Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Handayani
"Hiperpigmentasi menyebabkan penggelapan warna kulit akibat produksi melanin yang berlebihan. Kelebihan melanin kulit dapat dikontrol oleh senyawa fenolik melalui penghambatan aktivitas tirosinase dalam mengubah produk L-DOPA menjadi dopakuinon. Kulit batang C. pulcherrimum mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, namun aktivitas dalam menghambat tirosinase belum diteliti.
Tujuan dari penelitian adalah menguji efek pemutih ekstrak etanol dan fraksi kulit batang C. pulcherrimum dengan menghambat aktivitas tirosinase yang diukur pada λ = 490 nm. Ekstrak etanol difraksinasi secara partisi cair-cair kemudian diuji penghambatan tirosinasenya. Pemisahan menggunakan kromatografi kolom dilakukan pada fraksi etil asetat dan diperoleh 7 subfraksi berdasarkan kesamaan kromatogram pada pelat KLT dan diuji penghambatan tirosinasenya.
Hasil uji menunjukkan nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak etanol adalah 55,489 µg/mL. Fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi dari kulit batang C. pulcherrimum adalah fraksi n-butanol diikuti oleh fraksi etil asetat (IC50 62,474 dan 90,441 µg/mL). Subfraksi 4 (SF4) memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dengan persentase penghambatan 25,971. Kulit batang C. pulcherrimum memiliki penghambatan tirosinase lemah dan masih rendah dibandingkan asam askorbat.

Hyperpigmentation cause the darkening of the skin?s color due to excessive melanin production. The excessive melanin production can be controlled by phenolic compounds through inhibition of tyrosinase in changing L-DOPA to dopaquinone. Stem bark of C. pulcherrimum consist of flavonoid and xanthone, and has not been studied as tyrosinase inhibitor.
The aims of study was to investigate whitening potency of ethanol extract and fractions from stem bark of C. pulcherrimum as tyrosinase inhibitor which were evaluated at λ = 490 nm. The ethanol extract was liquid-liquid partition fractionated then the activity of tyrosinase inhibition were tested. The ethyl acetate fraction was fractionated by using column chromatography which obtained 7 subfractions based on the similarity chromatogram on the TLC plate and then the activity of tyrosinase inhibition were tested.
The ethanol extract showed an IC50 value was 55,489 µg/mL. The highest inhibition of tyrosinase from the fractions was given by n-butanol fraction then followed by ethyl acetate fraction with IC50 values 62,474 dan 90,441 µg/mL. The most active subfraction was the fourth (SF4) with inhibition percentage 25,971. The result showed that stem bark of C. pulcherrimum doesn?t have activity as strong tyrosinase inhibitor and that?s still lower than ascorbic acid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Agung Gunawan
"Calophyllum pulcherrimum Wall. merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku Clusiaceae. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dan identifikasi golongan senyawa dari kulit batang C .pulcherrimum Wall. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit batang C. pulcherrimum dan fraksi teraktif yang memiliki aktivitas antioksidan serta menentukan identitas golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi secara berurutan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, n-butanol dan metanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol secara berurutan memiliki nilai IC50 sebesar 5,73; 2,895 dan 4,77 μg/mL. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak etanol kulit batang C. pulcherrimum Wall. mengandung senyawa golongan flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin sedangkan pada fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid dan tanin.

