Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sport-confidence dan coping pada atlet bulutangkis. Partisipan penelitian sebanyak 92 atlet bulutangkis yang mengisi kuesioner sport-confidence (SC) dan coping. Pengukuran sport-confidence menggunakan kuesioner Sport-Confidence Inventory-4 (SCI-4) yang disusun oleh Vealey & Knight (2002) dan untuk coping digunakan kuesioner Inventaire des Stratégies de Coping en Compétition Sportive (ISCCS) atau Coping Inventory for Competitive Sport (CICS) yang disusun oleh Gaudreau & Blondin (2002).
Hasil penelitian ini menujukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara ketiga jenis sport-confidence (physical skills and training, cognitive efficiency, dan resilience) dengan jenis task-oriented coping. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatif antara SC-physical skills and training dengan disengagement-oriented coping dan juga hubungan negatif yang signifikan antara SC-cognitive efficiency dengan disengagement-oriented coping. Hasil lain ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga jenis sport-confidence dengan distraction-oriented coping dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara SC-resilience dengan disengagement-oriented coping.

This research was conducted to find the correlation between sport-confidence and coping in badminton athletes. 92 badminton athletes participated in this study by completing the questionnaire of sport-confidence and coping. Sport-confidence was measured by Sport-confidence Inventory-4 (SCI-4), measurement created by Vealey & Knight (2002) and for coping was measured by Inventaire des Stratégies de Coping en Compétition Sportive (ISCCS) or Coping Inventory for Competitive Sport (CICS), measurement created by Gaudreau & Blondin (2002).
The result of this research show the existence of positive & significant correlation between the three types of sport-confidence (physical skills and training, cognitive efficiency, dan resilience) and task-oriented coping. This research also found that SC-physical skills and training negative correlated significantly with disengagement-oriented coping and also existence of negative and significant correlation between SC-cognitive efficiency and disengagement-oriented coping. But there is no significant correlation between the three types sport-confidence with distraction?oriented coping and no existence of significant correlation between SC-resilience and disengagement-oriented coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Puspa Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara sport-confidence dan self-talk pada atlet bulutangkis. Sport-confidence adalah kepercayaan atau tingkat keyakinan yang individu miliki terhadap kemampuannya untuk meraih keberhasilan dalam bidang olahraga (Vealey, 1986). Sementara itu, self-talk adalah dialog pribadi, diucapkan lantang ataupun tidak, yang digunakan atlet untuk menginterpretasikan perasaan dan persepsinya, meregulasi dan merubah evaluasi dan keyakinannya, serta memberikan instruksi dan reinforcement untuk dirinya sendiri (Hardy, Gammage, & Hall, 2001). Sebanyak 97 atlet bulutangkis menjadi partisipan dalam studi ini dengan mengisi kuesioner. Sport-confidence diukur dengan menggunakan sport-confidence Inventory-4 (SCI-4) yang disusun oleh Vealey & Knight (2002), sedangkan pengukuran self-talk menggunakan Self-Talk Questionnaire (S-TQ) yang dikembangkan oleh Zervas, Stavrou, & Psychountaki (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara SC-physical skills and training, SC-cognitive efficiency, dan SC-resilience dengan ST-motivasional dan ST-kognitif.

This research is conducted to find the relationship between sport-confidence and self-talk among badminton athletes. Sport-confidence was defined as the belief or degree of certainty individuals possess about their ability to be successful in sport (Vealey, 1986, P. 222). Meanwhile, self-talk was defined as a dialogue, a small voice in one?s head or said loud, in which the individual interprets feelings and perception, regulates and changes evaluations and convictions, and gives him/herself instruction and reinforcement (Hardy, Gammage, & Hall, 2001). 97 badminton athletes participated in this study by completing the questionnaires. Sport-confidence was measured by sport-confidence Inventory-4 (SCI-4) created by Vealey & Knight (2002) while, self-talk was measured by Self-Talk Questionnaire (S-TQ) created by Zervas, Stavrou, & Psychountaki (2007). The result of this research shows that SC-physical skills and training, SC-cognitive efficiency, and SC-resilience positive correlated significantly with ST-motivational and ST-cognitive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmela, John H.
Champaign: Human Kinetics Books, 1991
R 796.01 SAL w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bakker, F.C.
New York : John Wiley & Sons, 1990
796.01 BAK s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cashmore, Ellis
London: Routledge, 2002
796.010 3 CAS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"ABSTRACT
This study tries to see how positive reaction of crowds affects how audience rates the athletes performance. Participants were 24 University of Queensland students, allocated into three groups alone, mere presence, and reactive crowd as dependant variable. Surveys used were measured using Likert scale from 1-7, on how the athlete performance was, then data was calculated using one way ANOVA. Manipulation check were also administered prior to the main analysis. Although manipulation checks were successful, the main analysis showed that there was no significant difference of how the three groups rates the athlete, F 2,21 = 1.465, p = 0.254. Suggesting that the effect of crowd does not impact how participants rated the athletes performance. The offered hypotheses were not supported, it showed that reference bias does not extend itself on non referee or presumably field of gymnastics.

