Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nurul Puji
"[ABSTRAK
Telah dibuat sistem volumetric magnetic induction tomography (VMIT) menggunakan 8 koil pemancar dan 8 koil penerima. Adanya eksitasi sinyal sinus pada koil transmitter menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah sehingga menimbulkan ggl induksi pada koil receiver. Besarnya medan magnet induksi ini juga dipengaruhi oleh permeabilitas medium antara koil pemancar dan penerima. Simulasi COMSOL dan MATLAB pada sistem VMIT 8 koil menunjukkan bahwa dengan menggunakan algoritma ILBP objek berbentuk bola dengan permeabilitas logam besi dapat direkonstruksi sehingga menghasilkan citra yang serupa. Dari hasil simulasi ini kemudian dibuat prototipe sistem akuisisi data VMIT. Prototipe sistem VMIT yang dibuat diuji coba untuk mengenali objek logam berbentuk silinder seperti kaleng cat semprot dan besi pejal. Hasil rekonstruksi citra dapat mendeteksi keberadaan objek logam dengan diameter minimal 3 cm dan panjang 10 cm, namun citra masih terlihat kurang jelas. Secara keseluruhan pengambilan data dengan menggunakan prototipe sistem VMIT ini cukup stabil yaitu dengan rata-rata persentase standar deviasi adalah 0,75%.

ABSTRACT
Volumetric magnetic induction tomography (VMIT) system has been developed by using 8 coils as transmitter and 8 coils as receiver. The existence of sine excitation signal in the transmitter coil cause magnetic field changing, it causing emf at the receiver coil. The magnitude of the magnetic field induction is also influenced by the permeability of the medium between the transmitter and receiver coils. COMSOL and MATLAB simulation of VMIT 8 coil systems indicate that by using ILBP algorithms, ball shaped object with ferromagnetic materials (iron) can be reconstructed to produce a similar image. According to the simulation results are then made prototypes of a data acquisition system of VMIT. The prototype of VMIT system can recognize a cylindrical objects of ferromagnetic materials such as solid iron and tin paint sprayer with 10 cm of length and minimum 3 cm of diameter. The results of image reconstruction can indicate the presence of the cylindrical object. Overall the collection of data by using a prototype of VMIT system is quite stable and the average standard deviation is 0.75%., Volumetric magnetic induction tomography (VMIT) system has been developed by using 8 coils as transmitter and 8 coils as receiver. The existence of sine excitation signal in the transmitter coil cause magnetic field changing, it causing emf at the receiver coil. The magnitude of the magnetic field induction is also influenced by the permeability of the medium between the transmitter and receiver coils. COMSOL and MATLAB simulation of VMIT 8 coil systems indicate that by using ILBP algorithms, ball shaped object with ferromagnetic materials (iron) can be reconstructed to produce a similar image. According to the simulation results are then made prototypes of a data acquisition system of VMIT. The prototype of VMIT system can recognize a cylindrical objects of ferromagnetic materials such as solid iron and tin paint sprayer with 10 cm of length and minimum 3 cm of diameter. The results of image reconstruction can indicate the presence of the cylindrical object. Overall the collection of data by using a prototype of VMIT system is quite stable and the average standard deviation is 0.75%.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganendrajati Widagdo
"ABSTRAK
Telah dikembangkan sistem magnetic induction menggunakan 12 koil penerima dan pemancar. Eksitasi sinyal sinus dari koil pemancar menyebabkan perubahan medan magnet dan medan listrik pada selang waktu tertentu pada penelitian kali ini menggunakan sinyal sinus dengan frekuensi 2 MHz , perubahan tersebut menyebabkan ggl induksi pada koil penerima. Besarnya ggl induksi tersebut juga dipengaruhi oleh permeabilitas medium anatara koil pemancar dan penerima. Ggl induksi pada koil penerima akan diakuisisi oleh sistem MIT dan dibuat rekonstruksi citranya. Sistem MIT pada penelitian ini yang juga merupakan pengembangan dari sistem MIT dari penelitian sebelumnya yang menggunakan 8 koil. Hasil dari penelitian ini berhasil mendapatkan rekonstruksi citra 2D yang sudah menyerupai bentuk objek sebenarnya namun belum sempurna. Sistem MIT yang telah dibuat menggunakan 12 koil dengan hambatan dalam rata-rata 7 , 100 lilitan, dan panjang koil 4 cm. Jarak antar koil yang berhadap-hadapan adalah 12 cm dan koil disusun melingkar. Objek logam yang digunakan pada penelitian ini berupa silinder besi kosong dan besi berbentuk kotak.

