Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Dwi Charollin
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan
antara sosialisasi keluarga dan sosialisasi peer group terhadap perilaku kekerasan
dalam pacaran remaja. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
teknik pengumpulan data survey terhadap 222 responden. Penelitian ini dilakukan
di salah satu SMA Negeri di Jakarta Selatan. Penarikan sampel dilakukan dengan
penarikan sampel bertahap. Pertama peneliti menggunakan teknik purposive
dalam memilih sekolah, lalu penliti menggunakan teknik penarikan sampel
berkelompok dengan cara poporsional. Kemudian untuk memenuhi jumlah
responden dari masing-masing kelas peneliti menggunakan teknik penarikan
sampel purposive dengan kriteria responden yang sudah pernah berpacaran.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sosialisasi keluarga dan sosialisasi
peer group memiliki hubungan dengan perilaku kekerasan dalam pacaran remaja
di SMAN ?X? Jakarta. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sosialisasi peer
group lebih mempengaruhi perilaku kekerasan dalam pacaran remaja di SMAN
?X? Jakarta dibandingkan dengan sosialisasi keluarga.

ABSTRACT
This research is a study that aims to explain the relation between family
socialization and peer group socialization towards violence behavior among
teenage dating. This research uses quantitative approach with survey data
collection to 222 respondents. This research conducted at one of Senior High
School in South Jakarta. This research uses multistage sampling technique.
Firstly, researcher uses purposive technique in picking the school, then researcher
uses cluster sampling with proportional method. Then to fulfill the number of
respondents from each classes researcher uses purposive sampling technique with
criteria the respondents had a relationship . This research finding shows that
family socialization and peer group socialization has relationship with violence
behavior in teenage dating at ?X? Senior High School in Jakarta. This research
finding also shows that peer group socialization has more influence toward
violence behaviour in teenage dating at SMAN ?X? Jakarta than family
socialization."
2015
S60977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Ridha Aulia
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, terutama dalam makanan dan minuman. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan pergi ke kafe atau restauran terutama pada remaja saat pulang dari sekolah atau kampus. Pada penelitian ini, semakin tinggi tingkat sosialisasi media dan tingkat sosialisasi peer group maka akan semakin tinggi pula tingkat perilaku konsumtif remaja dalam kebiasaan makan. Selain itu, dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa strata sekolah cenderung tidak terlalu memberikan pengaruh yang siginifikan pada kekuatan hubungan antara tingkat sosialisasi media dan peer group dengan tingkat perilaku konsumtif remaja dalam kebiasaan makan. Namun terdapat perbedaan perilaku konsumtif remaja dalam kebiasaan makan berdasarkan strata sekolah. Metode penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Data didapatkan melalui penyebaran kuesioner, wawancara mendalam dan data sekunder.

In recent years, Indonesia has a high level of consumption, especially in food and beverages. It can be seen from many people to go to a cafe or restaurant, especially in adolescents while come back to home from school or college. This study shows that the higher level of socialization of media and peer group socialization, so the higher level of adolescent consumptive behavior of eating habits. This study shows that schools strata have no significant influence on the strength of the relationship between the level of media socialization and peer group with the level of adolescent consumptive behavior of eating habits. But there are differences in eating habits between school strata. Methode of this research is quantitative research. Data obtained through questionnaires, in-depth interviews and secondary data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Desira
"Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gaya hidup nongkrong remaja di 7-Eleven, yang diantaranya adalah faktor sosialisasi keluarga dan konformitas terhadap peer group. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survey terhadap 100 responden. Penelitian ini dilakukan di 6 gerai 7-Eleven yang berlokasi di Jakarta Selatan dengan teknik penarikan sampel purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah kebiasaan nongkrong yang dimiliki remaja Jakarta di 7-Eleven dapat terbentuk menjadi gaya hidup dengan dipengaruhi oleh sosialisasi yang tinggi dari keluarga mengenai kebiasaan nongkrong serta konformitas yang tinggi terhadap peer group mereka yang memiliki kebiasaan nongkrong. Berdasarkan status sosial ekonomi, mereka pada kelompok SSE rendah cenderung lebih signifikan untuk memiliki gaya hidup nongkrong di 7-Eleven disbanding dengan kelompok menengah dan atas.

