenuhi syarat keberterimaan.

ABSTRAK
Glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate are glycosaminoglycans (GAGs) compound which is a major structural component of bone that form proteoglycans. Both of these compounds can take care of bone health by stimulating the synthesis of synovial fluid and inhibit the degradation of joint cartilage, so it can be used for the treatment of osteoarthritis. The aimed of this study were obtain selective analytical method for the determination of glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate levels in tablet and cream dosage forms. After derivatization using orthophtalaldehyde and 2-mercaptoethanol (OPA/2-ME), samples were analyzed using high performance liquid chromatography (HPLC) with fluorescence detector at excitation wavelength of 335 nm and emission wavelength of 445 nm.. Glucosamine has a primary amine group that can be derivatized with OPA/2-ME, while chondroitin having an acetyl group at the amine group, so we needed deacetylation using natrium hydroxide to break the acetyl group. The mobile phase used tetrahydrofuran 0.25% in water-acetonitrile (87:13) with a flow rate 1.5 mL/min. Analysis conditions have been optimized, validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection, and limit of quantitation. The results showed average levels of glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate in tablet and cream dosage forms were 92.76%; 96.11% and 101.15%; 100.33% and fulfilled the acceptance criteria.
"
2016
S65011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Carles
"Pendahuluan. Glukosamin, Kondroitin sulfat dan Methylsufonylmethane (MSM) merupakan suplemen yang sering diberikan pada pasien osteoarhritis (OA) derajat I dan II. Organisasi kedokteran seperti AAOS, OARSI, EULAR memberikan rekomendasi yang berbeda tentang penggunaannya. Studi ini bertujuan untuk menilai efektivitas Glukosamin-Kondroitin sulfat (GK) dan GKM terhadap perbaikan klinis pasien OA sendi lutut.
Bahan dan Cara Kerja. Studi ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda pada 147 pasien dengan OA lutut derajat Kellgren-Lawrence I atau II. Subjek dipilih dengan metode randomisasi dengan blok permutasi ke tiga kelompok yaitu GK (n=49), GKM (n=50) dan plasebo (n=48). Obat-obatan ini diberikan sekali sehari selama 3 bulan berturut-turut. Skor VAS dan WOMAC dinilai sebelum pemberian suplemen, kemudian minggu ke 4, 8, dan 12.
Hasil. Rata-rata usia pasien adalah 61 tahun, dimana 67,3% pasien adalah perempuan. Bila dibandingkan terhadap Skor WOMAC pada kelompok Plasebo, kelompok GKM menurunkan skor WOMAC secara signifikan (perbedaan rerata 7.15, IK 12.06-2.23, p=0.005). Kelompok GK menurunkan Skor WOMAC secara signifikan (perbedaan rerata 8.17, IK 13.49-2.84, p=0.003). Sementara itu pada penilaian Skor VAS, kelompok GKM menurunkan skor secara signifikan terhadap dua kelompok lain, yaitu terhadap kelompok GK secara signifikan (perbedaan rerata 0.68, IK 1.18-0.19, p=0.007), dan Plasebo (perbedaan rerata 0.86, IK 1.37-0.35, p=0.001).
Simpulan. Kombinasi suplemen GKM lebih efektif dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi pada pasien OA sendi lutut derajat I dan II dibandingkan dengan GK dan plasebo. Sedangkan suplemen GK secara keseluruhan tidak lebih baik dibandingkan dengan plasebo dalam memberikan perbaikan klinis pada pasien OA sendi lutut derajat Kellgren Lawrence I-II.

Introduction. Glucosamine-Chondroitin sulfate-Methylsufonylmethane (MSM) as combination are the most popular supplements for patients with knee osteoarthritis (OA). There are emerging controversies and also different recomendation from many medical associations such as AAOS, OARSI, and EULAR regarding the effectiveness of these supplements. This current study evaluated the efficacy of Glucosamine-Chondroitin sulfate (GC), Glucosamine-Chondroitin-MSM (GCM), and placebo on clinical improvement of patients with knee OA Kellgren Lawrence gr I-II.
