Ditemukan 153588 dokumen yang sesuai dengan query
Lakudus
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self esteem dengan sexual compulsivity pada kelompok gay. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur self esteem dan sexual compulsivity peneltiti menggunakan alat ukur RSES (Rosenberg Self Esteem Scale) dan KSCS (Kalichman Sexual Compulsivity Scale). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 145 orang pria dewasa dari rentang usia 20 sampai 40 tahun, dengan orientasi homoseksual. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self esteem dengan sexual compulsivity dengan nilai r= -0,241 ; p=0,01.
The purpose of this research is to discusses the relationship between self-esteem and sexual compulsivity among adulthood gay. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and parental support, the author using Rosenberg?s Self-Esteem Scale (RSES) and Kalichman Sexual Compulsivity Scale (KSCS). Respondents in this research were 145 adulthood age 20-40 years old. The result showed there is a significant negative correlation between self-esteem and sexual compulsivity with r=0,241; p=0,01."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59178
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hikmah Septia Rosa
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara locus of control dengan career decision self-efficacy mahasiswa Univesitas Indonesia. Sampel yang diambil adalah mahasiswa semester empat dari seluruh fakultas. Partisipan berjumlah 146 mahasiswa. Pengukuran locus of control menggunakan alat ukur Internal-External Locus of Control Scale (I-E Scale) yang disusun oleh Rotter (1966) dan pengukuran career decision self-efficacy menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF) yang disusun oleh Betz dan Taylor (1984). Terdapat dua hasil penelitian, yang petama menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan antara locus of control internal dengan career decision self-efficacy pada mahasiswa semester empat Universitas Indonesia. Artinya, semakin tinggi kecenderungan locus of control internal yang dimiliki mahasiswa maka, semakin tinggi career decision self-efficacy mahasiswa tersebut. Yang kedua, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara locus of control eksternal dengan career decision self-efficacy pada mahasiswa semester empat Universitas Indonesia. Artinya, semakin tinggi kecenderungan locus of control eksternal yang dimiliki mahasiswa maka, semakin rendah career decision self-efficacy mahasiswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perlu untuk mengembangkan locus of control internal pada mahasiswa agar kemampuan career decision self-efficacy mahasiswa dapat meningkat.Taylor 1984 Terdapat dua hasil penelitian yang petama menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan antara locus of control internal dengan career decision self efficacy pada mahasiswa semester empat Universitas Indonesia Artinya semakin tinggi kecenderungan locus of control internal yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi career decision self efficacy mahasiswa tersebut Yang kedua terdapat hubungan negatif yang signifikan antara locus of control eksternal dengan career decision self efficacy pada mahasiswa semester empat Universitas Indonesia Artinya semakin tinggi kecenderungan locus of control eksternal yang dimiliki mahasiswa maka semakin rendah career decision self efficacy mahasiswa tersebut Berdasarkan hal tersebut perlu untuk mengembangkan locus of control internal pada mahasiswa agar kemampuan career decision self efficacy mahasiswa dapat meningkat.
This study aimed to get an overview of the relationship between locus of control and career decision self-efficacy on undergraduate students of University of Indonesia. Samples are fourth semester undergraduate students of all faculties. The total of participan are 146 students. Locus of control measured using Internal-External Locus of Control Scale (IE Scale) developed by Rotter (1966) and career decision selfefficacy measured using Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF) developed by Betz and Taylor (1984). There are two results of the study. First, there is a significant positive relationship between internal locus of control and career decision self-efficacy on fourth semester undergraduate students of University of Indonesia. That is, the higher the tendency of students? internal locus of control, the higher the students? career decision self-efficacy. Second, there is a significant negative relationship between external locus of control and career decision selfefficacy on fourth semester undergraduate students of University of Indonesia. That is, the higher the tendency of students? external locus of control, the lower the students? career decision self-efficacy. Based on this finding, developing an internal locus of control on the students is necessary to improve students? career decision selfefficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59109
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indah Suciati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji tiga tipe career specific parenting behavior (support, interference, dan lack of engagement) sebagai moderator pengaruh job insecurity orang tua terhadap career decision self-efficacy mahasiswa. Mahasiswa tingkat akhir (18-22 tahun) dan ayahnya (N = 55) mengisi kuesioner yang berbeda. Mahasiswa mengisi kuesioner yang mengukur persepsi career specific parenting behavior dan career decision self-efficacy; ayah mengisi kuesioner job insecurity. Uji moderator dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis sequential multiple regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga tipe career specific parenting behavior tidak memoderasi pengaruh job insecurity orang tua terhadap career deicision self-efficacy. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa tiga tipe career specific parenting behavior tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh job insecurity orang tua terhadap career decision self-efficacy.
