Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, John Samuel
"Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah bijih besi. Pada proses pengolahannya bijih besi memerlukan reduktor. Reduktor yang dipakai pada proses kali ini adalah biomass yaitu ampas tebu mengingat Indonesia juga kaya akan tebu. Pada penelitian kali dilakukan proses reduksi langsung bijih besi menggunakan ampas tebu sebagai reduktor pada muffle furnace. Bijih besi yang digunakan adalah bijih besi laterit Kalimantan dengan ukuran 1-2,5 cm.. Hal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu reduksi pada suhu 700°C dan 1000°C. Penelitian ini menggunakan perbandingan rasio massa bijih besi dan ampas tebu yaitu 1:2 pada suhu 700°C dan 1000°C dengan waktu 30,45, dan 60 menit. Bijih besi dicampur dengan ampas tebu dalam crucible dan kemudian dimasukkan dalam furnace. Hasil XRD menujukkan bahwa pada variabel waktu reduksi 30 menit dengan suhu 1000°C terbentuk FeO dengan intensitas yang paling tinggi dibanding variabel lainnya.

Indonesia is a country that have many natural resources, one of them is iron ore . In the iron ore reduction process requires a reducing agent. Reducing agents used in this process is bagasse considering Indonesia is also rich in sugar cane . In this study iron ore is processed by direct reduction method using bagasse as a reducing agent in the muffle furnace. The iron ore is laterite ore from Kalimantan with size about 1-2.5 cm. The research objective is to determine the effect of reduction time at 700°C and 1000°C. This study uses the mass ratio of iron ore and bagasse 1 : 2 at 700°C and 1000°C on 30, 45, and 60 minutes. Iron ore is mixed with bagasse in the crucible and then was put in a muffle furnace. XRD results showed that the variable reduction time of 30 minutes at 1000°C formed FeO with the highest intensity compared to other variables."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajar Ramadhan
"Indonesia mempunyai sumber daya maupun cadangan bijih besi yang tersebar di berbagai daerah. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah teknologi sederhana yang dapat mengolah bijih besi sehingga didapatkan konsentrasi besi yang tinggi dengan biaya yang lebih rendah serta ramah lingkungan.
Bijih besi yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Laterit yang berasal dari Kalimantan. Sedangkan reduktor yang digunakan ialah ampas tebu (bagasse). Rasio massa antara bijih besi dan ampas tebu adalah variabel yang diatur pada penelitian ini, yaitu 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4. Proses dilakukan di dalam muffle furnace dan dipanaskan pada temperatur 700° C dan 1000° C selama 30 menit agar terjadi proses reduksi. Untuk mengetahui optimalisasi proses dan melihat hasil reduksi secara kualitatif, maka dilakukan karakterisasi sampel dengan menggunakan uji XRD.
Hasil reduksi yang paling tinggi terdapat pada sampel dengan rasio massa 1:3 di kedua temperatur. Pada sampel tersebut, didapatkan produk reduksi, yaitu Magnetit (Fe3O4) serta Wustite (FeO) dengan jumlah peak yang paling banyak ataupun dengan intensitas peak yang paling tinggi.

Indonesia has the resources and reserves of iron ore scattered in various areas. Therefore, it should be made a simple technology that can process the iron ore to obtain a high concentration of iron with lower cost and environmentally friendly.
Iron ore that used in this study is the Laterite type from Kalimantan and the reducing agent is bagasse. The mass ratio between iron ore and bagasse is a variable that is set in this. The mass ratio that used is 1: 1, 1: 2, 1: 3 and 1: 4. The process operate in the muffle furnace and heated at temperature of 700o C and 1000o C for 30 minutes to a process of reduction. To find out the optimization of the process and see the reduction results qualitatively, then the sample characterized using XRD test.
