Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanungkalit, Sintha Fransiske
"Menurut WHO (World Health Organization) dan di Cina, hipertensi pada pralansia dan lansia mengakibatkan penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007 dan Sun Zhaoqing, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk umur 45-54 tahun (35,6%), 55-64 tahun (45,9%) dan 65-74 (57,6%). Prevalensi hipertensi di provinsi Bangka Belitung untuk umur 45-54 tahun (47%), 55-64 tahun (59,6%) dan 65-74 (67,3%) (Riskesdas dan Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
Tujuan penelitian adalah mengetahui lingkar perut dan determinan lainnya dengan hipertensi pada pralansia dan lansia tahun 2013 di Provinsi Bangka Belitung dengan desain potong lintang Prevalensi hipertensi pralansia (33%) dan lansia (46,7%). Pada pralansia, ditemukan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lingkar, aktivitas fisik dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Pada lansia ditemukan jenis kelamin, kegemukan, lingkar perut dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Analisis multivariat lingkar perut merupakan faktor utama hipertensi pada pralansia dan lansia setelah dikontrol jenis kelamin dan tingkat pendidikan (pralansia) sedangkan kopi sebagai protektif, jenis kelamin serta kegemukan sebagai perancu (lansia). Pada pralansia dan lansia disarankan mengontrol lingkar perut untuk mencegah hipertensi

Prevalence hypertension in Indonesia for 45-54 year is 35.6%, 55-64 years is 45,9% and 65-74 is 57.6%. Prevalence of hypertension in Bangka Belitung (2013) for 45-54 years is 47 %, 55-64 years is 59.6% and 65-74 is 67.3% (Riskesdas and Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
The aim of research was to determine abdominal circumference and other determinants with hypertension in middle age and elderly in Bangka Belitung and used cross-sectional design. Prevalence hypertension in middle age is 33% and 46.7% elderly. Middle age, found gender, educational level, abdominal circumference, physical activity and coffee consumption therefore elderly, found gender, obesity, abdominal circumference and coffee consumption associated with hypertension. Multivariate analysis founded abdominal circumference is dominant factor with hypertension in middle age and the elderly after have been controlled by gender and educational level (middle age) in other side coffee as protective, gender and overweight as confounder (elderly). Middle age and elderly should control their abdominal circumference;and middle age resulted cardiovascular disease (WHO, 2007 and Sun Zhaoqing, 2013).
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindu Rachmiaty
"Hipertensi pada anak dan remaja adalah tekanan darah sistolik atau diastolik ≥ 95 persentil berdasarkan jenis kelamin, umur dan tinggi badan. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya, meningkatnya hipertensi pada anak dan remaja maka akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada saat dewasa dan penyakit kardiovaskular lainnya. Data NHANES tahun 1998-2006 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tekanan darah pada anak-anak dan remaja usia 8-17 tahun di Amerika Serikat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada remaja dengan desain studi cross sectional. Sumber data penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari Riskesdas tahun 2013 dan SDT tahun 2014. Populasi penelitian adalah remaja usia 15 ? 17 tahun di Provinsi Jawa Barat yang menjadi responden pada Riskesdas 2013 dan SDT 2014.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 22% dan prevalensi overweight sebesar 7,3%. Prevalensi rasio remaja overweight 1,43 kali lebih tinggi dibandingkan remaja tidak overweight terhadap kejadian hipertensi (95% CI 0,768-2,674) tanpa dikontrol variabel kovariat. Overweight merupakan variabel independen terhadap kejadian hipertensi pada remaja usia 15-17 tahun di Provinsi Jawa Barat. Prevalensi hipertensi remaja yang cukup tinggi harus segera ditindaklanjuti dengan program pencegahan obesitas dan hipertensi melalui deteksi dini PTM di sekolah.

