Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carissa Erlinda
"ABSTRAK
Verba bahasa Jepang dasu dan hajimeru masing-masing memiliki makna leksikal yang berbeda. Dasu memiliki makna ?mengeluarkan? dan hajimeru memiliki makna ?memulai?. Namun demikian, sebagai verba sufiks dalam verba majemuk gramatikal bahasa Jepang, dasu dan hajimeru memiliki makna gramatikal yang sama yakni ?mulai?. Meskipun memiliki makna gramatikal yang sama, terdapat beberapa perbedaan di antara kedua verba sufiks tersebut. Perbedaan tersebut dapat ditemukan pada makna dan penggunaan dari verba sufiks dasu dan hajimeru. Dasu cenderung digunakan untuk menggambarkan hal yang tidak diduga, sedangkan hajimeru cenderung digunakan untuk menggambarkan hal yang terjadi secara bertahap.

ABSTRACT
Japanese verbs dasu and hajimeru have different lexical meaning. Dasu means ?to take out? and hajimeru means ?to begin (something). However, as a verb suffixes in syntactic compound verb, both have the same grammatical meaning, which is ?start? or ?begin?. Even though they share the same grammatical meaning, there have to be differences in between them. Those differences can be found in the meaning and the use of them in syntactic compound verb. Dasu tends to depict unexpected things, while hajimeru tends to be depict things that happens gradually.
"
2015
S59692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Tsurayya Afifah
"Skripsi ini membahas antologi puisi karya Han Yong-un, salah satu dari 33 orang yang memimpin perjuangan kemerdekaan pada tahun 1919, yang berjudul "Nim-ui Chimmuk" yang terbit tahun 1926. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif. Makna Nim yang merupakan sebuah simbol, dapat diartikan sebagai "kekasih", "Tuhan", atau "Kemerdekaan". Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Nim lebih tepat diinterpretasikan sebagai "Kemerdekaan Korea", dan puisi ini memiliki pesan tersirat untuk membangkitkan semangat rakyat Korea untuk tidak menyerah dalam mengejar kemerdekaan Korea setelah usaha mereka gagal dan membawa mereka ke dalam depresi dan keputusasaan.

This study focused on deeper meaning of Nim-ui Chimmuk, a poem anthology created and released in 1926 by Han Yong-un who was also one of 33 patriots leading Korea‟s independence movement. This study is qualitative descriptive. Nim, as a symbol, can be interpreted as "lover", "God, or "independence". The conclusion is that the meaning of Nim is best to be interpreted as "Korea`s independence", as well as this poem anthology was made to give spirit and hope to Korean people to keep struggling in achieving their independence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Rosita
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
400 JIKK 15:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Maturbongs
"ABSTRAK
Bahasa Tetun merupakan salah satu bahasa di Timor Leste dengan jumlah penutur termasuk kategori sedang. Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan peran semantis verba bahasa Tetun (BT), yakni peran semantis verba keadaan dalam BT, peran semantis verba tindakan dalam BT, dan peran semantis verba proses dalam BT. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran semantis verba keadaan dalam BT memiliki kecenderungan menonjolkan keadaan fisik dan keadaan pikiran. Peran semantis verba tindakan dalam BT merupakan representasi makna alamiah perbuatan, terjadi, dan perpindahan/pergerakan. Peran semantis verba proses dalam BA memiliki keteraturan pergerakan maupun keteraturan peristiwa. Peran semantis verba keadaan, verba tindakan, dan verba proses memperlihatkan implikasi yang menarik, yaitu adanya korelasi antara valensi verba keadaan, tindakan, dan proses yang inheren terutama pada eksponen pertama."
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djanti Virantika
"ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji penyerapan istilah-istilah di bidang tata busana dalam bahasa Indonesia. Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi dalam penyerapan istilah-istilah tersebut. Analisis dilakukan dengan melihat bagaimana pengindonesiaan serta melihat makna yang terkandung dari istilah-istilah tersebut di dalam bahasa Indonesia. Kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemadanan kata yang dikemukakan di dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah, serta kerangka analisis mengenai perubahan makna yang dikemukakan oleh Chaer. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan cara mendeskripsikan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan makna, ejaan, bentuk, serta pelafalan dalam penyerapan istilah di bidang tata busana.