Material and Methods. This study was a double blind, randomized controlled clinical trial on 147 patients with knee OA Kellgren-Lawrence grade I-II. Subjects were allocated by permuted block randomization to three groups, either GC (n=49), or GCM (n=50), or placebo (n=48). VAS and WOMAC score were measured before treatment, then at 4 th, 8 th and 12th week after treatment.
Result. Mean age of patients was 61 years, and 67,3% were woman. As compared with Placebo group, WOMAC score in GCM group was significantly lower (MD 7.15, CI 12.06-2.23, p=0.005), and in GC group WOMAC Score was also lower (mean difference 8.17, CI 13.49-2.84, p=0.003). Whereas VAS score in GCM group was significantly lower compared to that in GC group (MD 0.18, CI 1.18-0.19, p=0.007) and also compared with Placebo group (MD 0.86, CI 1.37-0.35, p=0.001).
Conclusions. Combinations of GCM made a clinical improvement in patients with knee OA Kellgren Lawrence gr I-II compared with GC and Placebo. GC did not make clinical improvement in overall groups of patients with knee OA Kellgren Lawrence gr I-II.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nurazizah
"Osteoartritis (OA) merupakan sekumpulan nyeri kronik, yang terjadi karena kegagalan kartilago artikular dan diinduksi oleh faktor genetik, metabolik, biokimia dan biomedik. Pilihan terapi untuk OA masih terbatas, sehingga penelitian mengenai hal terebut terus dikembangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun babandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap kartilago artikular pada tikus model yang diinduksi natrium iodoasetat. Parameter yang digunakan adalah volume edema, tebal dan area kartilago serta jumlah proteoglikan. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok tersebut diinduksi 0,05 ml natrium iodoasetat (20mg/ml) padahari ke-1, kecuali kontrol normal yang diinduksi larutan salin. Bahan uji diberikan secara oral pada hari ke 29 sampai 49 pada kontrol positif (glukosamin dan kondroitin) dan tiga kelompok dosis bahan uji yaitu 40mg/200g bb, 80mg/200g bb, dan 160mg/200g bb. Volume edema diukur pada hari ke-0, 8, 15, 22, 29, 43,dan 50. Histopatologi kartilago dengan pewarnaan H&E dan Safranin O-fast green pada hari ke-50. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dosis 2 dan Dosis 3 memiliki efek menurunkan volume edema, meningkatkan nilai tebal dan area kartilago artikular serta jumlah proteoglikan. Dosis 3 (160mg/200g bb) merupakan dosis terbaik. Hasil ini menunjukan bahwa daun babandotan dapat diteliti lebih lanjut sebagai pengobatan osteoartritis.

Osteoarthritis (OA) is a group of chronic painful, result from articular cartilage failure induced by genetic factor, metabolic, biochemical and biomedical factor. The choice for OA theraphy are limited, so the research about this have to be developed. The aim of this research is to analyze the anti-inflammatory effect and the effect of 70% ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides on articular cartilage in rat model induced by natrium iodoacetate. The parameters evaluated were the edema volume, articular cartilage area and thickness, and proteoglican content. Thirty male white Sprague Dawley rats were divided into 6 different groups. These groups were induced with 0.05ml natrium iodoacetate (20mg/ml) on day 1, except normal control induced by saline. Test materials were administered orally once daily on days 29 until 49 to positive group (glucosamine and chondroitin) and 3 doses groups 40mg/200g bw, 80mg/200g bw,dan 160mg/200g bw. Edema volume measurements of rat knee were performed on days 0, 8, 15, 22, 29, 43,and 50. Cartilage histopathology with H&E and Safranin O-fast green staining on days-50. The results showed that dose 2 and dose 3 ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides can decrease the edema volume, increase articular cartilage thickness, area, and proteoglycan level. Dose 3 (160mg/200g bw) is the best result. These result indicate that babandotan leaves can be further investigated as a treatment for osteoarthritis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Junita