This research aimed to find out the factors that influence the formation of teenagers hangout lifestyle in 7-Eleven, which include family socialization factors and conformity to peer group. This research uses quantitative approach with survey data collection method to 100 respondents. This research take place at six 7-Eleven stores, which is located in South Jakarta with purposive sampling technique.
The research findings show that the teenagers’ habit of hanging out at 7-Eleven can be formed into a lifestyle, influenced by high family socialization regarding their habits to hang out, and conformity high against their peer group who have a habit of hanging out. Based on socio-economic status, those who belong to low status group tend to be more significant to have a lifestyle of hanging out at the 7-Eleven compared with the middle and upper status group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Szasza Hervanovriza
"Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Tidak hanya sebatas pada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekolah juga merupakan agen sosialisasi yang membentuk perilaku siswa seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara sosialisasi pendidikan di sekolah dan sosialisasi pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pengertian dari perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri adalah tindakan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara berulang. Penggunaan ini sendiri akan efektif jika siswa memanfaatkan teknologi tersebut untuk keperluan akademis dengan porsi yang lebih besar daripada kepentingan lain.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulam data melalui survey yang dilakukan di SMAN ?X? Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 165 yang terdiri dari siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling non-proporsional sehingga dapat melihat gradasi jawaban responden berdasarkan tingkatan kelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sosialisasi pendidikan di sekolah dan variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan kekuatan hubungan yang lemah. Di dalam variabel sosialisasi pendidikan di sekolah terdapat empat dimensi yang juga diuji pengaruhnya yaitu peran guru, kurikulum tertulis, hidden curriculum, dan peer group. Dari keempat dimensi tersebut dimensi kurikulum menjadi dimensi yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa. Berbeda dengan tiga dimensi lain, hasil pengujian statistik mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dimensi peer group dengan perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pada variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga, lemahnya hubungan antara sosialisasi pendidikan dalam keluarga disebabkan oleh lemahnya kontrol orang tua terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa yang kecendrungannya disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Schools are educational institutions that conduct formal transfer of science and technology to student. Not only limited to the transfer of science and technology, but the school is also an agent of socialization that shape student behavior as desired by the community. This study aims to see how the relationship between the socialization of education in schools and educational socialization in the family of the behavior of the use of information and communication technology. Understanding of the behavior of the use of information and communication technology itself is the act of the students in using information and communication technology repeatedly. Use of this alone would be effective if student utilize these technologies for academic purpose with a larger portion than other interests.
This study uses quantitative methods with survey techniques in SMAN "X" Jakarta. The number of sample in this study is 165 which consists of grade X, XI and XII classes. Technique sampling using a stratified random sampling nonproportional in order to see the gradations of respondent's answer based on grade level.
The result of this study indicate that the variable socialization of education in schools and education in the family socialization variables influence the behavior of the use of information and communication technology with the strength of weak ties. In socialization variable of education in school there are four dimensions that also tested the effect of the role of teachers, written curriculum, hidden curriculum and peer group. From the fourth dimensions, the dimensions of the curriculum is the most powerful in influencing the behavior of the use of information technology and communications students. Unlike the three other dimensions, the statistical tests revealed result that there is no relationship between the dimensions of the peer group with the behavior of the use of information and communication technology. Family socialization show low influence towards information technology usage behavior. It was because parents could not follow the technology development.which have progressive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Maulana
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui apakah
sosialisasi keluarga memiliki hubungan dengan perilaku tidak merokok remaja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan
data survey terhadap 285 responden. Penelitian ini dilakukan di SMAN 78 Jakarta
dengan teknik penarikan sampel Cluster yang bersifat probabilita. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa sosialisasi keluarga memiliki hubungan dengan
perilaku tidak merokok remaja. Diketahui pula bahwa sekolah dan media massa
merupakan faktor lain yang berhubungan dengan perilaku tidak merokok remaja.