The highest result is on the sample with 1: 3 of mass ratio in booth temperature. On these samples, Magnetite (Fe3O4) and Wustite (FeO) as the reduction product have the most number of peak or the highest peak intensity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelius Erick Arifin
"[ABSTRAK
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam yang sangat melimpah dan jika cara pemanfaatannya tepat sumber daya alam dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia Penelitian ini merupakan salah satu bentuk riset yang bertujuan untuk memaksimalkan pemakaian sumber daya alam guna menunjang kesejahteraan masyarakat Indonesia Penelitian ini berfokuskan kepada pengembangan penggunaan reduktor pada ekstraksi bijih besi Reduktor yang dipakai pada proses kali ini adalah biomass yaitu ampas tebu mengingat Indonesia sebagai Negara tropis yang kaya akan tebu Pada penelitian kali dilakukan proses reduksi langsung bijih besi menggunakan ampas tebu sebagai reduktor pada muffle furnace Bijih besi yang digunakan adalah bijih besi laterit Kalimantan dengan ukuran 1 2 cm Hal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh temperatur oeprasi pada proses reduksi dengan temperatur operasi 700oC 800oC 900oC dan 1000oC Penelitian ini menggunakan perbandingan rasio massa bijih besi dan ampas tebu yaitu 1 2 pada temperatur operasi 700oC 800oC 900oC dan 1000oC dengan waktu proses reduksi 30 menit Bijih besi dicampur dengan ampas tebu dalam krusibel dan kemudian dimasukkan dalam furnace Hasil XRD menujukkan bahwa pada variabel temperatur 1000oC dengan waktu reduksi 30 menit dan dengan rasio massa 1 2 membentuk senyawa FeO dengan intensitas yang paling tinggi dibanding variabel lainnya
ABSTRACT
Indonesia is a country that have many natural resources if we can find out how to utilized it properly To find out how can we utilized this mineral properly we rsquo ve done some research and development activities This study focuses on the development of the reductor use for iron ore reduction process Reducing agents used in this process is bagasse considering Indonesia is tropical country that also rich in sugar cane In this study iron ore is processed by direct reduction method using bagasse as a reducing agent in the muffle furnace The iron ore is laterite ore from Kalimantan with size about 1 2 cm The research objective is to determine the effect of temperature operation at 700oC 800oC 900oC and 1000oC This study uses the mass ratio of iron ore and bagasse 1 2 at 700oC 800oC 900oC and 1000oC on 30 minutes Iron ore is mixed with bagasse in the crucible and then was put in a muffle furnace XRD results showed that the variable temperature operation at 1000 C with mass ratio iron ore and bagasse 1 2 on 30 minutes formed FeO with the highest intensity compared to other variables , Indonesia is a country that have many natural resources if we can find out how to utilized it properly To find out how can we utilized this mineral properly we rsquo ve done some research and development activities This study focuses on the development of the reductor use for iron ore reduction process Reducing agents used in this process is bagasse considering Indonesia is tropical country that also rich in sugar cane In this study iron ore is processed by direct reduction method using bagasse as a reducing agent in the muffle furnace The iron ore is laterite ore from Kalimantan with size about 1 2 cm The research objective is to determine the effect of temperature operation at 700oC 800oC 900oC and 1000oC This study uses the mass ratio of iron ore and bagasse 1 2 at 700oC 800oC 900oC and 1000oC on 30 minutes Iron ore is mixed with bagasse in the crucible and then was put in a muffle furnace XRD results showed that the variable temperature operation at 1000 C with mass ratio iron ore and bagasse 1 2 on 30 minutes formed FeO with the highest intensity compared to other variables ]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah bijih besi. Pada proses pengolahannya bijih besi memerlukan reduktor. Reduktor yang dipakai pada proses kali ini adalah biomass yaitu cangkang kelapa sawit mengingat Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Pada penelitian kali ini dilakukan proses reduksi langsung bijih besi menggunakan cangkang kelapa sawit sebagai reduktor pada muffle furnace. Bijih besi yang digunakan adalah besi laterit Kalimantan dengan ukuran 18#. Cangkang kelapa sawit yang digunakan berasal dari Kalimantan dengan ukuran 0.5 cm. Hal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu reduksi pada suhu 1000oC. Penelitian ini menggunakan perbandingan rasio massa bijih besi dan cangkang kelapa sawit yaitu 1:3 pada suhu 1000oC dengan waktu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Bijih besi dicampur dengan cangkang kelapa sawit dalam crucible dan kemudian dimasukkan dalam muffle furnace. Hasil XRD menunjukkan bahwa pada variabel waktu 120 menit terbentuk Fe dengan intensitas yang paling tinggi dibanding variabel lainnya.
, Indonesia is a country that have many natural resources, one of them is iron ore . In the iron ore reduction process requires a reducing agent. Reducing agents used in this process is palm kernel shell considering Indonesia is the largest palm oil producer in the world. In this study iron ore is processed by direct reduction method using palm kernel shell as a reducing agent in the muffle furnace . The iron ore is laterite ore from Kalimantan with size about 18#. The palm kernel shell from Kalimantan with size about 0.5 cm. The research objective is to determine the effect of reduction time at 1000oC. This study uses the mass ratio of iron ore and bagasse 1 : 3 at 1000oC on 30, 60, 90, 120, 150 minutes . Iron ore is mixed with palm kernel shell in the crucible and then was put in a muffle furnace . XRD results showed that the variable reduction time of 120 minutes formed Fe with the highest intensity compared to other variables
]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rahma Yanti
"Indonesia merupakan negara dengan cadangan sumber daya alam yang melimpah pada bidang mineral salah satuya yaitu bijih besi. Karena itu dibutuhkan proses yang memiliki optimasi yang tinggi untuk mengolah bijih besi tersebut. Salah satunya itu dengan proses reduksi langsung. Pada penelitian kali ini dilakukan proses reduksi langsung bijih besi dengan menggunakan cangkang kelapa sawit sebagai reduktornya sebagai pengganti dari batubara. Bijih besi yang digunakan merupakan bijih besi laterit dari Kalimantan.
Hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio massa yang divariasikan antara bijih besi dengan cangkang kelapa sawit, dengan besar variasi rasio yaitu 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, dan 3:1 pada temperatur 10000C dengan waktu tahan selama 2 jam. Bijih besi tersebut dihancurkan terlebih dahulu lalu langsung dicampurkan dengan cangkang kelapa sawit. Hasil XRD menunjukan bahwa rasio 1:3 dengan cangkang kelapa sawit yang lebih banyak akan terbentuk Fe dengan intensitas tertinggi.

Indonesia is a country which has abundant natural recources in mineral sector especially in iron ore. Therefore we need a process that has high optimization to change the ore into iron. And the process is direct reduction. In this research, direct reduction was done by using palm kernel shell as the reductor as a replacement of coal. Iron ore that used in this research was Laterite from Borneo.
The aim of this research is to know the effect of variation between iron ore and palm kernel shell, and the ratio are 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, and 3:1 in 10000C for 2 hours. That iron has crushed before then directly mix with the palm kernel shell. The result show that in 1:3 ratio will form Fe with highest intensity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S70113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Adzhani
"Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, salah satunya yaitu mineral nikel. Permintaan dunia akan kebutuhan nikel yang terus meningkat, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki nya dalam industri pengolahan nikel. Pada proses reduksi nikel dibutuhkan agen pereduksi seperti gas alam dan batubara. Dalam penelitian ini, penggunaan reduktor dari limbah cangkang kelapa sawit digunakan sebagai energi alternatif pemakaian batubara pada proses reduksi karbotermik nikel yang bertujuan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang persediannya semakin menipis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai reduktor pada proses reduksi bijih nikel laterit, dengan menggunakan variabel perbandingan massa antara bijih nikel dan reduktor. Adapun variabel perbandingan massa antara bijih nikel dan reduktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4, dengan waktu reduksi selama 60 menit pada temperatur 800 C.
Untuk mengamati hasil dari percobaan ini, dilakukan karakterisasi sampel dengan menggunakan pengujian XRD untuk melihat senyawa yang terbentuk pada setiap sampel. Sedangkan pengujian XRF dilakukan untuk melihat kandungan unsur yang terkandung dalam sampel. Pada pengujian XRD didapatkan senyawa dominan yang ada seperti silika SiO2 , senyawa oksida besi seperti maghemite Fe2O3 dan magnetite Fe3O4 , lalu terbentuk juga senyawa lizardite yang tereduksi seperti forsterite Mg2SiO4 , dan liebenbergite Ni2SiO4 . Hasil analisis data pengujian XRF menunjukkan peningkatan recovery Ni seiring dengan penambahan massa reduktor yang digunakan.

Indonesia has many valuable mineral resources, such as lateritic nickel ore. Today, the world demand of lateritic nickel continues to increase. This is an opportunity for Indonesia to develop its potentials in the nickel processing industry. To perform nickel reduction process, reducing agents such as natural gas and coal are needed. In this study, the use of a reductant from palm kernel shell waste as a coal alternative energy in order to reduce the use of fossil fuel which limited availability and cause environmental pollution, being a focus of this research.
The purpose of this study is to determine the effect of palm kernel shell as a reductant in lateritic nickel reduction process, using mass ratio variable between mass of nickel ore and reductant. The mass ratio between nickel ore and reducing agent used in this study are 1 1, 1 2, 1 3, and 1 4, with the temperature of reduction in 800 C for 60 minutes.