ABSTRACT
This research review the terms loan of fashion field in Indonesian language. The analysis is done to seek the change that occurred in the process of terms loan and absorption. This analysis is done to see how the result of Indonesian-ization, and also the meaning of the terms loan in Indonesian language. Analytical framework that used in this research by matching the words that stated in Pedoman Umum Pembentukan Istilah book with the changing of means that stated by Chaer. This research is a qualitative descriptive analysis method. The result of this research will show that there was any means, spelling, forms, and pronunciation that change in the process of terms loan in fashion field.
"
2015
S59695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Padmawijaya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai proses pembentukan kata kerja dalam bahasa Rusia yang menggunakan sufiks -ствова- (-stvova-). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan sumber data berupa artikel-artikel yang terdapat dalam majalah Вокруг Света (Vokrug Sveta) edisi tahun 2012. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori pembentukan kata oleh Svedova dan Lopatin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pembentukan kata yang mendominasi adalah cara sederhana dengan proses sufiksasi dan prefiksasi. Selain itu, sebagian besar kata kerja dengan sufiks -ствова- (-stvova-) dibentuk dari kata benda abstrak yang memiliki jenis kelamin netral.

ABSTRACT
The focus of this study is word formation process of verbs with the suffix -ствова-(-stvova-) in Russian language. This research uses descriptive analytical method with articles in 2012 issues of Вокруг Света (Vokrug Sveta) magazine as data source. Verbs are analyzed using word formation theory by Svedova and Lopatin. The result shows that the word formation method is dominated by simple method with suffixation and prefixation. Moreover, most verbs with the suffix -ствова- (- stvova-) are deriveb from neutral and abstract nouns."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Dalam suatu karya sastra terpancar pemikiran, kehidupan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat. Karena itu, berbicara tentang kesusastraan berarti juga membicarakan suatu segi kebudayaan. Sekarang, di mana-mana kita dapat menyaksikan percampuran budaya. Berkat hubungan antarnegara dan adanya komunikasi modern, dunia menjadi lebih kecil. Lagi pula, situasi politik menunjang percampuran budaya tersebut. Kita masih dapat melihat akibat kolonisasi yang tersebar selama berabad-abad di berbagai bagian bumi ini.
Di Paris, misalnya, kita lihat hadirnya berbagai macam budaya bersama pendukungnya, baik yang berasal dari Eropa maupun dari benua lain: dari Asia atau dari Afrika. Mereka tinggal bersama kelompoknya dalam wilayah-wilayah. Muncullah kekhawatiran bahwa Paris akan menjadi menara babel, tempat manusia tidak lagi saling mengerti karena perbedaan bahasa. Hal itu mungkin terjadi jika setiap orang tetap terpencil dalam lingkungannya masing-masing. Akan tetapi selama masih ada komunikasi antar mereka, selama masih ada kontak budaya, kekhawatiran itu tidak perlu ada.
Di pihak lain, ada pula kekhawatiran akan terjadinya penyeragaman budaya yang akan mengarah pada kemiskinan budaya. Akan tetapi kita masih jauh dari situasi semacam itu. Justru di sini ingin dikemukakan bahwa hampir dalam setiap negara terdapat keragaman budaya.
Demikian pula halnya di Indonesia, negeri yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap suku bangsa mempunyai budaya sendiri. Lagi pula posisi geografisnya menyebabkan Indonesia selalu terbuka bagi datangnya berbagai pengaruh budaya dari luar. Indonesia telah lama sadar akan keragaman budayanya. "Bhineka Tunggal Ika" demikian bunyi semboyan bangsa Indonesia. Keadaan itu sebenarnya merupakan suatu kondisi ideal untuk suatu kontak budaya yang dapat mengembangkan pemikiran. Pada umumnya, anak Indonesia dibesarkan dalam keragaman budaya. Kolonisasi Belanda yang berlangsung selama berabad-abad menambah kuatnya keragaman budaya itu. Tidak mengherankan apa bila kita melihat percampuran budaya dalam karya sastra Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D435