The objective of this study is to examine that three types of career specific parenting behavior (support, interference, and lack of engagement) moderate the effect of parental job insecurity on career decision self-efficacy. Students (18-22 years old) and their father (N = 55) filled in the different questionnaire. Perceived career specific parenting behavior was assessed on students; parental job insecurity was assessed on father. To measure moderation effect, this study was using sequential multiple regression. The result showed that three types of career specific parenting behavior was not moderating the effect of parental job insecurity to career decision self-efficacy. Therefore this research showed that three types of career specific parenting behavior do not strengthen or weaken the effect of parental job insecurity on career decision self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47122
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Irma Neslianita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Keberfungsian keluarga diukur menggunakan alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II dan Family Communication Scale FCS. Sedangkan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form CDSE-SF. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 333 siswa kelas 12.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keberfungsian keluarga yang dipersepsikan siswa maka semakin tinggi pula efikasi diri dalam keputusan karier yang dimilikinya. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa terdapat dua dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 yaitu dimensi fleksibilitas dan dimensi komunikasi.
Pada penelitian ini, kontribusi keberfungsian keluarga terhadap efikasi diri dalam keputusan karier hanya 7, kemungkinan besar terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan faktor eksternal lainnya seperti peran guru atau teman sebaya pada siswa kelas 12.
This study was conducted to examine the relationship between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. Family functioning is measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II and Family Communication Scale FCS. Meanwhile, career decisions self efficacy is measured by Career Decision Self Efficacy Short Form CDSE SF. The total of sample used in this study amounts to 333 students of 12th grade. The result of this study indicates a significant positive relationship between between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. This result indicates that the higher the family functioning that is perceived by 12th grade students, the higher their career decision self efficacy become. This study also found the result that there are two dimensions of family functioning that contribute significantly to career decision self efficacy on 12th grade students which is flexibility and communication. In this study, the contribution of family functioning to career decision self efficacy is only 7, most likely there are other factors that contribute to career decision self efficacy. Therefore, further research should consider other external factors such as the role of the teacher or peer group on 12th grade students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lia Apriliani
"Self-esteem adalah evaluasi individu terhadap dirinya yang penting untuk dirinya perhatian, terutama bagi dewasa muda yang mulai memiliki banyak tanggung jawab menjawab. Penelitian ini ingin menguji apakah ada hubungan antar keterampilan manajemen waktu dan harga diri dalam kelompok dewasa muda. Peserta yang terlibat dan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 312 peserta, terdiri dari 141 perempuan dan 171 laki-laki dengan kriteria pendidikan terkini minimal D3 / Akademi yang telah bekerja minimal 6 bulan di tempat kerja saat ini. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu dengan harga diri berkorelasi signifikan. Pada masing-masing dimensi harga diri juga menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu berkorelasi signifikan dengan dimensi kinerja, sosial, dan penampilan. Hasil koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan manajemen waktu, itu akan diikuti oleh harga diri yang tinggi pula, begitu pula untuk masing-masing dimensi, di mana dimensi penampilan berkontribusi paling besar harga diri tinggi. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa jika individu memiliki keterampilan manajemen waktu yang tinggi, maka akan diikuti oleh harga diri
yang juga tinggi, terutama pada dimensi tampilan.
Self-esteem is an individual's evaluation of himself which is important for his attention, especially for young adults who begin to have a lot of responsibility to answer. This study wanted to examine whether there is a relationship between time management skills and self-esteem in young adult groups. Participants involved and the data that can be used in this study amounted to 312 participants, consisting of 141 women and 171 men with the latest education criteria of at least D3 / Academy who have worked for at least 6 months in the current workplace. Based on the results of statistical analysis, it shows that time management skills and self-esteem have a significant correlation. In each of the dimensions of self-esteem also shows that time management skills have a significant correlation with the dimensions of performance, social, and appearance. The results of the positive correlation coefficient indicate that the higher the time management skills, it will be followed by high self-esteem as well, as well as for each dimension, where the appearance dimension contributes the most high self-esteem. Thus, it can be seen that if individuals have high time management skills, self-esteem will followwhich is also high, especially in the dimensions of the display."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadira Anandiza Syafris
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku cyberbullying atau rundungan siber pada remaja. Penelitian dilakukan berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 195 orang siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta yang usianya berkisar antara 15-17 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber r=0,095 dan p=0,185. Hasil lainnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku rundungan siber dan jenis sekolah, di mana perilaku rundungan siber siswa sekolah swasta lebih tinggi dibandingkan dengan siswa sekolah negeri.