ABSTRACT
Magnetic induction system has been developed using 12 receiving and transmitting coils. The excitation of the sine signal from the transmitting coil causes a change of magnetic field and electric field at a certain time interval in this study using a sine signal with a frequency of 2 MHz , the change causes the induction emf on the receiving coil. The amount of induced emf is also influenced by the permeability of the medium between the transmitting and receiving coil. The induction on the receiving coil will be acquired by the MIT system and its image reconstruction is made. The MIT system in this study is also a development of the MIT system from previous studies using 8 coils. The result of this research succeeded in getting 2D image reconstruction which already resembles the actual object shape but not yet perfect. The MIT system has been made using 12 coils with an average inner resistance of 7 , 100 winding, and 4 cm coil length. The distance between the face coils is 12 cm and the coils are arranged in a circle. The metal objects used in this study are empty iron cylinders and square iron."
2018
T51113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolthoff, I.M.
New York: Interscience Publishers, 1947
545.2 KOL v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kolthoff, I.M.
New York: Interscience Publishers, 1942
545.2 KOL v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Renanta Hayu Kresiani
"ABSTRAK
Penggunaan timbangan kompensasi elektromagnetik dalam proses pengukuran
massa di laboratorium menimbulkan potensi peningkatan kesalahan penimbangan
yang diakibatkan oleh interaksi antara medan magnet pada pinggan timbangan
dengan sifat suseptibilitas magnet standar massa yang terbuat dari baja tahan
karat austenitik pada saat dilakukan kalibrasi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengamati sifat suseptibilitas magnet serta kesalahan penimbangan pada baja
tahan karat tipe 304 serta perubahan sifatnya setelah dilakukan perlakuan panas
pada suhu 800 0C dan 1100 0C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
suseptibilitas magnet serta kesalahan penimbangan menurun pada sampel yang
mengalami perlakuan panas pada suhu 800 0C serta memenuhi persyaratan nilai
suseptibilitas magnet untuk standar massa kelas E2. Sedangkan sampel yang
dipanaskan pada suhu 1100 0C nilai suseptibilitas magnet dan kesalahan
penimbangannya meningkat. Perubahan nilai suseptbilitas magnet ini konsisten
dengan perubahan fraksi massa fasa ferrit pada baja tahan karat tipe 304 yang
diperoleh dari hasil analisis XRD.

ABSTRACT
The use of electromagnetic force compensation balances in laboratory may
increase potential error caused by interaction between electromagnetic field
affecting weghing pan of the balannce and magnetic succeptibility of mass
standards which made of austenitic stainless steel. The evaluation of magnetic
succeptibility and its effects to the weighing error of stainless steel 304 as well as
magnetic succeptibility change caused by heat treatment on 800 0C dan 1100 0C
were examined in this research. The results shows that the magnetic succeptibility
and its weighing error of sample with heat treatment on 800 0C decrease and meet
the magnetic suseptbility requirements of E2 class. Whereas for sample with heat
treatment on 11000C the value of magnetic suseptibility and error weighing
increase. The change of the magnetic suseptibility consistent with the change of
weight percent of ferrite on stainless steel 304 obtained based on XRD analysis."
2013
T34960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Interscience Publishers , 1957
545.2 VOL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Mardhiani
"Fenitoin merupakan obat antibangkitan yang digunakan dalam pengobatan kejang dalam bentuk monoterapi maupun kombinasi dengan obat antibangkitan lainnya. Namun, fenitoin memiliki rentang indeks terapi yang sempit yaitu 10 – 20 μg/mL, sehingga untuk mencapai efek terapi yang optimal perlu dilakukan pemantauan kadar obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi preparasi sampel yang optimum untuk analisis fenitoin dalam VAMS, serta mendapatkan metode analisis tervalidasi untuk analisis fenitoin dalam VAMS dengan internal standard karbamazepin menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan mengaplikasikannya untuk pemantauan kadar fenitoin dalam darah pasien epilepsi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan rejimen dosis 2 x 100 mg dan 3 x 100 mg secara monoterapi maupun kombinasi. Kondisi optimasi preparasi sampel yang optimum diperoleh dengan menggunakan pelarut metanol, sonikasi selama 15 menit, dan vorteks selama 2 menit. Metode analisis yang dikembangkan dinyatakan valid sesuai dengan guideline dari FDA 2018 dengan nilai LLOQ yang didapatkan sebesar 0,1 μg/mL dengan rentang kurva kalibrasi 0,1 – 30,0 μg/mL dengan nilai r ≥ 0,9997. Aplikasi pemantauan kadar fenitoin dalam darah dilakukan terhadap 30 subyek pasien epilepsi diperoleh rentang kadar fenitoin dari 0,81 – 17,45 μg/mL, dimana hanya 9 subyek yang kadarnya berada dalam rentang terapi obat yang seharusnya.