"Natrium hialuronat dan kondroitin sulfat merupakan glikosaminoglikan yang berfungsi sebagai penyusun proteoglikan yang menjaga struktur utama tulang rawan. Kedua senyawa tersebut dapat digunakan sebagai suplemen pada tata laksana osteoartritis. Sediaan campuran natrium hialuronat dan kondroitin sulfat sudah tersedia di Indonesia. Namun, metode analisis untuk campuran tersebut belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proses derivatisasi yang optimum dan metode analisis senyawa natrium hialuronat dan kondroitin sulfat yang valid menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Natrium hialuronat dan kondroitin sulfat merupakan senyawa yang tidak memiliki gugus amin sehingga perlu dilakukan deasetilasi menggunakan natrium hidroksida yang berperan untuk memutuskan rantai asetil sehingga diperoleh gugus amin primer yang secara spesifik dapat diderivatisasi dengan pereaksi ortoftalaldehida dan 2-merkaptoetanol (OPA/2-ME) selama 2 menit. Kondisi optimum untuk menganalisis campuran tersebut dilakukan menggunakan KCKT dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 445 nm. Fase gerak yang digunakan metanol-Na2HPO4-tetrahidrofuran (55:42:3) dengan laju alir 0,5 mL/menit dengan sistem gradien. Kondisi yang telah optimum divalidasi dan diperoleh hasil yang valid untuk senyawa natrium hialuronat dengan linearitas y = 43953x + 377882 dan nilai koefisien korelasi (r) = 0,9997 pada rentang 0,5-2,5 ppm. Hasil yang diperoleh untuk senyawa kondroitin sulfat dengan linearitas y = 20097x + 179164 dan nilai r = 0,9996 pada rentang 0,5-2,5 ppm. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam variasi optimasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan optimasi lebih lanjut agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Sodium hyaluronate and chondroitin sulfate are glycosaminoglycans that function as proteoglycan constituents for maintaining major structural cartilage. Both compounds can be used as a supplement in osteoarthritis therapy. Sodium hyaluronate and chondroitin sulfate mixture product is already available in Indonesia. However, the analysis method of that mixture is not available. This study aim to obtain the optimum derivatization process and valid method to analyze sodium hyaluronate and chondroitin sulfate using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Sodium hyaluronate and chondroitin sulfate are compounds that do not have a primary amine group. It is necessary to deacetylate with sodium hydroxide which has role to break the acetyl chain so that a primary amine group can be obtained and specifically can be derivatized with orthopthalaldehyde and 2-mercaptoethanol (OPA/2-ME) reagent for 2 minutes. Optimum condition to analyze the mixture using HPLC with fluorescence detector at an excitation wavelength of 335 nm and an emission wavelength of 445 nm. The mobile phase used methanol-Na2HPO4-tetrahydrofuran (55:42:3) with a flow rate of 0.5 mL/min with a gradient system. Optimized conditions were validated and valid results were obtained for sodium hyaluronate with linearity y = 43953x + 377882 and correlation coefficient (r) value = 0.9997 in the range 0.5-2.5 ppm. Valid results were obtained for chondroitin sulfate with linearity y = 20097x + 179164 and r value = 0.9996 in the range 0.5-2.5 ppm. This study still has shortcomings in optimization variations. Therefore, further optimization is needed to obtain better results."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Fiolin