ABSTRACT
This research aimed to find out the the relationship of Family Socialization to
Preventive Health Behaviors Teenagers. This research uses quantitative approach
with survey data collection method to 285 respondents. This research take place at
78 Senior High School, which is located in Jakarta with cluster sampling
technique. This research findings show that family socialization have relationship
with non-smoking behaviors teenagers. This research also show that school and
mass media is another factor who have relationship with non-smoking behaviors
teenagers."
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, ], 2014
S55466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Martha Tresia
"Skripsi ini meneliti hubungan antara peran guru dan sosialisasi peer group terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian di kelas, yang memperbandingkan hubungan tersebut dalam perbedaan jenis sekolah dan kelas siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang eksplanatif untuk menjelaskan hubungan antarvariabel tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa peran guru dan sosialisasi peer group tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian. Siswa cenderung bersikap rasional dalam mencapai tujuan untuk memperoleh nilai baik. Meski begitu, perbedaan kelas siswa dan jenis sekolah antara sekolah non-keagamaan dan sekolah keagamaan yang menjadi objek penelitian memberi pengaruh terhadap hubungan tersebut.

This thesis examine the relation between teacher’s roles and peer group socialization toward the student tendency in cheating attitude, which compared that relation in two different school type and different student class-level. This thesis is explanative quantitative research. The findings are teacher's roles and peer group socialization have no significant effect toward the student tendency in cheating attitude. Students tend to become rational to pursue the goal, that is to reach the good school grades. Although, the difference in student class-level and school type between the state-owned and the religious-private that became the object research, gave effects toward the relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Utami Putri
"Masa remaja merupakan masa ketidakseimbangan emosi dan fisik. Pada masa ini peer group menjadi bagian yang penting bagi remaja karena peer group memberikan dukungan, tempat berbagi dan belajar untuk remaja. Pada masa ini pula, remaja mencoba hal-hal baru termasuk dalam perilaku seksual. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana hubungan peer group dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif dan menggunakan metode cluster sampling sebagai cara pengambilan sampelnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 108 siswa/i di SMAN 103 di Jakarta Timur.
Penelitian ini memperoleh hasil p-value penelitian ini 0, 118 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peer group dengan perilaku seksual remaja. Hal ini mungkin saja terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja selain peer group. Meskipun begitu, penyuluhan mengenai bahaya perilaku seksual tidak aman, penanaman pendidikan moral dan agama serta pengawasan dari orang tua perlu dilakukan agar remaja terhindar dari bahaya perilaku seksual tidak aman.

Adolescence is a period of emotional and physical imbalance. In this period, peer group is an important factor for adolescence because it gives support, share, and, learn to adolescence. In addition, adolescence tries new things including about sexual behavior. The aim of this research was to know about relationship between peer group and sexual behavior. This research was a quantitative research using a corelative descriptive design with cluster sampling method. The sample in this research were 108 students at SMAN 103 in East Jakarta.
The result showed that p-value 0,118, it was means that there was no significant relationship between peer group and sexual behavior in adolescence. It happened because beside peer group, there are many factors influence adolescence sexual behavior. However, a counseling related to the danger of unsafe sexual behavior, cultivation of moral and religious education and parental supervision need to be done to protect the teenagers from the dangers of unsafe sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Rizqiana
"Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa prevalensi merokok pada usia 10-18 tahun pada tahun 2023 di Indonesia mencapai 7,4%. Tingkat merokok pada remaja dapat dikurangi dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data Survei Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta dengan menggunakan desain studi cross-sectional yang dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan lingkungan keluarga merokok (p=0,0001), pola asuh negatif (p=0,0001), dan tekanan teman sebaya (p= 0,0001) dengan perilaku merokok pada siswa, sedangkan pada self-esteem tidak terdapat hubungan dengan perilaku merokok pada siswa (p=0,582). Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok siswa perempuan, sedangkan pada laki-laki terdapat hubungan lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok. Selain itu, terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan self-esteem dengan perilaku merokok pada siswa. Oleh karena itu, disarankan untuk mengadakan layanan konseling dan program peer educator/peer counselor pada siswa.