Hypertension in children and adolescents is systolic or diastolic blood pressure ≥ 95 persentile based on sex, age and height. Hypertension known as the major cause of coronary heart disease, stroke ans other cardiovascular disease. Increased hypertension in children and adolescents will increase the risk of hypertension in adulthood and other cardiovascular disease. NHANES data in 1998 - 2006 shows an increase in blood pressure in children and adolescents aged 8-17 years in the United States.
The purpose of this study is to determine the relationship of overwegiht with hypertension in adolescents with cross-sectional study design. Source of data using secondary data from Riskesdas in 2013 and SDT in 2014. The study population are adolescents aged 15-17 years in West Java province who participate on Riskesdas 2013 and SDT 2014.
The prevalence of hypertension by 22% and the prevalence of overweight by 7.3%. The ratio prevalence of overweight adolescent has a 1.43 times higher than non-overweight adolescents for hypertension (95% CI 0.768 to 2.674) without being controlled any variable covariates. Overweight is an independent variable on the incidence of hypertension in adolescents aged 15-17 years in the province of West Java. The prevalence of adolescent hypertension is high enough to be immediately followed up with a program of prevention of obesity and hypertension through early detection of non-communicable disease in the school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Arista Dewi
"Hipertensi tidak hanya terjadi pada dewasa dan lansia, tetapi juga remaja. Hipertensi remaja menyebabkan risiko komplikasi (penyakit jantung koroner dan stroke) terjadi lebih dini. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas 2007 untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan, dan paling dominan dalam terjadinya hipertensi pada remaja usia 15-17 tahun di Indonesia.
Hasil penelitian dengan menggunakan kriteria NationalHigh Blood Pressure Education Program Working Group menunjukkan bahwa 29,7% dari 29618 remaja di Indonesia mengalami hipertensi. Faktor yang berhubungan bermakna adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, tingkat pengeluaran rumah tangga, IMT/U, dan asupan natrium. Faktor yang paling dominan adalah asupan natrium sehingga diperlukan skrining tekanan darah pada institusi formal (sekolah) dan perubahan gaya hidup yang lebih baik pada remaja.

Hypertension happens not only in adult and elderly, but also in adolescent. It cause hypertension complication (coronary heart disease and stroke) begin ealier. The aim of this cross sectional study using Basic Health Research 2007 is to determine factors associated and the most dominant factors with adolescent hypertension aged 15-17 years in Indonesia.
Results show that 29,7% of 29618 adolescents are hypertension according to National High Blood Pressure Education Program Working Group criteria. Factors which significantly associated with adolescent hypertension are gender, living area, household expenditure, BMI-for-Age, and sodium intake. However, sodium intake is the most dominant factor so that blood pressure screening at formal institution (e.g. school) is needed and adolescents are suggested to change their lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Arifatuz Zulfiyah
"Hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih dari P95 sesuai jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja secara global diduga disebabkan karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja dengan obesitas berisiko sepuluh kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki korelasi antara tekanan darah dengan obesitas, yang direpresentasikan oleh indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan massa lemak tubuh, pada remaja yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Subjek penelitian terdiri dari 66 remaja berusia 14-17 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari P95 berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tiga puluh dua (48,5%) dari 66 remaja obesitas pada penelitian ini mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebanyak 25,8% dan hipertensi diastolik sebanyak 31,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh, namun berkorelasi positif dengan lingkar pinggang (r = 0,218, p <0,05) dan berkorelasi negatif dengan massa lemak tubuh (r = -286, p <0,05). Tekanan darah diastolik tidak berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, namun berkorelasi positif dengan indeks massa tubuh (r = 0,223, p <0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas di Jakarta memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi dan tekanan darah sistolik berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, sementara tekanan darah diastolik berkorelasi dengan indeks massa tubuh.

