Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Reinardi Wijaya
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.Contohnya cabai, yang manaternyatamemegang peranan penting di rumah tangga Indonesia, baik sebagai komponen maupun pelengkap makanan.Melihat hal tersebut, terdapat potensi bagi cabai untuk menjadi sumber antioksidan yang lebih terjangkau dan mudah diakses masyarakat jika dibandingkan vitamin C sebagai suplemen antioksidan terpopuler. Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan potensi aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai hijau besar (Capsicum annuum Linnaeus) dengan vitamin C melalui uji DPPH. Pada kelompok perlakuan ekstrak etanol cabai hijau besar (Capsicum annuum Linnaeus), digunakan konsentrasi 10 μg/ml, 20 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, dan 200 μg/mlsebanyak 5 buah replikasi; sementara pada kelompok kontrol positif vitamin C, digunakan konsentrasi 0,7 μg/ml, 1,4 μg/ml, 3,5 μg/ml, 7 μg/ml, dan 14 μg/ml sebanyak 5 buah replikasi.Berdasarkan persamaan linear persentase inhibisi DPPH, nilai IC50 rata-rata dari ekstrak etanol cabai hijau besar sebesar 141,229±3,420 μg/ml,sedangkan nilai IC50 rata-rata dari vitamin C sebesar 6,951±0,049 μg/ml.Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol cabai hijau besar (Capsicum annuum Linnaeus) memiliki potensi antioksidan sedang sedangkan vitamin C memiliki potensi antioksidan sangat kuat, dengan perbedaan rerata 134,278 (p <0,001).

Indonesia is a country with bountiful natural resources. One example is chili, which held significant role inIndonesian household, either as component or complement to food. Therefore, the potential use of chili as affordable and accessible antioxidant source is indefinite compared to vitamin C as the most popular antioxidant supplement.In this research, the antioxidant activity potency of large green chili ethanol extract (Capsicum annuum Linnaeus) and vitamin C will be compared by DPPH assay.In the intervention group of large green chili ethanol extract (Capsicum annuum Linnaeus), concentration of 10 μg/ml, 20 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, and 200 μg/ml is used with 5 replications; while in the positive control group of vitamin C, concentration of 0.7 μg/ml, 1.4 μg/ml, 3.5 μg/ml, 7 μg/ml, and 14 μg/ml is used with 5 replications. From the linear equation of DPPH inhibition percentage, the average IC50 of large green chili ethanolextract is found to be 141.229±3.420 μg/ml, while the average IC50 of vitamin C is found to be6.951±0.049 μg/ml.By the result of this research, it can be concluded that large green chiliethanol extract (Capsicum annuum Linnaeus) has a moderate antioxidant potency while vitamin C has a very strong antioxidant potency, with mean difference of 134.278 (p<0.001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Larasati Priyono
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) dengan vitamin C. Konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan 10, 20, 50, 100 dan 500 μg/ml, sedangkan vitamin C 0,7, 1,4, 3,5, 7 dan 14 μg/ml. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Free Radical Scavenging Assay. Dari metode ini, didapatkan nilai absorbansi dari hasil pengukuran spektrofotometri, yang kemudian dikonversi menjadi IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan lemah (IC50 >150 μg/ml) dengan nilai IC50 335,154±9,831 μg/ml, sedangkan vitamin C, memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat (<50 μg/ml) dengan nilai IC50 6,951 ± 0,05 μg/ml.