To observe the results of this experiment, the sample characterization was carried out using XRD and XRF. XRD data showed the presence of silica SiO2 , iron oxide compounds such as maghemite Fe2O3 and magnetite Fe3O4 , also compounds from reduction of lizardite such as forsterite Mg2SiO4 and liebenbergite Ni2SiO4 . The results of XRF analysis showed improvement of Ni recovery in line with the addition of the mass of reducing agents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Triaswinanti
"Bijih besi menjadi salah satu sumber daya mineral yang sangat berpotensial di Indonesia untuk dilakukan proses pengolahan dan diproduksi sehingga menjadi logam mineral yang memiliki nilai guna Proses pengolahan bijih besi sudah banyak dikembangkan dengan cara reduksi langsung maupun reduksi tidak langsung dimana kedua proses tersebut membutuhkan reduktor untuk mereduksi bijih besi menjadi logam murni Reduktor yang digunakan pada proses reduksi bijih besi dalam bentuk padatan seperti batu bara dan kokas maupun dalam bentuk gas seperti gas metana Pada penelitian kali ini dilakukan pengembangan proses reduksi bijih besi menggunakan reduktor biomassa yaitu cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah dari hasil perkebunan buah kelapa sawit Dalam penelitian digunakan bijih besi laterit Kalimantan dan cangkang kelapa sawit dari sisa perkebunan di Palangkaraya Kalimantan Tengah Bijih besi direduksi ukurannya hingga membentuk partikel serbuk 18 Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel temperatur reduksi dengan waktu dan rasio massa yang konstan terhadap hasil reduksi bijih besi Variasi temperatur yang diuji dalam penelitian adalah 600oC 700oC 800oC 900oC dan 1 000oC Seluruh sampel diuji dalam waktu 120 menit dan rasio bijih besi dengan cangkang kelapa sawit 1 3 yang dimasukkan ke sebuah krusibel dan perlakuan reduksi langsung dilakukan di dalam muffle furnace Hasil XRD menunjukkan bahwa pada 1 000oC merupakan temperatur optimum dengan waktu reduksi selama 120 menit karena kandungan bijih besi seluruhnya berupa peak Fe metallic tanpa adanya kehadiran peak peak besi oksida lainnya.

Iron ore become one of minerals source that very pottential in Indonesia for process to have result value metallic mineral Iron steel making process have been developed by direct reduction and indirect reduction process which both of them need solid reducing agent for reduction iron ore like coal and coke or gas reduction agent like methane gas In this research it develop renewable reduction iron ore process use biomass reductor palm kernell shell is waste from palm tree plantation The research was conducted laterite ore from Kalimantan and palm kernel shell from residue plantation in Palangkaraya Central Kalimantan Before reduction process is started iron ore must be crushing to reduce particle size forming powder particles with size about 18 The purpose of the research is to determine the effect of reduction temperature with optimum time and mass ratio to result of reduction iron ore Variation of temperature that be examined is 600oC 700oC 800oC 900oC and 1 000oC All of samples is tested in 120 minutes and mass ratio 1 3 for iron ore and palm kernell shell Mixed samples are put in crucible and reduction process take place in muffle furnace XRD results showed that in 1 000oC is optimum temperature during 120 minutes because all composition of iron ore is Fe metallic peaks without other iron oxide peaks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Esaputra Mangarul
"ABSTRAK
Proses reduksi bijih besi adalah proses pemisahan besi yang terkandung dalam
bijih besi dari oksigen dan pengotornya. Pada penelitian kali ini dilakukan reduksi
langsung bijih besi bongkah dengan reduktor arang tempurung kelapa pada rotary
kiln sederhana. Sampel yang digunakan adalah bijih besi laterit dari Kalimantan
dengan ukuran 1-2 cm dengan rasio bijih dan reduktor sebanyak 1:2. Putaran
rotary kiln sebesar 2,5 rpm dengan temperatur proses berkisar antara 650-702oC.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh waktu pada reduksi langsung bijih
besi. Penelitian dilakukan dengan 4 variasi waktu, yaitu 15 menit, 30 menit, 45
menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan terbentukya produk reduksi
Fe3O4 pada semua variabel waktu dengan hasil tertinggi didapat pada waktu 15
menit

ABSTRACT
Iron ore reduction process is the process of separating iron contained in iron ore of
oxygen and impurities. In this research, direct reduction in rotary kiln was
examined with Kalimantan lateritic iron ore and coconut shell charcoal as the
reductor. Iron ore that was used have particle size between 1-2 centimeters with
mass ratio of ore and reductor in amount of 1:2. RPM of rotary kiln was 2,5 and
temperature of process in range of 650-702oC. The research objective was to
determine the effect of time in direct reduction process. Four time variation was
examined, which were 15, 30, 45 and 60 minutes. The result indicated that Fe3O4
was formed in all time condition. The optimum amount of reduction product was
achieved at 15 minutes."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Fazri
