Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Aula Rumana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi zat besi selama kehamilan terhadap kejadian kematian neonatal di Indonesia menggunakan data SDKI Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 13.917 neonatal yang lahir dalam kurun waktu 2007-2012 dan ditemukan sebanyak 139 mengalami kematian neonatal. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ada hubungan antara suplementasi zat besi 30-59 hari selama hamil dengan kejadian kematian neonatal. Ibu yang mengonsumsi zat besi 30-59 hari selama hamil meningkatkan kematian neonatal sebesar 2,56 kali dibandingkan ibu yang mengonsumsi ≥ 120 hari (95% CI=1,12 - 5,81) setelah dikontrol oleh variabel umur saat melahirkan, pekerjaan, jenis persalinan pendidikan ayah, berat lahir, kunjungan kehamilan, dan komplikasi. Sebaiknya pemerintah meningkatkan standar minimal suplementasi zat besi lebih dari 90 hari selama kehamilan dengan harapan akan mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil.

The research is aimed to know the influence of iron consumption during pregnancy on neonatal death in indonesia 2012. It is used cross sectional design with the total sample 13.917 neonatal who was born in 2007-2012 and 139 of it are neonatal mortality. This research found that there is a relationship between iron supplementation during pregnancy is 30-59 days with the incidence of neonatal death. Mothers who took iron 30-59 days during pregnancy increases neonatal mortality by 2.56 times compared to mothers who consumed ≥ 120 days (95% CI = 1.12 to 5.81) after controlled by variable age when birth, occupation, type of birth, father's education, birth weight, antenatal care, and complications. The government should at least increase the standard iron consumption during pregnancy more than 90 days to reduce the anemia in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Beladina
"Kematian neonatal memiliki rata-rata penurunan yang lebih lambat dibandingkan kematian bayi berusia 1-59 bulan dengan annual rate reduction sebesar 2.6% dari tahun 1990 hingga 2018. Salah satu faktor risiko kematian neonatal adalah anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Indonesia memiliki angka prevalensi anemia pada ibu hamil yang tinggi, yakni sebesar 41.98% pada 2016. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efek suplementasi zat besi terhadap tingkat kelangsungan hidup neonatal di Indonesia. Analisis kelangsungan hidup neonatal menggunakan cox regression dilakukan terhadap data kelahiran hidup pada tahun 2012-2017 yang tercatat pada SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi kurang dari 180 tablet besi selama masa kehamilan berisiko 1,54 lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu yang mengonsumsi minimal 180 tablet zat besi selama masa kehamilan (95% CI 0,808-2,946; nilai-p 0,189). Analisis mneunjukkan bahwa 13,77% kematian neonatal dapat dicegah dengan melakukan suplementasi zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan pada seluruh populasi ibu hamil. Hasil penelitian dipengaruhi oleh banyaknya missing data, bias dalam mengingat, serta isu compliance pada konsumsi suplemen zat besi di Indonesia. Walaupun dipengaruhi bias yang kuat, hasil penelitian mengarah pada adanya efek suplementasi zat besi terhadap kelangsungan hidup neonatal.

Compared to death of infants aged 1-59 months, neonatal death has slower rate reduction, with annual rate reduction only 2.6% during the last 18 years. One of risk factors causing neonatal death is iron deficiency anemia on pregnant women. Indonesia has high number of anemia among pregnant women, as much as 41,98% in 2016. This study was conducted to examine the effect of iron supplementation during pregnancy towards neonatal survival in Indonesia. Survival analysis using cox regression test was performed towards live birth data in the period of 2012-2017 recorded on Demographic and Health Survey 2017. Result showed that women consumed less than 180 tablets of iron supplements are having 1,542 times higher risk of neonatal death compared to those consumed 180 tablets of iron or more (95% CI 0,808-2,946; p-value 0,189). Subsequent analysis also showed that implementation of minimum 90 iron tablets consumption during pregnancy program could prevent 13,77% neonatal death in population. The result of this study is strongly affected by selection bias, recall bias, and compliance issue on iron supplementation in Indonesia. Despite of the strong bias, this study points to the present of iron supplementation effect towards neonatal survival."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwinda Nugraheni
"Kematian neonatal dini merupakan penyumbang kematian bayi dan perinatal yang merupakan indikator derajat kesejahteraan dan kesehatan bangsa. Angka kematian bayi dan perinatal di Indonesia masih tergolong tinggi dibanding negara Asia lainnya. Komplikasi kehamilan diduga menjadi faktor kuat kematian neonatal dini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya komplikasi kehamilan dan setiap jenis komplikasi kehamilan serta ingin mengetahui PAR (Population Attributle Risk) terhadap kematian neonatal dini di Indonesia pada anak yang lahir 2002-2007 terhadap kematian neonatal dini setelah dikendalikan seluruh confounding. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah crossectional dengan analisis multivariat complex sample cox regression. Sampel penelitiansebanyak 13893 dari 33 provinsi Indonesia yang diambil dengan metode Stratified two-stage cluster design.
Hasil analisis menunjukkan komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini dimodifikasi oleh berat lahir. Peneliti membuat dua model untuk membuktikan pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini. Pada model pertama, PR komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini pada strata berat lahir <2000 gram sebesar 28,74 (95%CI: 10,21-81,02) PAR 13,92%, pada stratum ≥2000 gram sebesar PR 1,03 (95%CI: 0,32-3,34) PAR 11,94%. Pada model kedua, PR prematuritas memiliki risiko tertinggi PR 3,98 (95%CI 1,36-11,63) dengan PAR 8,1%. Diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat berperan aktif dalam penurunan dan penanggulangan komplikasi kehamilan sedini mungkin dengan Antenatal care.