The objective of this study is to compare the antioxidant activity of green long cayennes (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) with vitamin C. Concentrations used for the extract are 10, 20, 50, 100, 200 and 500 μg/ml, while vitamin C are 0.7, 1.4, 3.5, 7, and 14 μg/ml. Antioxidant activity is measured by DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) Free Radical Scavenging Assay. From this assay, absorbance value will be obtained from spectophotometry, and then converted to IC50. The result of this research is that the extract of green long cayenne (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) shows weak antioxidant activity (IC50 >150 μg/ml), with IC50 value of 335.154±9.831 μg/ml. Meanwhile, vitamin C shows very strong antioxidant activity (<50 μg/ml), with IC50 value of 6.951 ± 0.050 μg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Gandafajar
"Cabai paprika hijau merupakan salah satu jenis cabai yang memiliki kandungan antioksidan tertinggi. Hingga saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui manfaat dan kandungan dari cabai paprika hijau (capsicum annuum Linnaeus) serta lebih memilih menggunakan suplemen vitamin untuk mendapatkan antioksidan. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak cabai paprika hijau terhadap vitamin C. Penetapan aktivitas antioksidan dilakukan melalui metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol cabai paprika hijau (Capsicum annuum Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 155,688 ± 5,334 sedangkan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 6,951 ± 0,050. Berdasarkan data tersebut dapat dibuktikan bahwa Ekstrak cabai paprika hijau (Capsicum annuum Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan vitamin C.

Green peppers (Capsicum annuum Linnaeus) is one kind of chili which has high antioxidant level. However, until now many people in Indonesia didn?t know the benefits and contents of green chili peppers (Capsicum annuum Linnaeus) and prefer to use vitamin supplements to get the antioxidants. The objective of this experimental study is to know the comparison between the extract of green pepper and vitamin C antioxidant activity. Antioxidant activity is measured by DPPH method.
The study shows that the extract of green pepper (Capsicum annuum Linnaeus) has weak antioxidant activity, with the IC50 value of 155.688 ± 5.334. Meanwhile vitamin C has strong antioxidant activity, with the IC50 value of 6.951 ± 0.050. Based on these data, the extract of green pepper (Capsicum annuum Linnaeus) have lower antioxidant activity compared to vitamin C."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Julianti
"Angka konsumsi cabai rawit hijau (Capsicum frutescens) di Indonesia termasuk tinggi, namun kerap diabaikan kemungkinan kandungan nutrisi yang dimilikinya seperti antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari cabai rawit hijau. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan sampel ekstrak etanol cabai rawit hijau dan vitamin C sebagai kontrol positif. Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) dipilih sebagai cara penetapan aktivitas antioksidan. Dari uji DPPH, aktivitas antioksidan diukur dari persentasi penghambatan 50% pembentukan radikal bebas oleh antioksidan, yang dituliskan dengan parameter IC50. Dari hasil penelitian didapatkan IC50 ekstrak etanol cabai rawit hijau menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 516 nm yaitu 144,269±5,263 μg/ml (antioksidan sedang) sedangkan IC50 vitamin C yaitu 6,951±0,049 μg/ml (antioksidan sangat kuat). Uji hipotesis dengan uji T tidak berpasangan terhadap IC50 cabai rawit hijau dibandingkan IC50 vitamin C didapatkan nilai p < 0,001. Pada penelitian ini dibuktikan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai rawit hijau (Capsicum frutescens) tidak lebih baik dari aktivitas antioksidan vitamin C.