"Makin langkanya bahan baku bijih besi mendorong banyak pihak mulai menggunakan bijih laterit. Laterit sebagai salah satu hasil tambang yang banyak didapatkan di Indonesia. laterit merupakan bijih besi yang memiliki kandungan Fe2O3 yang tinggi. Agar dapat digunakan, bijih besi laterit (Fe2O3) harus direduksi untuk mendapatkan besi (Fe). Proses pengolahan laterit yang ada saat ini adalah dengan mereduksi langsung dengan batubara pada temperatur proses sekitar 1350°C. Hal ini dinilai tidak efisien karena membutuhkan energi yang banyak untuk menghasilkan temperatur yang sangat tinggi. Tingginya energi yang dibutuhkan berpengaruh dengan biaya produksi yang sangat tinggi. Yang menyebabkan industri di Indonesia tidak dapat bersaing dengan industri-industri dari negara lain. Oleh karena itu, dengan analisa pengaruh temperatur dari percobaan suatu metode reduksi langsung yang dilakukan pada temperatur yang lebih rendah bertujuan untuk mendapatkan temparatur yang efisien yang menghasilkan besi yang tinggi tapi dalam temperatur lebih rendah untuk menghasilakan besi dari bijih laterit, sehingga diharapkan biaya produksi akan menurun. Reduksi langsung yang dilakukan adalah dengan cara memanaskan laterit yang telah dicampur dengan batubara dalam oven. Yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pengaruh temperatur proses reduksi yang terjadi. Pengaruh dari temperatur yang dianalisa dilakukan pada komposisi Fe2O3 dan C yang berbeda untuk setiap waktu pemanasan (10, 20, dan 30 menit). Variasi temperatur yang digunakan adalah 700°C, 900°C, dan 1000°C . Hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa dengan temperatur reduksi 900°C dan 1000°C menghasilkan intensitas Fe yang cukup besar. Sedangkan pada temperature 700°C secara umum tidak terbentuk Fe.

The scarce of iron ore make people to use laterite. Laterite is one of primary mining commodity that exists in Indonesia. Laterite is an iron ore that contains high Fe2O3. Laterite iron ore must be reduced to get the iron (Fe) before it can be used. Nowadays, the processing of laterite is direct reduction with coal in the process temperature about 1350°C. This process is not efficient because need a lot of energy to gain very high temperature. Higher energy that is needed by the process will let to the higher cost. That cause industries in Indonesia cannot compete with the industries from other countries. Therefore, with the study of temperature effect in direct reduction at lower temperature in order to find the efficient temperature to produce high intensity of irons from laterite, so that lowering the production cost. The direct reduction is done by heating laterite that had been mixing with coal in the oven. Focus of this research is study of temperature effect in direct reduction process. The effect of temperature that analyzed is in the different compositions of Fe2O3 and C in each heating temperature which is 10, 20, and 30 minutes. The variations of temperature are 700°C, 900°C, and 1000°C. The results of this research are the reduction temperature 900°C and 1000°C produce high intensity of Fe, and in 700°C generally Fe does not form."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Lian Putra Panuturi
"Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam industri besi dan baja. Maka dari itu potensi Indonesia di industri besi dan baja harus dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga diperlukan teknologi untuk memanfaatkan potensi yang ada. Tanur putar merupakan salah satu contoh teknologi yang dapat digunakan. Pada tanur putar terjadi reduksi langsung bijih besi bongkah menjadi besi spons. Proses reduksi langsung dilakukan dengan menggunakan reduktor arang batok kelapa. Pada proses reduksi langsung terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi reduksi langsung salah satunya adalah ukuran bijih besi yang digunakan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran bijih, ukuran bijih yang digunakan adalah 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Hasil reduksi diuji dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction). Hasil menunjukkan bahwa terjadi reduksi dari Fe2O3 menjadi Fe3O4 dan bijih berukuran 1 cm merupakan bijih yang mengalami reduksi paling optimal. Dapat disimpulkan bahwa bijih 1 cm merupakan ukuran yang paling optimal untuk proses reduksi langsung.

Indonesia as an archipelago has great potential in the iron and steel industry. Thus the potential in the iron and steel industry should be developed to improve the community's economy. A necessary technology needed to exploit the potential. Rotary kiln is one technology that can be used. Inside, direct reduction occurs reducing lump ores into sponge irons. Direct reduction process is done using coconut charcoal as a reductant. There are parameters that affect the direct reduction process, one of them is the ore size.
This study was conducted to determine the effect of ore size, ore used is 1 cm, 2 cm, and 3 cm. Reduction results tested using XRD (X-Ray Diffraction). The results showed that reduction occurs, reducing of Fe2O3 into Fe3O4 and 1 cm-sized ore is the optimally reduced ore. It can be concluded that the ore 1 cm is the optimal size for the direct reduction process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>