Calophyllum pulcherrimum Wall. belongs to the Clusiaceae family. In this study, the antioxidant activity and identification of natural compound from stem bark of C .pulcherrimum Wall. are examinated. The aim of this study is to find out the antioxidant activity of ethanol extract and the most active fraction from C. pulcherrimum stem bark and determined its phytochemical compounds. Extraction was done by maceration method using ethanol 70% as the solvent. The acquired extracts successively fractionated by using solvent n-hexane, ethyl acetate, n-butanol and methanol. The evaluation of antioxidant activity was done by using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrilhydrazil) inhibition method. Antioxidant activity examination result shows that ethanol extract, ethyl acetate fraction and n-butanol fraction respectively have IC50 value 5,73; 2,895 and 4,77 μg/mL. Based on the result of phytochemical identification, it can be concluded that ethanol extract from C. pulcherrimum Wall. stem bark contains flavonoids, terpenoids, saponins and tannins while ethyl acetate fractions contains flavonoids and tannins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Kelebihan produksi melanin dapat dikontrol oleh penghambat tirosinase atau antioksidan. Daun dan kulit batang matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) mengandung senyawa fenolik, namun penelitian mengenai aktivitas antioksidannya masih terbatas dan belum pernah diteliti sebagai penghambat tirosinase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti potensi matoa sebagai penghambat tirosinase dan peredam radikal bebas, serta mengidentifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif dan ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa. Uji penghambatan tirosinase dilakukan dengan mengukur serapan L-dopakrom pada λ = 490 nm. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Ekstrak teraktif difraksinasi secara partisi cair-cair dan dilakukan pengujian antioksidan dari fraksi-fraksi yang diperoleh. Persen inhibisi ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa terhadap aktivitas tirosinase berturut-turut adalah 24,54 ± 0,22% dan 21,93 ± 0,57% (konsentrasi akhir 200 μg/mL). Nilai IC50 kedua ekstrak tersebut dalam peredaman DPPH berturut-turut adalah 6,11 μg/mL dan 5,47 μg/mL). Fraksi teraktif dari ekstrak etanol kulit batang matoa adalah fraksi etil asetat (nilai IC50 = 5,38 μg/mL). Ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa serta fraksi etil asetat mengandung flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, dan glikosida. Matoa tidak memiliki kemampuan sebagai penghambat tirosinase yang baik, namun memiliki aktivitas antioksidan yang baik meskipun masih lebih rendah dibandingkan kuersetin.

Excess production of melanin can be controlled by tyrosinase inhibitors or antioxidants. Leaves and stem barks of matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) contain phenolic compounds, but study of its antioxidant activity was limited and has not been studied as tyrosinase inhibitor. This study aims to investigate potency of matoa as tyrosinase inhibitor and antioxidant. We also identified the chemical compounds in the most active fraction and ethanol extract from the leaves and stem bark of matoa. The extracts were tested by evaluated the formation of L-dopachrome at 490 nm. Antioxidant activity were tested using DPPH method. The most active extract were liquid-liquid partition fractionated and the antioxidant activity assay of the fractions were performed. Ethanol extract of leaves and stem bark of matoa showed weak anti-tyrosinase activity (% inhibition were 24.54 ± 0.22% and 21.93 ± 0.57%, respectively, final concentration 200 μg/mL), but they showed strong DPPH-radical scavenging activity (IC50 values were 6.11 μg/mL and 5.47 μg/mL, respectively). The ethyl acetate fraction was the most active fraction with IC50 value 5.38 μg/mL. Ethanol extract from leaves and stem bark of matoa, and the ethyl acetate fraction contain flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids and glycosides. The result showed that matoa doesn?t have potency as tyrosinase inhibitor, but it has good antioxidant activity although that?s still lower than quercetin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Indriati
"Marga Litsea secara global telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati beberapa penyakit. Studi farmakologis juga telah mengkonfirmasi bahwa ekstrak dari marga Litsea memiliki aktivitas antioksidan, anti inflamasi, hepatoprotektif, dan antidiabetes. Salah satu jenis dari marga Litsea yang berada di Indonesia adalah Litsea oppositifolia Gibbs. Informasi mengenai jenis ini masih terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan pada fraksi teraktif dari ekstrak etanol kulit batang Litsea oppositifolia Gibbs dan mengidentifikasi golongan metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi teraktif. Ekstrak etanol diperoleh melalui maserasi bertingkat dengan tiga jenis pelarut, n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Ekstrak etanol difraksinasi dengan metode kromatografi kolom.Fraksi yang dihasilkan digabungkan berdasarkan kemiripan profil kromatografi lapis tipis. Pengujian aktivitas antioksidan pada fraksi dilakukan dengan metode peredaman radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) secara spektrofotometri dengan microplate reader. Golongan metabolit sekunder meliputi fenol, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid diidentifikasi pada fraksi teraktif menggunakan pereaksi semprot kromatografi lapis tipis. Fraksinasi menghasilkan 11 fraksi gabungan yang memiliki aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan fraksi teraktif dengan aktivitas antioksidan paling baik adalah fraksi B, yang memiliki nilai IC50 5,8536 µg/mL. Hasil pengujian menunjukkan fraksi ini mengandung golongan metabolit sekunder fenol, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid.