This reserach aims to find the relationship between self esteem and cyberbullying offending in adolescence. This research was conducted based on the knowledge that prior studies about cyberbullying perpetrators and self esteem showed inconsistent results. This research involved 195 high school students in Jakarta aged 15 to 17 as participants.The result shows that there is no significant relationship between self esteem and cyberbullying offending behavior in adolescence r 0,095, p 0,185, and there is a significant relationship between the levels of cyberbullying offending behavior and the type of schools where a higher level of cyberbullying is found in private highschool students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67149
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iskhaq Zulkarnain
"Mahasiswa tingkat akhir diharapkan telah memiliki keyakinan terhadap keputusan karier yang akan ditekuni karena sebentar lagi mereka akan memasuki dunia pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran vocational identity terhadap career decision self-efficacy CDSE mahasiswa tingkat akhir. Partisipan penelitian ini terdiri dari 302 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia yang tersebar di seluruh Fakultas. Vocational identity diukur menggunakan alat ukur vocational identity scale VIS yang merupakan sub-skala dari alat ukur My Vocational Situation MVS Holland, Daiger, Power, 1980 yang terdiri dari 18 item. Selanjutnya, konstruk CDSE diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy scale - Short Form Betz, Klein, Taylor, 1996 yang telah diadaptasi ke Indonesia yang terdiri dari 25 item. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peran vocational identity yang signifikan terhadap CDSE mahasiswa tingkat akhir ? = .489, p
Senior year undergraduate students should have confidence in career decisions because they soon to be graduated and starting the transition stage from student to professional life. The purpose of this research is to know the role of vocational identity to career decision self efficacy CDSE of senior year undergraduate students. The participants of this study consisted of 302 Universitas Indonesia senior year undergraduate students from all Faculty. Vocational identity is measured using a vocational identity scale VIS which is a sub scale of My Vocational Situation MVS Holland, Daiger, Power, 1980 and consisting of 18 items. Furthermore, the CDSE were measured using a 25 items Self Efficacy Scale Short Form Betz, Klein, Taylor, 1996 that adapted to Indonesia. The result indicates that there is a significant role of vocational identity toward CDSE of senior year undergraduate students .489, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elizabeth Trifilia D.R.
"Kesehatan mental dibutuhkan mahasiswa psikologi terkait persiapan mereka untuk berkecimpung dalam helping profession. Dukungan sosial, terutama perceived social support, dan self-esteem dapat memengaruhi kesehatan mental (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Berbagai penelitian menemukan semakin tinggi perceived social support seseorang, semakin tinggi self-esteem yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan selfesteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) dan self-esteem dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). Dari 184 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi partisipan, hasil yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0.274; p < 0.01). Berdasarkan hasil, pendidikan psikologi dapat memerhatikan perceived social support sebagai salah satu cara meningkatkan self-esteem mahasiswa, seperti dengan melakukan intervensi psikoedukasi.
Psychology students need good mental health to be a helping professional. Social support, especially perceived social support, and self-esteem found to influence mental health (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Recent studies found that people with higher level of perceived social support are having higher level of self-esteem. This research was conducted to find the relation between perceived social support and self-esteem in undergraduate psychology students. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) and self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). The participants of this research are 184 University of Indonesia undergraduate psychology students. The main results of this research show that perceived social support correlated significantly with self-esteem (r = 0.274; p < 0.01). Results of this study may be taken by psychology educational institution to increase the concern of perceived social support as one of the factor to increase their students’ self-esteem level, for example is by making a psychoeducational intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52551
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shauma Lannakita
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan terhadap kepuasan pasien dan dampaknya terhadap minat berprilaku pasien. Di dalam penelitian ini, pennulsi menyebarkan kuesioner kepada 155 orang responden yang pernah menjadi pasien rawat jalan di rumah sakit swasta di Jakarta. Untuk menganalisis data menggunakan metode Structural Equation Model dengan bantuan software LISREL 8.51.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan mempengaruhi kepuasan pasien yang dapat menggerakkan behavioral intention. Hail lain dari penelitian ini adalah bahwa baik kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan pelanggan tidak berpengaruh secara langsung terhadap behavioral intention.
The objective of this study is to examine the influence off perceived service quality and perceived value toward patient satisfaction and its impact on behavioral intention.. In conducting the survey, the author distributed the questionnaire to 155 respodents who has been gone to private hospitals in Jakarta. This research use Structural Equation Modeling (SEM) as an analytical tool by LISREL 8.51. Findings indicate that both perceived service quality and perceived value have influence satisfaction that drives behavioral intention. Interestingly, both perceived service quality and perceived value have no direct impact on behavioral intention while value assessment was influenced by perceived service quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Maria Natasha Sudja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara Self-Disclosure dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Program Sarjana. Pengukuran self-disclosure menggunakan alat ukur Jourard Self- Disclosure Questionnaire yang dikembangkan oleh Jourard pada tahun 1958 dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self- Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg pada tahun 1965. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-disclosure dan self-esteem pada mahasiswa psikologi program sarjana [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed].
This research is conducted to find the relationship between selfdisclosure and self-esteem among psychology undergraduate students. In this research, self-disclosure is measured using a modification instrument named Jourard Self-Disclosure Questionnaire that originally constructed by Jourard at 1958 and self-esteem is measured using a modification instrument named Rosenberg Self-Esteem that originally constructed by Rosenberg at 1965. The participants of this research are 177 psychology undergraduate students University of Indonesia from years 2009, 2010, 2011, dan 2012. The main results of this research show that no correlation significantly between self-disclosure and self-esteem among psychology undergraduate students [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed]."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52937
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library