Early neonatal death is a contributor to infant and perinatal mortality that is an indicator of well-being and health degree in the nation. Infant and perinatal mortality rate in Indonesia is still higher than other Asian countries. Complications during pregnancy may be a strong factor of early neonatal death. This study want to determine how much influence and PAR of complication during pregnancy to early neonatal death in Indonesia after adjusted all confounding. This study used the cross-sectional design study with complex samples cox regression to multivariat analysis. There were 13893 respondents from 33 provinces in Indonesia were taken by stratified two-stage cluster sample technique.
The Results indicated that there are effect modification of Complication during pregnancy and birth weight to early neonatal death. This study created 2fixed models in multivariat analysis. In the first model, PR complication during pregnancy with birth weight <2000 gr 28,74(95%CI 10,21-81,02) PAR 13,92, complication during pregnancy with birth weight ≥2000 gr PR 1,03 (95%CI 0,32-3,34) PAR 11,94. In third model, only proven premature has significant to be early neonatal death risk with PR 3,98 (95%CI 1,36-11,63) PAR 8,1%. Health ministry and public can improve efectiveness of ANC to reduce complication during pregnancy and premature.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Syahrani
"Latar Belakang: Periode neonatal merupakan waktu yang rentan bagi bayi pada awal kehidupannya dan komplikasi perdarahan selama kehamilan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ibu dan bayi. Saat ini, terdapat perbedaan pendapat terkait pengaruh komplikasi perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal serta belum ditemukannya publikasi terkait komplikasi perdarahan selama kehamilan terhadap kematian neonatal di skala nasional Indonesia dengan data terbaru. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan desain studi cross-sectional. Analisis data dilakukan pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi lahir hidup pada rentang tahun 2012-2017 dan merupakan anak terakhir tunggal yang terdata dalam SDKI 2017. Sebanyak 14.848 sampel didapatkan untuk dianalisis menggunakan complex survey dengan chi-square dan regresi logistik untuk memeriksa hubungan antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal
Hasil: Prevalensi kematian neonatal pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam rentang waktu 2012-2017 di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017 sebesar 0,7%. Selain itu, 48,4% dari total 14.848 responden mengalami perdarahan selama kehamilan. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol ukuran lahir bayi, jenis kelamin bayi, dan paritas ibu, tidak ditemukan asosiasi yang bermakna secara statistik antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal (adjusted odds ratio 0,67; CI 95% 0,45-1,01).
Kesimpulan: Perdarahan selama kehamilan tidak terbukti berasosiasi dengan kematian neonatal. Hal ini mungkin terjadi akibat keterbatasan metode penelitian yang digunakan, tidak diketahui lebih lanjut kapan dan seberapa banyak perdarahan yang terjadi, dan cakupan ANC yang baik. Dari sisi klinis, terdapat perdarahan yang cukup sulit untuk dideteksi oleh tenaga kesehatan sehingga memungkinkan tidak terdatanya kasus. Selain itu, pada perdarahan yang berisiko, penanganan cepat akan dilakukan sehingga kesehatan bayi tidak akan berdampak pada masa neonatal.