The Litsea genus has been used globally in traditional medicine to treat several diseases. Pharmacological studies have also confirmed that the extract from the Litsea genus has antioxidant, anti-inflammatory, hepatoprotective, and antidiabetic activity. One of the species from the Litsea genus in Indonesia is Litsea oppositifolia Gibbs. Information about this species is still limited, so necessary to conduct further research. This research was conducted to determine the antioxidant activity in the most active fraction from ethanolic extract Litsea oppositifolia Gibbs stem bark and identified the group of secondary metabolites in the most active fractions. The ethanol extract obtained through exhaustive maceration with three types of solvents, n-hexane, ethyl acetate, and 70% ethanol. The ethanol extract fractionated by column chromatography method. The resulting fractions will be combined based on the similarity of thin-layer chromatography profiles. The testing of antioxidant activity in the fractions was carried out by DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) radical scavenging method using a microplate reader. Secondary metabolites include phenols, alkaloids, flavonoids, and terpenoids are identified in the most active fractions using spray reagents for thin-layer chromatography. Fractionation produces 11 combined fractions that have antioxidant activity. The antioxidant activity test showed that the most active fraction with the best antioxidant activity was fraction B, which has an IC50 value 5,8536 µg / mL. The assay results showed that this fraction contained phenol, alkaloid, flavonoid, and terpenoid secondary metabolites."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan penderita yang cukup banyak di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak sedunia. Berbagai pengobatan selalu dikembangkan untuk menurunkan jumlah penderita diabetes tiap tahunnya, salah satu pilihan adalah pengobatan herbal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman dari suku Clusiaceae memiliki khasiat sebagai anti diabetes, Calophyllum hosei Ridl. merupakan salah satunya. Dalam penelitian ini, C. hosei akan diteliti lebih lanjut khasiatnya terhadap penghambatan alfa-glukosidase yang akan menentukan apakah tanaman ini memiliki khasiat sebagai anti diabetes. Ekstrak etanol dari tanaman C. hosei difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol sehingga dihasilkan fraksi bertingkat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase menggunakan alat spektrofotometri multiwell dengan panjang gelombang 405 nm untuk menentukan nilai persen inhibisi yang akan digunakan untuk menentukan nilai IC50. Fraksi yang berpotensi memiliki khasiat kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut bertingkat. Subfraksi yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase untuk menentukan nilai persen inhibisi. Subfraksi yang paling tinggi persen inhibisinya kemudian akan dicari nilai IC50. Fraksi n-heksan, etil asetat, butanol dan air masing-masing memiliki IC50 sebesar 327,88; 119,4; 34,43 dan 102,33 ppm. Sedangkan subfraksi teraktif memiliki nilai IC50 sebesar 84,36 ppm. Akarbose yang digunakan sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 91,17 ppm.