ABSTRAK
Studi ini berusaha melihat bagaimana reaksi positif masa bisa berefek terhadap bagaimana penonton menilai performa atlit. Partisipan studi adalah 24 mahasiswa University of Queensland, yang dialokasikan ke tiga grup sendiri, hanya hadir, dan penonton bereaksi. Survei yang digunakan diukur dengan Skala Likert 1-7, dalam menilai performa atlit, kemudian data dianalisa menggunakan One-way ANOVA. Cek manipulasi juga dilakukan sebelum analisa utama. Walaupun cek manipulasi bekerja, analisa utama menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam bagaimana ke tiga grup menilai atlit, F 2,21 = 1.465, p = 0.254. Dapat diartikan bahwa reaksi masa penonton tidak berefek pada partisipan menilai performa atlit tersebut. Hipotesa yang diajukan tidak terdukung, menunjukkan bahwa bias wasit tidak tampak pada wasit tidak professional atau kemungkinan dalam area gimnastik."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Mayfield Pub. Co, 2001
796.01 APP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2015
796.019 APP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nikki Antonio Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi kepaduan tim dan interpretasi kecemasan kompetitif terhadap performa olahraga atlet. Lebih spesifik lagi, peneliti ingin mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap performa atlet, di antara faktor kepaduan tim dan interpretasi kecemasan kompetitif. Responden penelitian ini adalah atlet sepakbola (n=43) level amatir yang bermain di Liga Utama Sepakbola Kota Bengkulu. Setiap atlet mengisi modifikasi dari alat ukur kepaduan tim dan adaptasi kecemasan kompetitif pada saat 30-45 menit sebelum bertanding. Setelah bertanding, atlet mengisi modifikasi alat ukur kepuasan performa yang mengukur persepsi atlet terhadap performanya dalam pertandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kepaduan tim (β = .403, t(40,2) =2.90, p <.01) dan interpretasi kecemasan kompetitif (β = .289, t(40,2) = 2.12, p <.05) mempengaruhi performa olahraga atlet (R2 = .229, p <.01). Atlet yang mempunyai persepsi kepaduan tim tinggi dan interpretasi kecemasan kompetitif sebagai suatu hal yang fasilitatif, lebih mungkin mempunyai performa yang lebih baik dibandingkan atlet yang mempunyai persepsi kepaduan tim rendah dan interpretasi kecemasan kompetitif sebagai suatu hal yang mengganggu.

The general purpose of the present study was to determine the effects of team cohesion and athlete's interpretation of competitive state anxiety to their sport performance. Respondent were football's amatir athletes (n=43)who participated in major league football in Bengkulu city, Indonesia. Each athlete completed the modified team cohesion inventory, adaptation of competitive state anxiety inventory 30-45 minutes prior to a competion, and the modified of performance satisfaction scale, 10 minutes after the game. Result showed that athlete's perception about team cohesion (β = .403, t(40,2) =2.90, p <.01) and interpretation of competitive state anxiety (β = .289, t(40,2) = 2.12, p <.05) influencing athlete's performance (R2 = .229, p <.01). Athlete who perceived team cohesion is high and competitve anxiety as fasilitative may have a better performance than athletes who perceived team cohesion is low and competitve anxiety as debilitative."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Indriarsa
"Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola menuntut kerjasama regu melalui umpan, operan serta tendangan bola yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efektivitas/peran pelatihan imagery pada ketepatan sasaran menendang bola sepak. Adapun pelaksanaan latihan Imagery yang diberikan kepada para atlet adalah merupakan bentuk proses berpikir yang dikondisikam dengan harapan agar terjadi perubahan tingkah laku atlet dalam usahanya menunjukkan penampilan terbaik. Penelitian ini dilakukan pada klub sepakbola Indonesia Muda Surabaya dengan sampel kelompok remaja (usia 15-20 tahun). Metode penelitian ialah Field Experiment dengan pola randomizes control group pretest-posttest, dan matched subject design, sehingga terdapat kelompok Experiment (K.E) yang memperoleh perlakuan tambahan pelatihan Imagery dan kelompok kontrol (KK) yang tidak mendapatkan tambahan pelatihan tetapi tetap memperoleh pelatihan sesuai program pelatihan sehari-hari dengan kekuatan yang sama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>