Background: Neonatal period is a vulnerable time for infants and bleeding during pregnancy can affect the survival of the mother and baby. Research regarding association between bleeding during pregnancy and neonatal deaths using the Indonesia is still rarely carried out at this time and there’s a variety of opinion regarding this matter. Therefore, researchers conducted a study to determine the association between bleeding during pregnancy and neonatal mortality in Indonesia.
Method: This research is a quantitative study using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) with a cross-sectional study design. Data analysis was conducted on women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth to live infants between 2012 and 2017 and whose most recent singleton births were recorded in the 2017 IDHS. A total of 14,848 samples were obtained for analysis using complex survey methods with chi-square and logistic regression to examine the relationship between bleeding during pregnancy and neonatal mortality.
Results: The prevalence of neonatal mortality among women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth between 2012 and 2017 in Indonesia, based on the 2017 IDHS data, was 0.7%. Additionally, 48.4% of the total 14,848 respondents experienced bleeding during pregnancy. After conducting multivariate analysis while controlling with its confounders (perceived birth weight, sex of the baby, and maternal parity) no statistically significant association was found between bleeding during pregnancy and neonatal mortality (adjusted odds ratio 0.67; 95% CI 0.45-1.01).
Conclusion: Bleeding during pregnancy was not found to be associated with neonatal mortality. This may be due to limitations in the research methods used, the lack of detailed information on the timing and amount of bleeding, and good ANC coverage. Clinically, some bleeding may be difficult to detect, leading to potential underreporting of cases. Furthermore, in cases of high-risk bleeding, emergency management is likely to be implemented, preventing any impact on neonatal health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Anggraini, auuthor
"Anemia pada kehamilan berdampak terjadinya persalinan prematuritas dan BBLR. Upaya penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplementasi besi-folat satu kali sehari, walaupun ibu hamil tidak teratur minum suplemen karena keluhan efek samping seperti mual dan muntah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian suplementasi besi-folat program satu kali sehari dan dua kali seminggu terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Kabupaten Pringsewu tahun 2013. Desain penelitian kuasi eksperimen (non-randomized pre test-post test control group design) pada 96 ibu hamil yang berusia 20-35 tahun dengan usia kehamilan 10-30 minggu secara purposive sampling dibagi tiga kelompok yaitu TTD1, TTD2, dan TTDF masing-masing 32 orang. Data penelitian bersumber data primer hasil pengukuran kadar hemoglobin. Analisis data menggunakan uji beda dua mean dan regresi linear ganda. Hasil penelitian diperoleh kenaikan kadar hemoglobin terbesar pada kelompok ibu hamil yang diberi suplementasi besi-folat program ditambah suplementasi asam folat dua kali seminggu. Oleh karena itu direkomendasikan upaya pencegahan anemia ibu hamil dengan memberikan suplementasi besi-folat program ditambah suplementasi asam folat dua kali seminggu.

Anemia in pregnancy affects birth prematurity and low birth weight. Efforts to prevent maternal anemia with iron-folate supplementation program once a day, although pregnant women irregularly take supplements because side effects complaints as nausea and vomitted. This study aims to determine the effect of iron-folate supplementation program once a day and twice a week for hemoglobin concentrations of pregnant women in the Pringsewu district 2013. Is a quasi experimental research design (non-randomized pre test-post test control group design) in 96 pregnant women aged 20-35 years with a gestational age of 10-30 weeks were purposive sampling divided into three groups: TTD1, TTD2, and TTDF as many as 32 people each groups. Source of research data is the primary data measuring hemoglobin concentrations. Analysis using two different test mean and multiple linear regression. The result showed the biggest increase in hemoglobin concentrations in the group of pregnant women who were given ironfolate supplementation program plus folic acid supplementation twice a week. Therefore, recommended preventive maternal anemia with iron-folate supplementation program plus folic acid supplementation twice a week."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukasmiyati
"Anemia dapat berdampak buruk bagi ibu, dan tingginya prevalensi anemia sebesar 33.14% di wilayah Puskesmas Dlingo II menjadi alasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, yang meneliti hubungan antara umur kehamilan dan suplementasi tablet besi, dengan status anemia ibu hamil, terhadap 90 responden ibu hamil yang dipilih secara acak. Hasil analisis didapatkan rata-rata kadar hemoglobin responden adalah 10.5 gr% (95% CI : 10.399 - 10.735) standar deviasi 0.8 gr%. Sebanyak 54 responden yang mengonsumsi tablet besi < 90 tablet, 44 responden (78.6%) mengalami anemia. Responden yang mengonsumsi ≥90 tablet besi ada 36 responden, hanya 10 responden (29.4%) yang mengalami anemia. Hasil analisis lain, ada hubungan yang signifikan antara umur kehamilan, pemberian, dan konsumsi tablet besi, dengan status anemia.