Diabetes mellitus is a disease with a lot of patients in the world. Indonesia itself is a country that ranks fourth in the number of diabetics worldwide. Various treatments have always been developed to reduce the number of people with diabetes each year, alternative options such as herbal medicine is one of them. A lot of experiences shown that plants from family clusiaceae have a efficacy as an antidiabetic drug, one of them is Calophyllum hosei Ridl. In this study, C. hosei will be further examined efficacy against inhibition of alpha-glucosidase that will determine whether this plant has efficacy as an anti diabetic drug. The ethanol extract from plant C. hosei Ridl. is fractionated by using a funnel to obtain fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water. Fractions are then tested as alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter using a multiwell spectrophotometry with a wavelength of 405 nm to determine the percent inhibitory values that will be used to determine the IC50 value. Faction that has potential, which is ethyl acetate fraction, then isolated using column chromatography with solvent that gradually rising its polarity. Subfractions then tested using alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter to determine the percent inhibition values. Subfraction with highest percent inhibitory then used as a sample to determine the IC50 value. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water each have IC50 of 327.88; 119.4; 34.43 and 102.33 ppm. While the most active subfraction from ethyl acetate fraction has IC50 value of 84.36 ppm. Acarbose, which has used as a comparator, has IC50 value of 91.17 ppm.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Ridho Rizki Yuda
"Marga Calophyllum telah diteliti memiliki khasiat sebagai antioksidan diantaranya Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, dan C. symingtonianum, namun Calophyllum lanigerum Miq. belum ada penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi teraktif Calophyllum lanigerum Miq. serta mengidentifikasi golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dan fraksi tersebut. Uji antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil uji antioksidan menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 3,02 μg/mL. Ekstrak etanol mengandung golongan senyawa terpenoid, saponin, fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida. Ekstrak etanol Calophyllum lanigerum Miq. dipartisi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat yaitu dimulai dengan n-heksan, etil asetat, butanol, dan metanol. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 2,89 μg/mL. Pemisahan fraksi etil asetat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan didapat 6 subfraksi berdasarkan kesamaan profil KLT. Hasil uji antioksidan menunjukkan subfraksi E5 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 3,11 μg/mL. Subfraksi E5 mengandung golongan senyawa fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida.

Calophyllum genus had been studied that they had good antioxidant properties such as Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, and C. symingtonianum, but Calophyllum lanigerum Miq. had not been studied. The purposes of this research are to determine the antioxidant activity from the extract and fractions of C. lanigerum Miq., and to identify what phytochemical compounds contained in the extract and the most active fraction. The antioxidant activity test of C. lanigerum Miq. used DPPH method. The result showed that the antioxidant activity of ethanolic extract had the IC50 value 3,02 μg/mL. Ethanolic extracts contained terpenoids, saponins, phenols, tannins, flavonoids, and glycosides. Ethanolic extracts of C. lanigerum Miq. was then partitioned using these following solvents, based on the increasing of solvent polarity, n-hexane, ethyl acetate, buthanol, and methanol. The result showed that the ethyl acetate fraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 2,89 μg/mL. Ethyl acetate fraction was then fractionated by using a column chromatography which obtained 6 combined-fractions based on their similarity profile on TLC plate. The test result showed that E5 subfraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 3,11 μg/mL. The E5 subfraction contained flavonoids, glycosides, tannins, and phenols."
Depok: Fakultasi Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Lestari
"Hiperpigmentasi adalah gangguan pigmen kulit karena produksi melanin secara berlebihan atau distribusi melaninnya yang tidak merata.Secara tradisional bahan alam yang diduga memiliki efek pemutih adalah kulit buah pisang muli (Musa acuminata Colla AA). Kulit buah pisang muli digunakan dengan cara digosokkan pada daerah yang hitam sehingga terbentuk warna kulit yang lebih cerah.