Hypertension in adolescents is elevation of systolic and/or diastolic blood pressure in the P95 or greater based on gender, age, and stature. The increased global prevalence of hypertension among adolescents is thought to be the result of the increasing prevalence of childhood obesity. Obese adolescents have tendencies to have hypertension ten times greater that the normoweights. This research is conducted to determine the correlation between blood pressure and obesity, which is presented as body mass index, waist circumference, and body mass fat, in obese adolescents. Using cross-sectional study, from secondary data collection, we found 66 adolescents age 14-17 years old in which body mass index are in the P95 or greater based on gender and age. Thirty-two (48,5%) adolescents have hypertension, where 25,8% adolescents have systolic hypertension and 31,8% adolescents have diastolic hypertension. Bivariate analysis shows that systolic blood pressure does not correlate with body mass index but positively correlates with waist circumference (r = 0,233, p <0,05) and negatively correlates with body mass fat (r = -286, p ≤0,01). Diastolic blood pressure does not correlate with waist circumference and body mass fat but positively correlates with body mass index (r = 0,223, p <0,05). It can be concluded that the prevalence of hypertension in obese adolecsents in Jakarta is high and systolic blood pressure has a weak correlation with waist circumference and body mass fat while diastolic blood pressure has a weak correlation with body mass index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhma Nur Aziza
"Hipertensi merupakan penyakit dengan komplikasi yang berbahaya terutama penyakit jantung dan stroke. Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti jenis kelamin, riwayat keluarga hipertensi, riwayat keluarga diabetes mellitus, kebiasaan merokok, kondisi stres, ras dan suku bangsa, Indeks Massa Tubuh IMT , dan sebagainya. Terdapat kecenderungan hipertensi dapat juga dialami oleh usia yang lebih muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut terhadap hipertensi pada remaja dengan berat badan berlebih overweight dan obesitas . Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapatkan dari hasil pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru pada sebuah universitas di Depok. Sebanyak 1237 data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan besarnya prevalensi hipertensi pada remaja dengan berat badan berlebih adalah 28,9 . Melalui analisis bivariat dengan uji Chi Square, ditemukan bahwa terdapat peningkatan risiko kejadian hipertensi pada laki-laki sebesar 4,83 kali dibandingkan dengan perempuan IK 95 =3,62-6,44 , dan sebesar 1,92 kali pada kelompok IMT obese II dibandingkan dengan kelompok overweight dan obese I IK 95 =1,49-2,47 . Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan jenis kelamin laki-laki merupakan faktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan hipertensi dengan nilai OR = 5,11 IK 95 =3,80-6,87. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh IMT merupakan faktor-faktor berhubungan dengan hipertensi pada remaja dengan berat badan berlebih.

Hypertension is a disease which causing many serious complications,, especially heart diseases and stroke. Hypertension can be caused by many factors, such as gender, family history of hypertension, family history of diabetes mellitus, smoking, stress condition, race and ethnic, Body Mass Index BMI , and many others. Hypertension could be occured in younger age too. This study was determined to find factors associated to hypertension among overweight and obese adolescences. This research is a cross sectional study, using secondary data from new college students rsquo medical checkup results. 1237 data was analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate analysis. The result showed that the prevalence of hypertension among overweight and obese adolescences is 28,9 . Through bivariate analysis using Chi Square rsquo s test hypertension was associated with a 4,83 fold increased risk in males CI 95 3,62 6,44 , and associated with a 1,92 fold increased risk in obese II group compared to overweight and obese I group CI 95 1,49 2,47 . Multivariate analysis using logistic regression showed that gender male was the strongest factor associated to hypertension with OR 5,11 CI 95 3,80 6,87 . In conclusion, gender and BMI are the factors associated to hypertension among overweight and obese adolescences."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elika Nurimawati
"Hipertensi menjadi masalah baru di kalangan remaja. Profil kesehatan kota Depok tahun 2020 menyatakan, prevalensi hipertensi menempati peringkat pertama pada kategori 10 besar penyakit rawat jalan di puskesmas dengan 38.624 kasus baru. Puskesmas Baktijaya menunjukkan pada tahun 2022 terjadi terjadi peningkatan signifikan kunjungan remaja usia 18-24 tahun dengan diagnosis hipertensi. Bulan Januari 29 remaja, Februari 69 remaja, Maret 89 remaja, April 150 remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, intensi dengan perilaku pencegahan hipertensi pada remaja di Kelurahan Baktijaya Kota Depok. Sampel sebanyak 207 remaja. Metode kuantitatif dan design cross-sectional. Pada analisis univariat menujukkan nilai rata-rata responden masih kurang pada pengetahuan, persepsi kontrol perilaku, intensi dan perilaku pencegahan hipertensi. Nilai rata-rata yang baik yaitu pada sikap dan norma subyektif. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tersebut berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi dengan uji statistik chi-square menunjukkan hubungan pengetahuan (p=0,010), sikap (p=0,002), norma subyektif (p=0,035), persepsi kontrol perilaku (p=0,001), intensi (p=0,001). Saran bagi fasilitas kesehatan yaitu dapat memanfaatkan media informasi yang ada di Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai pencegahan hipertensi dan bagi peneliti selanjutnya dapat menganalisis pemanfaatan media informasi dalam pencegahan hipertensi pada remaja.