Phenytoin is an anticonvulsant drug that is used for treatment of seizures as monotherapy or combination with other anticonvulsant drugs. However, phenytoin has a narrow therapeutic index range of 10 – 20 μg/mL, so to achieve an optimal therapeutic effect it is necessary to monitor drug levels. The purpose of this study was to obtain the optimum sample preparation conditions for the analysis of phenytoin in VAMS, as well as to obtain a validated analytical method for the analysis of phenytoin in VAMS with the internal standard of carbamazepine using high performance liquid chromatography (HPLC) and apply it for monitoring blood levels of phenytoin in epilepsy patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo with a dosage regimen of 2 x 100 mg and 3 x 100 mg as monotherapy or in combination. Optimum conditions for sample preparation were obtained using methanol as solvent, sonicated for 15 minutes, and vortexed for 2 minutes. The analytical method developed was declared valid in accordance with the guidelines from the FDA 2018 with an LLOQ value of 0.1 μg/mL with a calibration curve range of 0.1 – 30.0 μg/mL with correlation coefficient r ≥ 0.9997. The application of monitoring blood levels of phenytoin was carried out on 30 subjects with epilepsy patients. The range of phenytoin levels was from 0.81 to 17.45 μg/mL, where only 9 subjects had levels within the range of proper drug therapy."
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Anggraini
"ABSTRAK
Metode analisis iodometri adalah metode analisis standar (SNI) yang digunakan
untuk menentukan kandungan iodat dalam garam. Metode analisis spektrofotomeiri
sinar tampak menurut prinsip-prinsip analisisnya diharapkan dapat menjadi metode
analisis altematif penentuan iodat dalam garam, karena detektor yang digunakan
untuk mengamati wama memiliki ketelitian dan sensitititas yang lebih baik
daripada mata. Oleh karenanya nrlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan kandungan iodat dalam garam dengan metode analisis spektrofotornetri
si nar tampak.
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk membandingkan metode analisis titrasi
iodometri dan metode analisis spektrofotometri sinar tampak dalam menganalisa
kandungan iodat di dalam garam pasar. Penelitian dilakukan dengan menguji
batasan analisis, pengaruh NaCl terhadap kurva kalibrasi dan keakuratan masing-
masing metode dengan menggunakan garam NaCl p.a dengan ditambahlcan
sejumlah iodat. Hasil analisis ini kemudian dianalisis dengan metode analisis
regresi Kcmudian untuk penguj ian garam pasar, digunakan tiga macam merk garam
pasar dan dianalisis dengan kedua metode.
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa batasan analisis untuk spektrofotomenri
5 sampai 0_1 ppm. Konsentrasi NaCl yang meningkat akan meningkatkan
sensitifitas analisis untuk spelctrofotometri, dengan konsentrasi NaCl optimum 20 gr/100 ml sedangkan konsentrasi NaCl tidak berpengaruh untuk iodometri.
Keakuratan masing-masing metode diperoleh dengan persamaan regresi untuk
spektrofotometri yaitu Y = 0,9959 X dengan R2 = 0,9823 dan untuk iodometd Y=
0,9807x dengan R2 = 0,9967l. Hasil analisis garam pasar bemmerk dengan kedua
metode didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan selisih hasil analisis rata-rata I ppm.

"
2001
S49135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Ivermectin merupakan obat antihelmintik berspektrum luas yang digunakan untuk mengendalikan penyakit onchocerciasis dari parasit nematoda. Sebagai obat cacing, ivermectin didisain untuk memiliki kadar yang tinggi di saluran cerna, sehingga yang masuk sistemik tergolong rendah. Oleh karena kadar ivermectin yang sangat kecil, dibutuhkan metode yang sensitif dan selektif untuk analisis ivermectin dalam darah. Beberapa metode telah dikembangkan menggunakan plasma dan Dried Blood Spot, namun masih terdapat kekurangan karena terdapat efek hematokrit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis ivermectin yang tervalidasi dengan baku dalam doramectin menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Deteksi menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan mode electrospray ionization (ESI) positif. Matriks biologis yang digunakan yaitu darah utuh dalam Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), kemudian dipreparasi menggunakan metode pengendapan protein dengan campuran asetonitril dan metanol (1:1). VAMS dipilih karena tidak terdapat efek hematokrit, dibutuhkan volume sampel yang sedikit dan akurat, serta pengambilannya lebih efisien. Kondisi analisis optimum diperoleh menggunakan kolom Acquity® UPLC BEH C18 (2,1 x 100 mm; 1,7 m); fase gerak amonium format 5 mM pH 3 dan asetonitril (10:90); laju alir 0,2 mL/menit; mode elusi isokratik selama 5 menit dengan suhu kolom 50˚C; deteksi menggunakan Multiple Reaction Monitoring (MRM) pada nilai m/z 892,41 > 569,5 untuk ivermectin dan 916,41 > 331,35 untuk doramectin. Metode analisis telah tervalidasi seluruhnya mengikuti pedoman dari US Food and Drug Administration tahun 2018. Nilai LLOQ 1 ng/mL dengan rentang konsentrasi linear pada 1 - 150 ng/mL