The consumption rate of small green hot pepper (Capsicum frutescens) in Indonesia is high, but its nutritional content, such as antioxidant, is often overlooked. This study would like to know the antioxidant activity of small green hot pepper. This study is an experimental study using the sample of etanol extract of short green hot pepper and vitamin C as a positive control. DPPH method chosen as a way of determination of antioxidant activity. From DPPH test, antioxidant activity measured by the percentage of 50% inhibition from the formation of free radicals by antioxidants, which are known as IC50 parameters. The result of this study showed that IC50 extract of small green hot pepper using spectrophotometry at λ 516 nm is 144.269 ± 5.263 μg/ ml (medium antioxidant) while the IC50 vitamin C is 6.951 ± 0.049 μg / ml (very strong antioxidant). From unpaired T test in IC50 ekstract of small green hot pepper compared with IC50 vitamin C, gives p-value < 0,001. Conclusively, antioxidant activity in extract of small green hot pepper (Capsicum frutescens) is not stronger than the antioxidant activity of vitamin C."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalia Nikita
"Penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan pada bintang laut Linckia laevigata telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah mengetahui aktivitas antioksidan dan menguji keberadaan saponin pada ekstrak metanol bintang laut Linckia laevigata beserta fraksi-fraksinya. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode DPPH, sedangkan uji keberadaan saponin dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol Linckia laevigata dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50, yaitu masing-masing sebesar 696,13 µg/ml untuk ekstrak metanol, 1484,35 µg/ml untuk fraksi air, 176,36 µg/ml untuk fraksi n-heksan, dan -10,75 µg/ml untuk fraksi etil asetat. Uji saponin menunjukkan hasil positif pada ekstrak metanol, fraksi air, dan fraksi n-heksan, sedangkan fraksi etil asetat menunjukkan hasil negatif. Hal tersebut membuktikan bahwa senyawa antioksidan bintang laut Linckia laevigata berupa saponin dan senyawa bioaktif lainnya.

Research about antioxidant activity on sea star Linckia laevigata was done. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity and to test the presence of saponins in the methanol extract of seastar Linckia laevigata and its fractions. Antioxidant activity test was conducted qualitatively and quantitatively by 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH) method and the presence of saponins test was conducted qualitatively. The results showed that the methanol extract of Linckia laevigata and its fractions had very weak antioxidant activities. Their IC50 values were 696.13 µg/ml in the methanol extract, 1484.35 µg/ml in water fraction, 176.36 µg/ml in n-hexane fraction, and -10.75 µg / ml in ethyl acetate fraction. The presence of saponins test showed that metanol extract, water fraction, and n-hexane contained saponins, whereas ethyl acetate fraction contained other compounds because its had the negative result. It indicated that the antioxidant compunds in the sea star Linckia laevigata was saponins and another compounds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Mangala Putra
"Jeruk merupakan salah satu buah yang diketahui memiliki kandungan antioksidan cukup tinggi. Berbagai penelitian telah dilakukan hingga saat ini untuk meneliti mengenai kandungan antioksidan pada kulit dan daging buah jeruk, namun kebanyakan penelitian ini belum dilakukan menggunakan varietas jeruk yang dibudidayakan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antioksidan dari kulit, daging buah dan air perasan jeruk pontianak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2013 di Laboratorium Farmasi Kedokteran Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel kulit dan daging buah dipersiapkan dengan cara maserasi menggunakan larutan metanol selama 24 jam, sedangkan air perasan diperoleh dengan memeras buah jeruk pontianak. Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan uji DPPH dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 500-520 nm. Hasil pengukuran absorbansi diolah dengan regresi linear dan uji statistik dengan independent t-test. Hasil penelitian adalah aktivitas antioksidan yang dinyatakan melalui EC50; aktivitas tertinggi diamati pada kulit jeruk (EC50 0.70%). Komponen jeruk mempengaruhi aktivitas antioksidan pada larutan uji 3% (p < 0.001), larutan uji 6% (p < 0.001), dan 12% (p < 0.001), namun tidak pada larutan uji 24% (p = 0.645).