"Perkapuran lutut (Osteoartritis Lutut / OA Lutut) merupakan penyakit peradangan pada sendi lutut progresif yang paling sering ditemui. Hingga saat ini, terapi OA lutut yang ada bersifat simtomatik dan belum ada terapi yang terbukti dapat meningkatkan regenerasi tulang rawan. Injeksi intra-artikular (IA) sel punca mesenkimal (SPM) disinyalir dapat meningkatkan regenerasi tulang rawan melalui efek parakrin dengan perantara mikro RNA (miRNA). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek terapi eksosom SPM adiposa pada OA serta peran miRNA. Penelitian ini merupakan studi in-vitro dan in-vivo yang pertama bertujuan untuk mengisolasi, karakterisasi serta evaluasi kandungan miRNA kondrogenesis pada eksosom SPM adiposa, sedangkan yang kedua bertujuan untuk mengevaluasi efek injeksi eksosom serta kombinasi asam hyaluronat (HA) pada model domba OA. Pada tahap in-vitro, studi ini telah berhasil mengisolasi eksosom SPM adiposa dengan karakter yang sesuai dengan ketentuan Minimal Information for Studies of Extra-Cellular Vesicles (MISEV) 2018, serta menemukan 3 miRNA (miR-140-3p, miR-27b-3p, miR-23a-3p) yang mengalami peningkatan ekspresi, serta 3 miRNA (miR485-5p, miR-218-5p, miR-31-5p) yang mengalami penurunan ekspresi pada injeksi eksosom SPM adiposa di jaringan. Secara in-vivo, ditemukan perbaikan klinis dengan penurunan skor Clinical Lameness Score (CLS), makroskopis dan mikroskopis dengan skor OARSI yang bermakna pada model domba OA setelah 3x pemberian eksosom SPM. Pada evaluasi lebih lanjut, ditemukan pemberian kombinasi eksosom dan HA memberikan efek regenerasi tulang rawan paling optimal, terlihat dari perbaikan skor klinis pada bulan kedua, mikroskopis dan makroskopis pada sisi tibia dibandingkan kelompok injeksi HA. Peningkatan regenerasi tulang rawan ini diperantarai oleh peningkatan ekspresi miR-140-3p, miR-27b-3p, miR-23a-3p dan penurunan ekspresi miR-485-5p, miR-218-5p, miR-31-5p melalui jalur proliferasi sel dan anti-apoptosis.

Knee osteoarthritis (Knee OA) is the most common inflammatory disease of the knee joint and is progressive in nature. Currently, existing knee OA therapies are symptomatic, and there is no proven therapy that can enhance cartilage regeneration. Mesenchymal stem cell (MSC) exosome injections are believed to enhance cartilage regeneration through paracrine effects mediated by microRNAs (miRNAs). This study aims to evaluate the effects of adipose mesenchymal stem cell (MSC) exosome therapy on OA and the role of miRNAs. This research consists of two parts: an in vitro and in vivo study. The first part aims to isolate, characterize, and evaluate the chondrogenic miRNA content of adipose MSC exosomes, while the second part aims to evaluate the effects of exosome injections and hyaluronic acid (HA) combination therapy in an OA sheep model. In the in vitro phase, adipose MSC exosomes were successfully isolated with characteristics conforming to the MISEV 2018 guidelines. Three miRNAs (miR 140-3p, 27b-3p, 23a3p) showed increased expression, while three miRNAs (miR 485-5p, 218-5p, 31-5p) showed decreased expression after adipose MSC exosome injections into the tissue. In the second phase, clinical improvement was observed with a decrease in Clinical Lameness Score (CLS) and significant macroscopic and microscopic improvements with OARSI scores in the OA sheep model after three administrations of adipose MSC exosomes. In the third phase, the combination of exosomes and HA therapy provided the most optimal cartilage regeneration effect, as evidenced by clinical, microscopic, and macroscopic improvements compared to the HA injection group. The combination of adipose MSC exosome injections 3 times and HA injections 2 times intra-articularly in the OA sheep model significantly demonstrated the best clinical, macroscopic, and microscopic outcomes within 6 weeks, mediated by chondrogenic miRNAs through cell proliferation and anti-apoptosis pathways."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Akbar