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Basuki
"ABSTRAK
Kolaborasi merupakan kerjasama antara dua orang atau badan atau lebih dalam kegiatan panelitian. Untuk mengukur kolaborasi, cara yang paling lazim digunakan dengan menggunakan rumus : C = Nm/(Nm + Ns), dengan ketentuan bahwa C adalah tingkat kolaborasi dalam sebuah disiplin ilmu, Nm adalah jumlah makalah penelitian yang ditulis oleh pengarang ganda dalam sebuah disiplin ilmu dalam tahun tertentu, dan Ns adalah jumlah makalah penelitian yang ditulis oleh satu pengarang tunggal dalam sebuah disiplin ilmu dalam tahun tertentu. Misalnya : artikel bidang sastra antara tahun 1952-1959 berjumlah 131 artikel, dimana 1 artikel ditulis pengarang ganda dan 130 artikel ditulis pengarang tunggal maka tingkat kolabirasinya adalah 1/(1+130) = 0,00769."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nungki Heriyati
"Peristiwa 1965 adalah salah satu sejarah traumatis bangsa Indonesia yang memiliki dampak besar kepada perempuan. Disertasi ini menganalisis pengalaman traumatis dan perjuangan perempuan untuk sintas dalam novel Lasmi (2009) dan Istana Jiwa (2012). Karya sastra meniru mekanisme trauma untuk merepresentasikan peristiwa traumatis. Hal tersebut menyebabkan trauma bukan hanya ada pada tataran isi namun juga tecermin dalam strukturnya. Dengan menggunakan metode symptomatic reading, konsep fokalisasi (Bal, 2009), trauma (Caruth, 1996), dan gender (Millet, 2000) analisis dilakukan bukan hanya menggali makna yang ada dipermukaan teks melainkan mengungkap hal tidak disampaikan atau disembunyikan oleh teks. Trauma dalam tataran tekstual hadir melalui penceritaan yang tidak ajek dan alur yang fragmentaris. Bentuk narasi ini menekankan efek kejut, suasana tahu dan tidak tahu, dan ketidakpastian menunjukkan peristiwa 1965 sebagai peristiwa yang masih membingungkan dan tidak terakses. Melalui struktur narasi trauma, kedua teks merepresentasikan kesintasan sebagai penggambaran perempuan yang berdaya yang melawan dan bernegosiasi dengan opresi patriarki dan rezim Orde Baru. Kesintasan juga direpresentasikan sebagai kebungkaman yang harus disuarakan. Dengan demikian kesintasan dalam kedua teks tidak terbatas pada fisik yang selamat namun juga pada tersampaikannya suara perempuan.

The 1965 event is one of the traumatic histories of Indonesian which had a massive impact on women. This dissertation analyzes women's traumatic experience and their struggle to survive in Lasmi (2009) and Istana Jiwa (2012). Literary works mimic the mechanism of trauma to convey the traumatic experience. Thus, trauma occurs not only in its content but also in its structure. Employing symptomatic reading method, the concept of focalization (Bal, 2009), trauma (Caruth, 1996), and gender (Millet, 2000), the analysis is conducted by interpreting textual message as well as analyzing the hidden meanings of the text. The analysis shows that trauma is reflected from unsteady narration and fragmented plot. The structure emphasizes the shocking effect, knowing and not knowing, and uncertainty. The structure shows the 1965 event is still confusing and not accessible. Through the structure of the trauma narrative, the two texts represent survival as depictions of empowered women who fight and negotiate patriarchal oppression and the New Order regime. The survival is also represented as voicing a silence. Thus, the meaning of women survival is not limited to the physical survival but also to voicing women's voice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2658
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>