Hypertension is a new problem among teenagers. The Depok city health profile in 2020 stated that the prevalence of hypertension was ranked first in the category of the top 10 outpatient diseases at the public health center with 38,624 new cases. The Baktijaya Health Center shows that in 2022 there will be a significant increase in visits by adolescents aged 18-24 years with a diagnosis of hypertension. January 29 teens, February 69 teens, March 89 teens, April 150 teens. This study aims to determine the relationship between knowledge, attitudes, subjective norms, perceptions of behavioral control, and intentions with hypertension prevention behavior in adolescents in Baktijaya Village, Depok City. The sample is 207 teenagers. Quantitative methods and cross-sectional design. The univariate analysis shows that the average value of respondents is still lacking in knowledge, perceptions of behavior control, intentions, and behavior to prevent hypertension. The average value is good, namely on attitudes and subjective norms. This study shows that these factors are associated with hypertension prevention behavior with the chi-square statistical test showing the relationship between knowledge (p=0.010), attitude (p=0.002), subjective norm (p=0.035), perceived behavioral control (p=0.001), intention (p=0.001). Suggestions for health facilities are to use information media at the Puskesmas to increase adolescent knowledge about preventing hypertension and for further researchers to analyze the use of information media in preventing hypertension in adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulestari
"Hipertensi atau sering juga disebut the silent killer adalah suatu peningkatan tekanan darah arteri diatas normal dan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hipertensi pada penduduk dewasa bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas hidup terkait dengan morbiditas. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risiko hipertensi yang berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Studi ini bertujuan untuk menilai hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi berdasarkan rasio lingkar perut tinggi badan pada penduduk dewasa di Pulau Jawa Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan disain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 175.374 orang. Status obesitas sentral ditentukan dengan analisis kurva ROC untuk mencari cut off point rasio lingkar perut tinggi badan terhadap hipertensi.
Studi ini menggunakan uji statistik Regresi Cox. Hasil penelitian menemukan prevalensi hipertensi pada penduduk dewasa sebesar 27,8% dan hubungan obesitas sentral terhadap kejadian hipertensi lebih dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal. Penduduk umur 19-29 tahun yang obesitas sentral dan tinggal diperkotaan memiliki risiko 2,1 kali (95%CI:1,969-2,247) untuk menderita hipertensi setelah dikontrol umur, wilayah tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, status merokok, aktifitas fisik dan stres.
Saran dari studi ini adalah memberikan intervensi berupa promosi kesehatan tentang pengetahuan tentang hipertensi dan faktor risikonya pada usia remaja terutama diperkotaan sebagai pencegahan dini dengan prilaku hidup sehat untuk menurunkan prevalensi hipertensi di masa mendatang.

Hypertension, often called the silent killer is an increase in arterial blood pressure above normal and the cause of death in Indonesia. Hypertension in the adult population could be low productivity and influence quality of life associated with morbidity. Central obesity is risk factor for hypertension associated with an unhealthy lifestyle.