Citrus is well known for being rich in antioxidants. Research have been conducted to assess the components responsible for its antioxidant activity in various kind of citrus peel and pulp, but such is not true for various of citrus variants found and cultivated in Indonesia. This research aim to observe the radical scavenging activity in C. nobilis var microcarpa Hassk peel, pulp and juice. Experiments were done in May-June 2013 at Laboratory of Medical Pharmacy, Faculty of Medicine, University of Indonesia. Samples were obtained through maceration with methanol for 24 hours while extracts were made by peeling and grinding fresh fruits. Radical scavenging activity were observed with DPPH test, and absorbance were measured using a UV-VIS spectroscopy in 500-520 nm wavelength. Linear regression were employed to determine EC50 from each sample, while statistical significance were challenged using independent t-test. Greatest activity was observed in sample obtained from peel (EC50 0.70%). Radical scavenging activity is influenced by citrus components in 3% v/v (p < 0.001), 6% v/v (p < 0.001) and 12% v/v (p < 0.001), but not in 24% v/v (p = 0.645)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusron Effendi
"Pisang adalah buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Satu dari lima jenis pisang lokal yang terbanyak dikonsumsi adalah pisang ambon (Musa AAA `Pisang Ambon`). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang ambon dan membandingkan hasilnya dengan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan katekin dengan mengukur bilangan peroksida. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yakni minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan Vitamin A, vitamin C, katekin, dan ekstrak daging pisang ambon. Tiap kelompok akan dioksidasi dengan cara pemanasan 60oC selama 1 hari dilanjutkan oksidasi udara terbuka pada suhu kamar (27oC) selama 7 hari, dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Peroksida yang terbentuk dari oksidasi tersebut akan dihitung dengan melakukan titrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Peroksida yang dihasilkan minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang ambon secara bermakna (p < 0.05) lebih sedikit dibandingkan peroksida yang dihasilkan minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan vitamin A, dan minyak goreng yang ditambahkan vitamin C, namun masih lebih besar dibandingkan minyak goreng yang ditambahkan katekin. Sebagai kesimpulan, ekstrak daging pisang ambon terbukti memiliki aktivitas antioksidan karena mampu mengurangi pembentukan peroksida. Aktivitas antioksidan tersebut lebih baik daripada vitamin A, dan vitamin C, namun tidak sebaik katekin.

Banana is the most consumed fruit by Indonesian. One of the top five most consumed species of the banana is Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`). The objectives of this research were to discover if there was antioxidant effect in the pulp of Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`) and to compare the result with some antioxidant substances, such as vitamin A, vitamin C, and catechin by measuring the peroxide number. There were five experiment groups, which were cooking oil , cooking oil added with vitamin A, cooking oil added with vitamin C, cooking oil added with catechin, and cooking oil added with Ambon banana pulp extract. Sample of each group was oxidized by heating at 60oC for one day continued with open air oxidation at room temperature (27oC) for seven days. This experiment was repeated six times. Peroxide formed by this oxidation reaction was measured by titrating the samples with Natrium tiosulphate (Na2S2O3) 0,1 N. Peroxide formed by oxidation of cooking oil added with banana pulp extract was significantly (p < 0.05) less than those formed by oxidation of cooking oil , cooking oil added with vitamin A, and cooking oil added with vitamin C, but still more than cooking oil added with catechin. As the result, it was proven that there was antioxidant activity in Ambon banana pulp extract due to the capability of reducing peroxide formation. This antioxidant activity was better than the activity of vitamin A and vitamin C, but was still worse than the activity of catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09051fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Budiarso
"Keseimbangan radikal bebas dan antioksidan sangat penting dalam kehidupan manusia. Radikal bebas yang melebihi antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit neurodegeneratif. Tubuh manusia memerlukan antioksidan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif. Jeruk mandarin adalah jeruk impor yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dilaporkan memiliki kandungan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antioksidan yang ada pada komponen jeruk mandarin. Komponen yang diperiksa adalah kulit buah, kulit buah yang dikeringkan, daging, dan air perasan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif eksploratif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jeruk mandarin dipisahkan komponennya menjadi kulit, daging, dan air perasan. Kulit dan daging jeruk diekstraksi dengan metanol, sedangkan air perasan tidak dicampur metanol. Komponen jeruk kemudian dicampur dengan larutan DPPH. Campuran tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometri. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai EC50 ekstrak daging, ekstrak kulit, dan air perasan jeruk mandarin adalah 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. Semakin kecil nilai EC50 berarti aktivitas antioksidan dalam komponen tersebut semakin tinggi.