Anaemia can be bad for the mother, the high prevalence of anaemia by 33.14% at the health center Dlingo II be the reason in this study. This study uses crosssectional design, which examined the relationship between gestational age and supplementation of iron tablet, with aenemia status of pregnant women, that 90 respondents were randomly selected. The analysis found an average haemoglobin level was 10.5 g% of respondents (95% CI: 10399-10735) standard deviation of 0.8 g%. The part of 54 respondents who took iron tablets <90 tablets, 44 respondents (78.6%) had anaemia. Respondents who consumed ≥90 iron tablets there are 36 respondents, only 10 respondents (29.4%) who endured anaemia. The results of other analyzes, there is a significant association between gestational age, delivery, and consumption of iron tablets, with anaemia status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rohayati
"Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Perdarahan adalah salah satu komplikasi persalinan yang menyebabkan masih tingginya kematian maternal di Indonesia. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kabupaten Cirebon tahun 2011 sebesar 12,4% sedangkan di Kecamatan Gempol kejadian anemia ibu hamilnya sebesar 40,0%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada Ibu hamil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 205 responden. Hasil penelitian ini didapatkan angka prevalensi anemia pada Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon sebesar 60.5% dan rata-rata kadar haemoglobin ibu hamil sebesar 10.6 gr %.
Dan dari hasil penelitian didapatkan status gizi ibu hamil yang menderita anemia lebih banyak pada ibu hamil yang kekurangan energi kronis yaitu sebesar 71.8%. Hal ini disebabkan asupan gizi sebelum hamil yang tidak adekuat. Untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil di Indonesia, perlu perbaikan asupan gizi bagi wanita sejak anak dan remaja.

Anemia in pregnancy is on important public health problem, bleeding is complication of labor that causes the high maternal mortality in Indonesia. Prevalensi of anemia in district Cirebon in 2011 about 12.4% and 40,0% in sub district Gempol.
The aim of study to describe prevalency of anemia during pregnancy and the factors assos ated with, in sub district Gempol district Cirebon West Java in 2012.
This was a descriptive cross sectional study with 205 respondent. The result of prevalency of anemia during pregnant women about 60.5% and the avernge of haemoglobin level in 10.6 gr%.
The result showed that the nutrional status of pregnancy suffer from anemia in pregnancy women more of a cronic energy shortage that is equal to 71.8%. This is due to pregnancy nutrition is not adequate. To overcome the problem of anemia in pregnancy women in Indonesia need to be improved for women since the nutritional intake of children of adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Indrian Dini
"ABSTRAK
Pendahuluan. Status kehamilan tidak diinginkan menjadi perhatian penting
karena kehamilan tidak diinginkan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi
yang akan dilahirkannya.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan
pengaruh dari kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku ibu selama kehamilan
dan setelah kelahiran pada beda status ekonomi.
Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunkan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012. Populasinya adalah wanita usia 15-49 tahun yang pernah hamil dan
melahirkan dalam lima tahun terakhir saat survei dilakukan dengan sampel
sebanyak 11.742 responden.
Hasil Penelitian. Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa ibu yang
mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai peluang untuk tidak
melakukan perawatan kehamilan sebanyak 1,79 dibandingkan kehamilan
diinginkan, sedangkan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan
mempunyai peluang yang sama dengan kehamilan diinginkan terhadap perilaku
untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak memberikan imunisasi dasar
lengkap. Hasil analisis stratifikasi regresi logistik multivariabel menunjukkan
bahwa pengaruh status kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku perawatan
kehamilan, pemberian ASI eksklusif dan pemberian imunisasi dasar lengkap juga
dipengaruhi oleh status ekonomi.
Kesimpulan. Pentingnya mencegah kehamilan tidak diinginkan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