This study aimed to assess the association of central obesity with hypertension based on waist-to-height ratio in the adult population in Java 2013.
This study uses Riskesdas data 2013 with cross sectional study design and sample size 175.374 respondents. Central obesity status was determined by ROC curve analysis to looking for the cut off point waist-to-height ratio to hypertension and used Cox regression multivariate statistical test. Results of the study found the prevalence of hypertension in the adult population was 27.8% and the relationship of central obesity with hypertension is more influenced by the region of residence. People aged 19-29 years old who live in urban and central obesity have a risk 2.1 (PR=2.1, 95% CI: 1.969 to 2.247) of developing hypertension after controlling for age, region of residence, education, occupation, smoking status, physical activity and stress.
Suggestions of this study is to providing health promotion interventions in the form of knowledge about hypertension and its risk factors in adolescence especially in urban areas as early prevention with healthy lifestyle behaviors to decrease the prevalence of hypertension in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhita Mufida
"ABSTRAK
Salah satu penyakit tidak menular yang memiliki persentase tertinggi sebagai penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskuler yang erat kaitannya dengan hipertensi. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Sampel penelitian yang diteliti adalah anggota rumah tangga usia ≥ 18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 28,4% (26,8%-30,1%) dan prevalensi obesitas di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 17,3% (15,9%-18,8%). Penduduk yang obesitas berisiko 2,9 kali lebih tinggi untuk hipertensi dibandingkan dengan penduduk yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding dalam hubungan antara obesitas dengan hipertensi dalam penelitian ini adalah usia (OR=3,4), pendidikan (OR=1,4), wilayah tempat tinggal (OR=1,3) dan status sosial-ekonomi (OR=1,3 (rendah); 1,3 (menengah)). Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif untuk mengetahui gambaran pola makan penduduk di Provinsi Bangka Belitung dan faktor yang mempengaruhinya.

ABSTRACT
One of non-communicable diseases that has highest percentage as causal of death is cardiovascular disease which associated with high blood pressure (hypertension). Bangka Belitung is a province which had the highest prevalence of hypertension based on Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. This study conducted to determine the association between obesity and hypertension. This study used cross sectional study design and used data of Riskesdas 2013. Sample of this study is 18 years old or above household member in Bangka Belitung Province who meet inclusion and exclusion criteria. Result showed that prevalence of hypertension in Bangka Belitung Province 2013 is 28,4% (26,8%-30,1%) and prevalence of obesity in Bangka Belitung Province is 17,3% (15,9%-18,8%). Citizen who suffered obesity can increase risk 2,9 times higher than citizen who didn?t suffer obesity after other variables was controlled. Confounding variables in association between obesity and hypertension are age (OR=3,4), education level (OR=1,4), residence (OR=1,3), and sosial-economy status (OR=1,3 (low); 1,3 (middle)). Further qualitative study is needed to know about citizen?s eating behavior and factors that associate with it.
"
2015
S60363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitah Azzahra
"ABSTRAK
Hipertensi pada remaja semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan berbagai penyakit degeneratif lainnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang paling berhubungan terhadap kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja usia 15-18 tahun di SMA Negeri 3 Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada 145 responden kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah hipertensi dan prehipertensi sedangkan variabel independen yang diteliti adalah jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi, asupan energi, asupan lemak, asupan natrium, asupan serat, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, keadaan stres dan durasi tidur.