"Pendahuluan: Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang ditandai oleh kerusakan tulang rawan. Kemampuan regenerasi tulang rawan artikular yang terbatas menimbulkan tantangan dalam pengobatan. Eksosom sel punca mesenkimal (SPM) telah menunjukkan potensi regenerasi struktur tulang rawan pada studi-studi in vivo pada hewan kecil sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas injeksi intra-artikular eksosom SPM dari jaringan adiposa dan hyaluronic acid (HA) terhadap regenerasi tulang rawan model osteoartritis domba
Metode: Studi in vivo melibatkan 18 domba jantan yang diinduksi OA melalui menisektomi. Domba kemudian dirandomisasi dan dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan: Kelompok 1 (eksosom SPM adiposa + HA); Kelompok 2 (eksosom SPM adiposa); Kelompok 3 (HA). Pemeriksaan struktur dan mikrostruktur dilakukan 6 minggu pasca perlakuan. Penilaian mikroskopik menggunakan gambaran histologi dengan skor pineda, regenerasi tulang rawan dinilai dari pemeriksaan histokimia and immunohistokimia, dan pemeriksaan mikrotopografi dinilai dengan scanning electron microscope (SEM)
Hasil dan Diskusi: Regenerasi tulang rawan pada kelompok kombinasi eksosom SPM adiposa + HA memiliki area kartilago hialin yang lebih luas dibandingkan dengan eksosom SPM adiposa atau HA saja (40,38 ± 9,35 % vs 34,93 ± 2,32 vs 31,08 ± 3,47; p = 0,034) dan area fibrokartilago yang lebih sempit dibandingkan dengan eksosom SPM adiposa atau HA saja (13,06 ± 2,21 vs 18,67 ± 3,13 vs 28,14 ± 3,67; p = 0,037). Gambaran mikrotopografi didapatkan permukaan jaringan jauh lebih homogen dan memiliki permukaan yang lebih halus pada kelompok kombinasi eksosom SPM adiposa + HA dibandingkan kelompok eksosom SPM adiposa HA saja
Kesimpulan: Pada OA sendi lutut model domba yang mendapatkan injeksi kombinasi eksosom SPM jaringan adiposa + HA memiliki regenerasi tulang rawan yang lebih baik dibandingkan dengan injeksi eksosom SPM jaringan adiposa atau HA saja

Introduction: Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease characterized by cartilage damage. The limited regenerative capability of articular cartilage poses a therapeutic challenge. Mesenchymal stem cell (MSC) exosomes have shown potential in regenerating cartilage structure in previous in vivo studies on small animals. This study aims to compare the effectiveness of intra-articular injections of adipose-derived MSC exosomes and hyaluronic acid (HA) on cartilage regeneration in a sheep osteoarthritis model.
Methods: This in vivo study involved 18 male sheep induced with OA through meniscectomy. The sheep were randomized and divided into three intervention groups: Group 1 (adipose MSC exosomes + HA), Group 2 (adipose MSC exosomes), and Group 3 (HA). Structural and microstructural assessments were conducted 6 weeks post-intervention. Microscopic evaluation using histological scoring with the Pineda score, cartilage regeneration assessment through histochemical and immunohistochemical examinations, and microtopographic examination using a scanning electron microscope (SEM) were performed.
Results and Discussion: Cartilage regeneration in the combination group of adipose MSC exosomes + HA exhibited a larger area of hyaline cartilage compared to adipose MSC exosomes or HA alone (40.38 ± 9.35% vs. 34.93 ± 2.32% vs. 31.08 ± 3.47%; p = 0.034) and a smaller area of fibrocartilage compared to adipose MSC exosomes or HA alone (13.06 ± 2.21% vs. 18.67 ± 3.13% vs. 28.14 ± 3.67%; p = 0.037). Microtopographic examination showed a much more homogeneous and smoother cartilage surface in the combination group of adipose MSC exosomes + HA compared to the adipose MSC exosomes or HA groups alone.