The prevalence of smoking among 10-18 years old in Indonesia reach 7,4% in 2023. Understanding the factors associated with smoking behavior can reduce smoking rates in adolescents. The purpose of this study is to determine the relationship between self-esteem, smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior among high school students in DKI Jakarta in 2023. This study uses data from the Adolescent Behavior Survey of High School Students in DKI Jakarta using a cross-sectional study design that was analyzed univariate, bivariate, and stratified. The results of the study showed a relationship between smoking family environment (p=0,0001), negative parenting (p=0,0001), and peer pressure (p=0,0001) with smoking behavior among students. Meanwhile, self-esteem (p=0,582) is not related to smoking behavior among students. Stratified analysis shows a relationship between self-esteem, smoking family environment, and peer pressure with smoking behavior among female students, while among male students, there is a relationship between smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior. Apart from that, negative parenting influences the relationship between peer pressure and smoking behavior among students. Meanwhile, there was no influence of negative parenting on the relationship between self-esteem and smoking behavior among students. Therefore, it is recommended to provide counseling services and peer educator/peer counselor programs for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Praditya Andika Putra
"Meningkatnya angka tawuran pelajar hingga tahun 2012 membuat perlunya kita memperhatikan kembali permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Secara idealnya, pendidikan dapat memberikan nilai-nilai mengenai integrasi. Tetapi, secara faktanya fenomena tawuran pelajar ini menunjukan adanya disintegrasi di masyarakat terutama di kalangan pelajar.
Penelitian ini mencoba melihat hubungan sebab akibat yang membuat seorang pelajar cenderung melakukan tawuran. Pelajar di dalam penelitian ini difokuskan kepada pelajar SMP dengan metode kuantitatif.
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasikan, ternyata konsep seperti Academic Performance, Kepemilikan Peer Group Deviance, Aktivitas Solidaritas Konflik, dan Sosialisasi Pendidikan Moral memiliki peran didalam hubungannya dengan tawuran pelajar. Permasalahan mengenai prestis dan power di kalangan pelajar sendiri juga menjadi aspek yang signifikan di dalam menjelaskan fenomena ini.

The rate of tawuran pelajar (mass student brawl) is increase until 2012. So, we need give an attention for the education problem in Indonesia. Ideally, education can gives values about integration. But, in fact with this phenomena show us there?s disintegration in society especially in student.
This research try to understand causallaw relationship that made a student dispose to do tawuran pelajar. This research has focus on junior high school student with quantitative method.
This research found that some concepts like Academic Performance, Deviance Peer Group Ownership, Conflict Solidarity Activity, and Moral Education Socialization have role on this phenomenon. Prestige and Power issue among student is become significant aspect to explain this phenomena too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurizzati Sharfina
"Perundungan oleh sebaya merupakan fenomena yang penting untuk dibahas karena dampaknya yang terbukti negatif pada regulasi emosi kognitif remaja akhir. Sementara itu, penelitian terdahulu menemukan bahwa perkembangan regulasi emosi kognitif dipengaruhi oleh sosialisasi emosi ibu. Penelitian ini ingin melihat peran moderasi sosialisasi emosi ibu terhadap hubungan antara perundungan oleh sebaya dan regulasi emosi kognitif remaja akhir. Remaja akhir (N=111) yang pernah mengalami perundungan di SMA diuji menggunakan Multidimensional Peer Victimization Scale (MPVS), Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ), dan Emotion as A Child Scale (EAC) Abbreviated version untuk mengukur pengalaman perundungan oleh sebaya, regulasi emosi kognitif, dan persepsi sosialisasi emosi ibu, secara berurutan. Analisis statistik simple moderation menunjukkan bahwa sosialisasi emosi suportif ibu memoderasi hubungan perundungan oleh sebaya dan regulasi emosi kognitif kurang adaptif. Penelitian ini memiliki kekurangan yaitu perundungan oleh sebaya diukur secara retrospektif sehingga pemaknaan partisipan terhadap ingatan pengalaman perundungan mereka dapat mempengaruhi hasil penelitian. Selanjutnya, penelitian terkait perundungan sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh dari pengalaman partisipan.

Peer victimization is an important phenomenon to be discussed since it has proven to be harmful to adolescents’ cognitive emotion regulation. Meanwhile, studies have shown that the development of cognitive emotion regulation is influenced by maternal emotion socialization. This study aimed to explore the role of maternal emotion socialization in moderating the relationship of peer victimization and cognitive emotion regulation of late adolescents. Late adolescents (N=111) who have experienced peer victimization in high school were tested with Multidimensional Peer Victimization Scale (MPVS), Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ), and Emotion as A Child Scale (EAC) Abbreviated version to measure peer victimization, cognitive emotion regulation, and maternal emotion socialization, respectively. Simple moderation analysis showed that maternal emotion socialization moderates peer victimization and maladaptive cognitive emotion regulation. Current research has a limitation in which peer victimization was measured retrospectively, thus adolescents’ meaning of their memories being victimized could affect the research’s result. Furthermore, research in peer victimization should be done in which peer victimization takes place."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>