Untuk membuktikan bahwa kulit buah pisang muli dapat digunakan sebagai pemutih kulit, dilakukan penelitian secara in vitro dengan metode yang dilakukan sebelumnya oleh Arung (2005). Mekanisme kerja pemutih kulit yaitu menghambat enzim tirosinase pada reaksi l-tirosin dan l-dopadalam proses melanogenesis.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah pisang muli dalam menghambat tirosinase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Serbuk kering kulit buah pisang muli dimaserasi dengan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol secara berturut-turut hingga diperoleh fraksi air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air dari ekstrak etanol kulit buah pisang muli merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai persen penghambatan 29,1%. Nilai IC50 dari fraksi air sebesar 58,75 µg/mL dan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah pisang muli yakni 63,12 µg/mL. Adapun golongan-golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol yakni alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan glikosida sedangkan pada fraksi air ekstrak etanol kulit buah pisang muli adalah alkaloid, flavonoid, tanin, dan glikosida. Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah pisang muli memiliki potensi untuk digunakan sebagai pemutih kulit."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Fauzan Akbar
"Hipertensi merupakan suatu penyakit vaskular yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, yaitu sebesar 6,8% menurut sumber Riskesdas tahun 2007. Pencarian obat-obatan dari produk alami untuk penatalaksanaan hipertensi modern terus dikembangkan hingga saat ini. Salah satu produk alami yang diduga memiliki khasiat antihipertensi adalah kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus) yang bekerja dengan menghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Penghambat ACE merupakan salah satu metode obat pilihan untuk penatalaksanaan hipertensi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi teraktif dari ekstrak kulit batang nangka serta mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Uji penghambatan aktivitas ACE dilakukan secara in-vitro dengan substrat HHL (Hippuryl-L-histidyl-L-leucine).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi diklorometan dari ekstrak etanol kulit batang nangka merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas ACE dengan nilai IC50 sebesar 0,76 μg/mL. Adapun golongan-golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi diklorometan ekstrak etanol kulit batang nangka adalah flavonoid, tannin, alkaloid, terpenoid dan saponin. Hasil ini menunjukkan bahwa kulit batang nangka memiliki potensi untuk diteliti lebih lanjut kandungan senyawa yang terdapat didalamnya yang berperan dalam penghambatan ACE tersebut.

Hypertension is a vascular disease that has a high prevalence in Indonesia, reaching 6.8 % in 2007 according to Riskesdas. Search for medicines from natural products for management of hypertension continues to be developed to date. One of the natural products that suspected to have antihypertensive effects is stem bark of jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam), which works by inhibiting the Angiotensin Converting Enzyme (ACE). ACE inhibitor is one method of choice for the management of hypertension.
The purpose of this study is to obtain the most active fraction from the extract of jackfruit stem bark and to determine the chemical compounds of the most active fraction. ACE activity inhibition test were tested using in vitro method with HHL (Hippuryl-L-histidyl-L-leucine) as a substrate.
Results showed that the dichloromethane fraction from ethanol extract of jackfruit stem bark is the most active fractions in inhibiting ACE activity with IC50 value of 0,76 μg / mL. The constituents of chemical compounds contained in the dichloromethane fraction from ethanol extract of jackfruit stem bark are flavonoids, tannins, alkaloids, terpenoids and saponins. These results suggest that the stem bark of jackfruit has the potential to be further investigated by future studies to determine the compounds that plays a role in the inhibition of ACE."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Alvi Aisyah
"ABSTRAK
Stres oksidatif adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah radikal bebas di dalam tubuh lebih tinggi dari antioksidan. Antioksidan diperlukan untuk mencegah dan mengatasi stres oksidatif. Flavonoid dan fenol adalah senyawa yang berasal dari tanaman yang telah diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang terdapat pada tanaman Litsea glutinosa (Lour.) C. B. Rob. Tanaman ini merupakan salah satu spesies dari keluarga Lauraceae yang tersebar luas di Indonesia. Informasi mengenai aktivitas antioksidan tanaman ini diketahui masih terbatas pada ekstraknya saja. Pada penelitian terdahulu telah diketahui bahwa ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak etanol kulit batang Litsea glutinosa serta identifikasi golongan senyawa metabolit sekundernya. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Ekstrak etanol dilakukan fraksinasi dengan metode kromatografi kolom. Penelitian ini menggunakan metode penangkapan radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dengan microplate reader untuk menentukan aktivitas antioksidan pada fraksi. Fraksi teraktif diidentifikasi kandungan metabolit sekundernya dengan metode uji penyemprotan pada KLT. Hasil uji aktivitas antioksidan peredaman radikal DPPH menunjukkan bahwa fraksi B merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 14,6739 μg/mL. Dari hasil metode uji semprot pada KLT, fraksi ini mengandung beberapa golongan senyawa yaitu alkaloid, flavonoid, fenol dan terpenoid.