Conclusion: In a sheep knee OA model, intra-articular injection of a combination of adipose-derived MSC exosomes + HA can enhance cartilage regeneration compared to injections of adipose-derived MSC exosomes or HA alone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Widiarni Widodo
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
D1764
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Jennifer Tantry
"Osteoartritis merupakan salah satu penyakit utama penyebab disabilitas. Degradasi tulang rawan pada osteoartritis sulit diatasi karena kemampuan regenerasi tulang rawan yang terbatas. Extracellular vesicles (EVs) dari mesenchymal stem cells (MSCs) memiliki potensi sebagai terapi regeneratif untuk osteoartritis. Regenerasi tulang rawan dapat dianalisis secara histologi menggunakan sistem skor. Analisis molekuler juga dapat dilakukan, misalnya pada salah satu jalur persinyalan yang berperan dalam terjadinya osteoartritis, yaitu jalur persinyalan Wnt. Jalur persinyalan Wnt terdiri dari jalur persinyalan kanonikal dengan aktivator utama WNT3A dan jalur persinyalan nonkanonikal dengan aktivator WNT5A. Belum terdapat penelitian terkait efek pemberian EVs adipose-derived MSCs (AD-MSCs) pada domba model osteoartritis hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat regenerasi tulang rawan domba model osteoartritis yang telah diinjeksikan EVs AD-MSCs sebanyak tiga kali setelah induksi osteoartritis berdasarkan sistem skor Modified O’Driscoll dan mengetahui dampak pemberian EVs AD-MSCs pada domba model osteoartritis terhadap ekspresi gen WNT3A dan WNT5A. Tulang rawan model osteoartritis domba diberi injeksi EVs AD-MSCs tiga kali sebagai perlakuan dan injeksi NaCl sebagai kontrol. Hasil pemberian EVs AD-MSCs dianalisis secara histologi menggunakan sistem skor Modified O’Driscoll. Ekspresi gen relatif WNT3A dan WNT5A dianalisis menggunakan qRT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi EVs AD-MSCs berhasil menyebabkan perbaikan pada tulang rawan model osteoartritis domba. Ekspresi WNT3A memiliki kecenderungan meningkat, sedangkan ekspresi WNT5A memiliki kecenderungan menurun setelah injeksi EVs AD-MSCs. Uji statistik untuk skor Modified O’Driscoll, serta ekspresi gen relatif WNT3A dan WNT5A tidak menunjukkan perbedaan nyata yang disebabkan keterbatasan penelitian ini, yaitu jumlah sampel yang kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini, EVs AD-MSCs memiliki potensi untuk regenerasi tulang rawan.

Osteoarthritis is one of the main causes for disability. Cartilage degradation in osteoarthritis is difficult to overcome due to limited regeneration ability of cartilage. Mesenchymal stem cells (MSCs) extracellular vesicles (EVs) has potential as regenerative therapy for osteoarthritis. Cartilage regeneration can be assessed histologically using scoring systems. Molecular analysis can also be done, such as in one of signaling pathways involved in osteoarthritis, Wnt signaling pathway. This signaling pathway consists of canonical signaling pathway with its main activator, WNT3A, and noncanonical signaling pathway with its activator, WNT5A. Currently, there is no study regarding adipose-derived MSCs (AD-MSCs) EVs effects on osteoarthritic sheep cartilage model. This study aims to know cartilage regeneration degree on osteoarthritic sheep cartilage model after three injections of AD-MSCs EVs after osteoarthritis induction based on Modified O’Driscoll scoring system and to know AD-MSCs EVs effect on WNT3A and WNT5A gene expression in osteoarthritic sheep. Osteoarthritic sheep cartilage model were given three injections of AD-MSCs EVs as treatment and NaCl as control. The result of AD-MSCs EVs injections was assessed histologically using Modified O’Driscoll scoring system. Relative gene expression of WNT3A and WNT5A were assessed using qRT-PCR. This study shows that AD-MSCs EVs injections resulted in repair of osteoarthritic sheep cartilage model. Expression of WNT3A showed tendency to increase, whereas expression of WNT5A showed tendency to decrease after AD-MSCs EVs injections. Statistical analysis for Modified O’Driscoll score as well as WNT3A and WNT5A relative gene expression showed no significant difference due to limitation of this study which is small sample size. Based on these results, AD-MSCs EVs shows potential to regenerate cartilage."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Fattah