ABSTRACT
Introduction. The status of unwanted pregnancy became an important attention
because unwanted pregnancy may influence the health of mother and their baby.
Objective. To describe and study the effect of unwanted pregnancies on the
behavior of the mother during pregnancy and after birth at different economic
status.
Methods. This study is a quantitative study using secondary data from Indonesian
Demographic and Health Survey (IDHS). The population is women aged 15-49
years who had pregnant and given birth in the last five years when the survey was
conducted with a sample of 11.742 respondents.
Results. The analysis show that the mothers who experienced an unwanted
pregnancy have the odds to no prenatal care as much as 1.79 compared to the
desired pregnancy, whereas mothers who experienced an unwanted pregnancy
have the same odds with the desired pregnancy to behavior to not giving exclusive
breastfeeding and not giving complete basic immunizations. Stratified
multivariable logistic regression shows that the influence of unwanted pregnancy
towards prenatal care, exclusive breastfeeding and complete basic immunization
was also influenced by economic status.
Conclusion. The importance of preventing unwanted pregnancy to improve
maternal and infant health."
2016
T46630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rise Nurhasanah
"Tesis ini membahas pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian kematian bayi di Indonesia dengan menggunakan data sekunder hasil SDKI tahun 2012 yang mencakup 33 provinsi. Analisis dilakukan pada wanita usia subur yang melahirkan anak dalam 5 tahun terakhir sebelum survei. Variabel dalam analisis akan dibatasi pada wanita usia subur, anak terakhir dan tidak kembar. serta beberapa variabel kovariat seperti faktor maternal (wilayah tempat tinggal, pendidikan terakhir ibu, umur pada saat melahirkan, status ekonomi, jarak lahir, paritas dan komplikasi kehamilan), faktor gizi (ASI Segera), dan faktor pelayanan kesehatan (Imunisasi Tetanus Toxoid, pemeriksaan kehamilan sesuai standar, penolong persalinan dan kunjungan neonatal pertama (KN-1)).
Hasil penelitian menyarankan bahwa kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah dengan melakukan sosialisasi menyeluruh meliputi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap program Keluarga Berencana (KB); membuat kelompok pemberdayaan wanita; melakukan intervensi pra-konsepsi berupa pendidikan kesehatan reproduksi untuk siswa tingkat pendidikan menengah; mengarahkan ibu yang sudah melahirkan untuk menggunakan KB pasca-persalinan dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang); dan meningkatkan peran posyandu.

This thesis studies the influence of an unintended pregnancy on infant mortality in Indonesia by using secondary data from the Demographic and Health Survey in 2012 that covers 33 provinces. The analysis was performed in women of childbearing age who gave birth in the last 5 years prior to the survey. Variables in the analysis will be restricted to women of childbearing age, the last child and not twins. as well as variables covariates such as maternal factors (region of residence, last education of mothers, age of childbirth, economic status, birth interval, parity and pregnancy complications), nutritional factors (breast milk immediately), and Health Services factors (Tetanus Toxoid Immunization, antenatal care, give birth care, and first neo natal visit (KN-1)).
Results of the study suggest that unintended pregnancies can be prevented by socialization includes Communications, Information and Education for the Family Planning Program; create a group of women's empowerment; Pre-conception intervention in the form of reproductive health education for secondary level students; Directing mothers who had given birth to use post-natal Contraception with LTCM (Long-Term Contraceptive Methods); and enhance the role of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Syafei
"ABSTRAK
Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi bahkan paling tinggi di Asia Tenggara. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Kematian bayi neonatal (0-30 hari) di Indonesia memberikan proporsi terbesar dibanding dengan proporsi segmen kematian bayi lain dalam angka kematian bayi 0-1 tahun. Secara nasional proporsinya ± 40% (Depkes RI, 1991). Di Kabupaten lndramayu 1990 proporsi kematian bayi neonatal itu ± 47% dari kematian bayi 0-1 tahun.
Salah satu kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah anemia ibu hamil.
Masalah anemia pada ibu hamil sudah menjadi masalah nasional dan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia antara 50 - 70% (SKRT,I992).
Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang seberapa besar hubungan anemia ibu hamil dengan kematian bayi neonatal di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan disain kohort retrospektif dengan data sekunder yang diambil dari data hasil penelitian Study Prospektif KB-Kes oleh PUSKA III di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten lndramayu, Jawa Barat tahun 1991-1992.
Penelitian ini menemukan bahwa bayi yang dilahirkan oleh :
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebih tinggi 3,36 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil dengan anemia ringan. Hubungan ini bermakna secara statistik dengan p=0,O2.
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebiih tinggi 1,88 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil tidak anemia.
Dari hasil analisis stratifikasi didapatkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang merupakan faktor resiko dan dapat mempengaruhi hubungan ibu hamil dengan anemia berat dan ibu hamil tidak anemia yaitu antara lain : jarak kelahiran, berat bayi lahir, pelayanan antenatal , umur ibu.

ABSTRACT
Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.;Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about
1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>