Ivermectin is a broad-spectrum anthelmintic used to control onchocerciasis from nematode parasites. As an anthelmintic, ivermectin is designed to have high levels in the gastrointestinal tract, so that the systemic intake is relatively low. Due to the very small concentration of ivermectin, a sensitive and selective method is needed for the analysis of ivermectin in blood. Several methods have been developed using plasma and Dried Blood Spots, but there are still shortcomings due to hematocrit effects. Therefore, this study was conducted to develop a validated ivermectin analysis method with doramectin as the internal standard in using Ultra High Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry. The analysis was performed using a triple quadrupole mass spectrometry with positive electrospray ionization (ESI) mode. The biological matrix used whole blood in Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) and extracted using the protein precipitation method with mixture of acetonitrile and methanol (1:1). VAMS has some advantages such as not affected by hematocrit, requires small and fixed volume of sample, also more efficient sampling process. The optimum conditions were obtained using the Acquity® UPLC BEH C18 column (2.1 x 100 mm; 1,7 m); flow rate was 0,2 mL/min; mobile phase was ammonium formate 5 mM pH 3 and acetonitrile (10:90); isocratic elusion for 5 minutes; Multiple Reaction Monitoring (MRM) detection with m/z values were 892.41 > 569.5 for ivermectin and 916,41 > 331,35 for doramectin. The method has been fully validated following the guidelines from US FDA (2018). LLOQ value was 1 ng/mL with a linear concentration range of 1 – 150 ng/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Akrilamida merupakan senyawa karsinogen yang ada dalam rokok, kopi, dan makanan yang diproses dengan pemanasan tinggi (≥120oC). Di dalam tubuh, akrilamida dimetabolisme menjadi glisidamida yang lebih reaktif. Resveratrol merupakan salah satu senyawa bahan alam yang dilaporkan dapat mendetoksifikasi akrilamida dan glisidamida. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis akrilamida dan glisidamida dalam Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), mulai dari optimasi kondisi kromatografi dan metode preparasi sampel, validasi metode analisis, hingga aplikasinya dalam studi farmakokinetika pada tikus yang diberikan resveratrol. Kondisi kromatografi optimal adalah kolom C-18 Sunfire TM Waters® (5 µm; 250 x 4,6 mm); fase gerak dapar fosfat 6 mM pH 3,5-metanol (96:4); laju alir 0,5 mL/menit; suhu kolom 30oC; dideteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 210 nm; dan menggunakan isoniazid sebagai baku dalam. Metode preparasi sampel VAMS yang optimal menggunakan pengendapan protein dengan asetonitril 100% sebagai pelarut pengekstraksi, pengocokan dengan vorteks selama 30 detik, sonikasi selama 5 menit, dan pemutaran dengan setrifugasi selama 1 menit. Hasil validasi memenuhi persyaratan sesuai Pedoman Bioanalisis FDA 2018. Metode analisis yang valid digunakan untuk studi farmakokinetika akrilamida dan glisidamida pada tikus jantan Sprague-Dawley yang diberikan resveratrol. Hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa pemberian resveratrol menurunkan nilai t1/2, Cmax, AUC0-72, dan AUC0-∞, serta meningkatkan nilai Cl dan Ke dari akrilamida dan glisidamida (p<0,05).

Acrylamide is a carcinogen that can be found in cigarette, coffee, and foods heated at high temperatures (≥120oC). In body, acrylamide is metabolized to glycidamide which is a more reactive agent. Resveratrol is one of natural product which has been reported that it can detoxify acrylamide and glycidamide. This study was aimed to develop an analytical method of acrylamide and glycidamide in Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), from chromatographic condition and sample preparation optimization, analytical method validation, until its application to a pharmacokinetics study in rats administered resveratrol. The optimum chromatographic condition was obtained using C-18 SunfireTM Waters® column (5 µm; 250 x 4.6 mm); buffer phosphate 6 mM pH 3.5-methanol (96:4) as the mobile phase; the flow rate was 0.5 mL/min; the column temperature was 30oC; detected by UV detector at wavelength of 210 nm; and using isoniazid as the internal standard. The optimum sample preparation in VAMS was using protein precipitation with acetonitrile 100% as the extracting solvent, vortexed for 30 s, sonicated for 5 min and centrifuged for 1 min. The results of validation fulfilled the requirements according to FDA 2018 Bioanalytical Guideline. The valid analytical method was applied for pharmacokinetics study of acrylamide and glycidamide in male Sprague-Dawley rats administered resveratrol. The statistical analysis showed that the administration of resveratrol decreased t1/2, Cmax, AUC0-72, and AUC0-∞, and increased Cl and Ke of acrylamide and glycidamide (p<0.05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>