"Osteoatritis adalah penyakit kronis degeneratif sendi yang menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang rawan dan menghasilkan nyeri, inflamasi, hingga hilangnya fungsi sendi. Perancah tulang rawan dapat digunakan untuk membantu regenerasi dan perbaikan jaringan tulang rawan yang rusak akibat osteoatritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik biologis perancah tulang rawan yang dibuat dengan menggunakan teknik freeze-drying dengan penambahan ekstrak kunyit yang mengandung kurkumin (Cur) dan jahe yang mengandung gingerol (Gin). Karakterisasi ekstrak dilakukan menggunakan UV spectroscopy (UV-Vis) dan uji DPPH. Selanjutnya, karakterisasi perancah dilakukan melalui uji viabilitas dan proliferasi, baik secara direct maupun indirect. Hasil uji UV-Vis pada ekstrak menunjukkan adanya puncak absorbansi yang sesuai pada panjang gelombang kurkumin dan gingerol, mengkonfirmasi keberadaan kedua senyawa tersebut pada ekstrak yang dihasilkan. Uji DPPH juga menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik pada kedua ekstrak, yaitu ekstrak jahe dengan scavenging activity sebesar 89.01% dan IC50 20.07 ppm, serta ekstrak kunyit dengan scavenging activity sebesar 86.55% dan IC50 11.10 ppm. Proses fabrikasi perancah menggunakan metode freeze drying menghasilkan perancah dengan diameter rata-rata 8.95 mm dan rata-rata tinggi 13.06 mm. Analisis statistik menunjukkan bahwa jenis perancah memiliki pengaruh signifikan terhadap viabilitas sel, di mana HA/Col/Alg, HA/Col/Alg/Cur, HA/Col/Alg/Cur/Gin yang menunjukkan bahwa keempat perancah memiliki potensi toksisistas, namun baik uji direct dan indirect secara konsisten menujukkan bahwa perancah HA/Col/alg yang ditambahkan hanya dengan Gin tidak lebih efektif dibandingkan dengan perancah yang ditambahkan hanya dengan Cur. Namun, pengaruh campuran antar Cur dan Gin masih belum dapat diketahui karena terdapat inkosistensi hasil antara uji direct dan indirect.

Osteoarthritis is a chronic degenerative joint disease that causes damage to cartilage tissue and results in pain, inflammation, and loss of joint function. Cartilage scaffolding can help regenerate and repair cartilage tissue damaged by osteoarthritis. This study aimed to analyze the biological characteristics of cartilage scaffolds prepared using the freeze-drying technique with the addition of extracts of turmeric containing curcumin (Cur) and ginger containing gingerol (Gin). Extract characterization was performed using UV spectroscopy (UV-Vis) and the DPPH test. Furthermore, the scaffolds were characterized through viability and proliferation tests, both directly and indirectly. The results of the UV-Vis test on the extract showed the corresponding absorbance peaks at the wavelengths of curcumin and gingerol, confirming the presence of these two compounds in the resulting extract. The DPPH test also showed good antioxidant activity for both extracts, namely ginger extract with 89.01% scavenging activity and 20.07 ppm IC50 and turmeric extract with 86.55% scavenging activity and 11.10 ppm IC50. The scaffold fabrication process using the freeze-drying method produced scaffolds with an average diameter of 8.95 mm and an average height of 13.06 mm. Statistical analysis showed that the type of scaffold significantly affected cell viability, where HA/Col/Alg, HA/Col/Alg/Cur, and HA/Col/Alg/Cur/Gin indicated that the four scaffolds had potential toxicity. However, both direct and indirect tests consistently showed that the HA/Col/alg scaffold added only with Gin was less effective than the scaffold added only with Cur. However, the effect of the mixture between Cur and Gin still needs to be discovered because there is an inconsistency in the results between the direct and indirect tests."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>