The balance of free radicals and antioxidants is very important in human body. The free radicals excess will make oxidative stress to our body and it will cause a lot of disease, such as cardiovascular disease, cancer, neurodegenerative disease, etc. Our body needs antioxidant to prevent oxidative stress. Tangerine is an import orange that consume highly in Indonesia and reported that it has abundant antioxidants. This study planned to know antioxidant activity on tangerine's components. The tangerine?s components which are checked are peels, dried peels, tissues, and juices. This is experimental descriptive-explorative study. This study was held in May-June 2013 in laboratorium of Medical Pharmacy Department Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. The tangerine?s components were separated to peels, tissue, and juice. The tangerine's peel and tissue were extracted by methanol, but the juice wasn?t. The tangerine's components mixed with DPPH solution. The absorbants of the mixtures were checked with spectrophotometry. In the end of the study, we got the EC50 of extract tissues, extract peel, and juice are 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. The lower the EC50, the higher antioxidant activity on the components."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
"Telah diketahui bahwa Garcinia memiliki aktivitas antioksidan, pada penelitian sebelumnya ekstrak n-heksana kulit batang Garcinia bancana Miq. diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 17,78 g/mL. Pada penelitian ini, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bagian lain dari Garcinia bancana Miq. dilakukan. Fraksinasi dari ekstrak n-heksana daun Garcinia bancana Miq. dan didapatkan sebanyak 10 fraksi, dimana fraksi-fraksi tersebut diuji sevara in vitro menggunakan alat spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan dua metode dengan menggunakan radikal bebas DPPH 1,1-Diphenil-2-picrilhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power untuk mendapatkan fraksi teraktif. Dari fraksi teraktif didapatkan nilai IC50 sebesar 36,24 g/mL dengan metode DPPH dan nilai EC50 sebesar 39,54 g/mL dengan metode FRAP. Fraksi teraktif kemudian diidentifikasi dan didapatkan bahwa fraksi teraktif memiliki kandungan terpenoid.

This study aimed to determine whether garcinia have been known to have antioxidant activity. A previous study of the n hexane of Garcinia bancana Miq. bark showed to have antioxidant activity with an IC50 value of 17.78 g mL. In this study, to know antioxidant activity from other part of G. bancana, fractionation was done. From the fractionation of the n hexane extract of G. bancana Miq. leaves were obtained 10 fractions, in which the fractions were tested in vitro using UV Vis spectrophotometer by two methods using free radical namely, DPPH 1,1 Diphenyl 2 picrilhydrazyl and the FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power to obtain the most active fraction. From the most active fraction, it was obtained an IC50 value of 36.24 g mL with the DPPH method and EC50 value of 39.54 g mL with the FRAP method. The most active fraction was then identified and was found that it had contaied terpenoid content."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Haikal Ehsan
"Teripang telah diketahui banyak memiliki manfaat biologis, seperti antikanker, antifungal, antivirus, dan antioksidan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa saponin pada ekstrak kasar Holothuria atra (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Senyawa radikal bebas DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan uji busa digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar H. atra mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah dari pembandingnya, Acanthaster sp. (Echinodermata) dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 739,194 μg/ml dan 102,946 μg/ml. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kurang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, dan 491,8 μg/ml. Uji saponin terdeteksi positif pada semua fraksi kecuali fraksi etil asetat.

Sea cucumber had been known for having many biological uses, such as anticancer, antifungal, antivirus, and antioxidant. This study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of saponin compounds in Holorhuria atra (Echinodermata) crude extract and its fractions. Free radical compound, DPPH, was used to test the antioxidant activity and foam test was used to detect the presence of saponin compounds. The result showed that crude extract of H. atra contains saponins and has weaker antioxidant activity than Acanthaster sp. (echinoderm). The IC50 values are 739,194 μg/ml and 102,946 μg/ml, respectively. N-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction have weak antioxidant activities with IC50 values 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, and 491,8 μg/ml, respectively. Saponin test showed that all of the crude extract fractions showed positive results, except in ethyl acetate fraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>