ABSTRACT
Oxidative stress is a condition that occurs when the amount of free radicals in the body is higher than antioxidants. Antioxidants are needed to prevent and cure oxidative stress. Flavonoids and phenols are compounds derived from plants known to have antioxidant activity found in the Litsea glutinosa (Lour.) C. B. Rob plant. This plant is one of the species in the Lauraceae family, which widely distributed in Indonesia. Information about the antioxidant activity of this plant is known to be limited to its extracts. In previous studies, it is known that the ethanolic extract of Litsea glutinosa bark has antioxidant activity. This study aims to determine the antioxidant activity of the ethanol extract fraction of Litsea glutinosa bark and the identification of secondary metabolites. Extraction was carried out by an exhaustive maceration method using n-hexane, ethyl acetate, and 70% ethanol. Ethanol extract was fractionated using column chromatography methods. This study used the radical DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) scavenging method with a microplate reader to determine the fractions antioxidant activity. The fraction with the highest antioxidant activity identified its secondary metabolite content by the spray test method on TLC. The DPPH radical antioxidant activity test results showed that fraction B was the most active fraction with an IC50 value of 14.6739 μg/mL. From the spray test method result, this fraction contains several groups of compounds that are alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Oemardy
"Tirosinase merupakan enzim monooksigenase yang berperan dalam katalisis dua reaksi tahap pertama pembentukan melanin. Pigmen melanin melindungi kulit dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, tetapi produksi melanin yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti melasma dan bintik-bintik hitam pada kulit. Oleh Karena itu, saat ini inhibitor tirosinase banyak digunakan dalam dunia kosmetik dan pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya potensi penghambatan aktivitas tirosinase dan mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah markisa. Ekstraksi dilakukan secara berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Setiap ekstrak diuji penghambatan aktivitas tirosinase menggunakan spektrofotometer yang dilengkapi dengan microplate reader melalui pengukuran serapan L-dopakrom yang terbentuk pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak teraktif yaitu ekstrak n-heksan dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan dilakukan uji penghambatan tirosinase terhadap fraksi gabungan. Golongan senyawa kemudian diidentifikasi pada ekstrak n-heksan dan fraksi dengan persen penghambatan tertinggi yaitu FG 5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan memiliki potensi penghambatan tirosinase tertinggi dengan IC50 85,46 μg/mL dan mengandung senyawa steroid-terpen; FG 5 juga mengandung senyawa steroid-terpen, namun tidak memiliki potensi penghambatan tirosinase.

Tyrosinase is monooxygenase enzyme that plays an important role in two major reactions of melanin production. Melanin pigment protects skin from free radical that may lead skin damage, but an excessive production of melanin may cause skin disorder such as melasma and freckles. Therefore, nowadays many tyrosinase inhibitor are used in cosmetic and medical field. This study was conducted to find out potential inhibition of tyrosinase activity and to identify compound group in extract and the most active fraction of passion fruit rind. Extraction was carried out sequentially using three solvents with increasing polarity; n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract was tested using microplate-reader spectrophotometer by measuring L-dopachrome absorbance at 490 nm. The most active extract, n-hexane extract was separated using column chromatography and tyrosinase inhibition assay was performed in the combined fractions. Compound group then was identified in n-hexane extract and fraction with the highest inhibition percentage, FG 5. The result showed that n-hexane extract had the highest inhibition potential with IC50 value of 85,46 μg/mL and contained steroid-terpene; FG 5 also contained steroid-terpene, but it did not have tyrosinase inhibition potential.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>