br>
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi 42,1% dan hipertensi 12,4%. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat perbedaan bermaknan antara prehipertensi dan hipertensi berdasarkan jenis kelamin (p value = 0,005), riwayat hipertensi keluarga (p value = 0,040), status gizi (p value = 0,012), asupan lemak (p value = 0,036), asupan natrium (p value = 0,031), asupan serat (p value = 0,010), aktivitas fisik (p value = 0,044), keadaan stres (p value = 0,043), dan durasi tidur (p value = 0,023). Sedangkan bedasarkan analisis multivariat, faktor dominan kejadian prehipertensi dan hipertensi adalah aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan kasualitas pada faktor-faktor tersebut dan untuk mencari apakah ada faktor dominan lain yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja. Peneliti menyarankan agar siswa rutin melakukan pengukuran tekanan darah setidaknya sebulan sekali, aktif berolahraga paling sedikit tiga kali seminggu, memantau berat badan minimal sebulan sekali untuk memantau status gizi baik, dan menjaga asupan zat gizi dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

ABSTRACT
Hypertension in adolescents has increased and led to an increase in various other degenerative diseases when adults. The purpose of this study was to determine the most dominant factor that related to the incidence of prehypertension and hypertension in adolescents aged 15-18 years old at SMA Negeri 3 Kisaran Asahan District North Sumatra in 2016. The study used cross-sectional design which was conducted on 145 respondents of 10th and 11th grader. The dependent variables in this study is hypertension and prehypertension, while independent variables were gender, family history of hypertension, nutritional status, energy intake, fat intake, sodium intake, fiber intake, physical activity, smoking, stress and sleep duration.
The results showed that the prevalence of prehypertension and hypertension were 42,1% and 12,4% respectively. Based on the bivariate analysis, there were significant differences between prehypertension and hyepertension based on sex (p value = 0,005), family history of hypertension (p value = 0,040), nutritional status (p value = 0,012), fat intake (p value = 0,036), sodium intake (p value = 0,031), fiber intake (p value = 0,010), physical activity (p value = 0,044), stress (p value = 0,043), and sleep duration (p value = 0,023). While based on the multiariate analysis, the dominant factor of prehypertension and hypertension was physical activity.
Further research is needed to examine the relationship of causality on these factors and to explore whether there other dominant factor of prehypertension and hypertension among adolescents. The author suggests that the students should routinely check the blood pressure measurements at least once a month, exercise at least three times a week, monitoring the body weight at least once a month to maintain good nutrional status, and keep the intake of nutritionts by eating foods according to balanced nutriotional guidelines.
"
2016
S63406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Mira Safitri
"ABSTRAK
Prehipertensi pada remaja berperan penting terhadap peningkatan risiko kejadian hipertensi pada masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan dominan terhadap prehipertensi pada remaja usia 14-17 tahun di SMA Al-Azhar 3 Jakarta berdasarkan jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi IMT/U , aktivitas fisik, asupan natrium, durasi tidur, dan kebiasaan merokok. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan melibatkan 142 responden kelas X dan XI. Instrumen yang digunakan, yaitu kuesioner, sfigmomanometer merkuri dan stetoskop, timbangan digital, dan microtoice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi sebanyak 40,8 . Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi IMT/U , asupan natrium, dan durasi tidur. Status gizi IMT/U terutama status gizi gemuk merupakan faktor dominan kejadian prahipertensi dengan odds ratio sebesar 5,998. Dianjurkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan desain penelitian yang berbeda, sampel yang lebih banyak, dan variabel lainnya yang belum pernah diteliti pada penelitian yang serupa.

ABSTRAK
Prehypertension among adolescenses plays important role on raising the risk of hypertension among adults. The purpose of this study is to know the related and dominant factors of prehypertension among 14 17 years old adolescence in SMA Al Azhar 3 Jakarta based on sex, family history of hypertension, nutritional status BMI , physical activiy, sodium intake, and sleep duration, and smoking habit. This study used cross sectional design. Total of 142 respondents from grade X and XI were included in this study. Instruments used are questionnaires, mercury sfigmomanometer, stethoscope, digital scales, and microtoice The result of study shows that prehypertension prevalence is 40.8 . There is significant correlation in sex, family history of hypertension, nutritional status BMI , sodium intake, and sleep duration. Nutritional status BMI , especially overweight, is the dominant factor of prehypertension with odds rasio of 5.998. It is suggested to measure other variables that have not been measured in similiar research."
2017
S67067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>